1. Terangkan dengan jelas kenapa neutron log displaynya seiring dengan density log ?
2. Sebutkan macam-macam electric log dan fungsinya.
3. Apa yang disebut dengan mudlog ? Jelaskan !
4. Apa yang dimaksud dengan oil stain, florescent ?
5. Apa bedanya korelasi struktur dan korelasi stratigrafi ?
JAWABAN
1. Neutron porosity adalah pengukuran yang didasarkan pada evaluasi formasi dengan cara
mengamati indeks hydrogen yang ada pada tubuh batuan di formasi tersebut. Karena itu
sebenarnya perhitungan ini tidak mengukur nilai porositas batuan yang sebenarnya karena hanya
mengukur kandungan hydrogen pada pori-pori batuannya saja. Oleh karena ketidakpastian itu
dibutuhkanlah density log yang digunakan untuk mengukur nilai densitas batuan di sepanjang
pemboran. Dari pengukuran density log ini pengukuran dilakukan kepda seluruh matriks batuan
yang terdapat pada pori. Jadi Ketika membuat pengamatan neutron log memang biasanya
dilengkapi juga dengan data dari density log karena kedua data tersebut saling berkaitan.
Pada lapisan serpih, kurva SP umumnya berupa garis lurus yang disebut garis dasar
serpih, sedangkan pada formasi permeabel kurva SP menyimpang dari garis dasar
serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan permeabel yang cukup tebal yaitu garis
pasir. Penyimpangan SP dapat ke kiri atau ke kanan tergantung pada kadar garam air
formasi dan filtrasi lumpur (Rider, 2002).
a. Log Resistivitas
Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah s uatu kemampuan batuan untuk
menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut (Darling,
2005). Nilai resistivitas rendah apabila batuan mudah untuk mengalirkan arus listrik,
sedangkan nilai resistivitas tinggi apabila batuan sulit untuk mengalirkan arus listrik.
Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air,
mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi porositas resistivitas, karena
batuan dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan batuan untuk menghantarkan
arus listrik tergantung pada fluida dan pori
Alat-alat yang digunakan untuk mencari nilai resistivitas (Rt) terdiri dari dua
kelompok yaitu Laterolog dan Induksi. Yang umum dikenal sebagai log Rt adalah LLd
(Deep Laterelog Resistivity), LLs (Shallow Laterelog Resisitivity), ILd (Deep
Induction Resisitivity), ILm (Medium Induction Resistivity), dan SFL.
Laterolog
Prinsip kerja dari laterelog ini adalah mengirimkan arus bolak- balik
langsung ke formasi dengan frekuensi yang berbeda. Alat laterolog (DLT)
memfokuskan arus listrik secara lateral ke dalam formasi dalam bentuk lembaran
tipis. Ini dicapai dengan menggunakan arus pengawal (bucking current), yang
fungsinya untuk mengawal arus utama (measured current) masuk ke dalam formasi
sedalam-dalamnya. Dengan mengukur tegangan listrik yang diperlukan untuk
menghasilkan arus listrik utama yang besarnya tetap, resistivitas dapat dihitung
dengan hukum ohm. Alat ini biasanya digunakan untuk resistivitas menengah
tinggi.
Induksi
Prinsip kerja dari induksi yaitu dengan menginduksikan arus listrik ke
formasi. Pada alat memanfaatkan arus bolak-balik yang dikenai pada kumparan,
sehingga menghasilkan medan magnet, dan sebaliknya medan magnet akan
menghasilkan arus listrik pada kumparan. Secara umum, kegunaan dari log induksi
ini antara lain mengukur konduktivitas pada formasi, mengukur resistivitas formasi
dengan lubang pemboran yang menggunakan lumpur pemboran jenis “oil base
mud” atau “fresh water base mud”.
3. Sejak diperkenalkan secara komersial pada tahun 1939, unit mud logging telah menjadi
pusat pemantauan respons pembentukan terhadap proses pengeboran. Awalnya, mandat
mud logging adalah untuk merekam kedalaman dan menggambarkan litologi formasi yang
ditemui oleh mata bor kemudian menentukan apakah formasi tersebut mengandung
hidrokarbon. Namun, ruang lingkup mud logging telah meluas karena sensor tambahan
membawa lebih banyak data ke dalam logging unit — seperti kromatografi gas, indikator
bobot pada bit dan indikator tingkat lubang lumpur. Layanan mud logging sekarang
biasanya melacak tingkat pengeboran, litologi, indikator hidrokarbon visual, total gas yang
mudah terbakar dalam lumpur dan senyawa hidrokarbon individu dalam gas bersama
dengan berbagai parameter pengeboran. Mud logging memantau dan mengevaluasi
berbagai indikator permukaan untuk menyusun catatan singkat geologi bawah permukaan,
hidrokarbon yang ditemukan, dan peristiwa pengeboran yang signifikan. Saat ini, istilah
logging permukaan kadang-kadang digunakan untuk mencakup berbagai mud logging
yang ditingkatkan yang menggabungkan sensor canggih dan teknologi komputasi untuk
menyediakan pemantauan untuk stabilitas sumur bor dan deteksi tendangan awal.
Praktek mud logging sangat bergantung pada sistem sirkulasi lumpur. Pompa
lumpur bertekanan tinggi menarik lumpur, atau cairan pengeboran, dari tangki permukaan
dan mengarahkannya ke lubang pipa melalui pipa bor (Gambar 1). Lumpur keluar dari
drillstring melalui nozel dalam bit. Saat sedikit mengebor permukaan bawah tanah, batu
yang digilingnya — bersama dengan air, minyak atau gas dalam formasi — terbawa
kembali ke lubang oleh fluida pengeboran. Setelah mencapai permukaan, fluida keluar
melalui aliran di atas pencegah semburan dan diendapkan di atas saringan mesh bergetar
di shale shaker, yang memisahkan potongan formasi dari lumpur cair. Bagian cairan dari
cairan pengeboran jatuh melalui layar ke lubang lumpur, siap untuk dipompa kembali ke
sumur; stek batuan pada layar pengocok memberikan dasar untuk menentukan litologi
downhole.
4. Oil stain adalah noda minyak yang dapat digunakan sebagai parameter saat mud logging
dengan klasifikasi tidak bernoda (none), noda sedikit (light), moderate (noda cukup
banyak), heavy (noda sangat banyak). Fluorescence adalah pengamatan noda minyak yang
muncul setelah dilarutkan, digunakan juga sebagai parameter mud logging untuk cutting
untuk menentukan berat jenis API berdasarkan warna yang muncul.