Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DAMPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA


TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Muhammad Yudha Septian 2008016116


Muhammad Daffa Rizany 2008016261
Cut Hany Widhi Cintya 2008016258
Brian Erlian Fauzi 2008016142
Rahimah 2008016108

UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS HUKUM
JURUSAN ILMU HUKUM
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara menjadi salah satu


sumber energi utama di Indonesia, hal ini dikarenakan ketersediaan batubara
yang melimpah dan biayanya yang murah. Berdasarkan data Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, hingga 20 April 2022 Indonesia memiliki
253 PLTU.1 Meskipun PLTU batubara menjadi salah satu sumber energi
utama di Indonesia dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan
perekonomian masyarakat, penggunaannya berdampak negatif pada
lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.

PLTU batubara memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan


iklim di Indonesia. PLTU batubara merupakan kontributor terbesar emisi gas
rumah kaca di Indonesia, sebesar 78% dari emisi gas rumah kaca pembangkit
listrik thermal.2

Menurut Greenpeace, PLTU bertanggung jawab atas hampir setengah


(46%) dari emisi karbon dioksida dunia3. Dampak nyata perubahan iklim di
Indonesia antara lain, peningkatan suhu rata-rata, perubahan pola curah hujan,
peningkatan intensitas bencana alam, dan ancaman terhadap keberlanjutan
ekosistem dan sumber daya alam.

Perubahan iklim yang dipicu oleh emisi gas rumah kaca dari PLTU
batubara dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan, seperti demam

1
Sarnita Sadya, Peta Sebaran PLTU di Indonesia, Terbanyak di Kalimantan Timur diakses dari
https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/peta-sebaran-pltu-di-indonesia-terbanyak-di-kalimantan-
timur, pada tanggal 22 Juni 2023, pukul 10:48
2
Humas EBTKE, Kajian Potensi Penghematan Energi dan Reduksi Emisi GRK melalui
Benchmarking Kinerja diakses dari
https://ebtke.esdm.go.id/post/2020/09/28/2642/kajian.potensi.penghematan.energi.dan.reduksi.emi
si.grk.melalui.benchmarking.kinerja, pada tanggal 22 Juni 2023, pukul 10:51
3
Della Syahni, Kala PLTU Batubara Picu Perubahan Iklim dan Ancam Kesehatan Masyarakat
diakses dari https://www.ekuatorial.com/2020/03/kala-pltu-batubara-picu-perubahan-iklim-dan-
ancam-kesehatan-masyarakat, pada tanggal 22 Juni 2023, pukul 11;11

2
berdarah, malaria, diare, leptospirosis, dan infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA).4

Oleh karena itu, analisis dampak PLTU Batubara terhadap perubahan


iklim di Indonesia, diharapkan dapat mendorong kesadaran akan pentingnya
transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan, dan
menghasilkan solusi yang berkelanjutan untuk menghadapi tantangan
perubahan iklim yang semakin mendesak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kebijakan dan upaya pemerintah untuk mengurangi dampak


pltu batubara terhadap perubahan iklim di indonesia ?
2. Apa saja alternatif dan solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
mengurangi pengaruh PLTU batubara terhadap perubahan iklim di
Indonesia ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengidentikasi kebijakan dan upaya pemerintah untuk mengurangi


dampak pltu batubara terhadap perubahan iklim di indonesia.
2. Untuk mengetahui alternatif dan solusi yang dapat dilakukan oleh
pemerintah untuk mengurangi pengaruh PLTU batubara terhadap
perubahan iklim di Indonesia.

4
Ibid

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. KEBIJAKAN DAN UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENGURANGI


DAMPAK PLTU BATUBARA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DI
INDONESIA

Pemerintah Indonesia sendiri sebenarnya telah membuat regulasi-


regulasi dalam rangka mengatasi mengurangi dampak penggunaan PLTU
batubara terhadap perubahan iklim, antara lain regulasi yang telah diatur di
Indonesia ialah :

1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi: Regulasi ini


mengatur tentang pengelolaan energi, termasuk penggunaan energi
terbarukan di Indonesia;
2. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai
Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan
Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Dalam
Pembangunan Nasional juga merupakan turunan dari komitmen
pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, Peraturan ini
bertujuan menetapkan sistem nilai ekonomi karbon untuk mencapai target
nasional dan pengendalian emisi gas rumah kaca dalam pembangunan
nasional;
3. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan
Pengembangan Energi Terbarukan: Kebijakan ini bertujuan untuk
mengurangi penggunaan energi fosil dan meningkatkan penggunaan
energi terbarukan;
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.15/2019 tentang
baku mutu emisi pembangkit listrik tenaga termal, Peraturan ini bertujuan
untuk mengendalikan potensi polusi udara yang disebabkan oleh
pembangkit listrik tenaga termal;

