1. Pendahuluan
Pada hakikatnya setiap batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir, asal
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan minyak bumi,
sehingga harus memiliki porositas dan permeabilitas.
Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam persen dan disebut sebagai porositas.
Volume pori−pori
Porositas = φ = x 100 %
Volume keseluruhan batuan
Porositas dapat berkisar dari nol -sampai besar sekali, namun biasanya berkisar
antara 5 - 40 %, dan dalam prakteknya berkisar dari 10 - 20 % saja.
Volume pori−pori
Porositas = φ = x 100 %
Volume keseluruhan batuan
4 π r3
Isi setiap bola =
3
4 3 32 3
bola), sehingga isi seluruh butiran didalam kubus : 8 x πr = πr
3 3
32 3
= isi kubus – isi seluruh bola = 64r3- π r = 64r3- 33.5r3 = 30.5r3
3
30.5r 3
Porositas = φ = x 100 % = 47.6%
64 r 3
15.3
Porositas = φ = x 100 % = 25.9%
48.5
Porositas pada batuan karbonat dibagi menjadi tiga sistem menurut (Choquette
dan Pray, 1970), yaitu:
Gambar 3. Porositas
dengan Kemas dan Tanpa Kemas
1. Retakan (breksi). Karena patahan atau retakan, maka batuan hancur menjadi
bongkah-bongkah kecil dan terjadilah rongga-rongga diantaranya.
2. Pemboran batuan. Rongga-rongga terjadi karena suatu kerangka ataupun
batuan yang telah keras mengalami pemboran oleh organisme.
3. Bioturbasi (burrow). Batuan yang baru saja diendapkan mengalami berbagai
penggalian oleh binatang sehingga timbul rongga-rongga.
4. Penciutan. Sedimen yang telah diendapkan menjadi kering dan menciut,
sehingga terjadi berbagai retakan yang dapat menimbulkan pori-pori.
Dilihat dari segi asal terjadinya, rongga – rongga pori dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu :
1. Pori Primer (rongga primer), atau disebut juga antar-butir (inter granular).
2. Pori Sekunder atau pori yang dibentuk kemudian.
Pori sekunder disebut juga pori terinduksikan, yang berarti porositasnya dibentuk
oleh beberapa gejala dari luar, seperti gejala tektonik dan pelarutan.
Porositas primer dibentuk pada waktu batuan diendapkan, jadi sangat tergantung
dari faktor
sedimentasi.
1. Besar Butir, besar butir mempengaruhi ukuran pori-pori, tetapi tidak sama
sekali tidak mempengaruhi porositas total daripada batuan, setidak-tidaknya
untuk pasir kasar ataupun halus.
2. Pemilahan (sorting) adalah cara penyebaran berbagai macam besar butir.
Misalnya jika sedimen itu diendapkan dalam arus sedimen yang kuat maka
pemilahannya akan lebih baik dengan demikian memberikan besar butir yang
sama.
Gambar 5. Pemilahan Butir
3. Kesimpulan
NIM : 171410025