Anda di halaman 1dari 28

DOKUMEN PENAWARAN

PENYUSUNAN FS DED PLTS ROOFTOP TAHAP II


DI JAWA TENGAH KABUPATEN CILACAP

II
II
II
II
II
II

TAHUN ANGGARAN 2017

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
1

SURAT PENAWARAN

Nomor : 001/SPH/IX/2017 29, September 2017


Lampiran :

KepadaYth.:
Pejabat Pengadaan Barang/Jasa
Direktorat Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur
Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi

di
Jakarta

Perihal : Penawaran Pekerjaan Penyusunan FS DED PLTS ROOFTOP Tahap II


di Jawa Tengah Kabupaten Cilacap

Sehubungan dengan Surat Permintaan Pengadaan Langsung Jasa


Konsultansi Perorangan nomor: _________________ tanggal
______________dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen
Pengadaan, dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan
Penyusunan FS DED PLTS ROOFTOP Tahap II di Jawa Tengah Kabupaten
Cilacap sebesar Rp 43.560.000 (Empat puluh tiga juta lima ratus enam puluh
ribu rupiah ).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang


tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas.

Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu


pelaksanaan pekerjaan selama 60 (enam puluh) hari kalender.

Penawaran ini berlaku selama 15 (lima belas) hari kalender sejak


tanggal surat penawaran ini.

Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1 (satu)


rangkap dokumen asli.

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan


sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan.

Yerry Edvian
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN


KERJA DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

I. Tanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang

a. Dasar Hukum

Dasar hukum yang dimuat dalam KAK sudah cukup dan telah mencakup
aspek tentang definisi, tata laksana pemanfaatan energi dan sasaran
Kebijakan Energi Nasional (KEN) serta petunjuk pemanfaatan EBT.

1) UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi


Disebutkan bahwa pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan,
dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan,
rasional, optimal, dan terpadu guna memberikzn nilai tambah bagi perekonomian
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyediaan, pemanfaatan, dan
pengusahaan energi yang dilakukan secara terus menerus guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat dalam pelaksanaannya harus selaras, serasi, dan seimbang
dengan fungsi lingkungan hidup.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi


Nasional
Kebijakan penyediaan energi serta prioritas pengembangan energi dan cadangan
penyangga energi nasional diarahkan untuk menjamin keamanan pasokan energi
nasional melalui pemanfaatan sumber daya energi secara proposional, baik
sumber daya energi non fosil seperti panas bumi, biomassa, tenaga aliran dan
terjunan air,tenaga sinar matahari,tenaga angina,tenaga nuklir, tenaga gerakan dan
perbedaan suhu lapisan laut, maupun sumber daya energi fosil seperti minyak
bumi, batubara, gas bumi, gas metana batubara.

3) Peraturan Menteri ESDM No. 10 Tahun 2012 tentang pelaksanaan


kegiatan fisik pemanfaatan energi baru terbarukan.
Dasar hukum yang di sebutkan pada kerangka acuan kerja sangat
berhubungan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dimana dasar

halaman. 2
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

hukum tersebut mengatur kebijakan mengenai energi nasiona,


permasalahan terkait energi dan pemanfaatan potensi energi terbarukan.
Disebutkan juga bahwa potesni tenaga sinar matahari adalah salah satu
sumber energi yang harus di manfaatkan dengan bijak ,dimana hal tersebut
sangat sesuai dan dapat di gunakan sebagai batasan serta arahan kegiatan.

b. Tanggapan dan Saran Terhadap Gambaran Umum

 Kebutuhan listrik nasional setiap tahunnya menunjukkan peningkatan


seiring dengan laju pembangunan ekonomi dan bertambahnya jumlah
penduduk. Dalam sepuluh tahun terakhir (2003-2013), konsumsi energi
final di Indonesia mengalami peningkatan dari 79 juta TOE menjadi 134
juta TOE atau tumbuh rata-rata sebesar 5,5% per tahun. Sejalan dengan
meningkatnya konsumsi energi tersebut, maka penyediaan energi primer
juga mengalami kenaikan. Namun upaya untuk memenuhi kebutuhan energi
di dalam negeri antara lain terkendala oleh ketersediaan infrastruktur energi
seperti pembangkit listrik, kilang minyak, pelabuhan, serta transmisi dan
distribusi.

o Tanggapan dan Saran :

Dipahami kebutuhan energi setiap tahunnya meningkat terutama akibat


adanya pertambahan penduduk, ekonomi juga termasuk adanya
pertumbuhan kawasan/ wilayah mukim dan aktifitas masyarakat.

Data yang disampaikan berdasar tahun 2003 – 2013 terjadi peningkatan


kebutuhan energi rata rata 5,5 % setiap tahunnya. Saat ini peride 2016 –
2017 angka kebutuhan energi meningkat sudah pada kisaran 6% sampai 7%.

 Pemerintah melalui PP Nomor 79 Tahun 2014 telah menyusun Kebijakan


Energi Nasional (KEN) sebagai pedoman untuk memberi arah Pengelolaan
Energi Nasional guna mewujudkan kemandirian Energi dan Ketahanan
Energi Nasional untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.
Kebijakan energi nasional terdiri dari kebijakan utama dan kebijakan
pendukung. Kebijakan utama meliputi ketersediaan energi untuk kebutuhan

halaman. 3
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

nasional, prioritas pengembangan energi, pemanfaatan sumber daya energi


nasional dan cadangan energi nasional. Sedangkan kebijakan pendukung
meliputi konservasi energi, konservasi sumber daya energi, dan diversifikasi
energi. Salah satu sasaran KEN untuk pemenuhan Penyediaan Energi dan
Pemanfaatan Energi adalah tercapainya peran Energi Terbarukan sebesar
23% pada bauran Energi Primer di tahun 2025.

o Tanggapan dan Saran :

Disimpulkan bahwa pengelolaan energi nasional berpedoman pada


komitmen Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang dimuat dalam payung
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 yang berisikan kebijakan
utama meliputi ketersediaan energy dan kebijakan pendukung berupa
konservasi dan diversifikasi energi dimana salah satu sasarannya adalah
prioritas pemanfaatan EBT.

 Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat baik, rata-rata 4,80
kWh/m2/hari. Seiring dengan berkembangnya teknologi konversi energi
surya menjadi energi listrik serta menurunnya biaya peralatan yang
diperlukan, potensi energi surya nasional menjadi hal yang layak untuk
didorong pemanfaatannya di Indonesia.

o Tanggapan dan Saran :

Dipahami bahwa potensi energi surya di Indonesia sangat baik karena letak
geografis Indonesia yang dilalui oleh garis khatulistiwa menjadikan
Indonesia mendapatkan pancaran sinar marahari yang maksimal dan merata
sepanjang tahun.

 Memperhatikan kondisi tersebut diatas maka Pemerintah perlu mendorong


pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi di bangunan-bangunan
perkantoran yang hampir seluruhnya menggunakan listrik dari jaringan PLN
sehingga dapat menekan penggunaan bahan bakar minyak dan penurunan
emisi CO2. Pemanfaatan energi baru terbarukan yang cocok untuk daerah
tropis seperti indonesia memungkinkan adalah pembangkit tenaga surya
(PLTS). Adapun keuntungan yang diperoleh dari PLTS antara lain biaya

halaman. 4
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

pengadaan listrik yang lebih murah dari diesel/BBM, mudah perawatan dan
pengoperasiannya, mengurangi polusi dan efek rumah kaca.

o Tanggapan dan Saran :

Pemanfaatan EBT yaitu diantaranya dengan membangun PLTS akan


menghemat cadangan energi fosil sekaligus mengutungkan karena dapat
menekan / terjadi penurunan emisi CO2

c. Tanggapan dan Saran Terhadap Tujuan

Tujuan utama Penyusunan FE-DED PLTS Rooftop di SMK Yos sudarso


Kecamatan Sidareja-Kabupaten Cilacap,Jawa Tengah adalah melakukan
perencanaan secara komprehensif pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) Rooftop berupa Kajian Feasibility Study (Studi Kelayakan)
lengkap dengan Detail Engineering Desain (DED) Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Adapun pelaksanaannya dilakukan dengan cara menunjuk pihak ketiga atau


jasa konsultan. (dalam hal ini yaitu jasa konsultan perorangan).

II. Tanggapan dan Saran Terhadap Strategi dan Pencapaian Keluaran

A. Tanggapan terhadap Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan seperti dimuat Kerangka Acuan Kerja (KAK),


sudah lengkap yaitu mencakup beberapa tahap :

1) Tahap Persiapan

a. Desk Study, Pekerjaan persiapan dan koordinasi dengan instansi


terkait, Pengumpulan data awal serta survei lokasi, mengkaji
regulasi terkait pembangunan PLTS di Indonesia serta menganalisis
data/informasi yang tersedia.

halaman. 5
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

b. Survei Lokasi, kegiatan ini mencakup:

- Survei lokasi pemasangan PLTS (Luasan Area yang bisa


dipasangi PLTS, ada tidaknya potensi shading di sekitar area
yang akan dipasangi PLTS.

- Observasi dan pengumpulan data terkait sistem kelistrikan


daerah sekitar atau daerah yang direncanakan akan dipasang
PLTS.

- Observasi dan pengumpulan data terkait rata – rata kebutuhan


beban atau konsumsi listrik lokasi yang akan di aliri listrik oleh
PLTS.

2) Tahap Feasibility Study (FS) pembangunan PLTS

Merupakan tahap utama berupa kegiatan evaluasi dan analisis dari


potensi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
yang didasarkan atas investigasi dan research secara ekstensif untuk
mendukung proses pengambilan keputusan tentang kelayakan proyek
dilengkapi dengan Detail Engineering Desain (DED).

Kegiatan FS meliputi:

a. Deskripsi latar belakang dan history proyek, meliputi:

- Latar belakang proyek;

- Objektif proyek dan outline dari strategi proyek, termasuk area


geografis, dan lain – lain;

- Lokasi proyek;

- Kebijakan – kebijakan ekonomi dan industri yang mendukung


proyek

b. Studi Tapak/ Peletakan PLTS, meliputi:

- Mengindentifikasi dan mendeskripsikan lokasi secara umum.

- Mengidentifikasi aspek-aspek kritis dan alasan pemilihan lokasi


pemasangan PLTS.

- Mengkaji solar resource.

halaman. 6
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

- Karakteristik lingkungan (termasuk suhu dan kecepatan angin).

- Mengkaji potensi shading disekitar area PLTS.

- Menentukan lokasi yang tepat untuk pemasangan PLTS.

- Deskripsi pekerjaan sipil utama yang diperlukan.

- Studi aspek lahan dan status hibah.

c. Studi Sistem Kelistrikan, meliputi:

- Analisis permintaan listrik (electricity demand)

- Penentuan Kapasitas PLTS

- Analisis sistem pasokan listrik (electricity supply system),


termasuk sistem kelistrikan yang mampu untuk mengintegrasikan
output dari sistem PLTS.

d. Sistem desain dan engineering, termasuk:

- Deskripsi proses Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) desain


pemasangannya serta kapasitas pembangkit;

- Deskripsi dan alasan teknologi yang dipilih (module, inverter dan


mounting frame), me-review ketersediaanya dan kemungkinan
keunggulan signifikan atau kelemahannya.

- Menentukan shade dan layout PLTS.

Proses optimasi ini memperhitungkan:

 Shading angles

 Kebutuhan O&M.

 Strategi pembersihan module

 Sudut kemiringan (tilt angle) dan orientasinya

 Suhu dan profil angina di lapangan

 Cable run dan minimalisasi kerugian listrik

- Desain sistem pengkabelan (electrical cabling design) dan single


line diagram.

halaman. 7
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

- Koneksi listrik (electrical connection) dan peralatan monitoring

- Desain sistem integrasi antara PLTS dan existing pembangkit.

- Analisis energy yield.

e. Organisasi dan biaya overhead, yang mencakup desain organisasi


dan manajemen.

f. Sumber daya manusia, meliputi:

- Deskripsi ketersediaan sumber daya manusia dan kebutuhan


perekrutan dan pelatihan.

- Penentuan key person (keterampilan yang diperlukan) dan total


tenaga kerja (jumlah dan biaya).

3) Penyusunan laporan FS.

Laporan terdiri dari :

1. Laporan pendahuluan,

Berisi kegiatan konsultan mengenai pendekatan metoda/model yang


digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, Rencana kerja konsultan
dan jadwal, pengenalan lokasi (akses jalan menuju ke lokasi
pembangunan) dan Materi-materi dan bahan (data sekunder)
Persiapan, Pelaksanaan dan Pelaporan.

2. Laporan interim

Berisi perkembangan kemajuan pelaksanaan pekerjaan (Progress),


data hasil survey lapangan dan penyampaian kendala dan hambatan
(jika ada).

3. Laporan akhir yang dilengkapi dengan DED.

Berisi hasil final dari pekerjaan setelah sebelumnya melalui proses


pembahasan dan penyempurnaan berdasarkan masukan-masukan
dari tim teknis, tim pengguna dalam paparan draft laporan akhir.

halaman. 8
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

B. Tanggapan dan Saran Terhadap Kebutuhan Personil

Cukup jelas yaitu; untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan tenaga


ahli profesional yang berpengalaman pada bidang energi terbarukan
khususnya teknologi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan
latar belakang pendidikan S1. Teknik Elektro/ S1. Teknik Fisika dengan
pengalaman 3 (tiga) tahun dibidangnya. Selain itu tenaga ahli juga
bertugas sebagai surveyor, menganalisis, serta menyelesaikan seluruh
Penyusunan FS DED PLTS Rooftop.

C. Tanggapan dan Saran Terhadap Lokasi Pelaksanaan Kegiatan

Dipilihnya lokasi penyusunan FS DED PLTS Rooftop Tahap dua di


Jawa Tengah Kabupaten Cilacap, khususnya SMK Yos Sudarso Sidareja
dengan melihat potensi wilayah dan kegiatan tahap satu yang telah di
lakukan sangatlah baik, dimana pemilihan loaksi yang sama dapat
membantu penyempurnaan kegiatan yang telah di langsungkan
sebelumnya

D. Tanggapan dan Saran Terhadap Waktu Pelaksanaan

Cukup Jelas yaitu : Jangka waktu pelaksanaan penyusunan FS-DED


PLTS Terpusat di Desa Kampung Sinegi Kecamatan Distrik Animba
Kabupaten Merauke Provinsi Papua adalah selama 2 (dua) bulan.

Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan
Feasibility study (FS) pembangunan
2.
PLTS
3. Penyusunan laporan

halaman. 9
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Bagian

2
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

I. PENDEKATAN

1. Pendahuluan

Alternatif pemenuhan kebutuhan listrik untuk daerah sulit dan sangat sulit
adalah dengan pemanfaatan energi terbarukan.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan swasta untuk mencari
dan memanfaatkan potensi energi untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat, diantaranya melalui pengembangan energi terbarukan di
beberapa desa berupa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH). Bagi desa yang tidak memiliki potensi pembangkit air maka
pemerintah memberikan alternatif pemanfaatan energi matahari (PLTS).

Pemanfaatan sumber energi matahari yang sampai di permukaan bumi


sangat bergantung pada koordinat bumi-matahari, maka intensitas cahaya
matahari ke bumi akan lebih besar pada wilayah khatulistiwa.

Indonesia terletak di garis khatulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai


sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-
rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia.

Pemanfaat energi matahari sebagai sumber penerangan rumah tangga telah


banyak dilakukan di wilayah indonesia terutama daerah terpencil yang belum
terjangkau jaringan listrik PLN dengan intensitas radiasi matahari rata-rata
650 W/m2 (Othman et all. 1993).

Model PLTS ada 2 macam, yaitu model tersebar atau yang dikenal dengan
Solar Home System (SHS) dan model terpusat atau yang dikenal dengan

halaman. 10
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat. Model SHS lebih cocok
untuk pemukiman yang antar rumah satu dengan rumah lainnya berjarak
relatif jauh. Sedangkan model PLTS Terpusat lebih cocok untuk pemukiman
yang antar rumah satu dengan rumah lainnya relatif dekat.

2. Pendekatan Teknis

Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan sistem pembangkit listrik


dengan memanfaatkan panas matahari diubah menjadi tegangan listrik
dengan menggunakan sel photovoltaic.

 Cara Kerja Solar Cell (Photovoltaic)

Kepingan sel photovoltaic terdiri atas kristal silikon yang memiliki dua
lapisan silisium doped, yaitu lapisan solar sel yang menghadap ke cahaya
matahari memiliki doped negatif dengan lapisan fosfor, sementara lapisan
di bawahnya terdiri dari doped positif dengan lapisan borium. Antara
kedua lapisan dibatasi oleh penghubung p-n. Jika pada permukaan sel
photovoltaic terkena cahaya matahari maka pada sel bagian atas akan
terbentuk muatan-muatan negatif yang bersatu pada lapisan fosfor.
Sedangkan pada bagian bawah lapisan sel photovoltaic akan membentuk
muatan positif pada lapisan borium. Kedua permukaan tersebut akan
saling mengerucut muatan masing-masingnya jika sel photovoltaic terkena
sinar matahari. Sehingga pada kedua sisi sel photovoltaic akan
menghasilkan beda potensial berupa tegangan listrik. Suatu kristal silikon
tunggal photovoltaic dengan luas permukaan 100 cm2 akan menghasilkan
sekitar 1,5 watt dengan tegangan sekitar 0,5 volt tegangan searah (0,5
Vdc) dan arus sekitar 2 Amper di bawah cahaya matahari dengan panas
penuh (intensitas sekitar 1000W/m2).

PLTS dibangun dari susunan panel sel photovoltaic (modul surya) secara
berjajar dalam jumlah yang relatif banyak untuk memperoleh tegangan
keluaran yang diinginkan.

halaman. 11
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

 Pengaturan Posisi Modul Surya (PV)

Sistem pengaturan berfungsi memberikan pengaturan dan pengamanan


dalam suatu PLTS sedemikian rupa sehingga sistem pembangkit tersebut
dapat bekerja secara efisien dan handal.

Peralatan pengaturan didalam sistem PLTS dapat dibuat secara manual,


yaitu dengan cara selalu menempatkan kearah matahari, atau dapat juga
dibuat secara otomatis, mengingat sistem ini banyak dipergunakan untuk
daerah terpencil. Otomatis ini dapat dilakukan dengan menggunakan
rangkaian elektronik. Namun dalam segi kepraktisan dan memudahkan
perawatan pemasangan modul surya yang mudah dan murah adalah
dengan memasang modul surya dengan posisi tetap dengan sudut
kemiringan tertentu. Untuk menentukan arah sudut kemiringan modul
surya harus disesuaikan dengan letak geografis lokasi pemasangan panel
tersebut. Letak geografis Indonesia berada antara 0° sampai 10° terhadap
LU (lintang Utara) dan LS (Lintang Selatan).

 Tipe-tipe Pemasangan PLTS

 Stand Alone PV System atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Terpusat (PLTS-Terpusat) yaitu system pembangkit listrik yang hanya
mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi
utama dengan menggunakan rangkaian modul surya untuk
menghasilkan energy listrik sesuai dengan kebutuhan.

 Grid Connected Pv System, Sesuai namanya, sistem ini akan tetap


berhubungan dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan
pemanfaatan energi modul surya untuk menghasilkan energi listrik
semaksimal mungkin.

 Grid Connected Pv System With Battery Backup, Sistem ini berfungsi


sebagai backup energy listrik untuk menjaga kontinuitas operasional
peralatan-peralatan elektronik. Jika suatu saat terjadi kegagalan pada
suplai listrik PLN (pemadaman listrik) maka peralatan-peralatan

halaman. 12
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

elektronik dapat beroperasi secara normal dalam jangka waktu


tertentu tanpa adanya gangguan.

 Hybrid Power System atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH)


merupakan salah satu alternatif sistem pembangkit yang tepat
diaplikasikan pada daerah-daerah yang sukar dijangkau oleh sistem
pembangkit besar seperti jaringan PLN atau PLTD. PLTH ini
memanfaatkan renewable energy sebagai sumber utama (primer)
yang dikombinasikan dengan Diesel Generator sebagai sumber energi
cadangan (sekunder). Pada PLTH, renewable energy yang digunakan
dapat berasal dari energi matahari, angin, dan lain-lain yang
dikombinasikan dengan Diesel-Generator Set sehingga menjadi suatu
pembangkit yang lebih efisien, efektif dan handal untuk dapat
mensuplai kebutuhan energi listrik

 Sistem PLTS Rooftop

Stasiun pembangkit listrik fotovoltaik rooftop atau PLTS atap, atau sistem
PV di atap, adalah sistem fotovoltaik yang memiliki panel surya
pembangkit listrik yang terpasang di atap bangunan atau struktur
perumahan atau komersial. [1] Berbagai komponen sistem seperti itu
meliputi modul fotovoltaik, sistem pemasangan, kabel, inverter surya dan
aksesori listrik lainnya.

Sistem pemasangan rooftop tergolong dalam kategori skala kecil


dibandingkan dengan pembangkit listrik fotovoltaik yang dipasang di atas
tanah dengan kapasitas di kisaran megawatt. Sistem PV atap pada
bangunan tempat tinggal biasanya memiliki kapasitas sekitar 5 sampai 20
kilowatt peak (kWp), sementara yang dipasang di bangunan komersial
sering mencapai 100 kilowatt peak atau lebih.

Dari segi aspek Instalasi.

Lingkungan perkotaan menyediakan sejumlah besar ruang atap kosong


dan secara teknis dapat menghindari penggunaan lahan produktif dan
masalah lingkungan. Memperkirakan atap insolation surya adalah proses

halaman. 13
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

multi-faceted, sebagai nilai insolation di atap yang terkena dampak


sebagai berikut :

1. Waktu dalam setahun

2. Garis Lintang

3. Kondisi cuaca

4. Kemiringan atap

5. Perihal atap rumah

6. Shading dari bangunan dan vegetasi yang berdekatan

Ada berbagai metode untuk menghitung sistem atap PV surya potensial


termasuk penggunaan Lidar dan orthophotos. Model canggih bahkan
dapat menentukan kerugian naungan di area yang luas untuk penempatan
PV di tingkat kota.

Gambar B 1 Blok Diagram Sistem PLTS Rooftop

II. METODOLOGI

Metodologi yang digunakan dalam perancangan PLTS terpusat berdasarkan data


dan kebutuhan lokasi pembangunan PLTS Rooftop yang diusulkan, dalam hal ini
yaitu di SMK Yos Sudarso Sidareja, Kec. Sidareja, Kabupaten Cilacap, Prov. Jawa
Tengah.

Data lokasi berupa kebutuhan/ batasan penggunaan beban listrik, topologi


wilayah penempatan jaringan dan rumah pembangkit. Intensitas matahari yang
diambil data sekunder untuk wilayah khatulistiwa. Berdasarkan perolehan data

halaman. 14
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

dan perhitungan akan dilakukan pemilihan spesifikasi komponen, perakitan


sistem, dan instalasi sistem.

Berikut adalah data tentang iradiansi sinar matahari di daerah yang diusulkan :

https://eosweb.larc.nasa.gov/cgi-bin/sse/grid.cgi?&num=289083&lat=-
7.488&hgt=100&submit=Submit&veg=17&sitelev=&email=&p=grid_id&p=swvd
wncook&step=2&lon=108.797

halaman. 15
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Metodologi perancangan sistem digambarkan seperti gambar berikut.

Gambar 2.1 : Flow Chart Metodologi Perancangan PLTS Terpusat

Berdasarkan metodologi perancangan seperti gambar di atas sudah tergambar


mekanisme teknis dalam perancangan kapasitas dan spesifikasi PLTS Rooftop.

Uraian tahap metodologi dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Pengumpulan data

Data lapangan akan dihimpun langsung ke lokasi rencana pembangunan PLTS


Rooftop.

Data yang diperlukan berupa :

halaman. 16
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

 Data terpasang sambungan ke PLN dan pemakaian listrik SMK Yos


Sudarso,

 Data jalur pengkabelan listrik dan kondisi radiasi matahari di lokasi


tersebut.

 Data pemetaan atap dan kekuatan struktur untuk penempatan solar


modul.

b) Pengolahan Data

Berdasar data lapangan yang telah dikumpulkan, maka semua yang terkait dengan
aspek teknis PLTS rooftop akan disajikan sebagai bahan pertimbangan teknis
dalam rancangan peralatan yang akan digunakan dalam sistem PLTS rooftop di
antaranya:

 Data olahan kebutuhan energi siang terutama di siang hari

 Data olahan lokasi penempatan solar modul dan ruangan penempatan


inverter on grid berikut panelnya

Pilihan Disain Teknis Umum

Desain teknis umum sudah dapat ditentukan berdasarkan data olahan rencana
peggunaan energi listrik PLTS rooftop. Desain teknis ini berupa kapasitas PLTS
yaitu:

• Total pembangkit PLTS

• Kapasitas PV modul

• Kapasitas Inverter dan alat pendukung lainnya

halaman. 17
PROPOSAL TEKNIS PENYUSUNAN FS DED PLTS TERPUSAT KEC SIDAREJA – KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Pilihan Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis ditentukan mengikut data pilihan desain umum dan


pertimbangan teknologi agar peralatan yang akan dipilih dapat memenuhi kualitas
dengan mempertimbangkan juga effisensi biayanya.

Pilihan teknis harus mengikut kaidah keilmuan energi terbarukan khususnya


teknologi energi photovoltaic dan kelistrikan. Spesifikasi teknis dan gambar yang
akan diperoleh perancangan ini adalah spesifikasi semua alat yang diperlukan,
lokasi penempatan PV, inverter, ruang peralatan, sistem sambungan, dan lain
sebagainya. Pilihan desain teknis ini disajikan dalam bentuk Detailed Engineering
Design (DED).

Estimasi Anggaran Biaya

Biaya yang diperlukan untuk membangun PLTS terpusat dapat dihitung apabila
semua alat yang ditetapkan sudah memenuhi aspek teknis. Estmasi biaya disusun
dalam bentukEngineering Estimate (EE).

halaman. 18
JADWAL KEGIATAN

Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan
Feasibility study (FS) pembangunan
2.
PLTS Terpusat
3. Penyusunan laporan
PENYUSUNAN FS DAN DED PLTS ROOFTOP TAHAP II
DI JAWA TENGAH KABUPATEN CILACAP

Direktorat Perencanaan Pembangunan Infrastruktur EBTKE


Direktorat Jendeal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi

NO. URAIAN TOTAL BIAYA (Rp.)

RINCIAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL


I. 30,000,000
(REMUNERATION)

RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL


II. 9,600,000
(DIRECT REIMBURSEABLE COST)

JUMLAH 39,600,000

PPN 10% 3,960,000

TOTAL 43,560,000

DIBULATKAN 43,560,000

Terbilang : Empat puluh tiga juta delapan ratus sembilan puluh ribu rupiah
PENYUSUNAN FS DAN DED PLTS ROOFTOP TAHAP II DI JAWA TENGAH KABUPATEN CILACAP
TAHUN ANGGARAN 2017

I. RINCIAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION)

Harga Satuan Jumlah


No Uraian Kegiatan Satuan dan Volume
(Rp) (Rp)

A. Tenaga Ahli
Tenaga Ahli PLTS (S1. T.Elektro/T.
- Fisika) 1 orang 2 bln 2 OB 15,000,000 30,000,000

Jumlah Biaya Langsung Personil 30,000,000

II. Biaya Langsung Non Personil

Harga Satuan Jumlah


No Uraian Kegiatan Satuan dan Volume (Rp) (Rp)
Biaya Rapat dan
A.
Presentasi

- Biaya Presentasi (Penggadaan 20


materi presentasi) 3 paket 700,000 2,100,000
- Biaya Rapat (Konsumsi 20 org) 3 paket 1,400,000 4,200,000

B. Biaya Pelaporan
- Laporan Pendahuluan 5 eks 150,000 750,000
- Laporan Antara 5 eks 200,000 1,000,000
- Laporan Akhir 5 eks 250,000 1,250,000
- Flash Disk 32 Gb 3 bh 100,000 300,000

Jumlah Biaya Langsung Non Personil 9,600,000

Anda mungkin juga menyukai