I. TUJUAN
cair
merupakan
zat
yang
dapat
berubah
bentuk
sesuai
dengan
wadahnya(tempatnya). Karena, gaya tarik antar pertikel lebih lemah dibandingkan dengan
zat padat. Jarak antara partikel yang tetap menyebabkan zat cair memilikivolume tetap,
gerakan partikel yang lebih lincah menyebabkan zat cair selalu mengikuti bentuk
wadahnya.
Gas merupakan suatu fase benda dalam ikatan molekul, bisa berbentuk cairan, benda
padat, ikatan molekul akan terlepas pada suhu titik uap benda. Gas mempunyai
kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang
mengisi pada besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka
mengembang dan mengisi ruang di manapun mereka berada. Partikel-partikel zat gas
memiliki sifat sebagai berikut :
Gas-gas akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika ditempatkan dalam
tetapi kalau dimasukkan ke dalam tempat yang lebih besar dari volume semula, gas dapat
mengisi tempat itu secara merata. Dimana gas mempunyai sifat-sifat khusus antara lain :
tertentu. Jika pengukuran dilakukan pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm, volume molar gas
disebut sebagai volume molar standart. Hal itu disebabkan keadaan suhu 0oC dan tekanan 1
atm merupakan keadaan standar gas dan disingkat STP (Standard Temperature and
Pressure).
Gas melakukan tekanan pada permukaan apapun ketika saling bersentuhan, kerena
molekul-molekul gas senantiasa dalam keadaan bergerak. Atmosfer yang mengelilingi
bumi adalah campuran dari berbagai gas. Tekanan Atmosfer adalah tekanan yang diberikan
oleh atmosfer bumi. Nilai sesungguhnya dari tekanan atmosfer bumi tergantung pada letak,
suhu dan kondisi cuaca. Tekanan atmosfer standar (1 atm) sama dengan tekanan yang
menopang kolom merkuri tepatnya setinggi 760mm (atau 76cm) pada permukaan laut pada
suhu 0oC. Dengan kata lain atmosfer standar sama dengan tekanan 760mmHg, jika mmHg
menyatakan tekanan yang diberikan oleh kolom merkuri setinggi 1mm. Satuan mmHg juga
disebut torr, yang berasal dari ilmuan Italia bernama Evangelista Torricelli yang
menemukan barometer. Maka:
1 torr = 1mmHg
1atm = 760mmHg
= 760 torr
Hubungan antara atmosfer dan pascal adalah
1atm = 101,325 Pa
= 1,01325 x 105 Pa
dan karena 1000 Pa = 1kPa (kilopascal)
1atm= 1,01325 x 102.
Untuk gas ideal berlaku persamaan:
PV=nRT
Dimana
1
V
Hukum Boyle berbunyi : Tekanan dari sejumlah tetap suatu gas pada suhu
yang dijaga konstan adalah berbanding terbalik dengan volumenya.
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ;
sehingga diperoleh :
P1.V1 = P2.V2
Hubungan Suhu-Volume: Hukum Charles dan Gay-Lussac
Hukum
Boyle
tergantung
pada
suhu
sistem
yang
dijaga
konstan.
V1 P1 T1
V2 P2 T2
Hubungan Volume-Jumlah Gas: Hukum Avogadro
Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, sejumlah
volume yang sama dari gas-gas yang berbeda mengandung jumlah molekul (atau atom
jika gasnya adalah monoatomik) yang sama pula. Selanjutnya dinyatakn pula bahwa
volume gas apapun harus sebanding dengan jumlah mol dari molekul yang ada
sehingga:
V n
dimana n menyatakan jumlah mol. Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada
tekanan dan suhu konstan volume suatu gas berbanding langsung dengan jumlah mol
gas yang ada.
Persamaan Gas Ideal
Dari hukum-hukum gas yang telah disebutkan, dapat diringkas menjadi:
V
1
P
Hukum Boyle
Hukum Charles
: V T
Hukum Avogadro
: V n
nT
P
nT
P
PV = nRT
P = tekanan total (atm)
V= Volume (L)
n = mol gas (mol)
R = konstanta (0,082 L.atm/K.mol)
T = temperature (K)
Korek Api
Massa Awal
Massa Akhir
yang Berubah
(gram)
(gram)
Menjadi Gas
15,8
(gram)
2,1
17,9
b. Cairan Butana
Volume
Objek
Awal
(mL)
Cairan Butana
berubah menjadi
(mL)
gas
(mL)
1025
VI. PERHITUNGAN
1. Korek Api
Massa awal korek api = 17,9 gram
Massa akhir korek api = 15,8 gram
Massa cairan butana yang berubah menjadi gas = 17,9 gram 15,8 gram
= 2,1 gram
2. Cairan Butana
Volume awal = 4 mL
Volume akhir = 0 mL
Volume gas butana = 1025 mL
V butana cair
4 ml
1 ml
=
=
V butana gas 1025 ml 256,25 ml
Jawab :
Mr : ?
Jawab :
P.V = n.R.T
P.V =
m
R T
Mr
Mr =
m R T
PV
Mr =
Mr = 50,4 gram/mol
VII. PEMBAHASAN
Perbandingan antara volume cair dan butana dengan volume gas butana adalah sebagai
berikut :
V butana cair
4 ml
1 ml
=
=
V butana gas 1025 ml 256,25 ml
Dalam praktikum volume molar gas digunakan butana cair dari korek api yang bahan
bakarnya dari butana. Wujud dari butana yang digunakan adalah berwujud cair, berwarna
bening dan biasanya digunakan untuk bahan bakar diantaranya pengisian tabung gas LPG dan
pengisian korek gas. Jika dilihat dari rumus molekul butana adalah C4H10 dengan massa relatif
58 gram/mol.
Massa awal korek api yang digunakan dengan massa akhir terdapat perubahan,massa
awal korek api sebesar 17,9 gram sedangkan massa akhir korek api adalah 15,8 gram.
Sehingga dalam percobaan kali ini dihasilkan massa cairan butana yang berubah menjadi gas
sebesar 2,1 gram.
Ketika melakukan pengisian air di tabung lalu tabung dibalik dalam ember. Didalam
tabung tersebut tidak boleh ada gelembung karena dapat mempengaruhi volume air yang ada
di dalam tabung (dalam ember). Tabung yang digunakan kali ini mempunyai volume sebesar
500 ml.
Pada cairan butana, volume awal yang diketahui sebelum digunakan adalah 4 mL.
Setelah dilakukan percobaan volume menjadi 0 (habis). Cairan tersebut ketika di celupkan ke
dalam ember yang berisi air dan tabung reaksi yang dibalik, cairan tersebut berubah menjadi
gas, diwujudkan dengan adanya gelembung saat di dalam air. Gelembung tersebut membuat
air dalam tabung berkurang dan menujukkan bahwa berkurangnya air tersebut adalah gas
butana dari korek tersebut. Sehingga didapatkan hasil volume gas butana sebesar 1025 mL.
Berdasarkan hasil praktikum volume molar gas, terjadi perbedaan Mr gas butana yang
diujikan dengan Mr gas butana murni. Dengan suhu 27oC, Mr butana yang diujikan diperoleh
50,4 gram/mol, sedangkan gas butane murni adalah 58 gram/mol. Perbedaan ini disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya :
Klep dari korek api tidak diikat dengan pipa karet, sehingga kadang-kadang tertutup
sebentar karena tangan praktikan kelelahan memegang klep korek api.
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan ini, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:
Keraatan molekul gas sangat kecil sehingga volumenya mudah berubah-ubah sesuai
dengan tempatnya.
Volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu dinyatakan dengan volume molar gas.
Volume molar standar adalah volume molar gas apabila pengukuran dilakukan pada
tekanan 1 atm atau pada suhu 0oC.
Menentukan volume molar gas pada keadaan standar dilakukan dengan menimbang
sejumlah volume gas tertentu dalam tabung yang sudah diketahui berat kosong tabung
gas tersebut pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm.
Rumus persamaan gas ideal adalah PV = nRT. Rumus persamaan gas ideal ini diperoleh
dari hukum gas ideal yaitu :
Hukum Boyle : pada suhu tetap dan jumlah mol tetap berlaku P 1/V
Hukum Charles : pada tekanan dan jumlah mol tetap, maka V T
Hipotesa Avogadro : pada tekanan dan suhu tetap, maka V n
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga. Jakarta
:Erlangga.
Laboratorium Kimia Dasar. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Bukit Jimbaran
: Jurusan Kimia, F.MIPA, UNUD.
Wikipedia. 2013. Gas. http://id.wikipedia.org/wiki/Gas.
Sudarmo, Unggul.2004.Kimia Untuk SMA.Jakarta : Erlangga
10
LAMPIRAN 1
1. Pertanyaan : Hitunglah perbandingan dari volume gas butana dengan volume cairan
butana yang massanya sama.
Jawaban : perbandingan volume gas butana dengan volume cairan butana yang
massanya sama adalah :
Volume gas butana
4
1
1025
256,25
2. Pertanyaan : Gas yang keluar dari sumber gas ditampung sebanyak 1,30 liter. Berat
gas tersebut adalah 2,9 gram. Bila suhu dan tekanan pada kondisi tersebut adalah 27 oC
dan 72 cmHg. Hitunglah massa 1 mol gas tersebut.
Jawaban:
Diketahui :
V : 1,3 L
m : 2,9 gram
T : 27oC = 300K
11
P : 72 cmHg =
720 mmHg
1atm
=0,95 atm
760 mmHg
R : 0,082 Latm/Kmol
Ditanya : Massa 1 mol gas tersebut (Mr)..?
Jawab :
P.V = n.R.T
P.V =
m
R T
Mr
Mr =
m R T
PV
Mr =
Mr = 57,765 gram/mol
LAMPIRAN 2
12