Anda di halaman 1dari 21

BAB II TINJAUAN UMUM

Pada bagian tinjauan umum dari penelitian ini, akan dibahas mengenai landasan teori
yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian ini, yang dimana berkaitan besar dengan
penilaian fommasi serta logging.

II.1 Pengertian Umum


Penilaian formasi adalah ilmu yang merupakan bagian dari ilmu Teknik perminyakan
(petroleum engineering) yang mempelajari tentang segala sesuatu lapisan batuan atau
reservoir. Sehingga yang dimaksud dengan ilmu/keahlian penilaian formasi adalah ilmu atau
keahlian untuk dapat “melihat” atau meneliti keadaan didalam bumi baik unutuk keperluan
pengeboran, produksi, penelitian reservoir ataupun geologi produksi [ CITATION Asr15 \l
1033 ].

Penilaian formasi dilakukan setelah terdapat lubang pemboran yang membuktikan


terdapatnya hidrokarbon pada cekungan tersebut. Dengan dilakukannya penilaian formasi
maka dapat ditentukan zona mana yang prospek untuk di produksi, sehingga keuntungan pun
dapat diperoleh. Beberapa parameter yang diperlukan untuk menentukan zona produktif,
yaitu berupa karakteristik batuan antara lain porositas, permeabilitas, saturasi air dan
kemampuan bergeraknya hidrokarbon, tipe hidrokarbon, litologi batuan, kemiringan dan
struktur formasi. Selain itu, data yang diperlukan untuk membuktikan ada atau tidaknya
potensi hidrokarbon pada suatu area yaitu data permukaan (peta geologi dan measured
stratigrafi / stratigrafi terukur) dan data di bawah permukaan (seismic, logging, coring dan
cutting) [CITATION Ana15 \l 1033 ]

II.2 Logging
Logging adalah metode atau teknik untuk mengkarakterisasi formasi di bawah
permukaan dengan pengukuran parameter – parameter fisis batuan dalam lubang bor,
sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman terhadap proses
logging[ CITATION Ser84 \l 1033 ]. Logging memiliki tujuan utama untuk mengetahui
karakteristik batuan, kandungan fluida pada formasi yang telah ditembus. Hasil analisa data
logging dapat digunakan untuk mengetahui antara lain untuk menentukan zona prospek
hidrokarbon dan dapat digunakan untuk menghitungan cadangan hidrokarbon yang ada di
suatu lapangan.
Secara umum, analisa log dibedakan atas tiga komponen, berupa log litologi, log
resistivity dan log porosity. Log litologi antara lain log gamma ray (GR) dan log spontaneous
potential (SP). Untuk log resistivity diantaranya adalah log induction, short normal log,
microlog, log lateral dan MSFL. Sedangkan untuk log porosity terdiri dari log neutron dan
log sonic. Pada logging sumuran interpretasi log digunakan untuk identifikasi lapisan
permeable, ketebalan dan batas lapisan, litologi dan gas, minyak dan air, evaluasi shalliness
(analisa kualitatif). Harga porositas, tahanan jenis air formasi, tahanan air formasi, saturasi
air, permeabilitas (analisa kuantitatif). Pemilihan kombinasi logging yang tepat juga sangat
mendukung keakuratan data yang diperoleh selama operasi logging, namun ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam memilih kombinasi logging yang tepat, yaitu: faktor
fluida pemboran, batuan formasi (reservoir) dan kondisi lubang bor. Pengumpulan data
setelah operasi pemboran yang terdiri dari analisa fluida reservoir, adapun tujuan utamanya
adalah menghitung faktor volume formasi minyak / gas awal [ CITATION Hen19 \l 1033 ].

