DISUSUN OLEH:
Fatimah Hanim Aulia (101323154)
Frenda Aulia Fahrul (101323158)
Mohd. Ilham Ramadhana (101323166)
Salman Alfarizi Raharjo (101323150)
Ratu Elita Sabit (101323117)
UNIVERSITAS PERTAMINA
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
JAKARTA SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-undang no. 30 th. 2007 menyebutkan bahwa setiap warga Indonesia berhak
memperoleh energi. Infrastruktur ketenagalistrikan merupakan salah satu hal penting untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), diperkirakan 12,5 juta rumah tangga di Indonesia belum memiliki akses listrik, atau
sekitar 20% rumah tangga tersebar merata di seluruh Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan oleh
sulitnya menjangkau berbagai wilayah karena letak geografis, terbatasnya akses jalan raya, dan
populasi yang tersebar. Akibatnya, penyaluran listrik ke masyarakat terpencil menjadi sulit dan mahal.
Di sisi lain, Kebijakan Energi Nasional (KEN) mensyaratkan target struktur energi primer
energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23% pada tahun 2025. Pemerintah Indonesia telah secara
resmi menyatakan komitmennya untuk berkontribusi dalam mengurangi emisi global setelah tahun
2020. Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (INDC) terhadap Konvensi Kerangka Kerja PBB
tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) diperkirakan akan mencapai angka 29 pada tahun 2030
berdasarkan kondisi bisnis seperti biasa. (BAU) skenario.%. Fakta di atas menunjukkan pentingnya
peran energi terbarukan (ET) sebagai solusi permasalahan elektrifikasi di daerah terpencil dan dalam
upaya mencapai tujuan bauran energi dan mengurangi emisi CO2.
Mempertimbangkan pentingnya peran energi terbarukan dan semakin meningkatnya insentif
pemerintah untuk menerapkan teknologi energi ramah lingkungan, maka dilakukan kerjasama dengan
Institut Ekonomi Energi Indonesia (IIEE), USAID Indonesia Clean Energy Development (ICED),
INSIGHT, dan proyek gasifikasi biomassa untuk pedesaan. elektrifikasi, dan Bank Negara Indonesia
(BNI). Selain menyediakan listrik bagi masyarakat di daerah terpencil melalui penggunaan energi
terbarukan, proyek ini merupakan yang pertama di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi model
bagi negara lain dalam mengelola dan mengembangkan teknologi gasifikasi biomassa untuk
memenuhi komitmen Indonesia terhadap energi terbarukan.
Gasifikasi biomassa adalah bentuk konversi termal yang penting, yang menggambarkan proses
kompleks mengubah bahan biomassa menjadi gas sintetis (disebut syngas). Prosesnya biasanya
melibatkan reaksi endotermik bahan biomassa dengan bahan gasifikasi (seperti uap air, oksigen, atau
campuran keduanya) pada suhu tinggi. Metode gasifikasi biomassa dapat bervariasi dari gasifikasi
tekanan tinggi hingga gasifikasi fluida bergerak. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan baik melalui
kesetimbangan reaksi kimia dan dinamika reaktor (termasuk perpindahan panas dan massa) dalam
kerangka termodinamika.
Biomassa adalah bahan organik yang dapat terbiodegradasi dari tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme. Bahan ini juga dapat berupa produk sampingan, residu dan limbah dari pertanian,
kehutanan, dan industri yang tidak terkait dengan fosil, serta fraksi organik yang dapat terbiodegradasi
dari limbah industri dan limbah terkait. Biomassa dihasilkan melalui proses fotosintesis dengan
menyerap karbon dioksida. Karbon dioksida dihasilkan ketika biomassa dibakar, dan tanaman
menyerap karbon dioksida dari atmosfer, sehingga pembakaran biomassa tidak meningkatkan jumlah
karbon dioksida di planet ini. Karena alasan inilah biomassa dianggap sebagai bahan bakar tanpa
emisi.
Energi yang terkandung dalam biomassa dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar fosil seperti minyak bumi. Hal ini disebabkan oleh beberapa khasiatnya, yaitu
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan karena merupakan sumber daya terbarukan (renewable
resource). Biomassa juga relatif bebas sulfur dan tidak berkontribusi terhadap polusi udara.
Penggunaan biomassa sebagai sumber energi alternatif juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya hutan dan pertanian.
1.3 Tujuan
Melaksanakan proyek gasifikasi biomassa untuk meningkatkan keamanan energi melalui teknologi
energi kapasitas masyarakat yang terbarukan dan berkembang untuk meningkatkan standar hidup
melalui sebagai berikut:
a) Terbukanya akses untuk menyediakan listrik berkualitas tinggi bagi warga di daerah terpencil;
b) Memanfaatkan sampah sekitar sebagai energi pembangkit listrik;
c) Memperkuat peran pendampingan dan pengembangan masyarakat di lembaga pendidikan, misalnya
lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai pelaksana.
Saat ini landasan hukum energi di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12. Peraturan
Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi. Bab-bab Undang-undang tersebut meliputi pengaturan energi,
kebijakan energi dan Dewan Energi Nasional, pengelolaan energi, kewenangan pemerintah dan
pemerintah daerah, pembinaan dan pengawasan, penelitian dan pengembangan. Untuk mendukung
pengembangan energi terbarukan, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah peraturan. Beberapa poin
penting dari UU tersebut dan peraturan turunannya berkaitan dengan pengembangan sumber energi
terbarukan, termasuk biomassa.
Peraturan Deskripsi
Ringkasan
1. Undang-Undang Setiap orang berhak memperoleh energi
No. 30/2007 Setiap kegiatan pengelolaan energi wajib mengutamakan
tentang Energi penggunaan teknologi yang ramah lingkungan
Penyediaan energi oleh pemerintah diutamakan di daerah yang
belum berkembang, daerah terpencil dan daerah pedesaan
dengan menggunakan sumber energi setempat khususnya
sumber energi terbarukan
Penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan wajib
ditingkatkan oleh pemerintah
Penelitian dan pengembangan diarahkan terutama untuk
pengembangan energi baru dan energi terbarukan
2. Undang-Undang Pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik oleh pemerintah
No. 30/2009 dan pemerintah daerah dilakukan oleh badan usaha milik negara
tentang dan badan usaha milik daerah. Badan usaha swasta, koperasi
Ketenagalistrika dan swadaya masyarakat dapat berpartisipasi dalam usaha
n penyediaan tenaga listrik.
Pemanfaatan sumber energi primer dilaksanakan dengan
mengutamakan sumber energi baru dan terbarukan
Peraturan Deskripsi Ringkasan
2.3.1 Gasifier/Reaktor
Mesin gasifier “Trillion Gasifier Model 70” (TG70) dipilih karena sesuai dengan parameter
operasi kondusif untuk lingkungan Indonesia. Keunggulan lain yaitu kualifikasi mesin dapat
dipesan sesuai dengan jenis feedstock yang akan dipakai, sehingga diharapkan dapat mudah
beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia. Selain itu. peralatan ini diproduksi di Jakarta sehingga
diharapkan mudah untuk mendapatkan akses ke suku cadang serta panduan teknisi ahli. TG70
memiliki potensi
pembangkitan energi sebesar 45 kW, yang menjadi 24 kW apabila dikombinasikan dengan mesin
generator Prakash. Teknologi ini sederhana, bersih, dan aman. Untuk meminimalkan jumlah tar
dan char yang terkandung dalam gas sintetis, mesin gasifier dilengkapi dengan filter aktif dan
pasif, sehingga ketika masuk ke generator, gas sintetis sudah bersih dari kandungan tar dan char.
Tipe reaktor TG70 merupakan tipe reactor downdraft, yang dilengkapi dengan sensor temperatur,
filter tar atau siklon pemisah, alat pendingin/cooler, filter gas (pemisah gas dari debu dan tar), dan
katup pengaman yang dipasang pada keluaran gas untuk mencegah keluarnya gas bila temperatur
gas atau tekanannya terlalu tinggi.
2.3.2 Generator/Genset
Mesin generator Prakash Producer Gas Engine Set (PNG 30-BM) digunakan untuk proyek ini
karena sangat kompatibel dan dapat menggunakan gas hasil TG70 untuk menghasilkan tenaga
listrik. PNG 30-BM dirancang untuk beroperasi dengan baik menggunakan bahan bakar non-
konvensional seperti gas sintetis, dan menghsilkan emisi lebih sedikit. Oleh sebab itu teknologi
ini cocok digunakan di area dimana keselamatan ekologi merupakan suatu hal yang penting,
seperti di desa Munduk.
2.4 Konstruksi Sipil
Bebarapa konstruksi sipil yang dibangun untuk menunjuang proyek gasifikasi biomassa di
desa Munduk mencakup:
a) Pembuatan power house
b) Pembuatan saluran air yang diambil dari mata air terdekat dari lokasi power house
c) Pemasangan dan integrasi dari mesin Gasifier dan Generator
d) Transmisi listrik dan distribusi ke Pura dan rumah-rumah penduduk
Tahap awal dalam instalasi jaringan adalah melakukan survei lokasi terhadap rumah-
rumah warga, tempat ibadah maupun sekolah di wilayah setempat untuk menentukan titik-
titik yang akan dipasang jaringan listrik. Survei ini dilakukan untuk menghitung
banyaknya kabel yang dibutuhkan sesuai jarak bangunan yang akan dialiri listrik ke
power house.
e) Commisioning dan Launching program
BAB III
KESIMPULAN
Beberapa poin proyek gasifikasi yang dapat dijadikan bahan pembelajaran Biomassa desa
Munduk adalah sebagai berikut:
a) Keterlibatan masyarakat sejak awal proyek dan peran penting tokoh masyarakat/pemimpin
adat sangat menentukan keberhasilan suatu proyek;
b) Keterlibatan organisasi lokal dapat sangat membantu dalam memobilisasi masyarakat;
c) Kemudahan pengoperasian merupakan salah satu faktor kunci untuk pengoperasian yang
berkelanjutan Gasifier biomassa. Selesaikan masalah pengisian sekam padi setiap 2 jam pernah
disarankan untuk melakukan modifikasi sistem yaitu sistem feeding otomatis dan secara teratur;
d) Bahan mentah perlu diolah terlebih dahulu untuk menghindari gangguan pada gasifier.
langkah ini misalnya saja tujuannya untuk memisahkan sekam padi yang terkadang tercampur
dengan butiran beras yang bermanfaat hindari penggumpalan. Dengan adanya preprocessing ini
diharapkan keadaan tersebut dapat dihindari waktu henti dan pengurangan waktu pemeliharaan;
REFERENSI
Adilla Mutia, F., dkk. 2016. Gasifikasi Biomassa: Studi Kasus Proyek di Desa Munduk,
Buleleng, Bali. Indonesia Institute for Energy Economics (IIEE)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Per September 2013, Rasio Elektrifikasi
80,1
Persen. 2013.
Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dan Pembangkit
Listrik
Tenaga Biogas oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral, Editor. 2014.
Houston, D.F., Rice Chemistry and Technology. (1972). St. Paul, MN, American
Association of Cereal Chemists.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2013), Luas Panen, Rata-Rata Produksi, dan
Produksi
Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2013. 2013.
Santosa, B. and A. Djunainah, IIEE - Munduk Biomass Electrification Feasibility Study V.2,
R.S. Hamdani, Editor. 2014, INDONESIAN INSTITUTE FOR ENERGY
ECONOMICS.
Gasifier Operation Manual For TG 70, Trillion International Pte. Ltd, Editor. 2013.
Surat Kesepakatan Masyarakat Dusun Limpah Munduk Buleleng Bali Dalam Program
Elektrifikasi Biomasa. 2014.