Fokus presiden Indonesia terkait G20 terletak pada 3 isu utama => Kesehatan Glogal yang inklusif,
Ekonomi berbasis digital, Transisi menuju energi berkelanjutan.
Transisi energi ke EBT=> Upaya untuk menjamin ketersediaan energi yang memperhatikan perlindungan
dan keberlanjutan lingkungan dengan harga yang terjangkau dalam jangka Panjang. Hingga saat ini baru
0,3% Potensi energi baru terbarukan yang telah di manfaatkan dan Potensi energi yang baru yang ada
masih belum banyak dikembangkan.
Green economy didefenisiskan sebagai ekonomi rendah karbon.
Sektor energi NZE (2060 atau lebih cepat), Strategi implementasi :
- Percepatan pembangunan EBT, Khususnya solar PV dan Wind PP
- Pemanfaatan teknologi yang lebih efisien
- Mendorong penggunaan kendaraan listrik dan komor Listrik
- Implementasi Smart Grid untuk mengatasi Intermittency VRE (Energi terbarukan Variabel)
2060 EBT Kapasitas :708 + 60,2 GW, Total investasi yang dibutuhkan 1.108 milliar USD atau 28,5 milliar
USD p.a hingga 2060.
5 prinsip ekonomi hijau => Prinsip kesejahteraan, Keadilan, Batas planet, efisiensi dan kecukupan serta
Prinsip tata Kelola yang baik.
Beberapa Tindakan untuk memastikan keberhasilan implementasi Transisi energi dan ekonomi hijau
- Mengembangkan proyek Bankable berdasarkan NDC dan SDG dan menghubungkan dengan sumber
pendanaan yang tepat
- Menggabungkan faktor-faktor pendukung untuk investasi pertumbuhan ekonomi hijau, dalam
perencanaa sectoral, kabupaten, provinsi dan nasional
- Merancang instrument ekonomi dan kebijakan yang inovatif untuk mengurangi risiko dan
memungkinkan aliran modal ke sector terkait.
- Menerapkan tata Kelola yang baik untuk menjaga iklim investasi terbarukan yang kondusif.
Super grid merupakan faktor kunci untuk mencapai zero Emission di sector pembangkitan tenaga listrik,
dimana investasi interkoneksi akan berkurang jika REBID di implementasikan.
2. Ir. Satya Widya Yudha,M.SC.
Towards Indonesia’s Energy Transition : Challenges, Regulation, and Beyond
Isu strategi dalam Transisi energi
- Target EBT 23% pada 2025 : kontribusi pembangkit EBT sekitar 79% dari total 92,2 MTOU atau 45,2
GW
- Target EBT 30% pada 2050: kontribusi pembangkit EBT sekitar 75% total 315,7 MTOE atau 167,7 GW
- 2021 : pencapaian EBT selisih 32,4%(99,5 MTOE) dari target 307,45 MTOE. Kontribusi pembangkit EBT
hanya sekitar 7,7%( 16.1 MTOE atau 11,5 GW) dari pencapaian 12,16% (207.9 MTOE)
Paradigma baru :Dekarbonisasi energi sebagai modal pembangunan, dasar hukum No.30/2007 tentang
energi dan Reg No.79/20014 tentang kebijakan energi Nasional.
Dengan mempersiapkan secara matang strategi penghentian pengoperasian PLTU terhadap dampak bisnis
dan keuangan PLN/Badan usaha, termasuk mengelola “Brown Assets” PLTU yang telah dibangun dan
berpotensi menjadi standed assets.
3. Tony Susandy.
New and Renewable Energy Planning in Indonesia
Target campuran energi primer nasional di tahun 2025 => total Generasi: 135,5 GW, Pembangkitan dari
EBT :45,2 GW. sedangkan di tahun 2050=> Total generasi : 443,1 GW, Pembangkitan dari EBT 167,6 GW.
Target campuran energi 2025 => 26 Provinsi sudah memiliki Peraturan daerah dan 6 Provinsi dalam proses
penyelesaian RUED.
Rencana Pembangunan Jangka menengah nasional (RPJMN 2020 2024): Arah Kebijakan Energi
Penambahan kapasitas EBT ditargetkan mencapai 20,9 GW(51,6% dari total penambahan pembangkit
pada PUPTL 2021 2030), total investasi yang dibutuhkan adalah 55,2 Miliar USD dan potensi pengurangan
emisi sebesar 89 Juta ton CO, berdasarkan rutl 2021-2030 50% dari NREP akan dikembangkan oleh swasta.
Konversi diesel 499 MW ke EBT : Tenaga surya +BESS+ Mesin Diesel Hibrida.
Manfaatnya => mengurangi Konsumsi bahan bakar, Pengurangan emisi CO2 dan peningkatan bauran
energi EBT
Proyek Strategi Nasional (PSN)=>proyek/program yang dilaksanakan oleh pemerintah atau badan usaha
yang dapat meningkatkan dan memberikan pemerataan pembangunan kesejahteraan rakyat dan
pembangunan daerah
2 program ketenagalistrikan (VRE)=> Pembangkit Listrik tenaga surya atap dan pembangkit listrik tenaga
surya skala besar di kepulauan Riau.
Instruksi Presiden untuk penetapan PSN => Memiliki kemampuan finansial, berpengalaman dalam proyek
besar dan memiliki HoA dengan offtaker.
- Demografi dan makro ekonomi=> Parameter : Populasi, Pertumbuhan Penduduk, pertumbuhan PDB.
- Alat Pemodelan => Leap-Demand Projection dan Balmorel – Supply Projection (Power Plants)
- Garis waktu pencapaian strategis menuju bersih nol emisi di sector energi komitmen
- Kerjasama antara pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mencapai NZE pada tahun 2060
4. Ir. Harkunti P.Rahayu, PH.D
The Role of Biomass Energy Towards Sustainable Regional Development
- Bali sebagai provinsi paling maju dalam energy hijau, komitmen yang tinggi untuk pembangunan
berkelanjutan tercermin dari visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan Bali merupakan tuan
rumah forum antar pemerintah G20 dimana transisi energi menjadi salah satu Isu Utama.
- Mengapa Biomassa? Karena Pengembangan energi biomassa sebagai pendekatan potensial untuk
memecahkan masalah Keamanan energi, Revitalisasi lingkungan dan pembangunan ekonomi regional
dan local.
- Tantangan Ketahanan Energi di Bali => Pemanfaatan kabel bawah Laut (SKLT) rawan gempa dan
tsunami, Sebagian besar listrik di Bali dihasilkan oleh pembangkit listrik berbasis fosil ( 99,4% berbasis
fosil dan 0,6% EBT)
- Lebih dari 38.000 ha lahan terdegradasi (94%parah dan 6% sangat parah), distribusikan Sebagian di
Karangasem 15.900 ha, Buleleng 10.600 ha dan Bangli 6.500 ha
- Kita membutuhkan energi biomassa dikarenakan berdasarkan studi WP.6 NRE local lainnya telah
dimaksimalkan untuk memenuhi permintaan di masa depan namun masih ada celah, bahan baku
biomassa dapat diproduksi di banyak tempat untuk mengisi kesenjangan.
- Energi Biomassa dan Pembangunan Ekonomi Daerah di Kalimantan Selatan karena lahan terlantar dan
terdegradasi yang luas 1,5 Mha.
- Pemilihan Lokasi Pembangkit listrik tenaga Biomassa di Bali dengan menggunakan Analisis Multi-
Kriteria keputusan berbasis GIS yaitu :
a. Tanah Potensial, Lahan terdegradasi dalam kondisi optimis dan merupakan scenario hutan desa
b. Area Larangan(pembatasan Area), Kawasan Konservasi dan lindung, kemiringan lahan, Kawasan
terbangun
c. Kriteria keberlanjutan, jarak ke jaringan jalan, Pelabuhan, jaringan transmisi dan lokasi beban
listrik.
5. Prof.Kornelis Blok
Energy Transition Pathways in The EU
Target EU
Jalur nol GRKyang berbeda menghasilkan tingkat emisi yang tersisa dan penyerapan emisi GRK yang
berbeda
Target 2020: Pengurangan 20%, Target 2030 : 55%, 40% Energi terbarukan dan 36% Hemat energy.
Share of intermittent renewables (2021) Energi Matahari (Dunia :3.6%, EU:5,5%) dan untuk energi Angin
(Dunia:6.5%, UE 13,5%)
Krisis Gas Alam => Harga gas alam sekitar 10 kali lebih tinggi, Peningkatan tajam dalam impor LNG, -10%
pengurangan permintaan.
Reaksi Kebijakan terhadap pemotongan pasokan gas alam
- Target untuk penyimpanan gas alam (pra-musim dingin)
- Program Kompensasi untuk konsumen
- Penundaan penghapusan batubara di beberapa negara
- Target penghematan energi jangka pendek baru
- Peningkatan ambisi transisi energi
- Ambisi untuk menghentikan impor dari Rusia dalam 5 Tahun
Yang diinginkan adalah system kelistrikan dengan pangsa tinggi pembangkit terbarukan variable (terutama
matahari dan angin). Tata cara mendapatkannya => Jaringan listrik (Menyeimbangkan melalui Ruang ),
Tempat penyimpanan (Penyimpanan pada waktunya), serta Fleksibiltas (menyeimbangkan dengan
menyesuaikan permintaan).
‘’Selfi terbaik’’