Gambar II. 1 Well Looging (Erlangga,2014)

II.2.1 Log Pada Zona Permeable


Data log yang digunakan untuk mengidentifikasi zona permeable dan impermeable
adalah data log gamma ray. Respon sinar gamma yang rendah mengindikasikan bahwa pada
lapisan tersebut merupakan lapisan yang permeable, sedangkan respon sinar gamma yang
tinggi mengindikasikan bahwa pada lapisan tersebut merupakan lapisan yang impermeable.
Data dari log gamma ray dipadukan dengan data dari log spontaneous potential. Data log
gamma ray dipakai untuk menentukan volume shale [ CITATION Asr15 \l 1033 ]
II.2.1.1 Log Spontaneous Potential
Log spontaneous potential (SP) merupakan alat logging yang berfungsi untuk mencari
zona permeable pada suatu formasi dengan menggunakan prinsip beda potensial sebagai alat
ukurnya. Kurva spontaneous potential adalah hasil rekaman perbedaan potensial antara
elektroda yang bergerak di dalam lubang bor dengan elektroda statis yang terdapat di
pernukaan. Adapun sistem kerja dari log spontaneous potential yaitu dengan menurunkan
elektroda ke dalam lubang sumur, kemudian perekaman potensial listrik diberbagai titik
dengan referensi potensial elektroda yang berada di 7 permukaan tanah. Defleksi kurva
spontaneous potential terdapat 2 jenis garis, yaitu garis lurus yang disebut garis dasar serpih
(shale base line) dan pada formasi permeable kurva spontaneous potential menyimpang dari
garis dasar serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan permeable yang cukup tebal, yaitu
garis pasir[ CITATION Asr15 \l 1033 ].
 Kelebihan dari log spontaneous potential yaitu:
1. Hanya dapat berfungsi pada lapisan permeable.
2. Mudah pengukurannya .
3. Sebagai indicator lapisan permeable dan non permeable.
4. Dapat menetukan batas antara lapisan permeable dan non permeable.

 Kekurangan dari log spontaneous potential yaitu:


1. Tidak bekerja pada oil base mud.
2. Tidak bereaksi apabila Rmf=Rw.
3. Dapat terpengaruh arus listrik.
4. Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat.
Gambar II. 2 log spontaneous potential

II.2.1.2 Gamma Ray Log


Log gamma ray merupakan alat logging yang bertujuan untuk mencari zona
permeable dengan menggunakan sumber radioaktif. Gamma ray adalah prinsip dasar dari
perekaman radioaktivitas atau tingkat radiasi alami dari suatu lapisan bumi. Radioaktivitas
gamma ray berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu: Uranium, Thorium
dan Potasium yang secara kontinyu memancarkan sinar gamma dalam bentuk pulsa-pulsa
energi radiasi tinggi. Harga defleksi log gamma ray terekam dalam satuan API
unit[ CITATION Asr15 \l 1033 ].
Pengukuran dengan menggunakan log gamma ray dilakukan dengan cara
memasukkan alat detektor ke dalam lubang bor. Sehingga formasi yang mengandung unsur
radioaktif akan memancarkan radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh
detektor dan dicatat dipermukaan.
Unsur radioaktif banyak terkandung didalam lapisan shale / clay hal tersebut
disebabkan tingkat radiasi pada lapisan serpih lebih tinggi dibandingkan batuan lain karena
unsur-unsur radioaktif cenderung mengendap di lapisan serpih yang tidak permeable, hal ini
terjadi selama proses perubahan geologi batuan. Oleh karena itu, log gamma ray sangat
berguna berguna untuk mengetahui volume shale yang terkandung dalam lapisan permeable.
Pembacaan kurva gamma ray dilakukan dengan cara menarik garis gamma ray yang
mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu penampang log maka kurva log
gamma ray yang jatuh diantara kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale,
defleksi kurva log gamma ray ke arah kanan menunjukkan adanya indikasi zona permeable
sedangkan defleksi kurva ke arah kiri menunjukkan zona non permeable [ CITATION Hen19
\l 1033 ].

Gambar II. 3 Gamma Ray Log

II.2.1.3 Calliper Log


Log calliper ada alat logging sumur yang memberikan informasi lanjutan mengenai
pengukuran dari ukuran dan bentuk lubang bor dan dapat digunakan untuk eksplorasi
hidrokarbon saat pengeboran sumur berlagsung. Hasil perekaman dari pengukuran kurva
calliper sangat penting sebagai indikator adanya swelling di rongga atau di lapisan shale yang
akan mempengaruhi hasil pengukuran alat logging sumur lainnya. Jika pada skala 0 – 8,5
maka casing lubang bor dinyatakan baik akan tetapi jika >8,5 maka casing lubang bor
dinyatakan ada kerusakan (wash out)[ CITATION Hen19 \l 1033 ].
Gambar II. 4 Calliper Log ([ CITATION Rid08 \l 1033 ]

II.2.2 Log Pada Zona Resistivitas


Resistivity logging adalah metode log untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori
(minyak, gas dan air) disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya.
Besaran resistivitas batuan dideskripsikan dengan Ohm Meter dan biasanya dibuat dalam
skala logarithmic dengan nilai antara 0,2 sampai dengan 2000 Ohm Meter. Metode resistivity
logging ini dilakukan karena pada hakekatnya batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam bumi
memiliki nilai resistivitas tertentu [ CITATION Asr15 \l 1033 ].

II.2.2.1 Log Deep Resistivity


Log deep resistivity yaitu log yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona
uninvated / zona yang tidak terinvasi dan rentangnya sekitar >3 ft, dimana log ini terbagi
menjadi dua macam berdasarkan lumpur yang digunakan saat pemboran, yaitu:

 Induction Deep Log (ILD) merupakan jenis log deep resistivity dengan menggunakan
fresh water base mud
 Lateral Deep Log (LLD) merupakan jenis log deep resistivity dengan menggunakan salt
water mud.
II.2.2.2 Log Medium Resistivity
Log medium resistivity yaitu log yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada
zona transisi rentangnya sekitar 1.5 – 3 ft. Log ini terdiri dari dua macam, yaitu :
 Induction Medium Log (ILM) merupakan jenis log medium resistivity dengan
menggunakan water base mud.
 Lateral Medium Log (LLM) merupakan jenis log medium resistivity dengan menggunakan
salt water mud.

II.2.2.3 Log Shallow Resistivity ( MSFL dan SFL )


Pada log shallow resistivity biasanya menggunakan log MSFL, yang digunakan untuk
mengukur resistivitas pada zona yang terinvasi mud filtrate dengan rentang sekitar 1 – 6 ft
log yang berfungsi untuk mencari resistivitas dengan menggunakan. Metode resistivity
logging ini dilakukan karena pada hakekatnya batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam bumi
memiliki nilai resistivitas tertentu.

II.2.2.4 Induction Log


Log induction merupakan log yang berfungsi untuk mencari resistivitas dengan
menggunakan konduktivitas batuan sebagai alat ukurnya. Log ini hanya dapat berfungsi pada
lumpur air tawar (fresh water) dengan resistivitas formasi < 200 0hm – m, dan Rmf / Rw >
2.0. Sistem kerja dari alat ini yaitu dengan mengukur konduktivitas batuan, dimana pada
kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplitudo
konstan sehingga akan menimbulkan medan magnet pada batuan. Medan magnet terseebut
akan 12 menimbulkan suatu arus yang disebut arus Eddy atau arus Foucoult dan besar arus
tersebut sebanding dengan konduktivitas suatu batuan.
Gambar II. 5 Induction Log [ CITATION Rid08 \l 1033 ]

II.2.2.5 Log Lateral


Log lateral merupakan alat log yang direkayasa untuk mengukur resistivitas batuan
yang dibor dengan menggunakan salt water mud dan digunakan untuk mendeteksi zona-zona
yang mengandung hidrokarbon. Selain menggunakan salt water mud, log Lateral akan
bekerja denga baik pada resistivitas formasi yang > 200 ohm – m dengan Rmf / Rw < 2.0,
dimana besarnya lubang bor >12 inchi, dengan ketebalan lapisan kurang dari 10 feet serta
deep invasion ( > 40 inchi ).

Sistem kerja pada alat ini yaitu terdapatnya sound pada alat resistivity yang memiliki
elektroda penyangga (bucking electrode) yang berfungsi untuk memfokuskan arus survey dan
memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap sound. Arus yang terfokuskan
ini memungkinkan pengukuran dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih jelas. Log
lateral merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang memakai arus yang tidak terfokus,
yaitu alat ES (Electrical Survey) yang terdahlu, dimana arus survey lebih suka mengalir
dalam lumpur karena resistivitas lumpur yang lebih rendah dari resistivitas
batuan[ CITATION Hen19 \l 1033 ].

II.2.3 Log Pada Zona Porositas


Porositas batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (volume pori-pori
yang ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Porositas dapat diklasifikasikan menjadi
2, yaitu porositas primer dan porositas sekunder.
II.2.3.1 Log Density
Log density merupakan log yangmenunjukkan porositas suatu batuan.Pada log density
terdapat kurva yang menunjukkan harga densitas batuan yang ditembus lubang bor. Harga
densitas ini digunakan untuk menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density
bersama-sama dengan log neutron digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon,
menentukan litologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi
clay.

Sistem kerja dari log density ialah dengan menggunakan sumber radioaktif yang
memancarkan sinar gamma dengan intensitas energi tertentu yang mampu menembus
batuan / formasi, dimana sinar gamma akan berinteraksi dengan elektron-elektron batuan
(Compton Scattering) hingga membentuk awan gamma ray disekitar source, jika semakin
banyak elektron batuan maka akan semakin sedikit gamma ray yang sampai ke detektor.

Gambar II. 6 Prinsip Kerja Density Log

II.2.3.2 Log Neutron


Log neutron merupakan log digunakan untuk mengetahui banyaknya kandungan atom
hidrogen yang terdapat pada suatu batuan yang bertujuan untuk menentukan primary
porosity batuan, yaitu ruang pori-pori batuan yang terisi air, minyak bumi, atau gas. Prinsip
kerja alat ini hampir sama dengan aktivitas nuklir, pada pemancaran partikel-partikel neutron
secara cepat dari suatu sumber radioaktif yang akan menumbuk kandungan hidrogen dalam
batuan. Kemudian partikel-partikel neutron yang kembali ditangkap dan dihitung oleh
detektor dalam alat pengukur. Kecepatan detektor dalam menghitung partikel-partikel
neutron dipengaruhi oleh adanya konsentrasi hidrogen. Dua buah detektor thermal dipasang
1 – 2 ft di atas sumber radioaktif. Ratio antara jumlah-jumlah pulsa merupakan fungsi
porositas. Ratio ini mempunyai pengaruh lubang sumur yang berkurang dan kedalaman
penetrasi yang lebih jauh dibanding dengan sistem satu detektor.

Gambar II. 7 Prinsip Kerja Neutron Log

II.2.3.3 Log Sonic


Log sonic merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan
dengan prinsip kerja mengukur waktu tempuh gelombang bunyi pada suatu jarak tertentu
didalam lapisan batuan. Satuan dari log sonic adalah mikro second per feet, yang merupakan
hasil dari kecepatan gelombang bunyi yang mencapai receiver didalam suatu formasi. Tujuan
dari penggunaan log sonic adalah untuk mengetahui kerapatan dan porositas batuan. Pada
batuan yang porous, kerapatannya lebih kecil sehingga kurva log sonic akan mempunyai
harga yang besar seperti pada serpih organik atau lignit dan sebaliknya. Log sonic dapat
berfungsi sebagai pengikat antara data seismik dengan data sumur[ CITATION Rid08 \l 1033
].
Sistem kerja dari log sonic ialah dengan mengukur kecepatan suara (sonic) dalam
formasi, dimana transmitter memancarkan suatu pulsa dengan frekuensi tertentu. Pulsa
tersebut menghasilkan beberapa gelombang, gelombang tersebut terbagi dalam beberapa jenis
tergantung dari daerah rambatnya, sehingga dari detektor gelombang merambat ke formasi
dan kembali lagi ke detektor. Kemudian dipancarkan lagi pulsa kedua dengan prinsip kerja
yang sama dengan pulsa pertama, kemudian dicatat selisih waktu dari kedua pulsa
tersebut[ CITATION Asr15 \l 1033 ].

Gambar II. 8 Prinsip Kerja Sonic Log

II.3 Zona Batuan Reservoir


Zona batuan pada reservoir dibedakan menjadi 2, yaitu batuan reservoir yang sarang
dengan zona batuan kedap. Perbedaaan antara kedua jenis batuan tersebut dapat dilketahui
dengan melihat bentuk-bentuk kurva atau log.

II.3.1 Zona Permeable


Pada zona permeable dapat diketahui dengan pembacaan defleksi kurva peralatan
logging, dimana harga kurva gamma ray akan rendah, sekitar 2030 API. Hal tersebut
disebabkan karena tingkat radiasi pada lapisan serpih lebih rendah dibandingkan batuan
lainnya log gamma ray ditampilkan dengan kurva spontaneous potential dan calliper pada
kolom pertama, jika harga log gamma ray rendah maka harga kurva calliper akan tinggi.

II.3.2 Zona Non Permeable


Pada zona non permeable pembacaan defleksi dari kurva gamma ray akan memiliki
harga yang tinggi dan harga dari kurva calliper akan rendah. Hal tersebut disebabkan oleh
tingkat radiasi lapisan serpih lebih tinggi pada zona ini, karena unsur radioaktif cenderung
mengendap pada lapisan serpih.
II.4 Litologi Batuan
Jenis litologi batuan pada zona reservoir dapat ditentukan berdasarkan kenampakan
defleksi log tanpa melakukan perhitungan. Kenampakan litologi batuan dapat dilihat dari
hasil defleksi kurva gamma ray, calliper dan hasil defleksi log lainnya.

II.4.1 Sand
Pembacaan defleksi kurva peralatan logging pada batuan pasir dapat dicirikan, yaitu
memiliki harga log gamma ray yang rendah, terbentuknya mud cake karena kecilnya
diameter lubang bor. Pembentukan batu pasir terjadi dua tahap. Pertama, sebuah perlapisan
atau kumpulan perlapisan terakumulasi sebagai akibat dari sedimentasi, baik oleh air ( di
aliran, danau, atau laut) atau oleh udara ( di padang pasir). Biasanya, Sedimentasi terjadi
ketika pasir terlepas dari suspensi di mana pasir tersebut menggelinding atau terseret di
sepanjang dasar aliran atau di bagian bawah tubuh air( juga di padang pasir). Akhirnya,
ketika telah berakumulasi, pasir berubah menjadi batu pasir ketika dikompaksi oleh tekanan
dan endapan diatasnya serta disementasi oleh presipitasi mineral-mineral di dalam pori-pori
antar butiran[ CITATION Hen19 \l 1033 ].

Gambar II. 9 Simbol Batuan Sand

II.4.2 Shale
Pembacaan kurva peralatan logging pada shale dapat dicirikan karena shale memiliki
harga log gamma ray yang rendah dan harga resistivitas yang tinggi.
Gambar II. 10 Simbol Batuan Shale

II.4.3 Limestone
Pembacaan kurva pada limestone dapat dicirikan dari harga defleksi log gamma ray yang
cenderung rendah, resitivitas yang tinggi, harga porositas neutron dan porositas densitas
cenderung tinggi.

Gambar II. 11 Simbol Batuan Limestone

II.4.4 Coal
Pembacaan kurva pada batuan coal dapat dicirikan dari harga defleksi log gamma ray yang
rendah dengan nilai resistivitas yang tinggi, dimana harga porositas neutron tinggi dan harga
pororsitas densitas cenderung lebih rendah.

Gambar II. 12 Simbol Batuan Coal


II.5 Jenis Fluida
Pada suatu formasi memiliki kandungan fluida, cara membedakan cairan yang
terdapat pada formasi tersebut dapat dilakukan dengan pembacaan hasil defleksi kurva
peralatan logging. Untuk zona hidrokarbon ditandai dengan adanya separasi antara harga
tahanan jenis zona terusir (Rxo) dengan harga tahanan jenis formasi (Rt). Separasi dapat
bernilai positif atau negatif, tergantung dari harga Rmf / Rw didalam zona air. Jika harga Rxo
/ Rt lebih rendah dari harga maksimum, maka dapat diindikasikan bahwa terdapat kandungan
hidrokarbon pada formasi tersebut[ CITATION Hen19 \l 1033 ].

II.6 Mobilitas Hidrokarbon


Mobilitas hidrokarbon dapat ditentukan dengan cara menganalisa data log secara
kualitatif dengan meng-overley-kan.

II.6.1 Mobile
Hidrokarbon yang mobile akan ditunjukkan dengan adanya separasi kurva tahanan
jenis formasi untuk mengukur Rt, kurva tahanan jenis zona terusir dan kurva F. Sehingga,
pada kurva ini harga tahanan jenis formasi (Rt) lebih besar dari tahan jenis zona terusir (Rxo)
dan lebih besar dari kurva F (Rt > Rxo > F).

II.6.2 Non Mobile


Pada zona hidrokarbon non mobile ditunjukkan dengan harga Rt yang hampir sama
dengan harga Rxo dan lebih besar dari harga kurva F.

II.7 Metode Kuantitatif


Metode kuantitatif merupakan suatu interpretasi secara kualitatif terhadap analisa data
log suatu sumur yang meliputi harga sinar gamma, porositas, saturasi dan sebagainya

A. GRindex

Untuk menentukan harga dari GRindex berlaku persamaan sebagai berikut:

GRread−GRmin
GRindex = ………………………………………………………..(II.1)
GRmax−GRmin

Keterangan : .

GRindex = Nilai Index gamma ray (API)

GRread = Nilai gamma ray pada kurva (API)

GRmax = Nilai maksimal gamma ray (API)

GRmin = Nilai Minimum gamma ray (API)


B. Vshale

Untuk menentukan kandungan shale pada suatu formasi dapat dilihat dari kurva
Stieber dengan menggunakan data GRindex sebagai indikatornya.

C. Ø D log

Untuk menentukan nilai porositas densitas batuan dapat menggunakan persamaan


berikut:
pmatrix− pdensitas
Ø D log = pmatrix− pformasi fluida ………………………………………………………..
¿
¿
…………(II.2)

Keterangan:

Ø D log = Porositas Densitas (g/cc)

ρmatrix = Densitas batuan

ρdensitas = Densitas pada kurva RHOB

ρformasi fluida = Massa jenis fluida yang terkandung

D. Ø Deff

Untuk menentukan harga dari porositas densitas efisien batuan dapat menggunakan
persamaan berikut:
Ø Deff = Ø D log – V Shale………………………………………………..(II.3)

Keterangan :
Ø Deff = Porositas densitas efisien (g/cc)
Ø D log = Porositas Densitas (g/cc)
Vshale = Volume shale (%)

E. Ø N log

Untuk menentukan harga porositas neutron log dapat dilihat dari hasil pembacaan
kurva NPHI.

F. Ø Neff

Untuk menentukan harga porositas neutron efisien batuan dapat menggunakan


persamaan sebagai berikut:
Ø Neff = Ø N log – Vshale…………………………………………………….(II.4)

Keterangan :

Ø Neff = Porositas neutron efisien (g/cc)

Vshale = Volume shale

G. Ø Eff
Untuk menentukan nilai porositas efisien pada batuan dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut:

( Ø D eff ) ❑2 + ( Ø N eff ) ❑2
Ø Eff = ………………………………………………(II.5)
2

Keterangan :

Ø Eff = Porositas efisien batuan (g/cc)

Ø Neff = Porositas neutron efisien (gamr/cc)

Ø Deff = Porositas densitas efisien (g/cc)

H. Suhu Formasi

Untuk menentukan suhu di formasi dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

( BHT −TS ) D
TF = x TS …………………………………………………..……(II.6)
TDL

Keterangan :
TF = Suhu Formasi (Co)
BHT = Suhu Lubang Bor (Co)
TS = Suhu Di Permukaan Lubang Bor (Co)
D = Kedalaman Yang Diinginkan (Co)
TDL = Kedalaman Lubang Bor (m)

I. Resistivitas Mud Filtrate

Untuk menentukan nilai resistivitas dari mud filtrate dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
TS+21,5
Rmf = ………………………………………………………………..(II.7)
TF+21,5
Keterangan :
Rmf = Resistivitas Mud Filtrat (Ohm-m)
TF = Suhu Formasi (Co)
TS = Suhu Dipermukaan Lubang Bor (Co)

J. Resistivitas Water
Untuk menentukan nilai resistivitas air dapat menggunakan persamaan berikut:
Rmf
RW = x Rt ………………………………………………………………(II.8)
Rxo
Keterangan :
RW =Resistivitas Air (Ohm-m)
Rmf = Resistivitas Mud Filtrate (Ohm-m)
Rxo = Resistivitas Kurva MSFL (Ohm-m)
Rt = True Resistivity (Ohm-m)

K. Saturasi Air

Untuk menentukan nilai saturasi air dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

( a x Rw )
Sw = ( m
Ø Eff ❑ x Rt )
❑1 /2…………………………………………………….(II.9)

Keterangan :

Sw = Saturasi Air

Rw = Resistivitas air (Ohm-m)

Ø Eff = Porositas Effisien batuan (g/cc)

Rt = Trues Resitivity (Ohm-m)


Untuk menentukan harga a dan m dapat dilihat dari tabel kelakuan batuan berikut:
Tabel II. 1 Kelatuan Batuan
Sandstone
Carbonate Ø <16% Ø >16%
a 1,0 0,62 0,81
m 2,0 2,15 2,0
L. Saturasi Hidrokarbon

Untuk menentukan saturasi hidrokarbon dapat menggunakan persamaan sebagai


berikut:

Shc = 1 – Sw ………………………………………………………………(II.10)

Keterangan:

Shc = Saturasi Hidrokarbon

Sw = Saturasi Air
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam upaya menyelesaikan tugas akhir ini maka di lakukan proses penelitian pada
suatu lapangan. rangkaian tersebut mencakup Desain Penelitian, Waktu Penelitian, Prosedur
Kerja, Diagram Alir, dan Pengumpulan data. Berikut merupakan paparan lampiran dari data
yang di perlukan.

III.1 Desain Penelitian


Penelitian yang dilakukan dilakukan pada tugas akhir ini menggunakan analisa
kuantitatif dan deskriptif. Dimana pada tahap awal di lakukan anlisa kualitatif untuk
pengumpulan data dang pengkorelasian antara variabel-variabel. Variabel tersebut adalah
hasil pembacaan rekaman logging
Pada tugas akhir ini lebih di fokuskan terhadap pembacaan jenis lithology batuan itu sendiri
khususnya pada hasil interpretasi batuan. Terdapat data-data variabel yang dibutuhkan untuk
mendukung pembacaan lithology batuan seperti halnya: besaran nilai gamma ray, besaran
diameter lubang bor, nilai pembacaan neutron log, dan nilai pembacaan density log pada
formasi lapangan. Setelah mendapatkan semua parameter perhitungan maka dapat dilakukan
pembacaan jenis lithology batuan, dimana pada track 1 kita akan mengetahui jenis garis
batuan sand base line atau shale base line. Pada track 3 akan melakukan intrepretasi hasil
pembacaan dengan chart sclumberge CNL (Compensated Neutron Log and Litho-Density
Tool) atau dapat di kenal dengan chart SLB Por-12. Dimana disana akan terdapat grafik
dimana kita memasukan nilai density porosity di sumbu Y dan nilai neutron prosity di sb X,
sehingga mendapatkan nilai atau lithoghy batuan.

III.2 Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan pada tanggal 1 Februari 2019 – 31 Maret 2019 di kantor
maupun di lapangan dengan rencana kerja seperti berikut
MINGGU
1 2 3 4 5 6 7 8
KEGIATAN
Latar Belakang                
Rumusan Masalah                
Teori Dasar                
Pengenalan Lapangan                
Pengumpulan Data                
Analisa kualitatif                
Analisa kuantitatif                
Interpretasi Hasil Rekaman
Logging                
Kesimpulan                
Penyusunan Skripsi                

III.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang dilakukan pada penelitian proposal tugas akhir ini yang berjudul
“_______________________” adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan yaitu data dari lapangan dan juga data-data
hasil petrofisik yang didapat dari seorang geologist. Data-data yang
dibutuhkan yaitu :
a. Profil Lapangan
b. Geologi struktur lapangan
c. Stratigrafi lapangan
d. Profil sumur
e. Trajektori sumur
f. Batasan lapisan sumur
g. Hasil rekamanan logging
h. Chart shlumberger
2. Analisis lithology batuan
Data-data yang didapatkan dan telah dilakukan perhitungan akan dianalisa untuk
mengetahui korelasi antar parameter tersebut dimana dari korelasi tersebut dapat
diketahui indikasi persebaran batuan. Berdasarkan data yang didapat dan analisa
korelasinya dapat diketahui apakah pembacaan jenis lithology batuan di lab sesuai
dengan hasil pembacaan core logging.

III.4 Diagram Alir


Pada penelitian ini juga dilakukan analisa pembacaan lithology batuan dari analisis di
track 1 dan juga analisis di track 3. Dimana, pada penelitian ini akan di mulai dengan
melakukan pengumpulan data terlebih dahulu dan melakukan korelasi parameter.
Gambar III. 1 Diagram Alir

III.5 Pengumpulan Data

Anda mungkin juga menyukai