Anda di halaman 1dari 2

Widia robiana ayu lestari

22311422
Kelas I

Pentingnya pengelolaan energi nasional

Energi memiliki peran yang cukup pentong untuk mendorong perekonomian suatu
negara. Pengelolaan energi yang baik dibutuhkan untuk dapat menjamin ketersediaan energi dan
dapat dinikmati oleh seluruh masyarakatnya.

 UUD 1945 Padal 33 Ayat 3


Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat
 UU No. 30 Tahun 2007 tentang energi
Pengelolaan energi yang baik dapat mendukung pembangunan nasional secara
berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan energi nasional
 PP No. 79 Tahun 2014 tentang kebijakan energi nasinonal ( KEN )
Pengelolan energi yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan untuk
mewujudkan kemadirian dan ketahanan energi nasional yang dicapai dengan menjadikan
energi sebagai modal pembangunan.

Peran energi dalam pembanguan


 Zahid ( 2008 )
 ADB ( 2017 ) dan siyanbola et al. ( 2004 )
 Imelda ( 2020 )
 Barney & franzi ( 2002 )
 Hartono et al. ( 2020a )
 Hartono et al. ( 2020b )

Mengapa perlu transisi energi?

 Energi berperan penting dalam pencapaian 2 target sustainable development goals


( SDGs ) tujuan ke 7 dan ke 13
 Nationally determined contribution
 Long term strategy for low carbon dan climate resilience 2050

Target nol emisi: pemerintah tengah menerapkan lima prinsip utama

Diperlukan peningkatan penggunaan energi baru terbarukan pada bauran energi secara nasional.
Kebijakan energi nasional: target peningkatan bauran EBT sebesar 23% dari total bauran energi
primer nasional pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050

Times merupakan model generator yang di kembangkan oleh IEA Energy technology system
analysis program.
Aspek Teknik pemodelan transisi energi : scenario

Scenario yang ditinjau dalam model ini di antaranya business as usual (BAU) dan NZE

 BAU
System kelistikaqn berbaqsis biaya terendah dalam tidak adanya implementasi
kebijakan yang spesifik pada sector kelistikan. Skenatio BAU dianggap
merepresentasikan kondidi saat ini. Scenario ini akan dibandingkan dengan target KEN.
 NZE
Penva[aian target 1,5 derajat dengan jatah karbon yang telah diasumsikan dengan
mempertimbangkan phase out pembangkit batu bara mengikuti perencanaan ESDM

Transisi energi dan dampak ekonomi

 Untuk bisa mendukung transisi energi, salah satu intrumen dalam kebijakan yang dapat
dilakukan adalah memperkenalkan pajak karbon.
 Pajak karbon digunakan untuk membatasi konsumsi bahan fosil atau menggeser
penggunaan energi menjadi energi bersih
 Pajak karbon menarik baik bagi ekonom maupun penyusun kebijakan karena memalui
pajak karbon.
 Sulit untuk menerapkan pajak karbon di Indonesia, namun bukan tidak mungkin.

Implaksi kebijakan #1

 Sinergisasi kebijakan energi dengan komitmen penanggulangan perubahan iklim


Indonesia NDC, LTS LCCP dan peraturan turunnya (RUEN, RUKN, dan RUPTL)
 Dalam jangka menengah, mengutamakan perencanaan infrastruktyr midstream gas
bumi baik berupa system perpipaan maupun kilang pencarian dan regisifikasi LNG.
 Dalam jangka jauh:
o Membangun strategi pembangunan dan perdanaan solat PV skala utilitas dan
penyimpanhan energi
o Peningkatan kapasitass finansial PLN untuk antisipasi peningkatan investasi
pembangkit listrik yang signifikan

Implikasi kebijakan #2

 Mempertimbangkan kebijakan mendistribusikan Kembali anggaran yang diterima dari


penerimaan pajak karbon ke dalam perekonomian yang diikuti dengan strategi revenue
recycling yang tepat
 Kebijakan penerapan pajak karbon dengan revenue recycling yang menitikberatkan
pada investasdi pada sekto energi terbarukan dapat dijadikan Sebagian pilihan
kebijakan, karena dapat mendorong penurunan emisi karbon sector kelistrikan.

Anda mungkin juga menyukai