Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jurnal 1 “ Difusi dan Transfer Massa pada Ekstraksi Tanin dari Buah
Mangrove ( Rizhopora Stylosa) “

Tahap awal yang dilakukan adalah mempersiapkan buah mangrove yang


telah dipotong kecil-kecil yang telah dikeringkan. selanjutnya diekstraksi dalam
tangki berpengaduk menggunakan pelarut selama 60 menit dan suhu 100ᵒC. Jenis
pelarut yang digunakan divariasikan yaitu air, etanol dan n-heksana. Setelah jenis
pelarut yang paling sesuai diketahui maka kecepatan pengadukan divariasikan
pada 300 rpm, 400 rpm dan 500 rpm. Selain itu divariasikan juga perbandingan
massa bahan dan pelarut yaitu 1:5, 1:7 dan 1:10. Pengambilan sampel dilakukan
setiap selang 10 menit dan dianalisa tannin dengan menggunkan metode
permanganometri. Kemudian mencari nilai kecepatan transfer massa (kc),
diffusivitas (De), dan konstanta Henry (H) dengan menjalankan cara finite
difference approximation dengan program komputasi matlab. De, kc, dan H dapat
dicari dengan membandingkan hasil hitungan dengan data percobaan (curve
fitting). Dicari nilai dan yang memberikan nilai SSE (sum of squares of error)
yang minimum.

III.2 Jurnal 2 “Pengaruh Laju Alir Gas dan Cairan pada Absorbsi gas CO2
oleh H2O dalam Packed Column”

Tahap pertama yaitu merangkai alat. Selanjutnya menghidupkan pompa


untuk mengalirkan air, atau aliran dengan memutar valve hingga diperoleh bacaan
yang stabil pada flometer. Alirkan gas CO2 dengan memutar valve tabung gas.
Siapkan larutan Na2CO3. Ukur konduktivitas tiap konsentrasi larutan untuk setiap
sensor probe dengan cara mencelupkan sensor probe kedalam larutan, kemudian
catat nilai konduktivitasnya. Kemudian membuat kurva hubungan antara
kondutivitas dengan konsentrasi, lalu menentukan persamaannya.Selanjutnya,
menghitung kecepatan massa gas dan cairan, Laju absorpsi (NA) pada tiap
percobaan, Membuat korelasi antara laju absorpsi (NA) terhadap kecepatan massa
gas dan cairan.

III.3 Jurnal 3 “Absorbsi CO2 dari campurannya dengan CH4 atau N2


melalui kontraktor membran serat berongga menggunakan pelarut air”

Membran serat berongga yang digunakan pada penelitian ini berdiameter


luar 2,7 mm dengan ukuran pori 0,2 µm. Ada 3 buah kontaktor membran yang
digunakan dengan diameter selongsongnya sekitar 1,9 cm dan panjang 40 cm
dengan jumlah serat 10, 15 dan 20 buah. Untuk uji perpindahan massa, pertama
kali reservoir diisi air distilasi (pH≈7) hingga penuh. Kemudian, ke dalam modul
dialirkan campuran gas CO2-CH4 atau CO2-N2 (CO2 = 31%) terlebih dahulu
selama ± 30 detik agar serat terisi campuran gas.Kecepatan aliran air divariasikan
dari 100 hingga 350 liter/jam. Sementara itu, untuk uji hidrodinamika, aliran
masuk dan keluar modul dihubungkan dengan manometer digital. Kemudian
menghitung koefisien perpindahan massa, KL, yang terjadi di dalam kontaktor.

III.4 Jurnal 4 “Absorpsi Gas CO₂ Melalui Kontaktor Membram Berpori


Nano Menggunakan Pelarut Diethanol Amine”

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Intensifikasi Proses. Pertama


melakukan studi literatur yang mengenai teori-teori mengenai sifat dan pengaruh
CO₂ dalam gas alam,teknologi pemisahan CO₂,pelarut DEA,serta prinsip kerja
absorpsi CO₂. Kemudian menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu menyiapkan
variabel laju alir DEA.

III.5 Jurnal 5 “Analisa Transfer Massa Disertai Reaksi Kimia Pada Absorpsi
CO2 Dengan Larutan Potasium Karbonat Dalam Packed Column “

Penelitian dilakukan secara simulasi dan eksperimen. Penelitian


eksperimen dilakukan untuk validasi hasil prediksi simulasi. Penelitian
eksperimen dilakukan dengan sistim peralatan yang ditunjukkan pada Gambar-1.
Kolom yang digunakan adalah berdiameter 10 cm, dan diisi packing Raschig ring
1cm setinggi 1.75 m. Campuran CO2 dan udara dialirkan dari bawah dan
dikontakkan dengan aliran larutan 1.5 M K2CO3 yang mengalir dari atas. Terjadi
penyerapan CO2 disertai reaksi didalam larutan. Cairan keluar dianalisa untuk
menentukan kadar K2CO3 sisa dan KHCO3 dengan cara titrasi. Aliran gas masuk
terdiri dari CO2 dengan laju 10 liter/menit, dan udara dengan laju 42 liter/menit.
Laju alir larutan K2CO3 divariasi 3, 4, 5, 6, dan 7 liter/menit. Untuk penelitian
simulasi dikembangkan model absorpsi CO2 kedalam larutan K2CO3 didalam
packed column.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Jurnal 1 “ Difusi dan Transfer Massa pada Ekstraksi Tanin dari Buah
Mangrove ( Rizhopora Stylosa) “

Pada variasi berbagai jenis pelarut, kadar tanin selama waktu ektraksi, dari
data percobaan tersebut di atas, pelarut air mampu mengektraksi tanin dari buah
mangrove lebih besar daripada pelarut lain, sehingga untuk variasi variabel yang
lain (kecepatan pengadukan) digunakan pelarut air. Semakin tinggi kecepatan
pengadukan, semakin banyak pula tanin yang terekstrak, dan yang terbanyak
adalah pada kecepatan pengadukan 500 rpm. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
kondisi operasi optimum pada ekstraksi tanin dari buah mangrove adalah pada
kecepatan pengadukan 500 rpm, perbandingan massa bahan dan pelarut 1:10,
menggunakan pelarut air selama 60 menit dan suhu ekstraksi 100oC dengan yield
0,4326 % (4,326 mg tanin/g buah mangrove).

IV.2 Jurnal 2 “Pengaruh Laju Alir Gas dan Cairan pada Absorbsi gas CO2
oleh H2O dalam Packed Column”

Pada percobaan ini didapatkan besarnya kecepatan gas berada pada


rentang 8,21404E-06 kmol/s≤ G ≤2,13565E-05 kmol/s.Didapatkan pula hubungan
antara laju absorbs (NA) vs laju alir gas (G) didapatkan hubungan bahwa nilai NA
semakin besar seiring dengan meningkatnya laju alir gas (G) pada laju aliran
cairan (L) tertentu. Kecepatan gas yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
liquid hold up. Laju alir gas yang besar akan menekan cairan ke atas, sehingga
cairan yang seharusnya bergerak kebawah karena gaya gravitasi akan mendapat
gaya keatas. Kemudian untuk laju aliran cairan pada penelitian ini berada pada
rentang 0,004615 kmol/s≤ L≤ 0,009230 kmol/s. Didapatkan pula hubungan bahwa
nilai NA semakin besar seiring dengan meningkatnya laju alir gas (G) pada laju
aliran cairan (L) tertentu. Laju alir cairan yang memasuki kolom absorber yang
berlebih dapat menyebabkan terjadinya flooding, melimpahnya liquid didalam
kolom yang dapat membanjiri kolom. Hal ini tidak boleh terjadi, karena dapat
mengganggu proses absorbsi .

IV.3 Jurnal 3 “Absorbsi CO2 dari campurannya dengan CH4 atau N2


melalui kontraktor membran serat berongga menggunakan pelarut air”

Dari penelitian ini didapatkan koefisien perpindahan massa CO2 kedalam


air dapat mencapai sekitar 1,23 × 10−7𝑚 ∕ 𝑑𝑒𝑡. Fluks perpindahan CO2 dari
system gas CH4-CO2 ke dalam air dapat mencapai sekitar 1,4 × 10−9 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2
𝑚3 . 𝑑𝑒𝑡. Dalam hal ini didapatkan hubungan antara koefisien perpindahan massa
dan fluks gas CO2 dengan laju alir pelarut yang mana jika nilai koefisien
perpindahan massa maupun fluks perpindahan CO2 besar maka laju alir juga naik.
Dan turun apabila bertambahnya jumlah serat. Pada grafik mengenai variasi
penurunan tekanan air terhadap laju alir air didapatkan hubungan semakin cepat
aliran maka perbedaan tekanan antara cairan masuk dan keluar untuk setiap modul
semakin besar. Pada grafik mengenai variasi faktor friksi terhadap bilangan
Reynolds didapatkan hubungan semakin besar bilangan Reynolds dalam hal ini
laju air semakin besar dan semakin turbuken maka faktor friksi menjadi kecil.

IV.4 Jurnal 4 “Absorpsi Gas CO₂ Melalui Kontaktor Membram Berpori


Nano Menggunakan Pelarut Diethanol Amine”

Dalam penelitian ini, diketahui pengaruh dari laju alir DEA serta laju alir
gas terhadap efektifitas absorpsi gas CO₂ menggunakan membrane berpori nano.
Banyaknya mol CO₂ yang terserap maupun persentase penyerapan cenderung
konstan apabila dibandingkan dengan yang terjadi pada variasi laju alir gas.
Sebaliknya, pada variasi laju alir gas,perubahan laju alir gas sangat berpengaruh
terhadap banyaknya mol CO₂ yang terserap maupun persentase penyerapan. Hal
ini menunjukaan bahwa pengaruh laju alir variasi gas mmberikan hasil yang lebih
signifikan terhadap peningkatan jumlah mol CO₂ terserap serta persentase
penyerapan.
IV.5 Jurnal 5 “Analisa Transfer Massa Disertai Reaksi Kimia Pada Absorpsi
CO2 Dengan Larutan Potasium Karbonat Dalam Packed Column “

Hasil prediksi simulasi dari penelitian ini ditunjukkan pada Gambar-2


sampai dengan Gambar-4 yang berturut-turut memperlihatkan profil mole fraksi
CO2 dalam fasa gas, serta profil mole fraksi K2CO3 dan KHCO3 dalam fasa cair.
Gambar gambar ini menunjukkan bahwa menaikkan laju alir aborben dari 3
sampai 7 liter/menit masik meningkatkan kinerja kolom untuk menyerap gas
CO2. Hasil prediksi simulasi juga dinyatakan sebagai pengaruh laju alir larutan
K2CO3 dan konsentrasi K2CO3 terhadap persen recovery CO2 yang ditunjukkan
pada Gambar-5 dan Gambar-6. Pada Gambar-5, parameter R menyatakan rasio
molar laju alir gas terhadap laju alir liquid. Nilai R yang lebih kecil menunjukkan
laju alir absorben yang lebih besar. Terlihat bahwa, menaikkan laju alir absorben
sebesar dua kalinya dapat menaikkan % recovery CO2 sebesar sekitar 35% nya.
Menaikkan laju alir absorben dapat menaikkan koefisien transfer massa sisi liquid
atau menurunkan tahanan transfer massa sisi liquid akibat kenaikan turbulensi
aliran liquid. Menaikkan laju alir absorben juga akan menurunkan konsentrasi
CO2 dalam badan liquid dan akibatnya akan memperbesar driving force untuk
transfer massa. Kedua dampak ini akan memperbesar laju transfer massa atau laju
absorpsi gas CO2 kedalam liquid.

Anda mungkin juga menyukai