Anda di halaman 1dari 8

MEMFASILITASI KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)


UNTUK MENDUKUNG PENGURANGAN EMISI DI PROVINSI SULAWESI
SELATAN.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki 83.843 desa yang tersebar di 34
provinsi pada tahun 2021. Akan tetapi, sebanyak 3.299 desa masih dalam kategori
desa tertinggal (Kemendesa, 2021) Salah satu indikator desa tertinggal adalah
terbatasnya supplai energi yang dapat digunakan oleh masyarakat. Selain itu
pemerintah Indonesia memiliki program desa mandiri energi yang bertujuan agar desa
mampu mensupplai energinya secara mandiri dan tidak bergantung terhadap supplai
listrik negara. Supplai energi yang diharapkan berasal dari sumber energi terbarukan
dan ramah lingkungan.
Supplai energi listrik dari jaringan listrik negara mayoritas berasal dari pembangkit
listrik tenaga bahan bakar fosil dan memiliki dampak negative terhadap lingkungan
(Widiatmoko, 2021) Sehingga penggunaan sumber energi terbarukan akan menjadi
solusi atas permasalahan yang ada. Energi terbarukan memiliki sumber energi yang
melimpah dan terus menerus tersedia. Sumber energi terbarukan seperti energi
matahari, energi angin, dan biomasa sangat berpotensi sebagai sumber energi di
Indonesia. Indonesia memiliki potensi energi matahari, energi angin dan biomasa
sebesar 4,80 kWh/m2 /hari, 3-6 m/detik, dan 50GW (Kementrian ESDM, 2008).
Keterlibatan Indonesia dalam pleno Conference of Parties (COP) ke-26 Konvensi
Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di
Glasgow, Inggris, menghasilkan kesepakatan untuk mengimplementasikan lebih
lanjut Paris Agreement. Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sebagai UNFCCC national Focal Point pada tanggal 23 September 2022,
menyampaikan peningkatan ambisi penurunan emisi gas rumah kaca melalui
dokumen Enhanced NDC (ENDC) Indonesia. Target penurunan emisi GRK Indonesia
untuk NDC (UNDC) yang telah diperbaharui telah ditingkatkan dari 29% menjadi
31,89% dengan upaya sendiri, dan target dengan dukungan internasional telah
ditingkatkan dari 41% menjadi 43,20%. Untuk mewujudkan komitmen ini, pemerintah
telah menargetkan untuk mengurangi Gas Rumah Kaca (GRK) lebih lanjut dengan
memasukkan target revisi Pembangunan Rendah Karbon (LCD) ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Kebijakan LCD memiliki fokus
pada peningkatan proses dan kualitas perencanaan pembangunan hijau di lima sektor
prioritas: 1) energi berkelanjutan; 2) restorasi lahan berkelanjutan; 3) pengelolaan
limbah; 4) pengembangan industri hijau, dan 5) pesisir dan laut rendah karbon (karbon
biru)
Menindaklanjuti hal tersebut, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi provinsi pertama di
Indonesia yang mengintegrasikan kebijakan LCD ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah atau RPJMD tahun 2019-2023[
https://zonakata.com/pemprov-sulsel-raih-dua-penghargaan-pembangunan-daerah-
dari-bappenas/]. Dengan masuknya kebijakan LCD ke dalam RPJMD, berarti program
dan kebijakan pemerintah daerah harus didasarkan pada target LCD dan menjadi
komitmen bersama dalam menahan laju kenaikan suhu global, termasuk di sektor
energi. Sesuai amanat UU 30 tahun 2017 tentang energi, setiap daerah diwajibkan
memiliki peraturan daerah (PERDA) tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
Sulawesi Selatan mengesahkan PERDA RUED-P 2021-2050 pada 15 Maret 2022.
Mengacu pada peraturan tersebut di atas, Sulawesi Selatan harus
mengimplementasikan RUED dengan mengeluarkan kebijakan yang relevan,
termasuk strategi implementasi dan rencana investasi di tingkat daerah. Selain itu,
sinkronisasi kebijakan antara pengembangan energi terbarukan dengan kebijakan lain
di daerah menjadi penting, seperti dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
tahunan, serta strategi implementasi di tingkat daerah.
Namun demikian, implementasi strategi terbarukan di tingkat daerah masih
menyisakan beberapa masalah. Pertama, masyarakat belum memahami manfaat
sumber energi terbarukan, yang jumlahnya melimpah di alam, tidak akan habis, dan
ramah lingkungan. Edukasi publik diperlukan untuk meningkatkan literasi energi
terbarukan. Kedua, meskipun bahan baku energi terbarukan banyak tersedia di alam,
baik yang berskala besar maupun skala kecil, namun tidak semua daerah memiliki
sumber energi terbarukan. Misalnya, potensi energi air hanya terdapat di daerah yang
memiliki sungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan potensi-potensi yang ada
di daerah untuk menentukan di titik mana potensi energi terbarukan ini dapat
dikembangkan oleh pemerintah daerah. Ketiga,
Pengolahan bahan baku terbarukan membutuhkan biaya konstruksi karena fasilitas
belum tersedia di banyak tempat. Pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan
intervensi kebijakan agar tersedia anggaran untuk mengolah energi terbarukan untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam implementasi strategi energi terbarukan menjadi
penting, sebagaimana diatur dalam PERDA RUED, BAB III, Pasal 19 tentang Hak dan
Partisipasi Masyarakat. Oleh karena itu, proyek ini dirancang untuk melakukan
peningkatan kapasitas dan memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
debat kebijakan dan strategi implementasi secara aktif. KOPEL akan melakukan
survei dasar untuk memetakan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk
memahami pendapat dan minat mereka terhadap energi terbarukan. KOPEL juga
akan mengembangkan dialog kebijakan multi-pemangku kepentingan sebagai wadah
bagi masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan kebijakan dan
mendengar aspirasi para pemangku kepentingan, serta untuk berbagi pengetahuan
tentang dampak energi terbarukan dan mitigasi risiko yang perlu disediakan.
Sumber energi terbarukan memiliki potensi yang besar sebagai solusi energi
berkelanjutan dan rendah emisi (Nag & Sarkar, 2018). Energi terbarukan juga memiliki
kelemahan seperti intermitensi yang tinggi. Dalam sistem standalone, energi
terbarukan tidak dapat di andalkan sepenuhnya karena ketersedian sumber energi
yang dapat berubah (Sharma & Goel, 2015).
Teknologi energi terbarukan saat ini sudah banyak tersedia secara komersial yang
dapat digunakan, dan beban biayanya dapat diturunkan dengan cara melakukan
optimasi antara konfigurasi teknologi energi terbarukan dengan supplai energi listrik
dari jaringan listrik negara (PLN) (Fathi et al., 2019).
Sistem energi terbarukan merupakan solusi alternatif yang layak digunakan untuk
daerah pedesaan dibandingkan dengan jaringan listrik yang bergantung pada energi
fosil (Ramesh & Saini, 2020). Penelitian yang dilakukan (Tiam Kapen et al., 2022)
membahas mengenai studi kelayakan dari penerapan sistem hibrida energi
terbarukan, salah satunya penggunaan biogas generator sebagai pendukung dalam
proses produksi listrik. Shahzad et al., (2017) meneliti tentang studi kelayakan dari
sistem biomassa dan energi surya untuk elektrifikasi di Pakistan menggunakan
software HOMER. Pada penelitian ini listrik dari biogas diperoleh dari kotoran sapi,
terdapat 26 ekor sapi dan 19 kerbau, untuk 1 ekor sapi memproduksi kotoran
sebanyak 9 Kg/hari dan kerbau 12 Kg/hari, untuk sapi mampu memproduksi biogas
sebesar 204 m3/ton dengan dry matter content 0,18 dan organic matter content 0,86.
Dari hasil tersebut setiap 1 m3 biogas mampu menghasilkan listrik sebesar 3,8 kWh.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah dalam penelitian ini :
1. Apakah ada pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Implementasi strategi
terbarukan Kabupaten Pangkep dan Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan ?
2. Apakah ada pengaruh Pemangku Kepentingan dalam Penhgembangan Energi
Terbarukan di Kabupaten Pangkep dan Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
?
3. Bagaimana dampak energi terbarukan bagi Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan di Kabupaten Pangkep dan Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
?
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis dan mengetahui Literasi Masyarakat Terhadap
Implementasi strategi terbarukan Kabupaten Pangkep dan Jeneponto Provinsi
Sulawesi Selatan.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui ada Literasi Pemangku Kepentingan
dalam Penhgembangan Energi Terbarukan di Kabupaten Pangkep dan
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui Bagaimana dampak energi terbarukan
bagi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan di Kabupaten Pangkep dan
Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka diharapkan
penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Bagi penulis dan mahasiswa yang meneliti mengenai dampak terhadap energi
terbarukan di Kabupaten Pangkep dan Jeneponto.
2. Manfaat Praktis
Sebagai sumbangsih terhadap pemerintah provinsi Sulawesi-Selatan
khususnya pemerintah Kabupaten Pangkep dan Jeneponto terkait dengan
energi terbarukan.
Hipotesis
1. DIduga Literasi Masyarakat Terhadap Implementasi strategi terbarukan
Kabupaten Pangkep dan Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan berada pada
sufficient literate.
2. Diduga Literasi Pemangku Kepentingan dalam Penhgembangan Energi
Terbarukan di Kabupaten Pangkep dan Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
berada pada sufficient literate.
3. Diduga dampak energi terbarukan bagi Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan di Kabupaten Pangkep dan Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
bermuatan positif.
Metode Penelitian
Dalam peneltian ini teknik data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Dimana
data yang di peroleh dari hasil pengumpulan data dianalisis secara kualitatif serta
diuraikan dalam bentuk deskriptif. Kemudian teknik analisis data selanjutnya untuk
mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap
energi terbarukan berada pada level Well Literate, Sufficient Literate, Less Literate,
dan Not Literate yaitu data yang didapatkan dari hasil kuisioner.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara
(pengamatan), wawancara, kuisioner (angket), dokumentasi dan gabungan
keempatnya (Sugiyono, 2017:). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan metode kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model
pertanyaan tersebut telah tersedia jawaban, sehingga responden hanya memilih
jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya. Pada penelitian ini, jawaban
yang diberikan oleh responden kemudian diberi skor dengan mengacu pada skala
Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2017:134).
Untuk penskoran dari tiap jawaban yang diberikan responden, ditentukan sebagai
beriku t:
1. Untuk jawaban SS, yaitu sangat setuju diberi skor : 5
2. Untuk jawaban S, yaitu setuju diberi skor : 4
3. Untuk jawaban N, yaitu netral diberi skor : 3
4. Untuk jawaban TS, yaitu tidak setuju diberi skor : 2
5. Untuk jawaban STS, yaitu sangat tidak setuju diberi skor 1
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Pangkep dan Jeneponto
yang diproyeksikan mewakili masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan
Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat kabupaten Jeneponto dan Pangkep
Definisi Operasional
1. Literasi Masyarakat mengenai energi terbarukan adalah pengetahuan dan
pemahaman masyarakat di kabupaten Pangkep dan Jeneponto mengenai
energi terbarukan secara spesifik yang dinilai dari beberapa indicator-indikator
yang termuat dalam beberapa pertanyaan, serta diukur dalam skala likert.
2. Literasi Pemangku kepentingan mengenai energi terbarukan adalah
pengetahuan dan pemahaman Pemangku Kepentingan di kabupaten Pangkep
dan Jeneponto mengenai energi terbarukan secara spesifik yang dinilai dari
beberapa indicator-indikator yang termuat dalam beberapa pertanyaan, serta
diukur dalam skala likert.

Kerangka Konseptual

Well Literate

Masyarakat Sufficient
Literate

Pemangku Less Literate


Kepentingan

Not Literate

Gambar 1. Kerangka Konsep

Instrumen Penelitian
Uji Validitas,
Menurut Ghozali dalam Mabyakto, 2017 uji validitas digunakan untuk mengukur valid
atau tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dalam penelitian ini ibertujuan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. uji validitas mengukur apakah
pertnyaan dalam kuisioner yang di gunakan betul-betul dapat mengukur apa yang
hendak diukur. uji ini dilakukan dengan cara membandingkan angka r hitung dan r
table. Jika r hitung lebih besar dari r table maka item dikatakan valid dan sebaliknya
jika r hitung lebih kecil dari r table maka item dikatan tidak valid.
Uji Realibilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten apabila diukur 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat ukur yang sama. Suatu kuisioner dalam penelitian dapat dikatakan
reliable atau handal apabila jawaban dari responden tehadap pertanyaan hasilnya
konsisten atau tetap atau stabil dari waktu ke waktu.
Analisis Data
Confirmatory Factor Analisis
Teknik analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Confirmatori Factor
Analysis (CFA) yang kemudian datanya akan diolah dengan menggunakan program
Amos 20. Confirmatori Factor Analysis (CFA) digunakan dalam melakukan analisis
indikator-indikator yang sudah dikelompokkan berdasarkan variabel latennya
(konstruknya). pada CFA, peneliti menguji apakah data fit dengan model yang
dibentuk sebelumnya atau tidak secara apriori berdasarkan teori dan konsep yang
sudah diketahui dipahami atau ditentukan sebelumnya, maka dibuat sejumlah faktor
yang akan dibentuk, serta variabel apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing
faktor yang dibentuk dan sudah pasti tujuannya.
serta analisis data deskriptif dengan menggunakan Three Box Methode
Analisis Angka Indeks Three Box Methode Analisis deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Jenis statistik
yang disajikan dalam penelitian ini adalah angka indeks. Analisis angka indeks ini
dilakukan untuk mengetahui persepsi umum responden mengenai sebuah variabel
yang diteliti, maka perhitungan indeks jawaban responden akan dihitung dengan
rumus berikut :
Nilai indeks = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3) + (%F4x4) + (%F5x5) / 5
Keterangan:
1. F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1
2. F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2
3. F3 adalah frekuensi responden yang menjawab 3
4. F4 adalah frekuensi responden yang menjawab 4
5. F5 adalah frekuensiresponden yang menjawab 5
Untuk mendapat kecenderungan dari jawaban responden terhadap masing-masing
variabel, akan didasarkan pada nilai skor rata-rata (indeks) yang dikategorikan dalam
rentang skor berdasarkan perhitungan three box method sebagai berikut (Ferdinand,
2014) :
1. Nilai indeks maksimum: (%Fx5)/5 = (91 x 5)/5 = 91
2. Nilai indeks minimum : (%Fx1)/5 = (91 x 1)/5 = 18,2
Dengan menggunakan kriteria tiga kotak (three box method), maka nilai interval dapat
dihitung dengan cara: nilai maksimum dikurangi nilai minimum dan hasilnya dibagi tiga
akan menghasilkan nilai interval sebesar 24,2 yang akan digunakan sebagai daftar
interprestasi nilai indeks, yang dalam contoh ini adalah sebagai berikut:
1. 18,2 – 42,4= Rendah
2. 42,5 – 66,7 = Sedang
3. 66,8 – 91 = Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Almashakbeh, A. S., Arfoa, A. A., & Hrayshat, E. S. (2019). Techno-economic
evaluation of an offgrid hybrid PV-wind-diesel-battery system with various
scenarios of system’s renewable energy fraction. Energy Sources, Part A:
Recovery, Utilization and Environmental Effects.
https://doi.org/10.1080/15567036.2019.1673515
Al-Najjar, H., Pfeifer, C., al Afif, R., & El-Khozondar, H. J. (2022). Performance
Evaluation of a Hybrid Grid-Connected Photovoltaic Biogas-Generator Power
System. Energies, 15(9). https://doi.org/10.3390/en15093151
Benti, N. E., Mekonnen, Y. S., Asfaw, A. A., Lerra, M.D., Woldegiyorgis, T. A., Gaffe, C.
A., & Aneseyee, A. B. (2022). Techno-economic analysis of solar energy system
for electrification of rural school in Southern Ethiopia. Cogent Engineering, 9(1).
https://doi.org/10.1080/23311916.2021.2021838
Das, B. K., Hassan, R., Tushar, M. S. H. K., Zaman, F.,Hasan, M., & Das, P. (2021).
Techno-economic and environmental assessment of a hybrid renewable energy
system using multi-objective genetic algorithm: A case study for remote Island in
Bangladesh. Energy Conversion and Management, 230.
https://doi.org/10.1016/j.enconman.2020.113823
Fathi, M., Mehrabipour, A., Mahmoudi, A., Mohd Zin, A. A. bin, & Ramli, M. A. M.
(2019). Optimum Hybrid Renewable Energy Systems Suitable For Remote Area.
Smart Science, 7(2), 147–159. https://doi.org/10.1080/23080477.2019.1600111
Hoang, D. L., Davis, C., Moll, H. C., & Nonhebel, S.(2020). Impacts of biogas
production on nitrogen flows on Dutch dairy system: Multiple level assessment
of nitrogen indicators within the biogas production chain. Journal of Industrial
Ecology, 24(3), 665–680. https://doi.org/10.1111/jiec.12956
Jahangir, M. H., & Cheraghi, R. (2020). Economic and environmental assessment of
solar-windbiomass hybrid renewable energy system supplying rural settlement
load. Sustainable Energy Technologies and Assessments, 42.
https://doi.org/10.1016/j.seta.2020.100895
Jahangiri, M., Haghani, A., Alidadi Shamsabadi, A., Mostafaeipour, A., & Pomares, L.
M. (2019). Feasibility study on the provision of electricity and hydrogen for
domestic purposes in the south of Iran using grid-connected renewable energy
plants. Energy Strategy Reviews, 23, 23– 32.
https://doi.org/10.1016/j.esr.2018.12.003
Kabeyi, M. J. B., & Olanrewaju, O. A. (2022). Technologies for biogas to electricity
conversion. Energy Reports, 8, 774–786.
https://doi.org/10.1016/j.egyr.2022.11.007
Kaur, M., Dhundhara, S., Verma, Y. P., & Chauhan, S. (2020). Techno-economic
analysis of photovoltaic-biomass-based microgrid system for reliable rural
electrification. International Transactions on Electrical Energy Systems, 30(5).
https://doi.org/10.1002/2050-7038.12347
Kirim, Y., Sadikoglu, H., & Melikoglu, M. (2022). Technical and economic analysis of
biogas and solar photovoltaic (PV) hybrid renewable energy system for dairy
cattle barns. Renewable Energy, 188, 873–889.
https://doi.org/10.1016/j.renene.2022.02.08.
Kougias, P. G., & Angelidaki, I. (2018). Biogas and its opportunities—A review.
Frontiers of Environmental Science and Engineering, 12(3).
https://doi.org/10.1007/s11783-018-1037-8 Kumar, P., Pal, N., & Sharma, H.
(2022).
Optimization and techno-economic analysis of a solar photo-
voltaic/biomass/diesel/battery hybrid off-grid power generation system for rural
remote electrification in eastern India. Energy,
247.https://doi.org/10.1016/j.energy.2022.123560
Li, C., Zhang, L., Qiu, F., & Fu, R. (2022). Optimization and enviro-economic
assessment of hybrid sustainable energy systems: The case study of a
photovoltaic/biogas/diesel/battery system in Xuzhou, China. Energy Strategy
Reviews, 41. https://doi.org/10.1016/j.esr.2022.100852
Mustafa Kamal, M., Asharaf, I., & Fernandez, E. (2022). Optimal renewable integrated
rural energy planning for sustainable energy development. Sustainable Energy
Technologies and Assessments, 53. https://doi.org/10.1016/j.seta.2022.102581
Nag, A. K., & Sarkar, S. (2018). Modeling of hybridenergy system for futuristic energy
demand of an Indian rural area and their optimal and sensitivity analysis.
Renewable Energy, 118, 477– 488. https://doi.org/10.1016/j.renene.2017.11.047
Obileke, K., Makaka, G., Nwokolo, N., Meyer, E. L.,& Mukumba, P. (2022). Economic
Analysis of Biogas Production via Biogas Digester Madefrom Composite
Material. ChemEngineering, 6(5), 67. MDPI AG.
http://dx.doi.org/10.3390/chemengineering605 0067
Odoi-Yorke, F., Abaase, S., Zebilila, M., & Atepor, L.(2022). Feasibility analysis of solar
PV/biogas hybrid energy system for rural electrification inGhana. Cogent
Engineering, 9(1).https://doi.org/10.1080/23311916.2022.2034376

Anda mungkin juga menyukai