Anda di halaman 1dari 25

Optimalisasi Pengelolaan Ekosistem Mangrove dalam 169-181

Mendukung Ketahanan Pangan, Biomassa dan Ekowisata

Nabil Zurba, Edwarsyah, Khairunnas

Penerapan Teknologi Tepat Guna Pengusir Hama Burung 182-188


Otomatis dan Pakan Ikan Otomatis pada Sistem Minapadi

Mahendra dan Muhammad Arif Nasution

Green Design Pembangkit Listrik Piko-Propeller untuk Aplikasi 189-212


pada Aliran Pipa Buangan PDAM

Pribadyo, Hadiyanto, dan Jamari

Kombinasi Legowo dan Ikan Endemik yang Berbeda terhadap 213-221


Produktivitas Padi Ikan pada Sistem Minapadi

Farah Diana dan Mahendra

Jajar Legowo dan Ikan Endemik sebagai Potensi Peningkatan 222-230


Pendapatan Petani pada Sistem Minapadi

Aswal, Cut Andika, dan Raihan Ramadhan Hasibuan

Tentang Editor 231

Tentang Kontributor 232

x
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Green Design Pembangkit Listrik Piko-Propeller
untuk Aplikasi pada Aliran Pipa Buangan PDAM

Pribadyo1*, Hadiyanto2, Jamari3, dan Dailami4


1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Teuku Umar
2 Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Universitas Dipenogoro
3 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Dipenogoro
4 Jurusan Teknik Mesin,

Politeknik Negeri Lhokseumawe

*Korespondensi: pribadyo@utu.ac.id

ABSTRAK

Bukan hanya akses terhadap pangan, tetapi stunting juga terkait dengan kemiskinan
energi, karena keterbatasan akses dan sulitnya distribusi energi bersih adalah satu
diantara penyebab terjadinya penurunan daya saing sumber daya manusia. Selain itu
penyediaan energi yang hingga kini masih didominasi oleh sumber energi fosil, dimana
penggunaan energi fosil dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan dan
lingkungan yang pada akhirnya menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global
dan perubahan iklim. Sejak adanya kesepakatan Paris (Paris Agreement) mengenai
perubahan iklim, banyak negara telah meningkatkan dukungannya terhadap
penggunaan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk upaya net-zero emission
(NZO) di 2050. Tujuan makalah ini adalah untuk memanfaatan sumber energi secara
efisien dengan meminimalkan dampak lingkungan. Penelitian pemodelan komputasi
sudu turbin telah dikembangkan sebelumnya sementara pembuatan model/prototipe
turbin Piko-Propeller dengan spesifikasi runner turbin ditentukan atas beberapa sudut
sudu turbin yaitu 25°, 30° dan 35°. Selanjutnya kinerja turbin sebagai sistem
pembangkit listrik dievaluasi pada saluran pipa buangan PDAM melalui pengukuran
dan perhitungan analisis data dengan parameter yang diperoleh. Green design
pembangkit listrik Piko-Propeller adalah sebuah bentuk inovasi ecosystem teknologi
program merdeka belajar Kampus Merdeka yang memiliki lebih banyak manfaat
ekonomi juga lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil.

Kata Kunci: Green Design, Piko-Propeller, Energi dan Lingkungan, Stunting

PENDAHULUAN

Stunting yang bersifat multidimensional merupakan persoalan pelik yang kini


dihadapai bangsa ini. Bukan hanya akses terhadap pangan, tetapi stunting juga terkait dengan

189
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
kemiskinan energi yang masih terjadi dibanyak penduduk karena keterbatasan akses yang
layak untuk mendapatkan energi terutama pada lokasi tempat tinggal umumnya berada di
daerah-daerah terpemcil yang menambah sulitnya distribusi energi bersih sehingga
membuatnya mahal. Sementara pada skala pertumbuhan penduduk, stunting bisa
menurunkan produktifitas sumber daya manusia yang menyebabkan terjadinya penurunan
daya saing sumber daya manusia (UNICEF, 2018).
Kebutuhan energi akibat populasi adalah tantangan terbesar saat ini dan dimasa
datang, mengingat sektor energi merupakan kebutuhan utama untuk semua proses
perkembangan lainnya. Dengan jumlah penduduk sebesar 261,9 juta jiwa (BPS, 2018),
Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi energi primer terbesardi Asia Pasifik
setelah Cina, India Jepang dan Korea Selatan (ESDM, 2017), atau hampir mendekati 40 persen
dari total penggunaan energi diantara anggota-anggota ASEAN lainnya dan diperkirakan akan
mengalami peningkatan hingga 80 persen diathun 2030 (IRENA, 2017). Karenanya
pemerintah Indonesia telah mengakui pentingnya akses energi, sebagaimana tertuang dalam
UU Energi Indonesia Nomor 30 tahun 2007. Namun demikian, hingga saat ini penggunaan
energi masih didominasi oleh energi yang bersumber dari fosil dengan batubara sebagai
komoditas utama setelah minyak bumi dan gas (IEA 2013).
Penggunaan energi fosil sebagai bahan bakar menimbulkan banyak tantangan, selain
ketergantungannya yang berkelanjutan pada sumber-sumber energi konvensional (yang tidak
dapat diperbarui). Penggunaan energi fosil (minyak bumi dan batubara) menghasilkan emisi
antropogenik dari karbon dioksida gas (CO2, NO2), yang dapat mencemari udara, air dan tanah
(Hossain dkk., 2015), dan dalam jangka waktu lama berkotribusi besar akan terjadinya
pemanasan global (Global Warming) juga perubahan iklim (Climate Change) (Mark Z
Jacobson., 2012).
Semenatara dalam tataran teknis polusi udara dan menghirup asap telah
didentifikasikan sebagai masalah kesehatan masyarakat global, yang menyebabkan penyakit
paru kronis, merugikan perkembangan kesehatan janin, bahkan kematian pada bayi (Bruce
dkk., 2000). Pertemuan KTT Iklim yang digelar hingga 12 Desember 2014 di ibukota Peru di
Lima menyebutkan bahwa, dampak pemanasan global mengakibatkan lapisan es di kutub
utara mencair, naiknya muka air laut dan negara-negara kepulauan kecil akan musnah
tenggelam, sementara suhu dikawasan Eropa akan seperti kawasan gurun di Libya. Demikian
skenario mengerikan yang nyaris mendekati realita. Karenanya banyak negara telah
meningkatkan dukungannya terhadap energi baru dan terbarukan akan ancaman perubahan
iklim (Kaygusuz, 2002).
Meningkatnya permintaan energi untuk listrik dan Kesehatan bersama dengan
meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan telah memperluas minat pada pembangkit
listrik tenaga air. Hal ini sejalan dengan misi pengelolaan energi nasional (REUN) sebagaimana
tertuang dalam peraturan presiden nomor 22 tahun 2017, guna mendorong pengelolaan
energi hijau (Green Energy) yang berwawasan lingkungan aspek keberlanjutan
(Sustainability) menjadi sangat penting dalam pengembangan pembangkit listrik kedepan.
Pemanfaatan energi air sebagai sumber energi didasarkan atas beberapa pertimbangan,
antara lain: energi yang bersumber dari air adalah salah satu bentuk energi terbarukan

