Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Gas merupakan zat tidak berbentuk, tidak terlihat, tidak berbau, pada konsentrasi

rendah dengan perubahan suhu dan tekanan dapat berubah menjadi cair atau padat,

mengisi ruangan pada suhu dan tekanan normal. Dialam semesta sangat berlimpah dan

banyak jenis-jenis gas. Gas dibagi menjadi dua jenis, yaitu gas ideal dan gas nyata (gas

non ideal). Sifat antara gas ideal dan nyata berbeda, tetapi banyak gas berperilaku kira-

kira seolah-olah ideal pada suhu dan tekanan kerja biasa, dengan asumsi:

1. Gas-gas terdiri dari molekul-molekul yang berada dalam gerakan acak konstan

dalam garis lurus.

2. Molekul berperilaku sebagai bidang yang kaku.

3. Tekanan disebabkan oleh tabrakan antara molekul dan dinding wadah.

4. Semua tabrakan, baik di antara molekul itu sendiri, dan antara molekul dan

dinding wadah, sangat elastis. (Artinya: tidak ada kehilangan energi kinetik

selama tabrakan.)

5. Suhu gas sebanding dengan energi kinetik rata-rata molekul.

6. Dan kemudian dua asumsi yang sangat penting, karena ini adalah dua cara paling

penting di mana gas nyata berbeda dari gas ideal.

7. Tidak ada (atau seluruhnya dapat diabaikan) gaya antar molekul antara molekul

gas
8. Volume yang ditempati oleh molekul itu sendiri sepenuhnya dapat

diabaikan relatif terhadap volume wadah. (Leony Sanga Lamsari Purba,

2019).

Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu

sama lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak

diantara molekul-molekulnya sehingga gas akan mengembang dan mengisi

seluruh ruang yang ditempatinya ,bagaimana pun besar dan bentuknya. Sifat-

sifat ini dimiliki oleh gas inert (He, Ne, Ardan lain-lain) dan uap Hg dalam

keadaan yang sangat encer. Gas yang umumnya terdapat di alam (gas sejati)

misalnya: N2, O2, CO2, NH3 dan lain-lain sifat-sifatnya agak menyimpang dari

gas ideal.(Bregas S T Sembodo, 2012).

Gas ideal adalah suatu gas yang memiliki sifat sebagai berikut: (Maulida, 2019)

1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom atau molekul-molekul)

yang jumlahnya banyak sekali dan antar partikelnya tidak terjadi gaya

tarik- menarik.

2. Setiap partikel gas bergerak dengan arah sembarangan atau secara acak ke

segala arah.

3. Setiap tumbukan yang terjadi berlangsung lenting sempurna.

4. Partikel gas terdistribusi merata dalam seluruh ruangan.

5. Jarak antara partikel itu jauh lebih besar daripada ukuran partikel

6. Volume molekuladalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume

yang ditempati oleh gas tersebut.

7. Berlaku hukum Newton tentang gerak.


Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah

satunya adalah dengan menggunakan piknometer. Piknometer adalah suatu alat

yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenisnya.

Berikut contoh gambar dari piknometer ( La Ode,2017).

Kerapatan gas dipergunakan untuk menghitung berat molekul suatu gas,

ialah dengan cara membendungkan suatu volume gas yang akan dihitung berat

molekulnya dengan berat gas yang telah diketahui berat molekulnya (sebagai

standar) pada temperatur atau suhu dan tekanan yang sama. Kerapatan gas di

denfinisikan sebagai berat gas dalam gram per liter. Untuk menentukan berat

molekul ini maka ditimbang sejumlah gas tertentu kemudian diukur pVdan T-

nya. Menurut hukum gas ideal:

P V = n R T dimana n = m/BM

sehingga :

P V = (m/BM) RT

Dengan mengubah persamaan

P (BM) = (m/V) RT

Dimana :

BM : Beratmolekul

T : Suhu absolute

P : Tekanan gas

R : Tetapan gas ideal

V : Volume gas
ρ : Massa jenis
Bila gas ideal sifat-sifatnya dapat dinyatakan dengan persamaan yang

sederhana ialah P V = n R T, maka sifat-sifat gas sejati hanya dapat dinyatakan

dengan persamaan, yang lebih kompleks lebih-lebih pada tekanan yang tinggi

dan temperatur yang rendah. Bila diinginkan penentuan berat molekul suatu gas

secaratelitimakahukum-hukum gas ideal dipergunakan pada tekanan yang

rendah.Tetapi akan terjadi kesukaran ialah bila tekanan rendah maka suatu berat

tertentu dari gas akan mempunyai volume yang sangat besar. Untuk suatu berat

tertentu bila tekanan berkurang volume bertambah dan berat per liter berkurang.

Kerapatan yang didefinisikan dengan W/V berkurang tetapi perbandingan

kerapatan dan tekanan d/p atau W/PV akan tetap, sebab berat total W tetap dan

bila gas dianggap gas ideal P V juga tetap sesuai dengan persamaan berikut:

PV=RT

M = R T = (d/p)o R T

Hukum gabungan gas untuk suatu sampel gas menyetakan bahwa

perbandinganp V/T adalah konstan. Sebetulnya untuk gas-gas real (nyata) seperti

metana (CH3) dan oksigen dilakukan pengukuran secara cermat, ternyata hal ini

tidak benar betul. Gas hipotesis yang dianggap akan mengikuti hukum gabungan

gas pada berbagai suhu dan tekanan hukum gabungan gas padaberbagaisuhudan

tekanan disebut gas ideal. Gas nyata akan menyimpang dari sifat gas ideal.Pada

tekanan yang relatif rendah termasuk pada tekanan atmosfer serta suhu yang

tinggi, semua gas akan menempati keadaan ideal sehingga hukum gas gabungan

dapat dipakai untuk segala macam gas yang digunakan.


Bila suatu cairan volatile dengan titik didih kecil dari 100°C ditempatkan

dalam Erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya.

Kemudian Erlenmeyer terebut dipanaskan sampai 100°C maka cairan akan

menguap dan uapnya akan mendorong udara yang ada didalamnya keluar,

sampai akhirnya uap ini akan berhenti keluar bila keadaan setimbang dicapai

yaitu tekanan uap cairan sama dengan tekanan udara luar. Pada keadaan ini

erlenmeyer hanya berisi uap cairan dimana pada saat itu volume sama dengan

volume erlenmeyer dan tekanan sama dengan tekanan udara luar serta suhu sama

dengan titik didih air dalam penangas yaitu (100°C),erlenmeyer didinginkan dan

ditimbang sehingga massa gas diperoleh, kemudian dengan persamaan (3) berat

senyawa dapat ditentukan (Agus,2012).

Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat

digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Dalam hal ini

menyarankan konsep gas ideal, yakni gas yang akan mempunyai sifat sederhana

yang sama dibawah kondisi yang sama. (Bregas S T Sembodo, 2012).

Pada ruang tertutup keadaan suatu gas ideal dipengaruhi oleh tekanan,

suhu, volume dan jumlah molekul gas. Ternyata, ada beberapa hukum yang

menjelaskan keterkaitan antara keempat besaran tersebut.

1. Hukum Boyle (Robert Boyle)

“Jika suhu suatu gas dijaga konstan, maka tekanan gas akan berbanding

terbalik dengan volumenya”.Secara matematis dirumuskansebagai :

P V = Konstan atau P1V1 = P2V2

2. Hukum Charles (Jacques Charles)


“Jika tekanan suatu gas dijaga konstan, maka volume gas akan

sebanding suhu mutlaknya”.

3. Hukum Gay-Lussac (Joseph Louis Gay-Lussac)

“Jika volume suatu gas dijaga konstan, tekanan gas akan sebanding

dengan suhu mutlaknya”.

4. Hukum Boyle-Gay Lussac

“Hasil kali antara tekanan dan volume dibagi suhu padasejumlah partikel

mol gas adalah tetap”.Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hukum

Charles, yakni hukum gas ideal, disebut gas ideal. Namun, didapatkan,

bahwa gas yang kitajumpai, yakni gas nyata, tidak secara ketat mengikuti

hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada temperatur tetap,

semakin kecil deviasinya dariperilaku ideal. Semakin tinggi tekanan gas,

atau dengan kata lain, semakin kecil jarak inter molekulnya, semakin besar

deviasinya (Leony Sanga Lamsari Purba, 2019).

Metode berat jenis merupakan perbandingan massa suatu zat terhadap massa

sejumlah volume air pada temperatur tertentu. Metode tersebut memiliki

kekurangan yaitu ketidaktepatan pengamatan pada saat cairan telah menguap

semua atau belum yang mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan. Selain

metode konvensional juga digunakan metode instrumental yaitu metode

kromatografi gas. Kromatografi gas merupakan metode yang dinamis untuk

pengesahan dan deteksi senyawa-senyawa yang mudah menguap serta stabil

pada pemanasan tinggi secara kualitatif dan kuantitatif ( Yanti Arisma,2019).


B. Uraian Bahan

1. Alkohol (Dirjen POM Edisi III 1979 Hal

65) Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Alkohol

RM / BM : C2H6O / 46,07

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah

terbakar dengan memberikan nyala biru yang

tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P

dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindeng dari cahaya,

di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai pembilas piknometer dan gelas ukur.

2. Aseton (Dirjen POM Edisi III 1979 Hal

655) Nama Resmi : ACETUM

Nama Lain : Aseton

RM / BM : (CH3)2CO / 58,00

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, mudah

terbakar

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol, dan eter

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel uji


3. Kloroform (Dirjen POM Edisi III 1979 Hal 151) Nama

Resmi : CHLOROFORM

Nama Lain : Kloroform

RM / BM : CHCl3 / 119,38

Pemerian : Cairan tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, rasa

manis dan membakar

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air, mudah larut dalam

etanol mutlak P dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel uji


DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2012. “Penuntun Praktikum Kimia Fisika I”.Universitas Andalas:Padang.


Asmsan La Ode, dkk.2017. “Pemanfaatan Minyak Oli Bekas Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Dengan Pencampuran Minyak Pirolisis”. Universitas Halu Oleo:Kendari
Dr. Maulida, S.T., M.Sc. 2019. “Penuntun Praktikum Termodinamika Teknik Kimia I”.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara:Medan

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

Firdaus, Sirajul dan Tim Asisten. 2021. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. S1 Farmasi
Universitas Megarezky. Makassar.
Purba Leony Sanga Lamsari. 2019. Praktikum Kimia Fisika 1. Universitas Kristen
Indonesia: Jakarta
Sembodo Bregas S T, 2014. Petunjuk Praktikum kimia Fisika. Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
Yanti Arisma.2019. “Optimalisasi Metode Penentuan Kadar Etanol dan Metanol pada
Minuman Keras Oplosan Menggunakan Kromatografi Gas (KG)”. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam:Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai