Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XIII, No.11/I/Puslit/Juni/2021

PENINGKATAN PORSI ENERGI HIJAU PADA


RUPTL 2021-2030
19 Burhanudin Mukhamad Faturahman

Abstrak
Energi hijau merupakan sumber pembangkit listrik ramah lingkungan untuk
mengurangi emisi energi fosil. Komitmen pengurangan emisi fosil dilakukan dengan
meningkatkan porsi 48% energi hijau sementara fosil sebesar 58% melalui draft
RUPTL 2021-2030. Tulisan ini bertujuan mengkaji strategi yang akan ditempuh
pemerintah dalam meningkatkan penggunaan energi hijau atau energi terbarukan.
Strategi yang ditempuh yaitu operasional batu bara berusia 15-20 tahun atau lebih
dikonversi PLTD, PLTU, PLTGU menjadi pembangkit listrik EBT. Upaya lainnya
mengejar target bauran EBT 23% pada 2025 melalui tiga jalur yakni listrik,
pemanfaatan biofuel dan pemanfaatan langsung EBT. Kendalanya yaitu permintaan
listrik turun selama pandemi Covid-19 menjadi 4,9% per tahun dari rata-rata
RUKN 2019-2038 sebesar 6,9%. Kendala lainnya adalah bauran listrik jenis
batu bara mencapai 64% hingga 2030. DPR RI berperan mengawasi penyediaan
pembangkit energi hijau terkait pembangunan infrastruktur didukung anggaran
yang memadai di samping mendorong percepatan pengurangan pembangkit batu
bara karena berpotensi menghambat peningkatan penggunaan energi hijau.

Pendahuluan batu bara, selain batu bara juga


Kebutuhan energi listrik digunakan sebagai bahan bakar
dari tahun ke tahun semakin di sektor industri. Hal tersebut
meningkat. Peningkatan ini menjadikan batu bara merupakan
sejalan dengan meningkatnya pangsa penyediaan energi primer
laju pertumbuhan ekonomi, laju kedua setelah minyak bumi.
pertumbuhan penduduk, dan Di sisi lain, ketergantungan
pesatnya perkembangan sektor penggunaan bahan bakar minyak
industri. Kondisi penyediaan (BBM) terutama di sektor
energi di Indonesia saat ini transportasi masih tinggi, karena
masih didominasi oleh energi teknologi transportasi berbasis
PUSLIT BKD fosil, terutama batu bara. Hal listrik dan gas masih belum
tersebut dikarenakan sektor mampu menggeser dominasi
pembangkit listrik di Indonesia teknologi transportasi berbasis
didominasi oleh Pembangkit BBM (Damayanti, Sasana &
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Destiningsih, 2020).
Gambar 2. Outlook Energi Indonesia 2020
Sumber: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (2020).

Kondisi pembangkit listrik 2030 menambah porsi EBT 20


di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 48% dan pembangkit
mencapai 64 GW, dengan pangsa fosil 52%. Angka tersebut lebih
terbesar PLTU batu bara yang besar dari porsi RUPTL 2019—
mencapai 45%. Sedangkan 2028, yakni porsi pembangkit
pangsa pembangkit Energi Baru EBT sebesar 30% dan pembangkit
Terbarukan (EBT) sekitar 15%. fosil sebesar 70% (insight.kontan.
Sisanya merupakan pembangkit co.id, 28 Mei 2021).
berbahan bakar gas dan BBM. Rencana RUPTL tersebut
Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Wakil Ketua Komisi VII
penyediaan energi sampai DPR RI hingga saat ini belum
dengan tahun 2050 diperkirakan mendapatkan kejelasan yang
tetap didominasi oleh energi seharusnya disahkan tahun lalu
fosil, khususnya batu bara (Bisnis Indonesia, 28 Mei 2021).
(Amaliadanti, 2021). Berdasarkan uraian di atas
Pada skenario business as tulisan ini membahas bagaimana
usual Badan Pengkajian dan strategi peningkatan penggunaan
Penerapan Teknologi (BPPT) energi hijau di Indonesia.
memperkirakan bahwa selama Sedangkan tujuan penulisan
tahun 2018-2050, total kebutuhan ini yaitu mendeskripskan
energi final meningkat rata- dan menganalisis strategi
rata sebesar 3,9% per tahun. peningkatan penggunaan energi
Sebagai penggerak ekonomi, hijau di Indonesia.
kebutuhan energi di sektor
industri diperkirakan terus Target Penggunaan Energi
meningkat dan mendominasi Hijau
total kebutuhan energi final pada Regulasi RUPTL 2021-2030
tahun 2050. Untuk mengurangi oleh Kementerian ESDM masih
ketergantungan energi fosil serta dalam proses pembahasan.
memenuhi kebutuhan energi di Salah satu poin penting dari
masa depan, pemerintah melalui rencana RUPTL tersebut yaitu
draft Rencana Usaha Penyediaan pemerintah akan meningkatkan
Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-
porsi proyek pembangkit EBT Februari 2021).
menjadi 48%, selebihnya 52% Langkah pencapaian
masih berupa energi fosil. tersebut diiringi dengan
Peningkatan porsi penggunaan penghentian pengoperasian
energi hijau berupa energi panas PLTU sebanyak 53 GW
bumi hingga angin dilakukan antara tahun 2025-2045 serta
untuk mencapai target bauran mempersiapkan strategi seperti
EBT yang makin ditingkatkan mandatori biodiesel, co-firing
serta mengejar target net-zero PLTU, pemanfaatan Refuse
emission pada 2050. Kebijakan Derived Fuel (RDF), hingga
yang diambil pemerintah dalam pemanfaatan nonlistrik/
mencapai RUPTL 2021-2030 nonbiofuel seperti briket,
yaitu dengan menghentikan pengeringan hasil pertanian, dan
usulan-usulan PLTU baru biogas. Dengan strategi tersebut,
dengan catatan jika masih penggunaan pembangkit listrik
21 terdapat proyek PLTU maka EBT juga dipercepat dengan
proyek tersebut berstatus sedang kapasitas tambahan sekitar
konstruksi (CNN Indonesia, 27 38 GW pada 2035 dengan
Mei 2021). memprioritaskan teknologi Solar
Pengurangan energi PV mengingat biaya investasinya
pembangkit listrik fosil dalam yang relatif lebih murah dan
draf RUPTL 2021-2030 sejalan durasi pemasangan yang singkat
dengan upaya mendorong (bisnis.tempo.co, 1 Juni 2021).
masifnya peningkatan
pembangkit listrik EBT yang Hambatan Pertumbuhan EBT
ditargetkan baurannya mencapai Hambatan peningkatan
23% pada 2025, meskipun hingga pembangkit listrik EBT dalam
2020 capaiannya baru sebesar konteks pandemi saat ini
11,5% (Kementerian ESDM, membuat sejumlah proyeksi
2019). Terget tersebut selanjutnya permintaan listrik turun. Pada
akan dicapai melalui tiga jalur, RUPTL periode sebelumnya,
yakni listrik, pemanfaatan bahan rata-rata pertumbuhannya 6,4%
bakar berbasis non-energi fosil per tahun sedangkan dalam draf
atau biofuel, dan pemanfaatan terbaru menjadi 4,9% per tahun.
langsung EBT. Dari sisi biofuel, Angka dalam draf tersebut
pemanfaatan biofuel telah juga jauh dari angka rata-rata
menjadi tertinggi di dunia konsumsi listrik dalam rencana
karena pemanfaatan biodiesel di umum ketenagalistrikan nasional
Indonesia sudah mencapai 30% (RUKN) 2019-2038 sebesar
atau B30. Dari sisi kelistrikan 6,9% per tahun dan Rencana
berbasis EBT, dalam lima tahun Pembangunan Jangka Menengah
ke depan kapasitas pembangkit Nasional (RPJMN) 2020-2024
listrik ditargetkan bertambah sebesar 6,4% per tahun (katadata.
2.000-3.000 mega watt (MW) per co.id, 12 Maret 2021).
tahun untuk mencapai target Kendala lainnya
bauran EBT 23% pada tahun terdapat pada porsi PLTU
2025 (CNBCIndonesia.com, 22 dalam kelistrikan masih akan
mendominasi dalam 10 tahun ke batu bara di bawah 55% dan
depan. Setidaknya, hingga 2030 EBT di atas 35% serta alokasi
penggunaan batu bara dalam anggaran untuk pembangunan
bauran listrik mencapai 64%. yang memadai (katadata.co.id,
EBT sebesar 23%, gas 11,5%, dan 12 Maret 2021). Percepatan
bahan bakar minyak (BBM) 0,4%. pengembangan EBT sendiri
Dominasi pembangkit lisrtik dilakukan dengan pemberhentian
berbahan fosil mencapai 35.200 operasi pembangkit listrik fosil
MW pada tahun 2020 menjadikan PLTD berusia 15 tahun serta
keberadaan pembangkit listrik PLTU dan PLTGU berusia 20
nasional masih tergantung pada tahun untuk diganti pembangkit
jenis fosil. Masih tingginya biaya listrik EBT (Suharsono & Lontoh,
produksi listrik EBT per Kwh 2020).
juga menjadi kendala dalam Keunggulan EBT potensial
proses jual beli listrik melalui
purchasing power agreement (PPA)
yang perlu dikembangkan di
masa depan yaitu energi surya
22
antara tender dengan PT PLN untuk mendukung energi primer
(persero). Penetapan mekanisme karena faktor efektivitas biaya.
penetapan harga jual listrik EBT International Renewable Energy
masih menjadi permasalahan Agency (IRENA) menyebutkan
yang perlu segera diselesaikan bahwa apabila biaya energi surya
ke depan (katadata.co.id, 7 Juni disandingkan dengan biaya
2021). energi angin, maka biaya energi
surya mengalami penurunan
Strategi Peningkatan secara cepat dalam 10 tahun
Penggunaan Energi Hijau terakhir. Faktor utama yang
Komitmen peningkatan menyebabkan biaya energi surya
porsi energi hijau sebagaimana dapat menurun dengan cepat
draf RUPTL 2021-2030 adalah sumber energi matahari
mengharuskan pemerintah yang melimpah dan tidak
memberikan stimulus terhadap akan pernah habis, terutama
aksesbilitas dan keterjangkauan di negara-negara tropis seperti
energi hijau sementara pada sisi Indonesia (Amaliadanti, 2021).
lainnya perlu pula diimbangi
dengan penurunan pemakaian Penutup
batu bara secara bertahap. Peningkatan porsi energi
Mencermati tren global saat hijau dalam RUPTL 2021-2030
ini adalah penggunaan listrik menjadi 48% dan menurunkan
berbasis energi bersih sesuai pembangkit listrik batu bara
Perjanjian Paris 2015 untuk menjadi 52% merupakan upaya
menurunkan emisi karbon yang dilakukan untuk mengejar
hingga 29% dengan usaha sendiri target net-zero emission pada
dan 41% bersama bantuan 2050. Strategi peningkatan
internasional di 2030. Untuk penggunaan energi hijau tersebut
mencapai target penurunan dimulai dari menyeimbangkan
emisi, pemerintah perlu penggunaan pembangkit listrik
memberlakukan pemakaian batu bara hingga di bawah 55%
sementara penggunaan energi www.cnnindonesia.com/
hijau di atas 35% karena dalam ekonomi/20210527 162213-
draf RUPTL terbaru pembangkit 85-647540/esdm-setop-
listrik batu bara masih dominan tambah-pembangkit-batu-
berada pada angka 60% hingga bara-pada-ruptl-2021-2030,
tahun 2030. diakses 30 Juni 2021.
DPR RI melalui Komisi Kementerian Energi dan
VII berperan penting dalam Sumber Daya Mineral. 2019.
pengawasan penyediaan Konferensi Pers Capaian Kinerja
pembangkit energi hijau Subsektor Ketenagalistrikan”.
dari perencanaan terkait Kementerian ESDM.
pembangunan infrastruktur yang “Pemerintah Bakal Setop Operasi
sedang berjalan, sudah berjalan, Sebagian PLTU Mulai 2025”,
dan siap dibangun. Peran lainnya 1 Juni 2021, https://bisnis.
23 adalah memastikan pendanaan
agar kebutuhan penyediaan
tempo.co/read/1467739/
pemerintah-bakal-setop-
energi hijau dapat terus operasi-sebagian-pltu-
berjalan, serta perlu mendorong mulai-2025, diakses 2 Juni
percepatan pengurangan jenis 2021
pembangkit batu bara karena “Review Sektor Energi di Masa
diprediksi penggunaan batu bara Pandemi dan Proyeksinya
sampai tahun 2030 berpotensi pada 2021”, Amaliadanti,
menghambat peningkatan A., 6 Januari 2021, https://
penggunaan energi ramah solarwarrior.co.id/news-
lingkungan. and-media/%20Pandemi
%20dan%20Proyeksinya%20
Referensi pada%202021, diakses 29 Mei
Badan Pengkajian dan Penerapan 2021.
Teknologi. 2020. Dampak “RUPTL 2021-2030 Masih
Pandemi COVID-19 terhadap Disusun, Bocorannya Porsi
Sektor Energi di Indonesia. EBT Naik Menjadi 48%”, 28
Pusat Pengkajian Industri Mei 2021, https://insight.
Proses dan Energi (PPIPE) kontan.co.id/news/ruptl-
Badan Pengkajian dan 2021-2030-masih-disusun-
Penerapan Teknologi (BPPT). bocoranny a-porsi-ebt-naik-
Damayanti, F., Sasana, H., menjadi-48, diakses 30 Juni
& Destiningsih, R. 2020. 2021.
Analisis Faktor-Faktor “Senjakala Pembangkit Listrik
Pendorong Total Konsumsi Berbahan Bakar Batu Bara”, 7
Energi Akhir Di Indonesia. Juni 2021, https://katadata.
Dinamic : Directory Journal co.id/amp/sortatobing/
Of Economic Vol. 2 No 2, hal. indepth/60ba34f15fb6a/
501-504. senjakala-pembangkit-listrik-
“ESDM Setop Tambah berbahan-bakar-batu-bara,
Pembangkit Batu Bara diakses 8 Juni 2021.
pada RUPTL 2021-2030”, “Setrum Energi Hijau Dipacu”,
27 Mei 2021 https:// Bisnis Indonesia, 28 Mei 2021,
hal. 3. “Target EBT 23% di 2025,
Suharsono, A & Lontoh. L. 2020. Pemerintah Kejar Lewat 3
Risalah Kebijakan Energi Jalur Ini”, 21 Februari 2021,
Indonesia. International https://www.cnbcindonesia.
Institute for Sustainable com/news/202102221 13317-
Development. 4-225113/target-ebt-23-di-
“Tambal Sulam Rencana Listrik 2025-pemerintah-kejar-lewat-
dalam RUPTL 2021-2030”, 12 3-jalur-ini, diakses 8 Juni
Maret 2021, https://katadata. 2021.
co.id/sortatobing/ekonomi-
hijau/604b394e8 060c/
tambal-sulam-rencana-listrik-
dalam-ruptl-2021-2030,
diakses 1 Juni 2021.
24

Burhanudin Mukhamad Faturahman


burhanudin.faturahman@dpr.go.id.

Burhanudin Mukhamad Faturahman, adalah Peneliti Pertama Bidang Ekonomi dan


Kebijakan publik Sekretariat Jenderal DPR RI. Menyelesaikan pendidikan Magister
Ilmu Administrasi Publik Universitas Brawijaya tahun 2017 dan S1 Administrasi
Publik Universitas Brawijaya tahun 2015. Tertarik pada penelitian bidang Administrasi
Publik dan Administrasi Pembangunan.

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai