Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336739053

PERIZINAN PROYEK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERKAIT IZIN


ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

Article · October 2019

CITATION READS

1 4,376

1 author:

Adinda Putri
Universitas Sriwijaya
2 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Adinda Putri on 23 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERIZINAN PROYEK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
(PLTU) TERKAIT IZIN ANALISIS MENGENAI DAMPAK
LINGKUNGAN (AMDAL)

Oleh:
Adinda Aisyah Putri1
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Kampus Indralaya

ABSTRAK
Kebutuhan listrik pada saat ini dirasa cukup banyak, sebagai negara kepulauan, Indonesia
mempunyai wilayah yang cukup besar. Seiring dengan perjalanan waktu dan persebaran penduduk
pada setiap wilayah atau pulau yang ada di Indonesia mengakibatkan kepadatan penduduk dan
kebutuhan akan listrik pun semakin meningkat di sejumlah daerah.
Salah satunya perkembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
nyatanya tidak sedikit menimbulkan permasalahan, permasalahan yang kerap ditemukan adalah
terkait proses perizinan proyek mencakup izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Tidak hanya itu, dalam pengembangan proyek PLTU, terdapat pula masalah penetapan
lokasi pembanguna yang nyatanya bertentangan dengan AMDAL. Isu perlindungan lingkungan
pun menjadi isu serius.

Kata Kunci: Perizinan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap, AMDAL

1
Adinda Aisyah Putri adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Email: adindasumsago@gmail.com
LATAR BELAKANG
merujuk lampiran Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 menjelaskan tata ruang Indonesia saat ini dalam kondisi
krisis. Krisis tata ruang terjadi karena pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah masih sering
dilakukan tanpa mengikuti rencana tata ruang, tidak mempertimbangkan keberlanjutan dan daya
dukung lingkungan, serta tidak memerhatikan kerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana
alam. Selain itu, sering terjadi konfik pemanfaatan ruang antarsektor dengan penyebab utama
adalah belum diacunya perundangan penataan ruang sebagai payung kebijakan pemanfaatan ruang
bagi semua sektor dan lemahnya penerapan hukum berkenaan dengan pemanfaatan ruang. 2

Permasalahan pemanfaatan ruang juga berbenturan dengan kebutuhan akan pasokan listrik
terkait dengan wilayah atau area pembangunan pembangkit listrik, dan beberapa terkendala
wilayah eksplorasi. Pada sisi yang lain secara implisit Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2005-2009 telah memprioritaskan pembangunan ketenagalistrikan nasional yang ditujukan untuk
memulihkan jaminan ketersediaan tenaga listrik nasional.3
Sejalan dengan prioritas tersebut pemerintah turut melibatkan badan usaha milik negara,
daerah dan swasta sebagaimana termuat dalam program percepatan pembangunan pembangkit
listrik 10.000 MW tahap I didasarkan atas Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2006 yang
menugaskan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara untuk melakukan percepatan pembangunan
tenaga listrik yang menggunakan batu bara. Dalam ketentuan tersebut terdapat rencana
pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mencakup 10 (sepuluh) PLTU di Pulau Jawa
salah satunya adalah PLTU 1 (satu) Jawa Barat dan 25 (dua puluh lima) PLTU di luar Jawa Bali.

2
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
(Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2005), hlm.26.
3
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005-
2009 (Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2005), hlm.21.
PEMBAHASAN
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang mengandalkan
energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik
jenis ini adalah generator yang seporos dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari
uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar
terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal.4

Batubara menghasilkan carbon 29 persen lebih banyak dibandingkan minyak dan 80 persen
lebih banyak dibandingkan gas. Pembakaran batubara di PLTU juga melepaskan berbagai polutan
beracun ke udara seperti NOx, Sox, PM 2,5, Mercury, Arsenik. Batubara yang dibakar di
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memancarkan sejumlah polutan seperti NOx dan SO3,
kontributor utama dalam pembentukan hujan asam dan polusi partikel halus (PM2.5). Masyarakat
ilmiah dan medis juga telah mengungkapkan bahaya kesehatan akibat PM2.5 dari emisi udara
tersebut. PLTU Batubara juga memancarkan bahan kimia berbahaya dan mematikan seperti
merkuri dan arsen. Jelas sangat berbahaya bagi kelanjutan kehidupan masyarakat dan lingkungan,
akan tetapi Indonesia justru menargetkan pembangunan PLTU secara besar-besaran untuk
memenuhi target pasokan energi listrik sebesar 35 ribu MW pada tahun 2019.5
Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 101/2014 soal pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun mengatur, setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
pengelolaan limbah B3. 6
Sementara itu, dengan dampak besar lingkungan yang dihasilkan oleh pembakaran
batubara untuk energi listrik bertentangan dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup (UU PPLH), di dalamnya telah diatur dengan
jelas bahwa pembangunan tidak boleh mementingkan kepentingan investor semata. Pembangunan
juga wajib mempertimbangkan kehidupan sosial masyarakat, flora dan fauna karena itu sangat
berkaitan dengan kelangsungan sebuah kehidupan.
Seperti yang diatur dalam Permen LH No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha atau
kegiatan yang wajib Memiliki AMDAL, pembangunan pembangkit listrik tenaga uap yang
berbahan dasar batubara wajib memiliki AMDAL. Dan dalam proses AMDAL tersebut peran serta
masyarakat sangat penting mualai dari proses konsultasi publik hingga diterbitkannya izin
lingkungan masyarakat harus mengetahui secara jelas mengenai penerbitan dan tujuan dari setiap
bentuk usaha yang akan di laksanakan di wilayah mereka.7

4
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_uap
5
https://www.lbhbali.or.id/index.php/baca-berita/121
6
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
7
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no 17 tahun 2012 tentang pedoman keterlibatan masyarakat dalam analisis
mengenai dampak lingkungan dan penerbitan izin lingkungan serta Peraturan Pemerintah 27 Tahun 2012
Beberapa kelemahan perzinan terdapat kelemahan substantif yang cukup berulang pada
AMDAL yang mendasari penerbitan Izin Lingkungan. Dalam konteks PLTU-B, permasalahan
ilmiah yang terjadi di beberapa wilayah, antara lain:
(a) metode pengambilan data yang tidak valid (data pengujian kualitas udara ambien hanya diambil
pada saat musim hujan);

(b) data udara dan/atau air laut tidak tercantum di dalam Amdal;
(c) dampak penting hipotetik tidak lengkap, misalnya seperti dampak peningkatan kematian dini
yang tidak dihitung serta dampak tersedotnya organisme di laut ketika proses pengambilan air laut
untuk cooling water;
(d) emisi CO2 dan kontribusi usaha dan/atau kegiatan terhadap perubahan iklim tidak
diperhitungkan;

(e) alternatif pengelolaan lingkungan sangat jarang dipertimbangkan;


(f) data kesehatan yang dikutip dalam AMDAL tidak lengkap, sudah tidak sesuai keadaan terkini
(terlalu lampau), atau tidak representatif.8

di Indonesia terdapat puluhan PLTU Batubara tersebar dan beroperasi di Indonesia,


melepaskan jutaan ton polusi setiap tahunnya. Dari waktu ke waktu PLTU tersebut mengotori
udara kita dengan polutan beracun, termasuk merkuri, timbal, arsenik, kadmium dan partikel halus
namun beracun, yang telah menyusup ke dalam paru-paru masyarakat.
UU No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum digunakan
dalam pembangunan PLTU ini dengan skema campur tangan perusahaan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang dalam hal ini adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pemasok
tunggal kebutuhan listrik nasional, dan dalam Inpres Nomor 6 tahun 2013 energi listrik termasuk
dalam kategori pembangunan, untuk itu artinya pengadaan tanah bisa didorong guna pembebasan
lahan dalam setiap pembangunan PLTU.

8
www.Icel.or.id
KESIMPULAN
Terlepas dari hal negatif pembangunan proyek PLTU yang menghasilkan polutan
mematikan, PLTU dianggap lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional dengan biaya
operasi yang lebih murah.

Laporan PT PLN Persero menunjukkan biaya operasi rata-rata pembangkit listrik PT PLN
tahun 2018 mencapai Rp1.160,89/kWh. Biaya ini terdiri dari bahan bakar, pemeliharaan,
penyusutan aktiva, lain-lain, dan pegawai.
Tetapi, pengelolaan lingkungan seharusnya tidak hanya didasari atas aspek ekonomi saja
sehingga pengelolaan lingkungan hanya menguntungkan segelintir kelompok akan tetapi harus
mempertimbangkan ada struktur sosial yang sudah mapan yang tidak bisa dirusak hanya atas
terminologi kepentingan ekonomi.
Diperlukannya juga kepastian terhadap dampak yang ditimbulkan atas pembangunan
PLTU selain harus aman juga dapat dimanfaatkan untuk lingkungan hidup sekitar.
Dalam hal memperoleh izin AMDAL maupun izin lokasi untuk pembangkit listrik tenaga
uap. Tindak lanjut dari kebijakan pembangunan PLTU sudah selayaknya harus melibatkan
masyarakat sekitar yang terkena dampak secara langsung. Lingkungan harus dibahas secara
menyeluruh, karena di dalam lingkungan itu terdapat sendi-sendi kehidupan masyarakat secara
luas, flora dan fauna, budaya, sumber penghidupan masyarakat secara umum yang tidak bisa
dikorbankan, dan harus dijaga keberadaannya sampai antargenerasi untuk sebuah kehidupan yang
berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025 (Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2005), hlm.26.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2005- 2009 (Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2005), hlm.21.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no 17 tahun 2012 tentang pedoman keterlibatan masyarakat
dalam analisis mengenai dampak lingkungan dan penerbitan izin lingkungan serta Peraturan
Pemerintah 27 Tahun 2012
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_uap
https://www.lbhbali.or.id/index.php/baca-berita/121

Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In Decision
Making, Kader Bangsa Law Review, http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In Indonesia,
International Journal of Mechanical Engineering and Technology (IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_10_
08_018.pdf , https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-pp--
nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-pendapatan--
dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir Terhadap Tindakan
Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian Negara Menurut Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Jurnal Nurani,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/2070 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah Di Indonesia,
Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum,
http://www.lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/138/pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Bungin Tinggi,
Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan,
Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Halama
n%20%201-21 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal
Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan
Perwakilan Daerah, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/article/view/6/4 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah
Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,
https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PENYI
TAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFEK_JER
A_Oleh , https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,
https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Memulai Langkah Untuk Indonesia, Researchgate,
https://www.researchgate.net/publication/333700909_MEMULAI_LANGKAH_UN
TUK_INDONESIA_1,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai