Anda di halaman 1dari 15

Data Log

Oleh: Riyan Hidayatulloh (1019002)


Log/logging, yaitu kegiatan perekaman dan pengukuran data bawah permukaan (sifat-sifat
fisik batuan) di sepanjang lubang pemboran
Macam-macam data log
Kegunaanya
Mekanisme kerjanya
1. Log Gamma Ray
Adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan
oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di
sepanjang lubang bor.

Log Gamma Ray (GR Log) dapat digunakan untuk identifikasi dan
korelasi litologi serta estimasi tingkat kelempungan, karena prinsip

kerjanya yang mengukur tingkat radioaktivitas alami (sinar gamma).

Pinsip pengukuran log Gamma Ray, yaitu mengukur tingkat


radioaktivitas (sinar gamma) alami dari unsur Potasium (K), Thorium
(Th), dan Uranium (U) yang menyusun batuan. Unsur tersebut umum
ditemukan pada batu serpih atau lempung, sehingga pengukuran ini
dapat dilakukan untuk identifikasi dan korelasi litologi, analisa fasies,
dan sekuen pengendapan.
(1) Respon Gamma Ray di berbagai litologi, (2)Analisa kualitatif
log GR.
2. Log Densitas
Digunakan untuk mendapatkan nilai porositas total dari formasi.
Densitas keseluruhan yang terukur mencakup matriks batuan
dan fluida pori.

Prinsip kerja log densitas adalah, alat memancarkan gamma ray


dari sumber radiasi ke dinding lubar bor. Gamma ray yang

menembus batuan akan bertumbukan dengan elektron dan


menghasilkan hamburan Compton, dimana gamma ray
kehilangan sebagian energinya. Sebagian yang tersisa
dipantulkan kembali dan ditangkap oleh detektor yang diletakan
oleh sumber radiasi. Intensitas gamma ray yang dipantulkan
akan sebanding dengan densitas batuan formasi, yang artinya
densitas elektron berkaitan dengan elektron true bulk density,
yang bergantung pada matriks batuan, porositas formasi, dan
densitas fluida yang mengisi pori (Ellis & Singer, 2008).
Gambar (3) Respon log Densitas di berbagai litologi.
3. Log Spontaneous Potential

Dari prinsip kerjanya, log SP ini dapat digunakan untuk


identifikasi batuan permeable, identifikasi lapisan serpih (non-
reservoar) dan non-serpih (reservoar), membantu korelasi
litologi, dan menghitung nilai salinitas fluida formasi (Rw).
Pengukurannya berdasarkan adanya beda potensial karena

perbedaan salinitas antara lumpur pemboran (Rmf) dengan


fluida formasi (Rw), dimana pada dasarnya nilai salinitas
berbanding terbalik dengan resistivitas.

Dalam interpretasinya, apabila data log SP menunjukkan kurva


lurus (tidak ada perubahan nilai) maka mengindikasikan salinitas
fluida formasi sama dengan salinitas lumpur pemboran, atau
dapat juga sebagai indikasi lapisan batuan yang pejal (tight) atau
impermeable.
Gambar (4) Teknis pengukuran log SP, beserta responnya.
4. Log Resistivitas
Log Resistivitas dapat digunakan untuk membedakan lapisan
reservoar dan non-reservoar, identifikasi jenis fluida (air formasi dan
hidrokarbon) dan batas kontak fluidanya, menghitung nilai resistivitas
air formasi dan salinitas air formasi.
Terdapat dua macam pengukuran log resistivitas, yaitu Lateral Log;
meliputi Lateralog Deep (LLD), Lateralog Shallow (LLS), Micro

Spherically Focused Log (MSFL), dan Induction Log; yang meliputi


Inductionlog Deep (ILD), Inductionlog Shallow (ILS), Micro Spherically
Focused (MFS). Mengacu dari adanya perbedaan zona di sekitar
dinding lubang pemboran, zona terinvasi dapat terindikasi dari
rekaman log MSFL atau SFL. Sedangkan untuk zona transisi dapat
terindikasi dari rekaman log LLS atau ILM. Untuk zona jauh dapat
terbaca dari log LLD atau ILD.
Dalam teknik interpretasinya, analisa log resistivitas, utamanya
adalah untuk mengetahui indikasi batuan yang porous dan
permeable yang mengandung fluida hidrokarbon atau air. Nilai-nilai
LLD/ILD, LLS/ILS, dan MSFL umumnya ditampilkan pada satu kolom
grafik, dab berdasarkan karakteristik grafiknya, indikasi hidrokarbon
ditunjukkan oleh adanya perubahan nilai/defleksi grafik LLD/ILD yang
relatif berada di kanan terhadap defleksi grafik LLS/ILM dan MSFL.
Sedangkan defleksi grafik LLD yang relatif lebih negatif terhadap
LLS/ILM dan MSFL akan mengindikasikan adanya kandungan fluida
air. Namun apabila ketiga grafik tersebut menunjukkan grafik yang
saling berhimpit tanpa adanya separasi yang jelas maka dapat
mengindikasikan suatu zona yang impermeable atau tight.
Gambar (5) Rekaman log Resistivitas
5. Log Neutron
Log Neutron dapat digunakan untuk perhitungan porositas batuan,
evaluasi litologi, dan deteksi keberadaan gas. Prinsipnya adalah
dengan mengukur persentase pori batuan dari intensitas atom
hidrogen di dalamnya, yang diasumsikan bahwa hidrogen tersebut
akan berupa hidrokarbon maupun air. Hasil pengukuran log Neutron
kemudian dinyatakan dalam Porosity Unit (PU).

Pada formasi yang mengandung minyak dan air, dimana kandungan


hidrogennya tinggi maka menyebabkan nilai Porosity Unit juga tinggi.
Sedangkan pada formasi yang mengandung gas yang memiliki
kandungan hidrogen yang rendah menyebabkan nilai PU yang
rendah pula. Rendahnya nilai PU karena kehadiran gas kemudian
disebut dengan gas effect.
Gambar (6) Respon log Neutron di berbagai litologi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai