Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

VOLUME MOLAR GAS

Oleh :

Jodie Basaria Butler

1808511003

KELOMPOK 1A

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
I. Tujuan
1. Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda
2. Mempelajari cara penentuan tetapan gas dan volume molar gas
3. Memahami hukum Boyle
4. Memahami hukum Charles
5. Memahami hukum Gay-Lussac

II. Dasar Teori

Gas dapat dimampatkan dalam tempat tertutup, tetapi kalau dia dimasukkan
kedalam tempat yang lebih besar dari volume semula, dia dapat mengisi tempat itu
secara merata. Dimana gas mempunyai sifat-sifat khusus antara lain:
a. Peka terhadap perubahan temperatur
b. Peka terhadap perubahan tekanan
Zat cair dan zat padat mempunyai sifat yang berlainan dengan gas dimana zat
cair dan zat padat tidak peka terhadap perubahan tekanan dan sedikit sekali
mempunyai kemampuan untuk mengisi tempat secara merata (Brady, 1999).
Sifat fisis zat mempengaruhi wujudnya, yaitu padat, cair atau gas. Diantara
ketiga wujud ini, sifat gas lebih sederhana dibandingkan wujud lainnya. Terdapat
empat variabel penting yang mempengaruhi sifat-sifat fisis gas yakni suhu, tekanan,
volume dan jumlah gas. Gas memiliki karakteristik sebagai berikut : bentuk dan
volumenya mengikuti wadahnya , dapat dimanfaatkan , kecepatan paling rendah , dan
dapat bercampur secara sempurna dalam satu wadah (Purwoko, 2006).
Campuran gas misalnya suatu campuran menempati sebuah wadah pada suhu
tertentu. Tekanan parsial sebuah gas seolah-olah tekanan gas ditimbulkan sendiri jika
ia berada dalam wadah itu. Hukum Dalton kemungkinan menyatakan bahwa tekanan
total adalah jumlah tekanan parsial setiap gas. Hukum ini berlaku pada kondisi yang
sama seperti hukum gas ideal itu sendiri dengan pendekatan tekanan sedang,tetapi
cermat jika tekananya diturunkan (Oxtoby, 2001).
Volume molar (simbol Vm) adalah volume dari 1 mol dari suatu unsur atau
senyawa kimia pada temperatur dan tekanan tertentu. Berbeda dengan massa molar,
volume molar setiap unsur atau senyawa tidak dipengaruhi oleh rumus molekulnya,
namun oleh tekanan dan temperatur dimana zat tersebut diukur. Definisi formal
volume molar adalah

Dimana V adalah volume dan n adalah jumlah mol partikel. Rumus di atas
dapat diubah lagi dengan mensubstitusikan nilai dan dari persamaan berikut