4
5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun
2017 tentang Kebijakan Umum Energi Nasional: Peraturan ini mengatur
tentang kebijakan umum energi nasional, termasuk penggunaan energi
terbarukan sebagai pengganti energi fosil;
6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 49 Tahun
2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap
oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero): Peraturan ini
mengatur tentang penggunaan sistem pembangkit listrik tenaga surya atap
oleh konsumen PLN; dan
7. Rencana Umum Energi Nasional: RUEN adalah dokumen perencanaan
strategis yang memuat tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan energi
nasional.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah mengambil beberapa


kebijakan terkait penggunaan PLTU batubara sebagai sumber energi dan
upaya untuk mengurangi dampaknya terhadap perubahan iklim, antara lain:

1. CoFiring PLTU Batubara: Pada Februari 2020, pemerintah Indonesia


mengapresiasi upaya CoFiring PLTU Batubara, yaitu alternatif
mengurangi pemakaian batu bara dengan mengganti sebagian batu bara
dengan bahan bakar energi terbarukan;5
2. Pensiun PLTU Batubara: Pada September 2021, pemerintah Indonesia
mengeluarkan kebijakan untuk mempensiunkan PLTU Batubara.
Kebijakan ini penting untuk akselerasi dekarbonisasi sistem energi
Indonesia;6
3. Penutupan PLTU Batu Bara pada 2050: Presiden Joko Widodo
menegaskan pemerintah akan menutup PLTU Batu Bara pada tahun 2050,
sejalan dengan pesan tiga pilar transisi energi di forum Presidensi G20.

5
Kementrian ESDM, Pemerintah Apresiasi Upaya CoFiring PLTU Batubara diakses dari
https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/direktorat-jenderal-ketenagalistrikan/pemerintah-apresiasi-
upaya-cofiring-pltu-batubara, pada tanggal 23 Juni 2023, pukul 7:48
6
IESR, Kebijakan Pensiun PLTU Batubara Penting Untuk Akselerasi Dekarbonisasi Sistem
Energi Indonesia diakses dari https://iesr.or.id/kebijakan-pensiun-pltu-batubara-penting-untuk-
akselerasi-dekarbonisasi-sistem-energi-indonesia, pada tanggal 23 Juni 2023, pukul 7:58

5
Hal ini diharapkan juga diikuti dengan berbagai produk kebijakan dan
mengimplementasikannya dengan peta jalan yang jelas.7

Pemerintah berupaya agar keberadaan pembangkit listrik tenaga


uap (PLTU) di berbagai daerah menjadi lebih ramah lingkungan dan tidak
terlalu berdampak pada keberadaan masyarakat sekitar. Dirjen
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) keberadaan PLTU ramah
lingkungan dijamin dengan Peraturan Menteri Nomor 15. Peraturan
Kehutanan Tahun 2019 tertuang dalam Keputusan Menteri. 15/2019
bahkan menerapkan standar kualitas yang lebih ketat dari sebelumnya.
Dengan peraturan ini, pemerintah tidak akan membiarkan adanya kegiatan
usaha yang mencemari lingkungan, sehingga masyarakat tidak perlu lagi
khawatir dengan PLTU yang menjadi salah satu penyebab bencana alam.
Selain itu, sebagai pemantauan langsung oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dilakukan pembinaan secara terus
menerus agar pengoperasian pembangkit sesuai untuk pemantauan dan
integrasi dengan CEMS (Sistem Pemantauan Emisi Berkelanjutan) melalui
SISPEK (Sistem Informasi Pemantauan Emisi Berkelanjutan Perusahaan).8

Miliaran ton karbon dilepaskan ke atmosfer akibat perubahan iklim


global yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang
berlebihan seperti batu bara, produk minyak bumi, dan gas alam dari
pembangkit listrik, transportasi, dan pabrik.9

