x
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Green Design Pembangkit Listrik Piko-Propeller
untuk Aplikasi pada Aliran Pipa Buangan PDAM
Universitas Dipenogoro
3 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Dipenogoro
4 Jurusan Teknik Mesin,
*Korespondensi: pribadyo@utu.ac.id
ABSTRAK
Bukan hanya akses terhadap pangan, tetapi stunting juga terkait dengan kemiskinan
energi, karena keterbatasan akses dan sulitnya distribusi energi bersih adalah satu
diantara penyebab terjadinya penurunan daya saing sumber daya manusia. Selain itu
penyediaan energi yang hingga kini masih didominasi oleh sumber energi fosil, dimana
penggunaan energi fosil dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan dan
lingkungan yang pada akhirnya menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global
dan perubahan iklim. Sejak adanya kesepakatan Paris (Paris Agreement) mengenai
perubahan iklim, banyak negara telah meningkatkan dukungannya terhadap
penggunaan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk upaya net-zero emission
(NZO) di 2050. Tujuan makalah ini adalah untuk memanfaatan sumber energi secara
efisien dengan meminimalkan dampak lingkungan. Penelitian pemodelan komputasi
sudu turbin telah dikembangkan sebelumnya sementara pembuatan model/prototipe
turbin Piko-Propeller dengan spesifikasi runner turbin ditentukan atas beberapa sudut
sudu turbin yaitu 25°, 30° dan 35°. Selanjutnya kinerja turbin sebagai sistem
pembangkit listrik dievaluasi pada saluran pipa buangan PDAM melalui pengukuran
dan perhitungan analisis data dengan parameter yang diperoleh. Green design
pembangkit listrik Piko-Propeller adalah sebuah bentuk inovasi ecosystem teknologi
program merdeka belajar Kampus Merdeka yang memiliki lebih banyak manfaat
ekonomi juga lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil.
PENDAHULUAN
189
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
kemiskinan energi yang masih terjadi dibanyak penduduk karena keterbatasan akses yang
layak untuk mendapatkan energi terutama pada lokasi tempat tinggal umumnya berada di
daerah-daerah terpemcil yang menambah sulitnya distribusi energi bersih sehingga
membuatnya mahal. Sementara pada skala pertumbuhan penduduk, stunting bisa
menurunkan produktifitas sumber daya manusia yang menyebabkan terjadinya penurunan
daya saing sumber daya manusia (UNICEF, 2018).
Kebutuhan energi akibat populasi adalah tantangan terbesar saat ini dan dimasa
datang, mengingat sektor energi merupakan kebutuhan utama untuk semua proses
perkembangan lainnya. Dengan jumlah penduduk sebesar 261,9 juta jiwa (BPS, 2018),
Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi energi primer terbesardi Asia Pasifik
setelah Cina, India Jepang dan Korea Selatan (ESDM, 2017), atau hampir mendekati 40 persen
dari total penggunaan energi diantara anggota-anggota ASEAN lainnya dan diperkirakan akan
mengalami peningkatan hingga 80 persen diathun 2030 (IRENA, 2017). Karenanya
pemerintah Indonesia telah mengakui pentingnya akses energi, sebagaimana tertuang dalam
UU Energi Indonesia Nomor 30 tahun 2007. Namun demikian, hingga saat ini penggunaan
energi masih didominasi oleh energi yang bersumber dari fosil dengan batubara sebagai
komoditas utama setelah minyak bumi dan gas (IEA 2013).
Penggunaan energi fosil sebagai bahan bakar menimbulkan banyak tantangan, selain
ketergantungannya yang berkelanjutan pada sumber-sumber energi konvensional (yang tidak
dapat diperbarui). Penggunaan energi fosil (minyak bumi dan batubara) menghasilkan emisi
antropogenik dari karbon dioksida gas (CO2, NO2), yang dapat mencemari udara, air dan tanah
(Hossain dkk., 2015), dan dalam jangka waktu lama berkotribusi besar akan terjadinya
pemanasan global (Global Warming) juga perubahan iklim (Climate Change) (Mark Z
Jacobson., 2012).
Semenatara dalam tataran teknis polusi udara dan menghirup asap telah
didentifikasikan sebagai masalah kesehatan masyarakat global, yang menyebabkan penyakit
paru kronis, merugikan perkembangan kesehatan janin, bahkan kematian pada bayi (Bruce
dkk., 2000). Pertemuan KTT Iklim yang digelar hingga 12 Desember 2014 di ibukota Peru di
Lima menyebutkan bahwa, dampak pemanasan global mengakibatkan lapisan es di kutub
utara mencair, naiknya muka air laut dan negara-negara kepulauan kecil akan musnah
tenggelam, sementara suhu dikawasan Eropa akan seperti kawasan gurun di Libya. Demikian
skenario mengerikan yang nyaris mendekati realita. Karenanya banyak negara telah
meningkatkan dukungannya terhadap energi baru dan terbarukan akan ancaman perubahan
iklim (Kaygusuz, 2002).
Meningkatnya permintaan energi untuk listrik dan Kesehatan bersama dengan
meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan telah memperluas minat pada pembangkit
listrik tenaga air. Hal ini sejalan dengan misi pengelolaan energi nasional (REUN) sebagaimana
tertuang dalam peraturan presiden nomor 22 tahun 2017, guna mendorong pengelolaan
energi hijau (Green Energy) yang berwawasan lingkungan aspek keberlanjutan
(Sustainability) menjadi sangat penting dalam pengembangan pembangkit listrik kedepan.
Pemanfaatan energi air sebagai sumber energi didasarkan atas beberapa pertimbangan,
antara lain: energi yang bersumber dari air adalah salah satu bentuk energi terbarukan
190
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
(renewable energy), dan masih belum termanfaatkan dengan maksimal di Indonesia
(Purwanto W., dkk., 2006).
Pembangkit listrik dengan sumber energi air merupakan salah satu bentuk green
technology ramah lingkungan yang murah dan penting untuk masa depan yang berkelanjutan
(Date dan Akbarzadeh, 2009). Pada dasarnya akses ke energi yang terjangkau, andal dan
modern dapat membantu pencapaian delapan tujuan pembangunan berkelanjutan (i) tidak
ada kemiskinan; (ii) tidak ada kelaparan; (iii) kesehatan dan kesejahteraan yang baik; (iv)
Pendidikan berkualitas; (v) kualitas gender; (vi) pekerjaan yang layak dan pertumbuhan
ekonomi; (vii) industri, inovasi dan infrastruktur; dan (viii) kota dan komunitas berkelanjutan
(IEA, 2017). Karenanya program disversifikas, intensifikasi dan konservasi energi disusun
sebagai kebijakan dalam arah pengelolaan energi nasional secara berkesinambungan sebagai
kerangka strategis pembangunan berkelanjutan (BAPENAS, 2020).
Hal ini menyiratkan bahwa layanan energi modern dapat menciptakan peluang baru
untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan manusia. Sementara kemiskinan non-
pendapatan merupakan masalah yang lebih serius daripada kemiskinan pendapatan. Artinya,
pemerintah harus membangun infrastruktur dasar seperti pendidikan, kesehatan, akses air
bersih, sanitasi, jalan dan listrik (Komnas HAM, 2020). Sedangkan infrastruktur yang buruk
membawa pengembalian sosial yang rendah, dan ini menyiratkan pengembalian yang rendah
untuk kegiatan ekonomi. Akhirnya, hal ini dapat menyebabkan rendahnya tingkat investasi.
Dalam kasus pembangkit listrik tenaga air skala besar, pembangkit listrik skala kecil
tentunya memiliki lebih banyak fleksibilitas terutama untuk dihubungkan kedalam jaringan
mini lokal. Pembangkit listrik tenaga air skala kecil membutuhkan ruang lebih sedikit serta
andal dengan biaya yang sangat efektif bila dibandingkan bahan bakar fosil (Mohibullah dkk.,
2004). Pembangkit listrik skala kecil dapat membantu dalam pengaturan aliran air dan
ekonomis (Roque, dkk., 2010). Teknologinya tampaknya menarik bagi negara-negara
berkembang termasuk Indonesia, dimana solusi teknis pembangkit bergantung pada sumber
daya lokal dengan mengoperasikan mesin dari model yang beragam.
Namun demikian dalam perencanaannya turbin air skala kecil tentunya tidak dapat
didasarkan pada metodologi yang sama dengan perencanaan turbin untuk skala besar, karena
terkendala baik dari segi teknik manufaktur maupun biaya juga dampak lingkungan dan sosial
yang ditimbulkan. Mengingat sebagian besar potensinya tersebar didaerah pedesaan dengan
topografi yang bergunung-gunung, sehingga masalah utama yang dihadapi dari pembangkit
listrik untuk lokasi tersebut adalah pasokan turbin yang tidak memadai atau dengan biaya
tinggi (Bozorgi, dkk., 2013). Dari segi teknis aspek utama pembangkit listrik skala kecil
(Picohydro) adalah turbin yang mampu menghasilkan listrik dengan daya maksimum melalui
putaran sudu pada poros turbin. Karenanya perlu perhatian khusus yang harus dipahami
dalam perancangan turbin, salah satunya adalah desain sudu sesuai sumber potensi yang
tersedia.
Penelitian berkaitan dengan sudu turbin untuk pembangkit listrik skala kecil telah
banyak dilakukan, baik dengan eksperimen maupun komputasi (Sutikno P., dkk, 2015; Trivedi
dkk, 2016; Phitaksurachai dkk, 2017;Helmizar dkk, 2018; Bisri H., dkk, 2020). Pribadyo dkk.,
2021, telah melakukan penelitian untuk sudu turbin propeller dengan sudut dimodelkan dan
191
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
laju aliran divariasikan. Simulasi dianalisa menggunakan software Computational Fluid
Dynamics (CFD). Hasil analisa didapati bahwa koefisien daya dan efisiensi maksimum
diperoleh dengan sudut sudu 25° pada laju aliran 0,2 m3/detik. Peneliti lainnya mendapati
bahwa bentuk sudu (propeller) dapat meningkatkan efisiensi sebesar 73,9% (Shukla dan
Parashar, 2017). Lwin Oo, L., Yin Win, S. dan Khaing Zaw Lin, 2018, telah merancang turbin
propeller kapasitas 5 kW dengan sudu berjumlah empat, pada laju aliran 0,38 m3/detik
dengan ketinggian 2,2 meter.
Dari hasil perhitungan didapati diameter pelari 0,310 meter dan diameter hub 0,124
meter. Nishi dkk, 2016, telah menyelidiki desain sudu turbin hidrolik aliran aksial
menggunakan analisis CFD dan membandingkan dengan hasil percobaan. Diketahui bahwa
sudu turbin yang dirancang telah meningkatkan efisiensi secara signifikan sebesar 0,768%.
Karya lain oleh Djodikusumo, Diasta, dan Koeshardono, 2016, pemodelan 3D sudu turbin
propeller yang dirancang menggunakan Autodesk Inventor dan disimulasikan dengan software
CFD menunjukkan efisiensi hidrolik berkisar antara 84-85 persen.
Penelitian turbin untuk pembangkit listrik dalam skala kecil umumnya hanya ditinjau
berdasarkan desain teknisnya saja, sementara turbin dirancang untuk dapat diaplikasikan
pada aliran sungai (Run of River) atau pada saluran irigasi (Oblas, 2016; Pribadyo dkk, 2020).
Karenanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan telah memberikan peluang bagi kalangan akademisi untuk
berinovasi dalam mengambil peran guna menurunkan angka stunting di Indonesia.
Inovasi merupakan kunci dalam mewujudkan peluang baru guna mengintegrasikan
energi terbarukan dengan biaya yang kompetitif dalam mengembangkan teknologi dan
komponen turbin pembangkit listrik yang dapat bekerja optimal sesuai sumber potensi yang
tersedia. Secara spesifik kinerja turbin didesain dan dievaluasi untuk aliran pipa buangan
PDAM adalah bentuk inovasi yang belum banyak dilakukan orang.
Artikel ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya dalam bidang turbin air untuk skala piko. Sementara upaya dalam
penerapan teknologi untuk produk bersih dengan kinerja yang optimal, penelitian dan
pengembangan teknologi serta komponen dari turbin pembangkit listrik tenaga air baik dalam
skala besar maupun kecil perlu terus dilakukan.
METODE
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
melalui simulasi dan eksperimen (True Experimental Research). Penelitian diawali dengan
pemodelan komputasi runner turbin dengan spesifikasi sudut serang sudu turbin yaitu 25°,
30° dan 35°. Kemudian membuat model/prototipe turbin dan melakukan pengujian serta
pengukuran.
192
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data (primer dan sekunder) melalui
observasi atau penyelidikan langsung dilapangan secara visual. Juga wawancara atau bertanya
secara langsung secara sistematis kepada orang-orang yang berkompeten untuk tujuan
penelitian, dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan PDAM, karyawan/staf, operator mesin,
juga kepada masyarakat dilingkungan sekitar. Langkah selanjutnya adalah melakukan
perhitungan analisis data dengan parameter yang diperoleh.
Lokasi Studi
Penelitian dilakukan di PDAM Tirta Meulaboh tepatnya pada Unit Instalasi Pengolahan
Air (IPA) di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
193
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
masing-masing adalah 40 liter/detik pada ketinggian (head) 25 meter. Kapasitas WTP Lapang
adalah 80 liter/detik dengan panjang distribusi 92 Km. infrastruktur dengan pelayanan air
bersih yang ada saat ini meliputi sumber air, bangunan sadap, pemompaan, instalasi
pengolahan air dan jaringan distribusi.
B. Letak geografis
Secara geografis PDAM Tirta Meulaboh berada di kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat pada 04°6’ ̶ 04°47’ LU dan 95°52’ ̶ 96°30’ BT, dengan tiga daerah
layanan yang meliputi Kecamatan Johan Pahlawan, Kecamatan Meureubo dan Kecamatan
Kaway XVI.
Batas-batas wilayah terdiri dari:
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Nagan Raya.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Kabupaten Nagan
Raya
194
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Gambar 4.13. Diagram alir penelitian
Dengan 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 adalah baseline emisi CO2 berdasarkan produksi energi listrik setahun dan
faktor emisi pada sistem jaringan pembangkit (tCO2e), 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓.𝑦𝑦 adalah besarnya energi
listrik yang dihasilkan oleh pembangkit selama setahun yang dikoneksikan dengan jaringan
pembangkit (on grid) (MWh), 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔.𝐶𝐶𝐶𝐶.𝑦𝑦 adalah besarnya faktor emisi GRK sistem interkoneksi
Sumatera (tCO2e/MWh)
B. Perhitungan emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar solar
Perhitungan emis CO2 dari penggunaan bahan bakar solar, dihitung dengan persamaan:
195
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Dengan 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃.𝑦𝑦 adalah emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar solar (tCO2e), 𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹.𝑦𝑦
adalah jumlah bahan bakar diesel yang digunakan (liter), 𝜌𝜌𝜌𝜌 adalah densitas bahan bakar
diesel (kg/liter), 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶.𝑦𝑦 adalah koefisien emisi CO2 dari diesel (tCO₂/tonne diesel).
Koefisien emisi CO2 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶.𝑦𝑦 dihitung dengan persamaan:
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝑖𝑖.𝑦𝑦 = 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑖𝑖.𝑦𝑦 × 10−3 × 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐶𝐶𝐶𝐶2,𝑖𝑖,𝑦𝑦
Dengan 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁.𝑦𝑦 adalah nilai kalor bersih diesel (GJ/kg) and 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸2,𝑖𝑖,𝑦𝑦 adalah faktor
emisi (FE) CO2 diesel (tCO2/GJ).
C. Perhitungan reduksi emisi
Dengan 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 adalah besarnya pengurangan emisi (tCO2e), 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 adalah baseline emisi
(tCO2e), 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 adalah besarnya emisi yang dihasilkan dari operasional pembangkit (tCO2e), 𝐿𝐿𝐿𝐿
adalah besarnya kebocoran (tCO2e).
Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) berada di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahalwan
Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu unit IPA pertama yang dimiliki oleh PDAM Tirta
Meulaboh. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Unit IPA Lapang bersumber dari air
permukaan yaitu sungai Meureubo yang memiliki debit sebesar 100 m3/detik (100.000
liter/detik), dengan kedalaman sungai ± 15 meter. Dalam prosesnya air baku dari sungai ke
bangunan sadap (intake) diambil menggunakan pompa Submersible dengan kapasitas 40
liter/detik pada head 25 meter. Sementara untuk pendistribusiannya menggunakan sumber
energi listrik dari sistem produksi yang digunakan dalam pendistribusian air ke IPA Lapang
menggunakan listrik dari PT. PLN dan dibantu dengan genset bila terjadi pemadaman listrik.
Hingga saat ini IPA Lapang memiliki kapasitas desain 2 x 40 liter/detik (80
liter/detik) yang beroperasi selama 24 jam per hari. Unit IPA Lapang menggunakan tiga
reservoir dengan kapasitas masing-masing 250 m3, 400 m3. Dan 450 m3, melalui sistem
pemompaan. Sedangkan dalam pendistribusian air bersih digunakan empat buah pompa
dengan kapasitas masing-masing adalah 75 liter/detik, 90 liter/detik, 60 liter/detik dan 30
liter/detik. Secara teknis pompa dengan kapasitas besar digunakkan untuk beban puncak,
namun saat beban rendah digunakan pompa dengan kapasitas kecil. Skematik unit instalasi
pengolahan Air PDAM Tirta Meulaboh yang terdapat di Desa Lapang ditunjukkan pada gambar
4.14 berikut:
196
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Gambar 4.14. Skema sistem Proses Pengolahan Air (WTP) PDAM Tirta Meulaboh
197
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Gambar 4.15. Skema sistem Proses Pengolahan Air (WTP) PDAM Tirta Meulaboh
198
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Tabel 4.4. Besaran daya teoritis yang tersedia pada PDAM Tirta Meulaboh
Gambar 4.16. Pengaruh Debit Aliran (Q) Terhadap Daya Teoritis (𝑃𝑃𝑑𝑑 )
Sehingga daya rata-rata yang dapat dimanfaatkan untuk energi listrik pada aliran pipa
buangan di unit instalasi pengolahan air PDAM Tirta Meulaboh adalah sebagai berikut:
= 9,8 × 0,00244 × 4,5 × 0,85 × 998
= 91,28 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 = 0,92 𝑘𝑘𝑘𝑘
199
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Tabel 4.5 Kapasitas daya aktual hasil pengujian sudu turbin
Besarnya energi yang dapat diproduksi dalam satu bulan maupun dalam satu tahun
menggunakan turbin jenis Piko-Propeller dihitung dengan mengasumsikan faktor daya (PF),
yaitu sebesar 70 persen, dan hasil perhitungan dalam jangka waktu satu bulan dan dalam
jangka waktu satu tahun ditunjukkan dalam tabel 4.6 dan 4.7.
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
�𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 𝑃𝑃
𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 × 720 × 𝑃𝑃𝑃𝑃 (𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ)
Sebagai contoh untuk menghitung energi selama satu bulan dengan daya aktual yang
diperoleh dari sudut sudu 25° adalah:
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
�𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 365,5 × 720 × 70 = 184,2 (𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ)
Dengan cara yang sama dapat dilakukan perhitungan untuk seluruh data, hasil
perhitungan ditampilkan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6. Data hasil produksi energi per bulan
200
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
�𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 𝑃𝑃
𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 × 8640 × 𝑃𝑃𝑃𝑃 (𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ)
Sebagai contoh untuk menghitung energi dalam satu tahun dengan daya aktual yang
diperoleh dari sudut sudu 25° adalah:
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
�𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 = 365,5 × 8640 × 70 = 2210 (𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ)
Dengan cara yang sama dapat dilakukan untuk seluruh data, hasil perhitungan
ditampilkan dalam tabel 4.7
Analisa HPP per kWh untuk Turbin Piko-Popeller dihitung dengan persamaan
berikut:
201
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
1. Biaya modal (Cannual/tahun) adalah sebesar Rp. 10.625.000,00 (terbilang sepuluh
juta enam ratus dua puluh lima ribu rupiah.
Sebagai contoh untuk menghitung HHP per kWh untuk sudut sudu 25° adalah sebagai
berikut:
10.625.000/𝑡𝑡ℎ + 1.650.00/𝑡𝑡ℎ
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ = = 5271,49 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ
2210 × 8640 × 𝑃𝑃𝑃𝑃
Dengan cara yang sama dapat dilakukan untuk seluruh data, hasil perhitungan
ditampilkan dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 harga pokok produksi energi listrik per kWh untuk sudut sudu yang berbeda
Gambar 4.18. Grafik HPP energi listrik per kWh untuk sudu yang berbeda
202
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Analisis Pemakaian Energi Listrik
Data pemakaian energi listrik diseluruh wilayah operasi PDAM Tirta Meulaboh tahun
2020 dan 2021 ditunjukkan dalam tabel 4.9 dan gambar 4.19 (a), (b)
Tabel 4.9 Pemakaian daya listrik dan biaya rekening Tahun 2021 di PDAM Tirta Meulaboh
Gambar 4.19 kiri). Perbandingan biaya pemakaian listrik, kanan). Pebandingan Biaya Tarif Listrik
pada masing-masing Unit IPA PDAM Tirta Meulaboh
Dalam enam bulan terakhir (Januari sampai dengan Juni 2021) gambar di atas terlihat
bahwa Unit IPA Lapang memiliki tagihan rekening listrik tertinggi dibanding dengan Unit IPA
Beureugang, IPA Rantau Panjang dan IKK Arongan Lambalek dengan jumlah total tagihan
sebesar Rp. 157.232.029,00.
Dari hasil perhitungan besarnya kapasitas daya yang dapat dibangkitkan ditunjukkan
dalam tabel dan gambar di bawah ini.
203
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Tabel 4.10 Besaran kapasitas daya terbangkit (kWh) berdasarkan periode waktu
Gambar 4.20 Grafik kapasitas daya turbin dalam periode waktu 1 tahun
204
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Tabel 4.12. Estimasi tarif Listrik (Rp) dalam satu tahun
Setelah diketahui estimasi tarif daya keluaran turbin berdasarkan hasil pengujian,
langkah selanjutnya adalah membandingkannya dengan tarif yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan dari bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Juni 2021. Hasil perbandingan dan
nilai presentase untuk penghematan energi dengan penerapan turbin Piko-Propeller
ditampilkan dalam gambar 4.22 a, dan b.
205
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Gambar 4.22 kiri) perbandingan tarif, kanan) persentase nilai penghematan energi per bulan
206
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
Tabel 4.13. Emisi karbon dalam satu tahun
207
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Tabel 4.12. Nilai reduksi emisi karbon CO2
Pembahasan
Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) Lapang merupakan salah satu unit IPA yang berada
dibawah PDAM Tirta Meulaboh dan terbesar diantara unit IPA lainnya. Dari data dan observasi
lapangan diketahu bahwa besarnya pemakaian daya dikarenakan IPA Lapang menggunakan
pompa dengan kapasitas besar yang beroperasi selama 24 jam per hari. Dari pengukuran debit
air yang tersedia pada pipa-pipa saluran buangan memiliki potensi yang baik untuk
menggerakkan roda turbin air. Sementara dari hasil pengujian turbin diketahui bahwa laju
aliran air pada pipa buangan berpeluang bisa mengurangi penggunaan daya listrik.Dalam
pengoperasiannya PDAM Tirta Meulaboh menggunakan energi listrik yang bersumber dari
PLN dengan pemakaian daya satu bulan rata-rata sebesar 926700 MW.
Perhitungan baseline emisi CO2 dari pembangkit (PLN) menggunakan faktor emisi CO2
pada jaringan interkoneksi Sumatera sebesar 0,805 tCO2e/MW (KESDM-d2017). Hasil
208
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
perhitungan baseline emisi (Bey) menggunakan persamaan (10) adalah sebesar 12693,64
tCO2e dalam satu bulan. Reduksi emisi CO2 dihitung dengan mengurangkan antara emisi CO2
yang dihasilkan dengan nilai baseline, kebocoran emisi diasumsikan nol (persamaan 13)
dengan rata-rata adalah sebesar 824,456 tCO2e. Dari hasil perhitungan diketahui besarnya
kapasitas daya terbangkit turbin sebesar 0,033 MW mampu mereduksi emisi karbon CO2
sebesar 0,04% dari baseline.
Inovasi teknologi trubin air untuk akses energi yang berkeadilan dan
berkesinambungan dalam pembangunan berkelanjutan adalah sebuah terobosan baru. Ini
menyiratkan bahwa pilihan teknologi untuk layanan ke energi modern dapat menciptakan
peluang baru guna meningkatkan kemampuan dan ketahanan manusia. Dalam kasus stunting
di Indonesia, bahwa kebutuhan energi merupakan masalah yang lebih serius daripada
kemiskinan pendapatan. Artinya, membangun infrastruktur ketenagalistrikan dengan
penggunaan sumber energi terbarukan membawa pengembalian sosial yang cukup
menjanjikan untuk merangsang kegiatan ekonomi yang pada gilirannya berdampak pada
daya saing bangsa sebagaimana arah kebijakan pengelolaan energi nasional dalam kerangka
strategis pembangunan berkelanjutan (BAPENAS, 2020).
KESIMPULAN
1. Kebutuhan akan energi tidak pernah berhenti selama kehidupan masih ada dalam
pemenuhan akan energi serta menjaga keseimbangan alam, karenanya pilihan teknologi
untuk sumber energi terbarukan dengan biaya yang kometitif harus dipertimbangkan.
Tidak hanya dalam reformasi kebijakan dan peraturan namun inovasi teknologi juga
dirasa sama pentingnya dalam menghadapi isu energi dimasa depan.
2. Isu stunting dan kemiskinan energi telah mempercepat transisi energi kepenggunaan
sumber energi terbarukan untuk produk energi hijau dan bersih, dan pencapaian target
bauran energi terbarukan di Indonesia. Selain dapat mengurangi biaya dari pemakaian
daya listrik PLN bagi perusahaan, green design turbin turut berkontribusi dalam
pengendalian perubahan iklim sebesar 0,004%, dibandingkan dengan tanpa aksi
(bussuness as usual), sebagaimana tertuang dalam dokumen Nationally determined
Contribution (NDCs). Juga merupakan sebuah bentuk dukungan bagi pemerintah dalam
upaya menurunkan kemiskinan energi dan emisi GRK sektor industri yang telah
ditargetkan hingga tahun 2030 (KESDM-a 2016).
3. Karenanya dapat disimpulkan bahwa green design turbin Piko-Propeller yang dipasang
pada pipa saluran buangan diinstalasi pengolahan air adalah bentuk inovasi ecosystem
teknologi melalui program merdeka belajar yang tengah dijalankan oleh Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia yang memiliki lebih banyak manfaat
ekonomi juga manfaat bagi lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pembangkit
listrik berbahan bakar fosil
209
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
1. Aliran air pada pipa buangan diinstalasi pengolahan air PDAM memiliki nilai ekonomis
sebagai sumber energi bila dikelola dengan tepat menggunakan teknologi dari turbin air
Piko Propeller dengan tanpa merusak struktur serta komponen peralatan yang ada.
2. Untuk rancangan hasil dari sistem pembangkit yang dapat berdaya guna, penting untuk
memperhatikan desain turbin yang tepat dengan mempertimbangkan sumber potensi
yang tersedia.
3. Konsep pembangkit listrik untuk desain turbin yang simpel, kompatibel dan bernilai
ekonomis juga ramah lingkungan telah menjadi fokus pengembangan dalam karya ini,
diharapkan makalah ini dapat berguna sebagai dasar pertimbangan dalam merancang
turbin air.
DAFTAR PUSTAKA
210
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry
PUBLICATIONS, 9 rue de la Fédération, 75739 PARIS CEDEX 15 (Second Edi).
https://doi.org/10.1111/j.1468-0319.1988.tb00400.x
International Energy Agency (IEA 2017). (2017). Laporan Khusus: Efisiensi Energi di
Indonesia 2017. In IEA International Energy Agency. Retrieved from www.iea.org/books
IRENA, 2017. (2017). Renewable Energy Prospects: Indonesia, a REmap analysis. In
International Renewable Energy Agency. https://doi.org/10.1145/347642.347800
Kaygusuz, K. (2002). Sustainable development of hydropower and biomass energy in Turkey.
Energy Conversion and Management, 43(8), 1099–1120.
https://doi.org/10.1016/S0196-8904(01)00086-3
Mohibullah, Radzi, M. A. M., & Hakim, M. I. A. (2004). Basic design aspects of micro hydro power
plant and its potential development in Malaysia. National Power and Energy Conference,
PECon 2004 - Proceedings, 220–223. https://doi.org/10.1109/PECON.2004.1461647
Muis, A., Sutikno, P., Soewono, A., & Hartono, F. (2015). Design optimization of axial hydraulic
turbine for very low head application. Energy Procedia, 68, 263–273.
https://doi.org/10.1016/j.egypro.2015.03.255
Nishi, Y., Kobayashi, Y., Inagaki, T., & Kikuchi, N. (2016). The Design Method of Axial Flow
Runners Focusing on Axial Flow Velocity Uniformization and Its Application to an Ultra-
Small Axial Flow Hydraulic Turbine. International Journal of Rotating Machinery, 2016.
https://doi.org/10.1155/2016/5390360
Oblas, N. (2016). Design , Manufacture and Prototyping of a Hydrokinetic Turbine Unit for River
Application.
Oo, L. L., Win, S. Y., & Lin, K. Z. (2018). Design of Blade for 5kW Propeller Turbine. International
Journal of Science and Engineering Applications, 7(10), 336–340.
https://doi.org/10.7753/ijsea0710.1002
Phitaksurachai, S., Pan-Aram, R., Sritrakul, N., & Tiaple, Y. (2017). Performance Testing of Low
Head Small Hydro Power Development in Thailand. Energy Procedia, 138, 1140–1146.
https://doi.org/10.1016/j.egypro.2017.10.221
Pribadyo, Hadiyanto, H., & Jamari, J. (2020). Study of low head turbine propellers axial flow for
use of micro-hydropower plant (MHP) in Aceh, Indonesia. Journal of Physics: Conference
Series, 1524, 012019. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1524/1/012019
Pribadyo, P., Hadiyanto, H., & Jamari, J. (2021). Computational Fluid Dynamic ( CFD ) Analysis
of Propeller Turbine Runner Blades using various Blade Angles. 21(September), 385–400.
Purwanto. W. W., Nugroho. Y. S., Rinaldy. D., Harsono. S., Wahid. A., Supramono. D., Herminna.
D., A. T. A. 2006. (2006). Indonesia Energy Outlook and Statistics 2006. In Pengkajian
Energi Universitas Indonesia. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.1798.4080
Roque, A., Sousa, D. M., Casimiro, C., & Margato, E. (2010). Technical and economic analysis of
a micro hydro plant - A case study. 2010 7th International Conference on the European
Energy Market, EEM 2010, (August 2017). https://doi.org/10.1109/EEM.2010.5558735
Shukla, R. S., & Parashar, C. (2017). Design of Propeller Turbine for Micro Hydro Power Station
Using CFD. 1(7), 37–41.
Suandi, A., & Panji, D. A. (2018). Analisis 2D Airfoil B737C-IL dengan Variasi Sudut Serang. (1),
267–271.
Trivedi, C., Cervantes, M. J., & Dahlhaug, O. G. (2016). Numerical Techniques Applied to
211
BEST PRACTICE MEMERANGI STUNTING
Hydraulic Turbines: A Perspective Review. Applied Mechanics Reviews, 68(1), 1–18.
https://doi.org/10.1115/1.4032681
UNFCCC. (2021). Nationally determined contributions under the Paris Agreement. (September).
UNICEF. (2018). Annual Report. Mares, (December), 2–11. Retrieved from
https://www.pvh.com/-/media/Files/pvh/investor-relations/PVH-Annual-Report-
2020.pdf
212
Implementasi Kampus Merdeka Berbasis Agro and Marine Industry