Koefisian reaksi menyatakan perbandingan mol-mol dari zat-zat yang ada


dalam reaksi. Dalam hal reaksi gas,koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan
volume gas yang terlibat reaksi awal pada P,T yang sama (menurut Hukum Gay-
Lussac). Hubungan antara volume gas standar dengan jumlah mol. Hubungan volume
molar gas menunjukkan volume 1 mol gas pada keadaan standar ( Wahyuni, 2003).
Hukum – hukum yang berkaitan dengan gas meliputi :
1. Hukum Boyle
Boyle mengatakan bahwa jika suhu dijaga konstan maka volume (v) sampel gas
berkurang seiring dengan bertambahnya tekanan luar,yakni tekanan atmosfer plus
tekanan akibat penambahan air raksa. Pernyataan Hukum Boyle volume gas pada
suhu tetap berbanding terbalik secara proporsional dengan tekanannya. Hasil tekanan
dan volume suatu gas pada suhu tetap adalah konstan.
2. Hukum Charles dan Gay Lussac
Jeagues Charless dan Gay Lussac mengamati bahwa tekanan tetap suatugas
akan mengembang bila dipanaskan dan sebaliknya menyusut bila didinginkan.
Hukum Charless dan Gay Lussac berbunyi “volume suatu gas pada tekanan tetap
proporsional dengan suhu absolutnya”.
3. Hukum Avogadro
Berdasarkan hasil penyelidikan Boyle,Charless dan Gay Lussac Amedeo
Avogadro mengajukan hipotesis bahwa “pada suhu dan tekanan yang sama,semua gas
mengandung jumlah molekul (atom) yang sama.” Persamaan umum gas : empat
kuantitas (variabel) yang secara lengkap sejumlah tertentu gas:M,V,T dan P.
Banyaknya yang ada juga dapat dinyatakan dalam banyaknya mol (n) sebagai ganti
massanya. Volume suatu gas sebanding langsung dengan banyaknya mol yang ada.
Jumlah mol n pada temperatur yang mutlak berbanding terbalik dengan P.
Gabungannya dalam satu pernyataan dari hukum Boyle,Charless,Gay Lussac dan
Avogadro ini disebut hukum gas ideal,secara matematis
(Pudjaatmaka, 1998).
Gas melakukan tekanan pada permukaan apapun ketika saling bersentuhan,
karena molekul – molekul gas senantiasa dalam keadaan bergerak. Atmosfer yang
mengelilingi bumi adalah campuran dari berbagai gas. Tekanan atmosfer adalah
tekanan yang diberikan oleh atmosfer bumi. Nilai sesungguhnya dari tekanan
atmosfer tergantung pada letak, suhu, dan reaksi cuaca. Barometer merupakan alat
yang paling lazim digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer. Definisi mula –
mula dari standar atmosfer sama dengan tekanan yang dilakukan kolom air raksa
setinggi 760 mmHg pada permukaan air laut dan pada temperatur 0oC.
1 atm = 760 mmHg
Satuan Internasional (SI) tekanan adalah Pascal (Pa) didefinisikan 1 newton
(satuan Internasional untuk gaya) per meter persegi.
1 Pa = 1 N/m2
(Pudjaatmaka, 1998).
Pada kondisi temperatur dan tekanan standar (T = 273 K dan P = 1atm), volume
molar gas ideal adalah 22,4 liter/mol. Pada kondisi ruangan (Room Temperature and
Pressure, dimana T = 298 K dan P = 1 atm), volume molar gas ideal adalah 24
liter/mol. Hal ini dapat dibuktikan dengan memasukkan nilai T dan P ke dalam
persamaan gas ideal.
III. Metode Praktikum
III.1 Alat
- Gelas ukur 250 mL
- Ember
- Neraca analitik

III.2 Bahan
- Air
- Butana Cair (dari korek api)

III.3 Cara Kerja

Korek api yang bahan bakarnya butana dan dindingnya tembus cahaya
disiapkan dan ditimbang lalu diperkirakan volume dari cairan butana dalam korek api
tersebut. Lalu, gelas ukur yang berisi penuh air diletakkan terbalik di atas ember yang
berisi air. Gelas ukur tersebut berfungsi sebagai alat penampung gas. Selain itu,
disiapkan pula 2 gelas ukur lain yang penuh air.

Klep dari korek api dibuka dan diletakkan di bawah alat penampung gas
sehingga gas yang dibebaskan tertampung. Alat penampung ditandai dan dicatat bila
telah penuh kemudian diganti dengan alat penampung yang lain. Lalu, dilanjutkan
mengumpulkan gas yang dibebaskan sampai korek api tersebut hampir kosong.
Setelah itu, klep dari korek api tersebut ditutup. Semua gas butana yang dikumpulkan
dicatat. Lalu, korek api tersebut ditimbang dan diperkirakan volume dari cairan
butana yang berubah menjadi gas. Selanjutnya perbandingan dari volume gas butana
dengan volume cairan butana yang massanya sama dihitung.
IV. Hasil

No. Perlakuan Hasil


1. Korek gas di timbang pada Berat korek sebesar 17,19
neraca analitik gram
2. Gelas ukura dimasukan terbalik -
kedalam embar, berisi penuh air
3. Klep korek api di bukan dan di Timbul gelembung air (gas)
tekan, sambil dimasukan dan air di dalam gelas ukur
kedalam gelas ukur di dalam berkurang.
ember
4. Klep ditekan sampai cairan pada Volume gas 1256 mL
korek api habis, dan kemudian
di catat volume gas nya
5. Ditimbang kembali koreknya Berat korek gas kosong
yang sudah kosong sebesar 14,68 gram
Tabel (4.1) Hasil Percobaan Molar Gas

V. Perhitungan

a. Menentukan Mr gas Butana (C4H10)

Seperti kita ketahui, Mr gaa butane menurut table periodik unsur adalah sebesar
58 gram/mol. Dari percobaan yang telah dilakukan kita dapat mengetahui Mr
butane melalui perhitungan, yaitu :

Diketahui :

Volume gas butane = 1256 mL = 1,256 L

Massa gas butane = 17,19 – 14,68 gram = 2,51 gram

T = 27˚C = 300K

P = 1 atm
R = 0,082 L.atm/K.mol

Ditanya Mr Butana = ?

Jawab :

PV = n R T

M
1 x 1,256 = x RT
Mr

2,51
1,256 = x 0,082 x 300
Mr

61,746
Mr =
1,256

Mr = 49,16 gram/mol

VI. Pembahasan

Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan volume relatif dari zat dalam
wujud yang berbeda. Digunakan butana cair yang diperoleh dari korek gas yang
bahan bakarnya dari butana. Wujud dari butana yang digunakan adalah wujud cair,
berwarna bening dan biasanya digunakan untuk bahan bakar. Di antaranya pengisian
tabung gas LPG dan pengisian korek gas.
Dalam praktikum ini digunakan korek api dari bahan butana berwujud cair.
Setelah percobaan dalam praktikum ini dilakukan, diperoleh data pengamatan berupa
massa awal korek api seberat 17,19 gram dan massa akhir seberat 14,68 gram,
perkiraan volume awal butana dalam korek api sebanyak 4 ml serta tidak menyisakan
volume akhir. Kemudian saat pengukuran volume gas dalam gelas ukur, didapatkan
volume gas mencapai 1256 ml saat cairan butana dalam korek api habis. Sehingga
dapat dihitung volume cairan butana dengan cara volume awal butana dikurangi
volume akhir butana sebanyak 4 ml. Begitupula dengan massa butana yang
digunakan dapat dihitung dengan menghitung selisih massa korek api awal dikurangi
massa korek api akhir yaitu 2,51 gram.
Dari hasil data percobaan tersebut, dapat diperoleh perbandingan dari volume
cairan butana dengan volume gas butana yang massanya sama yaitu 4 ml berbanding
1256 ml atau disederhanakan menjadi 1 ml berbanding 314 ml. Data ini kemudian
dihitung menggunakan hukum avogrado yaitu pada tekanan dan suhu konstan,
volume suatu gas berbanding langsung dengan jumlah mol gas yang ada. Sehingga
didapatkan massa 1 mol gas butana atau massa molekul relatif (Mr) pada percobaan
ini sebesar 49,16 gr/mol. Tetapi menurut literatur, butana dengan rumus kimia C 4H10
ini memiliki massa molekul relatif sebesar 58 gram dengan perhitungan empat dikali
massa atom karbon sebesar 12 ditambah sepuluh dikali satu yang merupakan massa
atom hidrogen. Sehingga diperoleh massa molekul relatifnya yaitu 58 gram/mol.
Sehingga diperoleh bahwa massa molekul relatif butana dalam percobaan tidak
sama dengan massa molekul relatif butana pada literatur. Perbedaan ini dapat
disebabkan karena ketidaktelitian melihat hasil pengukuran saat menimbang massa
korek api awal maupun akhir. Dapat juga disebabkan karena tidak teliti dalam
memperkirakan volume awal butana dalam korek api. Selain itu, gas dan suhu juga
sangat mempengaruhi keadaan suatu gas. Gas butana yang digunakan ini berasal dari
korek api yang bebas dibeli di toko, sehingga kemurnian gas ini tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu pula, suhu ruangan jelas berbeda dengan suhu saat
keadaan gas tersebut ada dalam keadaan bebas di udara. Semua itu dapat menjadi
faktor ketidaksesuaian massa molekul relatif gas butana dalam percobaan dengan
literatur.
VII. Kesimpulan
Ada pula kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :
1. Kerapatan molekul gas sangat kecil sehingga volumenya mudah berubah-ubah
sesuai dengan tempatnya.
2. Hukum Charless dan Gay Lussac berbunyi “volume suatu gas pada tekanan
tetap proporsional dengan suhu absolutnya”.
3. Boyle mengatakan bahwa jika suhu dijaga konstan maka volume (v) sampel
gas berkurang seiring dengan bertambahnya tekanan luar,yakni tekanan
atmosfer plus tekanan akibat penambahan air raksa.
4. Berdasarkan hasil penyelidikan Boyle,Charless dan Gay Lussac Amedeo
Avogadro mengajukan hipotesis bahwa “pada suhu dan tekanan yang
sama,semua gas mengandung jumlah molekul (atom) yang sama.”
5. Dari hasil perhitungan percobaan ini diperoleh massa 1 mol gas butana adalah
49,16 gr/mol sedangkan menurut literatur adalah 58 gr/mol. Terdapat
ketidaksesuaian dalam percobaan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain:
1. Ketidaktelitian dalam pengukuran massa korek api awal dan akhir.
2. Ketidaktelitian dalam memperkirakan volume cairan butana yang
digunakan.
3. Ketidakmurnian gas butana yang digunakan.
4. Selain itu, gas dan suhu juga sangat mempengaruhi keadaan suatu gas.
Keadaan gas yang diukur dalam suhu ruangan tentu jelas berbeda dengan
suhu saat keadaan gas tersebut ada dalam keadaan bebas diudara.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James, E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa
Aksara.

Oxtoby, David, W.H.P, dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Ke-4 Jilid 1
Jakarta : Erlangga.

Pudjaatmaka, A. H. 1998. Ilmu-Ilmu Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Purwoko, Agus, Abh. 2006. Kimia Dasar 1. NTB : Mataram University Press.

Staff Kimia Dasar. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Jimbaran : Prodi Kimia
Universitar Udayana

Wahyuni, Sri. 2003. Kimia Master . Jakarta : Erlangga.


Lampiran 1
Pertanyaan

Gas yang keluar dari sumber gas yang ditampung sebanyak 1,30 liter.
Berat gas tersebut adalah 2,9 gram. Bila suhu dan tekanan pada kondisi
tersebut adalah 27oC dan 72cmHg. Hitunglah massa 1 mol gas tersebut.

Penyelesaian :

Diketahui : V = 1,30 L
m = 2,9 gram
T = 27oC = 300 K
P = 72 cmHg
= 0,95 atm
Ditanya : massa 1 mol gas tersebut = .... ?
Jawaban : P . V = n . R . T
P.V=m.R.T
Mr
0,95 . 1,3 = 2.9 . 0,082 .300
Mr
Mr = 71,34 = 58 gr/mol
1,23
mol = m
Mr
= 2,9
58
= 0,05 mol
n1 = m1
n2 m2
0,05 = 2,9
1 x
0,05 x = 2,9
x = 58 gram
Jadi, massa 1 mol gas tersebut adalah 58 gram.

Anda mungkin juga menyukai