190
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
(renewable energy), dan masih belum termanfaatkan dengan maksimal di Indonesia
(Purwanto W., dkk., 2006).
Pembangkit listrik dengan sumber energi air merupakan salah satu bentuk green
technology ramah lingkungan yang murah dan penting untuk masa depan yang berkelanjutan
(Date dan Akbarzadeh, 2009). Pada dasarnya akses ke energi yang terjangkau, andal dan
modern dapat membantu pencapaian delapan tujuan pembangunan berkelanjutan (i) tidak
ada kemiskinan; (ii) tidak ada kelaparan; (iii) kesehatan dan kesejahteraan yang baik; (iv)
Pendidikan berkualitas; (v) kualitas gender; (vi) pekerjaan yang layak dan pertumbuhan
ekonomi; (vii) industri, inovasi dan infrastruktur; dan (viii) kota dan komunitas berkelanjutan
(IEA, 2017). Karenanya program disversifikas, intensifikasi dan konservasi energi disusun
sebagai kebijakan dalam arah pengelolaan energi nasional secara berkesinambungan sebagai
kerangka strategis pembangunan berkelanjutan (BAPENAS, 2020).
Hal ini menyiratkan bahwa layanan energi modern dapat menciptakan peluang baru
untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan manusia. Sementara kemiskinan non-
pendapatan merupakan masalah yang lebih serius daripada kemiskinan pendapatan. Artinya,
pemerintah harus membangun infrastruktur dasar seperti pendidikan, kesehatan, akses air
bersih, sanitasi, jalan dan listrik (Komnas HAM, 2020). Sedangkan infrastruktur yang buruk
membawa pengembalian sosial yang rendah, dan ini menyiratkan pengembalian yang rendah
untuk kegiatan ekonomi. Akhirnya, hal ini dapat menyebabkan rendahnya tingkat investasi.
Dalam kasus pembangkit listrik tenaga air skala besar, pembangkit listrik skala kecil
tentunya memiliki lebih banyak fleksibilitas terutama untuk dihubungkan kedalam jaringan
mini lokal. Pembangkit listrik tenaga air skala kecil membutuhkan ruang lebih sedikit serta
andal dengan biaya yang sangat efektif bila dibandingkan bahan bakar fosil (Mohibullah dkk.,
2004). Pembangkit listrik skala kecil dapat membantu dalam pengaturan aliran air dan
ekonomis (Roque, dkk., 2010). Teknologinya tampaknya menarik bagi negara-negara
berkembang termasuk Indonesia, dimana solusi teknis pembangkit bergantung pada sumber
daya lokal dengan mengoperasikan mesin dari model yang beragam.
Namun demikian dalam perencanaannya turbin air skala kecil tentunya tidak dapat
didasarkan pada metodologi yang sama dengan perencanaan turbin untuk skala besar, karena
terkendala baik dari segi teknik manufaktur maupun biaya juga dampak lingkungan dan sosial
yang ditimbulkan. Mengingat sebagian besar potensinya tersebar didaerah pedesaan dengan
topografi yang bergunung-gunung, sehingga masalah utama yang dihadapi dari pembangkit
listrik untuk lokasi tersebut adalah pasokan turbin yang tidak memadai atau dengan biaya
tinggi (Bozorgi, dkk., 2013). Dari segi teknis aspek utama pembangkit listrik skala kecil
(Picohydro) adalah turbin yang mampu menghasilkan listrik dengan daya maksimum melalui
putaran sudu pada poros turbin. Karenanya perlu perhatian khusus yang harus dipahami
dalam perancangan turbin, salah satunya adalah desain sudu sesuai sumber potensi yang
tersedia.
Penelitian berkaitan dengan sudu turbin untuk pembangkit listrik skala kecil telah
banyak dilakukan, baik dengan eksperimen maupun komputasi (Sutikno P., dkk, 2015; Trivedi
dkk, 2016; Phitaksurachai dkk, 2017;Helmizar dkk, 2018; Bisri H., dkk, 2020). Pribadyo dkk.,
2021, telah melakukan penelitian untuk sudu turbin propeller dengan sudut dimodelkan dan

191
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
laju aliran divariasikan. Simulasi dianalisa menggunakan software Computational Fluid
Dynamics (CFD). Hasil analisa didapati bahwa koefisien daya dan efisiensi maksimum
diperoleh dengan sudut sudu 25° pada laju aliran 0,2 m3/detik. Peneliti lainnya mendapati
bahwa bentuk sudu (propeller) dapat meningkatkan efisiensi sebesar 73,9% (Shukla dan
Parashar, 2017). Lwin Oo, L., Yin Win, S. dan Khaing Zaw Lin, 2018, telah merancang turbin
propeller kapasitas 5 kW dengan sudu berjumlah empat, pada laju aliran 0,38 m3/detik
dengan ketinggian 2,2 meter.
Dari hasil perhitungan didapati diameter pelari 0,310 meter dan diameter hub 0,124
meter. Nishi dkk, 2016, telah menyelidiki desain sudu turbin hidrolik aliran aksial
menggunakan analisis CFD dan membandingkan dengan hasil percobaan. Diketahui bahwa
sudu turbin yang dirancang telah meningkatkan efisiensi secara signifikan sebesar 0,768%.
Karya lain oleh Djodikusumo, Diasta, dan Koeshardono, 2016, pemodelan 3D sudu turbin
propeller yang dirancang menggunakan Autodesk Inventor dan disimulasikan dengan software
CFD menunjukkan efisiensi hidrolik berkisar antara 84-85 persen.
Penelitian turbin untuk pembangkit listrik dalam skala kecil umumnya hanya ditinjau
berdasarkan desain teknisnya saja, sementara turbin dirancang untuk dapat diaplikasikan
pada aliran sungai (Run of River) atau pada saluran irigasi (Oblas, 2016; Pribadyo dkk, 2020).
Karenanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan telah memberikan peluang bagi kalangan akademisi untuk
berinovasi dalam mengambil peran guna menurunkan angka stunting di Indonesia.
Inovasi merupakan kunci dalam mewujudkan peluang baru guna mengintegrasikan
energi terbarukan dengan biaya yang kompetitif dalam mengembangkan teknologi dan
komponen turbin pembangkit listrik yang dapat bekerja optimal sesuai sumber potensi yang
tersedia. Secara spesifik kinerja turbin didesain dan dievaluasi untuk aliran pipa buangan
PDAM adalah bentuk inovasi yang belum banyak dilakukan orang.
Artikel ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya dalam bidang turbin air untuk skala piko. Sementara upaya dalam
penerapan teknologi untuk produk bersih dengan kinerja yang optimal, penelitian dan
pengembangan teknologi serta komponen dari turbin pembangkit listrik tenaga air baik dalam
skala besar maupun kecil perlu terus dilakukan.

METODE

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
melalui simulasi dan eksperimen (True Experimental Research). Penelitian diawali dengan
pemodelan komputasi runner turbin dengan spesifikasi sudut serang sudu turbin yaitu 25°,
30° dan 35°. Kemudian membuat model/prototipe turbin dan melakukan pengujian serta
pengukuran.

192
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data (primer dan sekunder) melalui
observasi atau penyelidikan langsung dilapangan secara visual. Juga wawancara atau bertanya
secara langsung secara sistematis kepada orang-orang yang berkompeten untuk tujuan
penelitian, dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan PDAM, karyawan/staf, operator mesin,
juga kepada masyarakat dilingkungan sekitar. Langkah selanjutnya adalah melakukan
perhitungan analisis data dengan parameter yang diperoleh.
Lokasi Studi

Penelitian dilakukan di PDAM Tirta Meulaboh tepatnya pada Unit Instalasi Pengolahan
Air (IPA) di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

Gambar 4.12 Lokasi penelitian

Pengenalan Daerah Studi

A. Gambaran Umum PDAM Tirta Meulaboh


PDAM Tirta Meulaboh adalah badan usaha milik pemerintah daerah Kabupaten Aceh
Barat yang dibangun pada tahun 1982, awalnya bernama Badan Pengelola Air Minum (BPAM)
yang mulai beroperasi pada tahun 1983. BPAM dibentuk berdasarkan surat keputusan Bupati
Aceh Barat dengan nomor 604/194-IV/1983, kemudian ditetapkan kembali dengan peraturan
pemerintah daerah nomor 11 tahun 1993 tentang pembentukkan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh.
PDAM Tirta Meulaboh memiliki empat fasilitas pengolahan air (Water Treatment
Plant/WTLP) yang berlokasi di Desa Lapang, IKK Arongan Lambalek Kecamatan Johan
Palawan, Rantau Panjang Kecamatan Meureubo dan di Desa Beureugang Kaway XVI. Sumber
air baku yang digunakan oleh PDAM Tirta Meulaboh bersumber dari sungai Meureubo dan
sungai Beureugang. WTP Lapang sumber air bakunya dari sungai Meureubo yang meiliki debit
100 m3/detik.
Pengambilan air baku dilakukan menggunakan bangunan sadap/intake, kemudian
dipompa menggunakan dua unit pompa intake (Submersible Pump) dengan kapasitas pompa

193
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
masing-masing adalah 40 liter/detik pada ketinggian (head) 25 meter. Kapasitas WTP Lapang
adalah 80 liter/detik dengan panjang distribusi 92 Km. infrastruktur dengan pelayanan air
bersih yang ada saat ini meliputi sumber air, bangunan sadap, pemompaan, instalasi
pengolahan air dan jaringan distribusi.

B. Letak geografis
Secara geografis PDAM Tirta Meulaboh berada di kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat pada 04°6’ ̶ 04°47’ LU dan 95°52’ ̶ 96°30’ BT, dengan tiga daerah
layanan yang meliputi Kecamatan Johan Pahlawan, Kecamatan Meureubo dan Kecamatan
Kaway XVI.
Batas-batas wilayah terdiri dari:
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Nagan Raya.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Kabupaten Nagan
Raya

Metode Perhitungan untuk Peluang Penghematan Energi

Dalam kajian penghematan energi dilakukan melalui studi lapangan/observasi dan


audit energi awal. Audit energi awal merupakan pengumpulan data awal, tidak dengan
instrumentasi yang canggih, hanya menggunakan data yang tersedia. Dengan kata lain audit
energi awal adalah pengumpulan data; dimana, bagaimana, berapa dan jenis energi apa yang
dipergunakan oleh suatu fasilitas. Data diperoleh dari catatan penggunaan energi pada bulan-
bulan atau tahun-tahun sebelumnya pada instalasi dan/atau keseluruhan sistem
kelengkapannya pada unit instalasi pengolahan air PDAM Tirta Meulaboh.
Secara sederhana penghematan energi dapat dihitung berdasarkan pengurangan
antara energi proses dengan energi tersimpan (potensial).
𝐸𝐸𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 𝐸𝐸𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 − 𝐸𝐸𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
Dimana energi proses adalah banyaknya energi yang digunakan dalam satu
periode, sedangkan energi tersimpan adalah energi yang dapat dibangkitkan dalam sebuah
proses itu sendiri dalam satu periode.

194
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Gambar 4.13. Diagram alir penelitian

Metode Perhitungan Emisi Karbon

Perhitungan emisi karbon (CO₂e) menggunakan metode CDM (Clean Development


Mechanism) (ACM0002) dari UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climae
Change) (Bastianoni dkk, 2014; UNFCCC, 2016). Analisis melibatkan beberapa tahapan yaitu:
(a). Perhitungan baseline emisi dari pembangkitan PLN, (b). Perhitungan emisi CO2 yang
dihasilkan turbin dengan asumsi turbin menggunakan bahan bakar solar, dan (c). Perhitungan
reduksi emisi.
A. Perhitungan baseline emisi

Baseline emisi dihitung dengan persamaan:


𝐵𝐵𝐵𝐵𝑦𝑦 = 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓.𝑦𝑦 × 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔.𝐶𝐶𝐶𝐶.𝑦𝑦

Dengan 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 adalah baseline emisi CO2 berdasarkan produksi energi listrik setahun dan
faktor emisi pada sistem jaringan pembangkit (tCO2e), 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓.𝑦𝑦 adalah besarnya energi
listrik yang dihasilkan oleh pembangkit selama setahun yang dikoneksikan dengan jaringan
pembangkit (on grid) (MWh), 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔.𝐶𝐶𝐶𝐶.𝑦𝑦 adalah besarnya faktor emisi GRK sistem interkoneksi
Sumatera (tCO2e/MWh)
B. Perhitungan emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar solar

Perhitungan emis CO2 dari penggunaan bahan bakar solar, dihitung dengan persamaan:

𝑃𝑃𝑃𝑃𝐹𝐹𝐹𝐹.𝑦𝑦 = �𝐹𝐹𝐹𝐹𝑖𝑖.𝑦𝑦 × 𝜌𝜌𝑖𝑖 � × 10−3 × 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝑖𝑖.𝑦𝑦

195
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Dengan 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃.𝑦𝑦 adalah emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar solar (tCO2e), 𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹.𝑦𝑦
adalah jumlah bahan bakar diesel yang digunakan (liter), 𝜌𝜌𝜌𝜌 adalah densitas bahan bakar
diesel (kg/liter), 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶.𝑦𝑦 adalah koefisien emisi CO2 dari diesel (tCO₂/tonne diesel).
Koefisien emisi CO2 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶.𝑦𝑦 dihitung dengan persamaan:
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝑖𝑖.𝑦𝑦 = 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖.𝑦𝑦 × 10−3 × 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐶𝐶𝐶𝐶2,𝑖𝑖,𝑦𝑦

Dengan 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁.𝑦𝑦 adalah nilai kalor bersih diesel (GJ/kg) and 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸2,𝑖𝑖,𝑦𝑦 adalah faktor
emisi (FE) CO2 diesel (tCO2/GJ).
C. Perhitungan reduksi emisi

Reduksi emisi dihitung dengan persamaan:


𝐸𝐸𝐸𝐸𝑦𝑦 = 𝐵𝐵𝐵𝐵𝑦𝑦 − 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑦𝑦 − 𝐿𝐿𝑦𝑦

Dengan 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 adalah besarnya pengurangan emisi (tCO2e), 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 adalah baseline emisi
(tCO2e), 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 adalah besarnya emisi yang dihasilkan dari operasional pembangkit (tCO2e), 𝐿𝐿𝐿𝐿
adalah besarnya kebocoran (tCO2e).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) berada di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahalwan
Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu unit IPA pertama yang dimiliki oleh PDAM Tirta
Meulaboh. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Unit IPA Lapang bersumber dari air
permukaan yaitu sungai Meureubo yang memiliki debit sebesar 100 m3/detik (100.000
liter/detik), dengan kedalaman sungai ± 15 meter. Dalam prosesnya air baku dari sungai ke
bangunan sadap (intake) diambil menggunakan pompa Submersible dengan kapasitas 40
liter/detik pada head 25 meter. Sementara untuk pendistribusiannya menggunakan sumber
energi listrik dari sistem produksi yang digunakan dalam pendistribusian air ke IPA Lapang
menggunakan listrik dari PT. PLN dan dibantu dengan genset bila terjadi pemadaman listrik.

Hingga saat ini IPA Lapang memiliki kapasitas desain 2 x 40 liter/detik (80
liter/detik) yang beroperasi selama 24 jam per hari. Unit IPA Lapang menggunakan tiga
reservoir dengan kapasitas masing-masing 250 m3, 400 m3. Dan 450 m3, melalui sistem
pemompaan. Sedangkan dalam pendistribusian air bersih digunakan empat buah pompa
dengan kapasitas masing-masing adalah 75 liter/detik, 90 liter/detik, 60 liter/detik dan 30
liter/detik. Secara teknis pompa dengan kapasitas besar digunakkan untuk beban puncak,
namun saat beban rendah digunakan pompa dengan kapasitas kecil. Skematik unit instalasi
pengolahan Air PDAM Tirta Meulaboh yang terdapat di Desa Lapang ditunjukkan pada gambar
4.14 berikut:

196
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Gambar 4.14. Skema sistem Proses Pengolahan Air (WTP) PDAM Tirta Meulaboh

Hasil Estimasi Ketersediaan Debit Air

Untuk mengetahui besarnya penghematan energi, penting memperkirakan


ketersediaan debit air dan head pada lokasi. Sketsa head dan proses perjalanan air menjadi
tenaga listrik ditunjukkan pada gambar 4.15.
Secara teoritis energi poensial pada suatu aliran yang memiliki tinggi jatuh air (Head)
m, dengan kapasitas air (debit) m3/detik dapat dihitung dengan persamaan berikut:
𝑃𝑃𝑑𝑑 = 𝜌𝜌g𝑄𝑄ℎ𝜂𝜂𝑡𝑡
Dengan; ρ adalah densitas air, g adalah gaya gravitasi (m2/s), Q adalah debit air
(m3/detik), h adalah tinggi jatuh air (m) dan 𝜂𝜂𝑡𝑡 adalah efisiensi hidraulik (%).

197
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Gambar 4.15. Skema sistem Proses Pengolahan Air (WTP) PDAM Tirta Meulaboh

Perhitungan Kapasitas Daya Teoritis (Pd) dan Kapasitas Daya Aktual

A. Kapasitas daya teoritis


Besarnya kapasitas daya yang tersedia pada saluran pipa buangan dengan parameter
data perhitungan sebagai berikut:
1. Debit 0,00134 m3/detik sampai dengan 0,0047 m3/detik.
2. Efisiensi hidraulik adalah 0,85%.
3. Tinggi jatuh air adalah 1sampai dengan 8 meter.
Sehingga daya teoritis yang dapat dibangkitkan dengan sudut sudu 25° pada debit
0,00134 m3/detik dan head 1 meter adalah:
𝑃𝑃𝑑𝑑 = 998 × 9,8 × 0,00134 × 1 × 0,85
𝑃𝑃𝑑𝑑 = 11,14 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 = 0,112 𝑘𝑘𝑘𝑘
Dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan untuk seluruh data di bawah ini.

198
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Tabel 4.4. Besaran daya teoritis yang tersedia pada PDAM Tirta Meulaboh

Gambar 4.16. Pengaruh Debit Aliran (Q) Terhadap Daya Teoritis (𝑃𝑃𝑑𝑑 )

Sehingga daya rata-rata yang dapat dimanfaatkan untuk energi listrik pada aliran pipa
buangan di unit instalasi pengolahan air PDAM Tirta Meulaboh adalah sebagai berikut:
= 9,8 × 0,00244 × 4,5 × 0,85 × 998
= 91,28 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 = 0,92 𝑘𝑘𝑘𝑘

B. Kapasitas daya aktual


Kapasitas daya aktual diperoleh dari hasil pengujian turbin ditunjukkan dalam tabel 4.5

199
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Tabel 4.5 Kapasitas daya aktual hasil pengujian sudu turbin

Densitas Gaya Daya Aktual (kW) Effisiensi (%)


Debit Head
Air gravitasi
(m³/detik) (m)
(Kg/m³) (m/s²) 25° 30° 35° 25° 30° 35°
0,00134 998 9,8 1 0,365 0,366 0,353 16,66 16,67 16,1
0,0015 998 9,8 2 0,513 0,582 0,601 20,77 23,59 24,36
0,0017 998 9,8 3 1,045 0,948 0,991 38,1 34,58 36,13
0,002 998 9,8 4 1,789 1,571 1,656 54,39 47,98 50,33
0,0022 998 9,8 5 2,476 2,155 2,246 69,47 60,46 63,03
0,0027 998 9,8 6 3,1 2,631 2,740 70,67 59,99 62,47
0,0034 998 9,8 7 3,185 2,889 2,652 58,08 52,69 48,36
0,0047 998 9,8 8 3,104 2,475 2,337 40,44 32,24 30,45

Perhitungan Kapasistas Produksi Energi

Besarnya energi yang dapat diproduksi dalam satu bulan maupun dalam satu tahun
menggunakan turbin jenis Piko-Propeller dihitung dengan mengasumsikan faktor daya (PF),
yaitu sebesar 70 persen, dan hasil perhitungan dalam jangka waktu satu bulan dan dalam
jangka waktu satu tahun ditunjukkan dalam tabel 4.6 dan 4.7.

Perhitungan energi per bulan dihitung berdasarkan pada rumus:

𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
�𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 𝑃𝑃
𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 × 720 × 𝑃𝑃𝑃𝑃 (𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ)

Sebagai contoh untuk menghitung energi selama satu bulan dengan daya aktual yang
diperoleh dari sudut sudu 25° adalah:

𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
�𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 365,5 × 720 × 70 = 184,2 (𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ)

Dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan untuk seluruh data, hasil
perhitungan ditampilkan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6. Data hasil produksi energi per bulan

Untuk perhitungan energi per tahun dengan rumus yang sama:

200
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
�𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 𝑃𝑃
𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 × 8640 × 𝑃𝑃𝑃𝑃 (𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ)

Sebagai contoh untuk menghitung energi dalam satu tahun dengan daya aktual yang
diperoleh dari sudut sudu 25° adalah:

𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
�𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 365,5 × 8640 × 70 = 2210 (𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ)

Dengan cara yang sama dapat dilakukan untuk seluruh data, hasil perhitungan
ditampilkan dalam tabel 4.7

Tabel 4.7 Data hasil produksi energi per tahun

Gambar 4.17. Grafik produksi energi (kWh) dalam setahun

Analisis Harga Pokok Produksi per kWh

Analisa HPP per kWh untuk Turbin Piko-Popeller dihitung dengan persamaan
berikut:

𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶/𝑡𝑡ℎ + (𝑂𝑂 + 𝑀𝑀)/𝑡𝑡ℎ


𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ =
𝑃𝑃𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 × 8640 × 𝑃𝑃𝑃𝑃

Dengan rincian sebagai berikut:

201
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
1. Biaya modal (Cannual/tahun) adalah sebesar Rp. 10.625.000,00 (terbilang sepuluh
juta enam ratus dua puluh lima ribu rupiah.

2. Biaya operasional dan pemeliharaan (O + M)/tahun adalah sebesar Rp. 1.625.000,00


(terbilang satu juta enam ratus dua puluh lima ribu rupiah).

3. Total produksi energi kWh per tahun.

Sebagai contoh untuk menghitung HHP per kWh untuk sudut sudu 25° adalah sebagai
berikut:

10.625.000/𝑡𝑡ℎ + 1.650.00/𝑡𝑡ℎ
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ = = 5271,49 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ
2210 × 8640 × 𝑃𝑃𝑃𝑃

Dengan cara yang sama dapat dilakukan untuk seluruh data, hasil perhitungan
ditampilkan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8 harga pokok produksi energi listrik per kWh untuk sudut sudu yang berbeda

kWh HPP per kWh


Biaya
Biaya modal Operasional +
(Cannual) Perawatan 25° 30° 35° 25° 30° 35°
per tahun

Rp 10.625.000 Rp 1.650.000 2,21 2,211 2,137 Rp 5.271 Rp 5.269 Rp 5.452


Rp 10.625.000 Rp 1.650.000 3,1 3,52 3,636 Rp 3.758 Rp 3.310 Rp 3.204
Rp 10.625.000 Rp 1.650.000 6,316 5,734 5,991 Rp 1.845 Rp 2.032 Rp 1.945
Rp 10.625.000 Rp 1.650.000 10,821 9,547 10,014 Rp 1.077 Rp 1.220 Rp 1.163
Rp 10.625.000 Rp 1.650.000 14,973 13,033 13,585 Rp 778 Rp 894 Rp 858
Rp 10.625.000 Rp 1.650.000 18,748 15,915 16,572 Rp 621 Rp 732 Rp 703
Rp 10.625.000 Rp 1.650.000 19,26 17,474 16,038 Rp 605 Rp 667 Rp 726
Rp 10.625.000 Rp 1.650.000 18,774 14,971 14,136 Rp 621 Rp 824 Rp 824

Gambar 4.18. Grafik HPP energi listrik per kWh untuk sudu yang berbeda

202
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Analisis Pemakaian Energi Listrik

Data pemakaian energi listrik diseluruh wilayah operasi PDAM Tirta Meulaboh tahun
2020 dan 2021 ditunjukkan dalam tabel 4.9 dan gambar 4.19 (a), (b)

Tabel 4.9 Pemakaian daya listrik dan biaya rekening Tahun 2021 di PDAM Tirta Meulaboh

Daya Nilai Tagihan (Rp)


No. Lokasi
(Watt) Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Unit IPA Lapang 197.000 25.541.705 26.315.903 25.021.200 29.737.537 24.718.227 25.897.457
2. Rumah Jaga/Kantor 2.200 97.688 97.688 97.688 97.688 97.688 97.688
3. Unit IPA Rantau Panjang 53.000 1.910.804 2.325.409 2.157.095 2.352.857 2.575.431 2.479.143
4. Intake Rantau Panjang 53.000 - - - - 84.065 1.033.320
5. Unit IPA Beureugang 345.000 22.286.855 23.318.241 20.320.098 19.647.325 19.451.967 21.392.758
6. Intake Rantau Panjang 23.000 2.540.008 2.814.452 2.768.572 2.479.453 2.711.713 2.714.601
7. Intake Lapang 105.000 30.395.187 29.161.761 27.945.619 30.656.242 30.164.326 31.500.192
8. Booster Pump Lapang 66.000 185.392 395.300 374.207 1.482.724 1.471.158 1.447.975
9. Unit IKK Arongan Lambalek 82.500 4.921.173 4.731.731 4.265.216 5.543.157 4.887.806 4.763.618
Total 926.700 87.878.812 89.160.485 82.949.695 91.996.983 86.162.381 91.326.752

Gambar 4.19 kiri). Perbandingan biaya pemakaian listrik, kanan). Pebandingan Biaya Tarif Listrik
pada masing-masing Unit IPA PDAM Tirta Meulaboh

Dalam enam bulan terakhir (Januari sampai dengan Juni 2021) gambar di atas terlihat
bahwa Unit IPA Lapang memiliki tagihan rekening listrik tertinggi dibanding dengan Unit IPA
Beureugang, IPA Rantau Panjang dan IKK Arongan Lambalek dengan jumlah total tagihan
sebesar Rp. 157.232.029,00.

Estimasi Peluang Penghematan Energi

Dari hasil perhitungan besarnya kapasitas daya yang dapat dibangkitkan ditunjukkan
dalam tabel dan gambar di bawah ini.

203
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Tabel 4.10 Besaran kapasitas daya terbangkit (kWh) berdasarkan periode waktu

Gambar 4.20 Grafik kapasitas daya turbin dalam periode waktu 1 tahun

Besarnya nilai penghematan energi dihitung berdasarkan jumlah pemakaian dikurangi


energi terbangkit. Dalam kajian ini menggunakan golongan tarif terendah, dimana listrik yang
dihasilkan turbin diasumsikan digunakan untuk penerangan kantor, sehingga masuk dalam
golongan RI/TR (0 – 450 VA). Dengan menggunakan kalkulator tarif dasar listrk berdasarkan
skema resmi terbaru yang telah dirilis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia (ESDM).

Tabel 4.11. Estimasi tarif Listrik (Rp) per Bulan

204
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Tabel 4.12. Estimasi tarif Listrik (Rp) dalam satu tahun

Kapasitas Daya (kWh) Estimasi Tarif (Rp)


Debit Aliran
(m³/detik) Sudust 25° Sudut 30° Sudut 35° Sudut 25° Sudut 30° Sudut 35°

0,00134 3.158 3.948 3.964 Rp 16.010.664 Rp 20.018.796 Rp 20.097.648


0,0015 3.919 4.571 4.810 Rp 19.869.864 Rp 23.177.124 Rp 24.386.136
0,0017 6.785 6.450 6.483 Rp 34.399.920 Rp 32.700.288 Rp 32.871.132
0,002 7.361 7.333 7.775 Rp 37.321.692 Rp 37.177.140 Rp 39.419.940
0,0022 9.141 8.994 9.608 Rp 46.345.488 Rp 45.600.804 Rp 48.710.940
0,0027 10.031 9.634 9.703 Rp 50.857.380 Rp 48.842.364 Rp 49.192.800
0,0034 10.748 9.867 9.876 Rp 54.493.176 Rp 50.025.084 Rp 50.068.896
0,0047 10.947 9.634 9.616 Rp 55.500.684 Rp 48.842.364 Rp 48.754.752

Gambar 4.21. Grafik estimasi tarif listrik dalam satu tahun

Setelah diketahui estimasi tarif daya keluaran turbin berdasarkan hasil pengujian,
langkah selanjutnya adalah membandingkannya dengan tarif yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan dari bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Juni 2021. Hasil perbandingan dan
nilai presentase untuk penghematan energi dengan penerapan turbin Piko-Propeller
ditampilkan dalam gambar 4.22 a, dan b.

205
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Gambar 4.22 kiri) perbandingan tarif, kanan) persentase nilai penghematan energi per bulan

Estimiasi Penurunan Emisi Karbon

Baseline emisi dihitung dengan persamaan berikut.


𝐵𝐵𝐵𝐵𝑦𝑦 = 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓.𝑦𝑦 × 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔.𝐶𝐶𝐶𝐶.𝑦𝑦
𝐵𝐵𝐵𝐵𝑦𝑦 = 926,7 𝑀𝑀𝑀𝑀ℎ × 0,89
𝐵𝐵𝐵𝐵𝑦𝑦 = 824,763 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡2𝑒𝑒
Perhitungan emisi karbon berdasarkan komsumsi bahan bakar Emisi CO2 dari turbin dengan
asumsi menggunakan bahan bakar fosil (solar), dengan ρi (densitas) rata-rata untuk solar
adalah 0,848 kg/liter (bppt.go.id), dan koefisien emisi CO2 dari bahan bakar diesel 0,89
(Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (esdm.go.id).
𝑃𝑃𝑃𝑃𝐹𝐹𝐹𝐹.𝑦𝑦 = �𝐹𝐹𝐹𝐹𝑖𝑖.𝑦𝑦 × 𝜌𝜌𝑖𝑖 � × 10−3 × 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝑖𝑖.𝑦𝑦
Koefisien emisi CO2 COEFi,y dihitung dengan persamaan.
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝑖𝑖.𝑦𝑦 = 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖.𝑦𝑦 × 10−3 × 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐶𝐶𝐶𝐶2,𝑖𝑖,𝑦𝑦
Nilai kalor bersih diesel (𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖.𝑦𝑦 ) adalah 0,0008523 GJ/kg.
Sehingga,
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝑖𝑖.𝑦𝑦 = 0,0008523 × 10−3 × 0,89
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝑖𝑖.𝑦𝑦 = 0,076 𝐺𝐺𝐺𝐺/𝐾𝐾𝐾𝐾

206
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Tabel 4.13. Emisi karbon dalam satu tahun

Jumlah Konsumsi Bahan Bakar


Emisi Karbon (tCO₂e )
(kg/liter)
25 30 35 25 30 35
947,376 966,816 935,712 0,061 0,062 0,060
1117,152 1539,648 1591,488 0,072 0,099 0,102
2763,072 2620,512 1944,000 0,178 0,168 0,125
4732,992 4175,712 4380,480 0,304 0,268 0,282
6547,392 5699,808 5940,864 0,421 0,366 0,382
8198,496 6539,616 7247,232 0,527 0,420 0,466
8424,000 6692,544 7013,952 0,542 0,430 0,451
8379,936 6539,616 6181,920 0,539 0,420 0,397

Gambar 4.23. Estimasi emisi karbon turbin

Hasil Estimasi Nilai Reduksi Emisi Karbon CO2


Dengan asumsi nilai kebocoran nol, dengan persamaan 13 hasil estimasi nilai reduksi
emisi karbon ditunjukkan dalan Tabel 4.14 dan Gambar 4.24:
𝐸𝐸𝐸𝐸𝑦𝑦 = 𝐵𝐵𝐵𝐵𝑦𝑦 − 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑦𝑦 − 𝐿𝐿𝑦𝑦

207
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Tabel 4.12. Nilai reduksi emisi karbon CO2

Gambar 4.24. Nilai reduksi emisi karbon

Pembahasan

Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) Lapang merupakan salah satu unit IPA yang berada
dibawah PDAM Tirta Meulaboh dan terbesar diantara unit IPA lainnya. Dari data dan observasi
lapangan diketahu bahwa besarnya pemakaian daya dikarenakan IPA Lapang menggunakan
pompa dengan kapasitas besar yang beroperasi selama 24 jam per hari. Dari pengukuran debit
air yang tersedia pada pipa-pipa saluran buangan memiliki potensi yang baik untuk
menggerakkan roda turbin air. Sementara dari hasil pengujian turbin diketahui bahwa laju
aliran air pada pipa buangan berpeluang bisa mengurangi penggunaan daya listrik.Dalam
pengoperasiannya PDAM Tirta Meulaboh menggunakan energi listrik yang bersumber dari
PLN dengan pemakaian daya satu bulan rata-rata sebesar 926700 MW.

Perhitungan baseline emisi CO2 dari pembangkit (PLN) menggunakan faktor emisi CO2
pada jaringan interkoneksi Sumatera sebesar 0,805 tCO2e/MW (KESDM-d2017). Hasil

208
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
perhitungan baseline emisi (Bey) menggunakan persamaan (10) adalah sebesar 12693,64
tCO2e dalam satu bulan. Reduksi emisi CO2 dihitung dengan mengurangkan antara emisi CO2
yang dihasilkan dengan nilai baseline, kebocoran emisi diasumsikan nol (persamaan 13)
dengan rata-rata adalah sebesar 824,456 tCO2e. Dari hasil perhitungan diketahui besarnya
kapasitas daya terbangkit turbin sebesar 0,033 MW mampu mereduksi emisi karbon CO2
sebesar 0,04% dari baseline.

Inovasi teknologi trubin air untuk akses energi yang berkeadilan dan
berkesinambungan dalam pembangunan berkelanjutan adalah sebuah terobosan baru. Ini
menyiratkan bahwa pilihan teknologi untuk layanan ke energi modern dapat menciptakan
peluang baru guna meningkatkan kemampuan dan ketahanan manusia. Dalam kasus stunting
di Indonesia, bahwa kebutuhan energi merupakan masalah yang lebih serius daripada
kemiskinan pendapatan. Artinya, membangun infrastruktur ketenagalistrikan dengan
penggunaan sumber energi terbarukan membawa pengembalian sosial yang cukup
menjanjikan untuk merangsang kegiatan ekonomi yang pada gilirannya berdampak pada
daya saing bangsa sebagaimana arah kebijakan pengelolaan energi nasional dalam kerangka
strategis pembangunan berkelanjutan (BAPENAS, 2020).

KESIMPULAN

Dari penelitian dapat disimpulkan hasil-hasil sebagai berikut:

1. Kebutuhan akan energi tidak pernah berhenti selama kehidupan masih ada dalam
pemenuhan akan energi serta menjaga keseimbangan alam, karenanya pilihan teknologi
untuk sumber energi terbarukan dengan biaya yang kometitif harus dipertimbangkan.
Tidak hanya dalam reformasi kebijakan dan peraturan namun inovasi teknologi juga
dirasa sama pentingnya dalam menghadapi isu energi dimasa depan.

2. Isu stunting dan kemiskinan energi telah mempercepat transisi energi kepenggunaan
sumber energi terbarukan untuk produk energi hijau dan bersih, dan pencapaian target
bauran energi terbarukan di Indonesia. Selain dapat mengurangi biaya dari pemakaian
daya listrik PLN bagi perusahaan, green design turbin turut berkontribusi dalam
pengendalian perubahan iklim sebesar 0,004%, dibandingkan dengan tanpa aksi
(bussuness as usual), sebagaimana tertuang dalam dokumen Nationally determined
Contribution (NDCs). Juga merupakan sebuah bentuk dukungan bagi pemerintah dalam
upaya menurunkan kemiskinan energi dan emisi GRK sektor industri yang telah
ditargetkan hingga tahun 2030 (KESDM-a 2016).

3. Karenanya dapat disimpulkan bahwa green design turbin Piko-Propeller yang dipasang
pada pipa saluran buangan diinstalasi pengolahan air adalah bentuk inovasi ecosystem
teknologi melalui program merdeka belajar yang tengah dijalankan oleh Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia yang memiliki lebih banyak manfaat
ekonomi juga manfaat bagi lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pembangkit
listrik berbahan bakar fosil

Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian adalah:

209
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
1. Aliran air pada pipa buangan diinstalasi pengolahan air PDAM memiliki nilai ekonomis
sebagai sumber energi bila dikelola dengan tepat menggunakan teknologi dari turbin air
Piko Propeller dengan tanpa merusak struktur serta komponen peralatan yang ada.

2. Untuk rancangan hasil dari sistem pembangkit yang dapat berdaya guna, penting untuk
memperhatikan desain turbin yang tepat dengan mempertimbangkan sumber potensi
yang tersedia.

3. Konsep pembangkit listrik untuk desain turbin yang simpel, kompatibel dan bernilai
ekonomis juga ramah lingkungan telah menjadi fokus pengembangan dalam karya ini,
diharapkan makalah ini dapat berguna sebagai dasar pertimbangan dalam merancang
turbin air.

DAFTAR PUSTAKA

BAPENAS. (2020). Pilar pembangunan.


Bastianoni, S., Caro, D., Borghesi, S., & Pulselli, F. M. (2014). The effect of a consumption-based
accounting method in national GHG inventories : a trilateral trade system application.
2(January), 1–8. https://doi.org/10.3389/fenrg.2014.00004
Bisri H; D A Himawanto, D. D. D. P. T. (2020). Pengaruh inlet hub angle terhadap daya turbin
propeller pada aliran horisontal. 10(2), 88–94.
Bozorgi, A., Javidpour, E., Riasi, A., & Nourbakhsh, A. (2013). Numerical and experimental study
of using axial pump as turbine in Pico hydropower plants. Renewable Energy, 53, 258–
264. https://doi.org/10.1016/j.renene.2012.11.016
BPS 2018. (2018). Statistik Indonesia 2018. Retrieved from https://www.bps.go.id
Bruce, N., Perez-Padilla, R., & Albalak, R. (2000). Indoor air pollution in developing countries:
a major environmental and public health challenge TT - Pollution atmosphérique à
l’intérieur des locaux: un problème majeur pour l’environnement et la santé publique TT
- Contaminación del aire de locales ce. Bulletin of the World Health Organization, 78(9),
1078–1092. https://doi.org/10.1590/S0042-96862000000900004
Date, A., & Akbarzadeh, A. (2009). Design and cost analysis of low head simple reaction hydro
turbine for remote area power supply. Renewable Energy, 34(2), 409–415.
https://doi.org/10.1016/j.renene.2008.05.012
Djodikusumo, I., Diasta, I. N., & Koeshardono, F. (2016). The Modeling of a Propeller Turbine
Runner in 3D Solid using 3D Equation Curve in Autodesk Inventor 2015. 842(Table 1), 147–
163. https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/AMM.842.147
ESDM, 2017. (2017). Handbook Of Energy and Economic Statistics Of Indonesia.
Hossain, M. N., Paul, S. K., & Hasan, Md Muyeed, 2015. (2015). Environmental impacts of coal
mine and thermal power plant to the surroundings of Barapukuria, Dinajpur,
Bangladesh. Environmental Monitoring and Assessment, 187(4).
https://doi.org/10.1007/s10661-015-4435-4
Indonesia, R. Undang-undang RI No. 30 Tentang Energi. , Pub. L. No. 30, 27 (2007).
International Energy Agency (IEA, 2013). (2013). World Energy Outlook. In IEA

210
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
PUBLICATIONS, 9 rue de la Fédération, 75739 PARIS CEDEX 15 (Second Edi).
https://doi.org/10.1111/j.1468-0319.1988.tb00400.x
International Energy Agency (IEA 2017). (2017). Laporan Khusus: Efisiensi Energi di
Indonesia 2017. In IEA International Energy Agency. Retrieved from www.iea.org/books
IRENA, 2017. (2017). Renewable Energy Prospects: Indonesia, a REmap analysis. In
International Renewable Energy Agency. https://doi.org/10.1145/347642.347800
Kaygusuz, K. (2002). Sustainable development of hydropower and biomass energy in Turkey.
Energy Conversion and Management, 43(8), 1099–1120.
https://doi.org/10.1016/S0196-8904(01)00086-3
Mohibullah, Radzi, M. A. M., & Hakim, M. I. A. (2004). Basic design aspects of micro hydro power
plant and its potential development in Malaysia. National Power and Energy Conference,
PECon 2004 - Proceedings, 220–223. https://doi.org/10.1109/PECON.2004.1461647
Muis, A., Sutikno, P., Soewono, A., & Hartono, F. (2015). Design optimization of axial hydraulic
turbine for very low head application. Energy Procedia, 68, 263–273.
https://doi.org/10.1016/j.egypro.2015.03.255
Nishi, Y., Kobayashi, Y., Inagaki, T., & Kikuchi, N. (2016). The Design Method of Axial Flow
Runners Focusing on Axial Flow Velocity Uniformization and Its Application to an Ultra-
Small Axial Flow Hydraulic Turbine. International Journal of Rotating Machinery, 2016.
https://doi.org/10.1155/2016/5390360
Oblas, N. (2016). Design , Manufacture and Prototyping of a Hydrokinetic Turbine Unit for River
Application.
Oo, L. L., Win, S. Y., & Lin, K. Z. (2018). Design of Blade for 5kW Propeller Turbine. International
Journal of Science and Engineering Applications, 7(10), 336–340.
https://doi.org/10.7753/ijsea0710.1002
Phitaksurachai, S., Pan-Aram, R., Sritrakul, N., & Tiaple, Y. (2017). Performance Testing of Low
Head Small Hydro Power Development in Thailand. Energy Procedia, 138, 1140–1146.
https://doi.org/10.1016/j.egypro.2017.10.221
Pribadyo, Hadiyanto, H., & Jamari, J. (2020). Study of low head turbine propellers axial flow for
use of micro-hydropower plant (MHP) in Aceh, Indonesia. Journal of Physics: Conference
Series, 1524, 012019. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1524/1/012019
Pribadyo, P., Hadiyanto, H., & Jamari, J. (2021). Computational Fluid Dynamic ( CFD ) Analysis
of Propeller Turbine Runner Blades using various Blade Angles. 21(September), 385–400.
Purwanto. W. W., Nugroho. Y. S., Rinaldy. D., Harsono. S., Wahid. A., Supramono. D., Herminna.
D., A. T. A. 2006. (2006). Indonesia Energy Outlook and Statistics 2006. In Pengkajian
Energi Universitas Indonesia. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.1798.4080
Roque, A., Sousa, D. M., Casimiro, C., & Margato, E. (2010). Technical and economic analysis of
a micro hydro plant - A case study. 2010 7th International Conference on the European
Energy Market, EEM 2010, (August 2017). https://doi.org/10.1109/EEM.2010.5558735
Shukla, R. S., & Parashar, C. (2017). Design of Propeller Turbine for Micro Hydro Power Station
Using CFD. 1(7), 37–41.
Suandi, A., & Panji, D. A. (2018). Analisis 2D Airfoil B737C-IL dengan Variasi Sudut Serang. (1),
267–271.
Trivedi, C., Cervantes, M. J., & Dahlhaug, O. G. (2016). Numerical Techniques Applied to

211
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Hydraulic Turbines: A Perspective Review. Applied Mechanics Reviews, 68(1), 1–18.
https://doi.org/10.1115/1.4032681
UNFCCC. (2021). Nationally determined contributions under the Paris Agreement. (September).
UNICEF. (2018). Annual Report. Mares, (December), 2–11. Retrieved from
https://www.pvh.com/-/media/Files/pvh/investor-relations/PVH-Annual-Report-
2020.pdf

212
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry

Anda mungkin juga menyukai