1. Wahyudi : 2010501007
2. Fajar Dwi Kurniawan : 2010501126
Selain dari peraturan yang harus dipatuhi, terdapat pula izin yang harus diperoleh untuk
memulai operasi. Izin tersebut meliputi Izin Prinsip, Izin Lokasi, Izin Hutan Produksi
Terbatas (jika proyek berada dalam hutan produksi terbatas), dan PPA sendiri. Untuk
mendapatkan lisensi ini, pengembang harus bekerja sama secara langsung dengan
pemerintah daerah, kecuali untuk Izin Hutan Terbatas, yang harus dikeluarkan oleh
Kementerian Kehutanan.
Pengembang pembangkit energi terbarukan kecil di Indonesia, calon bankir mereka,
dan PLN sebagai pelanggan mereka, memiliki kepentingan bersama yang bisa diterapkan
dalam perjanjian pembelian tenaga listrik (PPA). PLN diwajibkan oleh Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Permen ESDM 4/2012 untuk membeli
semua keluaran dari pembangkit energi terbarukan dengan daya sebesar atau di bawah 10
MW dari kapasitasnya dengan harga yang juga ditentukan oleh peraturan itu dan
mengeluarkan PPA generik untuk akuisisi keluaran dari pembangkit energi terbarukan.
C. Skema Pembiayaan untuk Proyek Energy Terbarukan Skala Kecil
Pembiayaan proyek dengan bantuan terbatas atau tanpa batasan adalah berbagai
perjanjian pembelian eksklusif, pengaturan tarif beli (FIT) tetap, kepemilikan lahan atau
sewa hak, izin akses kehutanan, hak air, lisensi dan izin setempat, izin konstruksi,
pelepasan bea masuk, sertifikat perdagangan CER, rekening penampungan dan cadangan,
peningkatan kredit, dan perlindungan asuransi bahwa perusahaan proyek telah tersedia atau
masih harus diperoleh seiring dengan pemenuhan berbagai dokumen proyek yang terdiri
dari paket jaminan proyek selama tahap perencanaan proyek.
Sumber pembiayaan pontesial untuk proyek energy terbarukan
Pembiayaan Utang
Pembiayaan mezzanine dan syariah
Mitra modal potensial yang tertarik dalam investasi energy bersih
Dan lain-lain
Cara Kerja
Biogas dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik, seperti kotoran hewan, limbah
pertanian, dan sampah organik. Proses fermentasi ini dilakukan oleh bakteri anaerob dalam
kondisi tanpa oksigen. Biogas kemudian dikumpulkan dan diolah untuk menghasilkan
listrik. Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik, seperti kotoran
hewan, limbah pertanian, dan sampah organik. Proses fermentasi ini dilakukan oleh bakteri
anaerob dalam kondisi tanpa oksigen.
Biogas yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan diolah untuk menghasilkan listrik.
Proses pengolahan biogas untuk menghasilkan listrik dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
Manfaat
Listrik tenaga biogas memiliki beberapa manfaat, antara lain:
Pengembangan listrik tenaga biogas di Indonesia masih terkendala oleh beberapa faktor,
antara lain:
o Tahap pertama adalah tahap hidrolisis, di mana bahan-bahan organik dipecah menjadi
gula sederhana oleh bakteri.
o Tahap kedua adalah tahap asidifikasi, di mana gula sederhana dipecah menjadi asam
asetat, asam butirat, dan asam propionat oleh bakteri.
o Tahap ketiga adalah tahap metanogenesis, di mana asam asetat, asam butirat, dan asam
propionat diubah menjadi metana dan karbon dioksida oleh bakteri.
Biogas yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan diolah untuk menghasilkan listrik. Proses
pengolahan biogas untuk menghasilkan listrik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
o Gasifikasi, di mana biogas dibakar untuk menghasilkan panas yang digunakan untuk
memanaskan air dan menghasilkan uap. Uap kemudian digunakan untuk menggerakkan
turbin generator untuk menghasilkan listrik.
o Motor bakar, di mana biogas digunakan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan
generator.
Manfaat
Listrik tenaga biomassa memiliki beberapa manfaat, antara lain:
o Biaya investasi awal yang tinggi. Biaya investasi awal untuk membangun pembangkit
listrik tenaga biomassa relatif tinggi.
o Ketersediaan bahan baku yang terbatas. Ketersediaan bahan baku untuk menghasilkan
biogas masih terbatas.
o Proses produksi yang membutuhkan teknologi khusus. Proses produksi biogas
membutuhkan teknologi khusus yang masih belum banyak tersedia di Indonesia.
Pengembangan
Pengembangan listrik tenaga biomassa di Indonesia masih terkendala oleh beberapa faktor,
antara lain:
o Biaya investasi awal yang tinggi. Pemerintah Indonesia telah memberikan insentif fiskal
dan nonfiskal untuk mendorong pengembangan listrik tenaga biomassa, namun biaya
investasi awal masih menjadi kendala utama.
o Ketersediaan bahan baku yang terbatas. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku biogas, namun ketersediaan bahan
baku masih menjadi kendala.
o Proses produksi yang membutuhkan teknologi khusus. Pemerintah Indonesia telah
melakukan penelitian dan pengembangan teknologi biogas, namun teknologi biogas
masih belum banyak tersedia di Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pengembangan listrik
tenaga biomassa, antara lain:
Dengan pengembangan yang tepat, listrik tenaga biogas dapat menjadi solusi untuk mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
H. Litrik Tenaga Surya Fotovoltaik
Sejak sepuluh tahun terakhir telah terlihat jumlah penyebaran yang cukup siginifikan dari Proyek
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh
dunia dengan kenaikan yang sangat tinggi dalam pemakaian energi surya sebagai sumber listrik
di perumahan, fasilitas bangunan komersial, dan jaringan listrik terkoneksi. Listrik tenaga surya
fotovoltaik adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan
listrik secara langsung. Energi matahari diubah menjadi listrik oleh panel surya yang terdiri dari
sel surya.
Cara Kerja
Sangat penting untuk memahami standar dan unit untuk mengukur jumlah energi matahari yang
tersedia di lokasi tertentu selama periode waktu tertentu. Istilah-istilah umum yang digunakan
meliputi:
o Iradiasi : Intensitas cahaya matahari sesaat, diukur dalam watt/m2. Nilainya berubah
sepanjang hari dan sangat tergantung kepada sudut matahari dan kondisi atmosfer yang
akan meningkatkan atau menghalangi sinar matahari.
o Isolasi : Jumlah energi matahari selama periode waktu tertentu, diukur dalam Watt/jam
atau kilowatt-jam per meter persegi. Satuan Insolation adalah kilowatt-jam/m2-hari atau
bulan, tergantung pada kebutuhan laporan.
o Jam Puncak Matahari : Adalah ukuran dari isolasi yang menunjukkan waktu ekivalen per
hari di mana iradiasi rata-rata 1000 W/m2 (iradiasi maksimum permukaan). Dengan
demikian daerah dengan tingkat Jam Puncak Matahari rata-rata tinggi (misalnya, 6.15
kWh/m2/hari) akan menerima isolasi tenaga surya lebih besar dari daerah dengan tingkat
Jam Puncak Matahari lebih rendah (misalnya, 4,5 kWh/m2/hari)
Panel surya terdiri dari sel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor, seperti silikon. Sel
surya bekerja dengan memanfaatkan efek fotovoltaik, yaitu peristiwa pelepasan elektron dari
atom semikonduktor ketika terkena cahaya matahari. Elektron-elektron tersebut kemudian
mengalir melalui rangkaian listrik untuk menghasilkan listrik.
SISTEM KELISTRIKAN
Komponen utama yang menyusun keseimbangan sistem antara modul dan titik interkoneksi
adalah sebagai berikut:
o Inverter dan transformator
seperti yang jelaskan sebelumnya, listrik DC dari modul surya harus dikonversi ke tegangan AC
dengan tepat sehingga dapat interkoneksi dengan jaringan utilitas, Inverter dan transformator
melakukan fungsi ini. Inverter juga menyediakan data dan laporan, sehingga operator dapat
mengamati kinerja susunan modul.
o Kotak “Combiner”
Sistem pengumpulan untuk menyatukan sejumlah string modul tertentu. Kotak Combiner bekerja
seperti kotak penyambungan yang dimaksudkan untuk penambahan string pada sebuah sistem
tanpa meningkatkan tingkat tegangan kabel melampaui batas tegangan yang aman.
o Sistem Kabel
Susunan panel surya adalah kombinasi dari kabel DC dan AC, jenis kabel ditentukan oleh
tegangan dan arus sirkuit dalam sistem. Adalah hal yang umum untuk kabel string modul surya
fotovoltaik (DC kabel) dilewatkan di bawah panel menuju kotak combiner, sebelum disalurkan
ke inverter.
Manfaat
o Merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Listrik tenaga surya
fotovoltaik tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
o Dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Listrik tenaga surya
fotovoltaik dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, seperti batu
bara dan minyak bumi.
o Dapat digunakan di mana saja. Listrik tenaga surya fotovoltaik dapat digunakan di mana
saja, selama ada sinar matahari.
Kekurangan
Listrik tenaga surya fotovoltaik juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
o Efisiensi konversi yang rendah. Efisiensi konversi listrik tenaga surya fotovoltaik masih
relatif rendah, yaitu sekitar 20%.
o Biaya investasi awal yang tinggi. Biaya investasi awal untuk membangun pembangkit
listrik tenaga surya fotovoltaik relatif tinggi.
o Bergantung pada cuaca. Produksi listrik tenaga surya fotovoltaik dipengaruhi oleh cuaca,
yaitu intensitas sinar matahari.
Pengembangan
Pengembangan listrik tenaga surya fotovoltaik di Indonesia masih terkendala oleh beberapa
faktor, antara lain:
o Biaya investasi awal yang tinggi. Pemerintah Indonesia telah memberikan insentif fiskal
dan nonfiskal untuk mendorong pengembangan listrik tenaga surya fotovoltaik, namun
biaya investasi awal masih menjadi kendala utama.
o Ketersediaan bahan baku yang terbatas. Ketersediaan bahan baku untuk sel surya masih
terbatas.
o Proses produksi yang membutuhkan teknologi khusus. Proses produksi sel surya
membutuhkan teknologi khusus yang masih belum banyak tersedia di Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pengembangan listrik
tenaga surya fotovoltaik, antara lain:
PEMILIHAN LOKASI
Beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan didalam memilih lokasi sebuah proyek tenaga
surya diantaranya adalah:
o » Lahan yang memadai untuk ukuran sistem. Sekitar 2,5 - 3 hektar/MWDC lahan
diperlukan di lokasi dekat dengan garis Khatulistiwa. Untuk lokasi yang makin menjauhi
garis Khatulistiwa (ke Utara atau ke Selatan), lebih banyak lahan yang diperlukan untuk
memperhitungkan efek shading antar baris.
o Lahan harus bersih dari atau sedikit gangguan shading.
o Bentuk dari paket adalah saling berdekatan dan sebisa mungkin berbentuk persegi
panjang.
o Karakteristik Geoteknikal: → tanah berbatu yang tidak teratur, Karst, atau bebatuan yang
sangat keras akan menjadi masalah → apakah ada benda-benda yang terkubur seperti
peralatan listrik, pondasi bersejarah, limbah?
o Lahan yang bertingkat atau miring ke arah matahari → Kemiringan kearah Utara jika
berada di Selatan garis Khatulistiwa → Kemiringan kearah Selatan jika berada di Utara
garis Khatulistiwa → Sistem pelacak sumbu tunggal memerlukan lahan yang bertingkat
o Sedikit atau tidak ada gangguan karena adanya isu-isu yang terkait lingkungan, tata ruang
penggunaan lahan, utilitas, dll
o Hindari lahan basah, lahan yang mudah terkena banjir, sungai, aliran, zona yang tidak
stabil (mudah longsor) dan drainase
o Pilih tetangga/lingkungan yang ramah, dan taat pada hukum
Keunggulan
o Merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Listrik tenaga angin/bayu
tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
o Dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Listrik tenaga angin/bayu
dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, seperti batu bara dan
minyak bumi.
o Dapat digunakan di mana saja. Listrik tenaga angin/bayu dapat digunakan di mana saja,
selama ada angin yang bertiup.
Kelemahan
Listrik tenaga angin/bayu juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
o Tergantung pada cuaca. Produksi listrik tenaga angin/bayu dipengaruhi oleh cuaca, yaitu
kecepatan angin.
o Biaya investasi awal yang tinggi. Biaya investasi awal untuk membangun pembangkit
listrik tenaga angin/bayu relatif tinggi.
o Dapat menimbulkan kebisingan. Turbin angin dapat menimbulkan kebisingan yang
mengganggu masyarakat sekitar.
Pengembangan
Pengembangan listrik tenaga angin/bayu di Indonesia masih terkendala oleh beberapa faktor,
antara lain:
o Ketersediaan lokasi yang sesuai. Lokasi untuk membangun pembangkit listrik tenaga
angin/bayu harus memiliki kecepatan angin yang cukup tinggi.
o Biaya investasi awal yang tinggi. Biaya investasi awal untuk membangun pembangkit
listrik tenaga angin/bayu relatif tinggi.
o Kurang kesadaran masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum menyadari
pentingnya energi terbarukan.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pengembangan listrik
tenaga angin/bayu, antara lain:
o Pemerintah Indonesia telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap
di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 75 MW.
o PT PLN (Persero) telah membangun PLTB di berbagai lokasi di Indonesia, termasuk di
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
o Semakin banyak masyarakat yang membangun PLTB rooftop untuk memenuhi
kebutuhan listrik rumah tangga mereka.
o Dengan pengembangan yang terus berlanjut, listrik tenaga angin/bayu diharapkan dapat
menjadi sumber energi utama di Indonesia di masa depan.
Listrik tenaga angin/bayu dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari kebutuhan
listrik rumah tangga hingga kebutuhan listrik industri dan komersial. Listrik tenaga angin/bayu
juga dapat digunakan untuk keperluan off-grid, yaitu sistem yang tidak terhubung dengan
jaringan listrik PLN.
Dengan pengembangan yang tepat, listrik tenaga angin/bayu dapat menjadi sumber energi utama
di Indonesia di masa depan.