2. ALTERNATIF DAN SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK


MENGURANGI PENGARUH PLTU BATUBARA TERHADAP
PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

7
Emir Yanwardhana, Bukan 2025! PLTU Batu Bara Benar Akan Ditutup Tahun Segini.. dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230418103909-4-430882/bukan-2025-pltu-batu-bara-
benar-akan-ditutup-tahun-segini, pada tanggal 23 Juni 2023, pukul 7:48
8
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9&10.
9
“Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan”, Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Vol. 11
No. 2, November 2010, hlm. 137

6
Dalam upaya menghadapi tantangan perubahan iklim, pemerintah
Indonesia terus berupaya mengurangi dampak negatif dari penggunaan PLTU
batubara terhadap perubahan iklim. Berikut ini adalah beberapa alternatif dan
solusi untuk mengurangi dampak dari PLTU batubara terhadap perubahan
iklim di Indonesia:

A. Clean Coal Technology (CCT): CCT dapat menjadi alternatif dalam


mengurangi emisi polutan dan limbah serta meningkatkan efisiensi energi
yang dihasilkan dari tiap ton batubara. CCT dianggap lebih ramah
lingkungan dan efisien dibandingkan PLTU batubara;10
B. Co-firing: Co-firing dapat menjadi alternatif untuk menggantikan sebagian
batubara dengan bahan bakar energi terbarukan pada rasio tertentu,
sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh
PLTU batubara. Namun, Co-firing sebagai sumber energi alternatif masih
memiliki tantangan dan potensi permasalahan baru;11
C. Carbon Capture and Storage (CCS) atau Carbon Capture, Utilization, and
Storage (CCUS): Meskipun CCS belum mampu menarik banyak investasi,
CCS/CCUS merupakan salah satu strategi yang sedang dikembangkan
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca;12
D. Diversifikasi Energi: Menggabungkan berbagai sumber energi terbarukan
seperti energi surya, angin, hidro, biomassa, dan geothermal dalam satu
sistem yang terintegrasi. Dengan memanfaatkan berbagai sumber energi
ini, ketergantungan pada PLTU batubara dapat dikurangi, sehingga dapat
mengurangi emisi gas rumah kaca.13

10
Kementrian ESDM, Clean Coal Technology untuk PLTU Yang Ramah Lingkungan dari
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/clean-coal-technology-untuk-pltu-yang-
ramah-lingkungan, pada tanggal 23 Juni 2023, pukul 9:28
11
BRIN, Teknologi Co-Firing untuk Pembangkit Listrik Ramah Lingkungandari
https://brin.go.id/news/111251/teknologi-co-firing-untuk-pembangkit-listrik-ramah-lingkungan,
pada tanggal 23 Juni 2023, pukul 9:34
12
Mohamad Sidik Boedoyo (2008), Penerapan Teknologi Untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah
Kaca. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. 9, No. 1, hlm 13
13
Yurika, Diversifikasi Energi Dorong Pemanfaatan Energi Terbarukan Secara Optimal dari
https://www.dunia-energi.com/diversifikasi-energi-dorong-pemanfaatan-energi-terbarukan-secara-
optimal/, pada tanggal 23 Juni 2023, pukul 18:11

7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai
Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara
Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Pembangunan
Nasional juga merupakan turunan dari komitmen pemerintah untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca, Peraturan ini bertujuan menetapkan sistem
nilai ekonomi karbon untuk mencapai target nasional dan pengendalian emisi
gas rumah kaca dalam pembangunan nasional

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun


2017 tentang Kebijakan Umum Energi Nasional: Peraturan ini mengatur
tentang kebijakan umum energi nasional, termasuk penggunaan energi
terbarukan sebagai pengganti energi fosil. CCT dianggap lebih ramah
lingkungan dan efisien dibandingkan PLTU batubara Co-firing: Co-firing
dapat menjadi alternatif untuk menggantikan sebagian batubara dengan bahan
bakar energi terbarukan pada rasio tertentu, sehingga dapat mengurangi emisi
gas rumah kaca yang dihasilkan oleh PLTU batubara. Namun, Co-firing
sebagai sumber energi alternatif masih memiliki tantangan dan potensi
permasalahan baru. Capture and Storage (CCS) atau Carbon Capture,
Utilization, and Storage (CCUS)Meskipun CCS belum mampu menarik
banyak investasi, CCS/CCUS merupakan salah satu strategi yang sedang
dikembangkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Diversifikasi Energi
Menggabungkan berbagai sumber energi terbarukan seperti energi surya,
angin, hidro, biomassa, dan geothermal dalam satu sistem yang terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai