UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022/2023
UAS
REGULASI DAN KEBIJAKAN ENERGI
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Purwanto, DEA
1.
EBT saat ini sudah diatur dalam berbagai undang-undang selain diatur dalam UU
Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi yaitu Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi. Untuk
mendukung upaya dan program pengembangan energi baru dan terbarukan, terdapat beberapa
peraturan pelaksanaan yang sudah ada antara lain Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2014
tentang Kebijakan Energi Nasional, Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang
Rencana Umum Energi Nasional, dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru dan Energi Terbarukan Serta
Konservasi Energi.
PROGRAM STUDI MAGISTER ENERGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022/2023
1. PLTS Terpusat telah diberikan kepada 21 pemerintah provinsi (pemrov) dan 31 pemerintah
kabupaten/kota (pemkab/kota);
4. PJU Tenaga Surya telah diberikan kepada 33 pemrov dan 217 pemkab/kota;
6. PLT POME (Palm Oil Mill Effluent) telah diberikan kepada 4 pemkab/kota;
Untuk memenuhi target bauran energi EBT 23 persen pada tahun 2023 ada beberapa
regulasi yang sudah dikeluarkan selama ini, yakni :
1. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2017
PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN UNTUK PENYEDIAAN
TENAGA LISTRIK
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Energi Nasional (KEN)
PROGRAM STUDI MAGISTER ENERGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022/2023
3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 4 Tahun 2020 Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 50 Tahun
2017 Tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga
Listrik
4. Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 112 Tahun 2022 Percepatan Pengembangan
Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik
2.
Upaya untuk mencapai Net Zero Emission tidak bisa dicapai secara individual atau
oleh pihak tertentu saja, melainkan membutuhkan kolaborasi yang radikal untuk
mengembangkan dan mewujudkan solusi-solusi inovatif dalam skala yang masif. Pemerintah
misalnya, selain menetapkan target nasional untuk pengurangan emisi yang ambisius, juga
harus tegas dalam menerapkan kebijakan pembangungan rendah karbon dan mengalihkan
pendanaan dari energi fosil menuju energi terbarukan. Selain itu pelaku industri dan
perusahaan juga harus mulai menunjukkan komitmen mereka dalam mengurangi emisi di
rantai produksi dan distribusi, serta siklus hidup produk mereka, guna menemukan bisnis
model terbaik yang menggunakan pendekatan ekonomi sirkular dengan efisiensi penggunaan
materi dan meminimalisir produksi sampah. Salah satu mekanisme yang bisa digunakan ialah
penerapan Extended Producer Responsibility guna mengumpulkan kembali kemasan-
kemasan bekas brand agar tidak mencemari lingkungan dan bisa didaur ulang. Di tingkat
individu, setiap orang bisa ikut membantu dengan menerapkan gaya hidup yang rendah emisi
seperti menggunakan transportasi umum, mengembangkan pe rilaku hemat energi, serta
memilah dan mengelola sampah dari rumah. Jika kita betul-betul ingin membatasi
pemanasan 1.5oC untuk menghindari dampak terburuk dari krisis iklim, maka kita harus
bergerak cepat karena kita tengah berada di jalur pemanasan yang melampaui 1.5oC.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan
sebagai koordinator yaitu Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
Energi (EBTKE) saat ini secara intensif melakukan pembahasan dan penyusunan Rancangan
Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan. RUU ini merupakan inisiatif
DPR dan masuk dalam prioritas Program Legislasi Nasional 2022. Regulasi ini diharapkan
menjadi regulasi yang komprehensif untuk menciptakan iklim pengembangan energi baru
terbarukan (EBT) yang berkelanjutan dan adil sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh
PROGRAM STUDI MAGISTER ENERGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022/2023
12. Peran serta masyarakat dalam menjaga, melindungi dan memelihara kelestarian wilayah
pada kegiatan pemanfaatan EBT.
Saat ini potensi EBT yang melimpah dan beragam baru termanfaatkan 0,3% atau
sekitar 12,4 GW. Pemerintah harus bertindak menggunakan strategi taktis untuk mencapai
target nasional sebesar 23% EBT dalam bauran energi nasional tahun 2025.
Dalam jangka pendek, Pemerintah telah menerapkan beberapa strategi seperti
membangun kapasitas EBT on-grid baru berdasarkan Rencana Pengembangan
Ketenagalistrikan PLN (RUPTL 2021 – 2030), implementasi PLTS Atap, Konversi PLTD
menjadi EBT, pemanfaatan wajib bahan bakar nabati, eksplorasi panas bumi, dan
pemanfaatan EBT off-grid lainnya. Sementara untuk strategi jangka panjang, Kementerian
ESDM telah bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyusun peta
jalan untuk mencapai netralitas karbon di sektor energi pada tahun 2060 atau lebih cepat.
8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional
12. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional
13. Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan
FisikPemanfaatan Energi Baru dan Energi Terbarukan Serta Konservasi Energi
14. Peraturan Menteri ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber
EnergiTerbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik
15. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan EBT
Untuk Penyediaan Tenaga Listrik