Anda di halaman 1dari 23

RANGKUMAN

TEORI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMBANGAN

Disusun oleh :

Penalaran dan Keilmuan HIMA PLI

POLITEKNIK AKA BOGOR

2019
RANGKUMAN

TEORI PENGOLAHAN LIMBAH PERTAMBANGAN

Materi : Pa jek

1. Pengolahan Limbah Batubara


Air Asam Tambang
Salah satu permasalahan yang terjadi pada saat penambangan batu bara adalah
masalah air asam tambang.
Air hujan atau air tanah yang tercampur dengan batuan yang mengandung
sulfida tertentu yang ada di dalam batubara, sehingga air tersebut bersifat
sangat asam dan biasanya mengandung zat besi serta mangan dengan
konsentrasi yang tinggi.
Reaksi Terjadi Asam Tambang

 Penghilangan atau pengurangan air dan atau oksigen dapat mencegah atau
menghambat oksidasi pyrite.
 Pada saat pyrite terkurung di dalam batuan yang massive (padat), hanya
sebagian kecil saja yang dapat teroksidasi melalui kondisi alami. Akibatnya,
asam yang terbentuk pun hanya sedikit dan seringkali terencerkan secara
alamiah atau ternetralisir material alkali yang terdapat pada batuan di
sekitarnya.
 Jika sejumlah besar batuan yang mengandung pyrite terpecah atau terpapar
akibat kegiatan penambangan, maka pyrite ini akan bereaksi dan
menghasilkan ion Fe atau logam lainnya, sulfat, dan H+ atau asam yang akan
masuk ke dalam air tanah atau air permukaan.
 Bakteri pengoksidasi besi, terutama Thiobacillus, dapat mempercepat proses
oksidasi ion ferro. Dengan demikian aktivitas bakteri juga sangat berperan
dalam proses pembentukan air asam tambang.
mekanisme dasar oksidasi pyrit

 Akibat air asam tambang yang mengakibatkan lahan bekas tambang batubara
memerlukan penanganan yang serius terutama untuk memperbaiki tingkat
kemasaman dan menurunkan akumulasi logam-logam.
Tipe Air Tambang
a. Air Tambang Tipe 1 adalah air tambang yang tidak atau sedikit
mengandung alkalinitas (pH < 4,5) dan mengandung Fe, Al, Mn,
dan logam lainnya, asam dan oksigen dengan konsentrasi yang
tinggi.
b. Air Tambang Tipe 2 adalah air tambang yang mempunyai
kandungan zat padat terlarut (TDS) yang tinggi, yakni
mengandung besi ferro dan Mn yang tinggi, sedikit atau tanpa
mengandung oksigen, dan pH > 6.
c. Air Tambang Tipe 3 adalah air tambang yang mengandung TDS
dengan konsentrasi sedang sampai tinggi, mengandung besi ferro
dan Mn dengan konsentarsi rendah sampai sedang, tanpa atau
sedikit mengandung oksigen, pH > 6, dan alkalinitas lebih besar
dari keasaman.
Metode pengolahan air asam tambang
a. Metode pengolahan aktif, proses-proses yang digunakan adalah
netralisasi, aerasi dan pengendapan
b. Metode pengolahan secara pasif, air diolah tanpa membutuhkan
bahan kimia dan hanya menggunakan proses kimia dan biologi
yang terjadi di alam.

Mengolah air asam tambang secara aktif

 Pengolahan aktif air asam tambang dapat dilakukan dengan menggunakan


peralatan yang tetap atau peralatan portabel untuk pengolahan ditempat (in-
situ).

 Pengolahan aktif dapat dirancang untuk mengatasi setiap permasalahan air


asam tambang dengan berbagai tingkat keasaman, laju alir dan beban asiditas
(acidity).

Reaksi penetralan dalam air asam tambang :

pemilihan sistem pengolahan aktif, beberapa hal yang harus diperhatikan antara
lain adalah debit aliran air baku, pH, total padatan tersuspensi (TSS), keasaman atau
alkalinitas dalam mg/l sebagai CaCO3, konsentrasi Fe dan Mn, badan air penerima
dan penggunaannya, ketersediaan listrik, jarak antara penambahan bahan kimia dan
tempat air masuk ke kolam pengendap, volume serta bentuk kolam pengendap.
Metode Pengolahan Pasif

 Sistem pasif dan aktif memanfaatkan agregat karbonat untuk menetralkan pH


dan untuk mempercepat pengendapan logam sebagai hidroksida atau mineral
sulfida.

 Faktor kunci dalam pemilihan dan desain sistem pengolahan asam tambang
baik pengolahan aktif maupun pengolahan pasif adalah sifat kimia air
termasuk pH, konsentrasi logam, konsentrasi sulfat dan kondisi redoks dan
laju alir, serta tujuan pengolahan air asam tambang.

2. Pengolahan pertambangan secara biologi


a) Bioremediasi

Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan


dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran.Mikroba
yang sering digunakan dalam proses bioremediasi adalah bakteri, jamur, yeast, dan
alga Dalam proses degradasinya, mikroba menggunakan senyawa kimia tersebut
untuk pertumbuhan dan reproduksinya melalui berbagai proses oksidasi.

Bioremediasi Polutan Yang Sukar terdegradasi

 Senyawa hidrokarbon aromatis polisiklis (PAH) dalam minyak memiliki


toksisitas yang cukup tinggi.

 Efek toksik dari hidrokarbon yang terdapat dalam minyak berlangsung


melalui larutnya lapisan lemak yang menyusun membran sel, sehingga
menyebabkan hilangnya cairan sel atau kematian terhadap sel (Rosenberg
and Ron, 1998).

 Ketahanan PAH di lingkungan dan toksisitasnya meningkat sejalan dengan


peningkatan jumlah cincin benzenanya (Mueller et al.1998)

Mikroba dapat menurunkan pencemaran

 Untuk meminimalisasi toksisitas logam berat, jamur mengembangkan


berbagai mekanisme pertahanan, seperti imobilisasi logam berat oleh molekul
intrasel (fitokelatin dan metalotionin) dan imobilisasi oleh molekul
ekstraseluler (asam-asam organik) yang dihasilkan oleh jamur (Baldrian,
2003).

 Beberapa bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa , Acinetobacter


calcoaceticus, Arthrobacter sp., Streptomyces viridans, dan lain-lain
menghasilkan senyawa biosurfaktan/bioemulsi yang dapat menyerap berbagai
jenis logam berat seperti Cd, Cr, Pb, Cu, dan Zn dari tanah yang
terkontaminasi.

 Berbagai jenis Bacillus yang membentuk biofilm pada permukaan perairan


dapat menyerap Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, dan Zn dari dalam air. Mikroba yang
membentuk film dalam ekosistem perairan juga memiliki peranan yang
penting dalam bioremediasi logam.
b) Fitoremediasi

Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan salah satu metode pengolahan


limbah cair dengan pemanfaatan tanaman untuk menghilangkan dan menurunkan
konsentrasi logam yang melebihi baku mutu. Misalnya Eceng gondok, kangkung
darat, ganggang, Salvinia molesta atau Kiambang dsb.

 Beberapa jenis tumbuhan dapat beradaptasi dengan baik pada tanah-tanah


yang tercemar logam. Mekanisme tanaman yang dapat tumbuh pada lahan
yang demikian dibedakan menjadi adaptif atau toleran (Marchner, 1995),
tergantung apakah mereka menahan supaya logam tersebut tidak diserap atau
bahkan aktif mengumpulkan logam-logam tersebut dalam jaringan
(Ross dan Koye, 1994).

 Tanaman dikategorikan toleran apabila mereka mampu tumbuh pada tanah


dengan kandungan logam yang tinggi tanpa terganggu pertumbuhannya. Salah
satu contoh jenis yang toleran adalah Acacia crassicarpayang dapat tumbuh
pada tanah bekas tambang batubara (Widyati, 2009).

 Tanaman dikatakan adaptif apabila mereka secara aktif beradaptasi terhadap


kandungan logam yang tinggi dalam tanah, misalnya bunga matahari
tumbuhan paku (Rathinasabapathi et al., 1999)

 Adaptasi yang dilakukan antara lain menahan logam pada akar atau
mengumpulkan dan melokalisir logam pada vakuola sel (Ross dan Koye,
1994).
Materi : Pa Aan

 Jenis Tambang
1. Radioaktif
2. Mineral Logam
3. Mineral bukan Logam
4. Batubara
5. Batuan
6. Minyak Bumi
7. Gas alam
8. Panas Bumi
Metode Pengolahan Limbah Industri Pertambangan Minyak Bumi

Karakteristik Limbah Industri Minyak:

BOD, COD, SS, Amoniak, Polutan spesifik (hidrokarbon, senyawa sulphur,dll), Air
terproduksi (Produced Water), Air Limbah drainase, Air Limbah domestic, air limbah
saniter, air utilitas.

Pengolahan Air Limbah :

 Pengolahan awal – pemisahan minyak


 Pemisahan minyak secara fisika kimia
 Pengolahan Sekunder proses biologi
 Pengolahan tersier/advance (jika diperlukan)
a. Preliminary Treatament
 Prinsip: pemisahan secara gravitasi
– Alami: berat jenis
– Buatan: sentrifugal & cyclone
 Tujuan:
– Menghilangkan HC, sehingga mengurangi cost proses pemurnian
selanjutnya
– Menghilangkan pasir dan tanah yang dapat mengganggu proses
selanjutnya
 Konsentrasi HC bervariasi antara 20-200 mg/L
b. Prinsip Pemisahan Secara Gravitasi
c. Pemisahan Secara Fisika – Kimia
Pemisahan Flok:

Metode Pemisahan Minyak


• Filtrasi
– Filter bekerja dengan/tanpa tekanan. Inlet masuk dan tersaring media
pasir dan anthracite. 1 m3 media dapat menahan 100-110 liter SS dan minyak
• Koalensi
– menggunakan filter upflow dapat terpenuhi apabila air yang disaring
tidak mengandung konsentrasi SS yang terlalu tinggi, dan apabila HC yang
ada di dalam air limbah tidak mempunyai viskositas yang terlalu tinggi
• Hydrocyclone
– prinsip perbedaan berat jenis minyak dan air dengan menggunakan
gaya centrifugal yang tinggi / besar maka minyak akan terpisah dengan air.
Hydrocyclones merupakan teknologi offshore yang paling baik yang tersedia
untuk mengolah produced water.
• Filtrasi membrane
Metode Pengolahan Limbah Industri Pertambangan Mineral
kegiatan vs dampak lingkungan penting

• Penambangan:

 Debu (dari kegiatan peledakan, penggalian, pengangkutan,


penimbunan baik untuk overburden maupun bijih atau
batubara)
 Getaran (peledakan, gerakan truck/alat berat)
 Kebisingan (penggunaan alat berat, peralatan statis)
 Kualitas air akibat erosi dan pelindian/leaching (air asam
tambang), air limpasan
 Kuantitas air (air permukaan maupun air tanah)

• Pengolahan bijih atau pencucian:

 Debu (kegiatan crushing, stockpiling)


 Getaran (operasi peralatan di pabrik pengolahan)
 Kebisingan (operasi peralatan di pabrik pengolahan)
 Kualitas air limbah dari proses pengolahan

• Penanganan konsentrat:

 Debu (drying, stockpiling)


 Getaran (operasi peralatan di pabrik pengeringan)
 Kebisingan (operasi peralatan di pabrik pengeringan)
 Kualitas air limbah dari proses dewatering dan pengeringan

• Penanganan tailing:

 Di laut - kualitas air laut


 Di darat - timbunan tailing
• Penanganan & timbunan bijih tercuci

 Debu (penumpahan dari belt conveyor)


 Getaran dan kebisingan (operasi peralatan di timbunan)
 Kualitas air (air lindian bersifat asam)

Dampak Lingkungan pada Kegiatan Penunjang

• Transportasi & penimbunan BBM

– Ceceran BBM, terutama jika terjadi kebocoran – berakibat pada kualitas air

• Workshops

– Ceceran oli dan BBM – berakibat pada kualitas air

– Kebisingan

• PLTU dan PLTD

– Kualitas udara

– Kebisingan & getaran

– Limbah B3 (fly and bottom ash, used oil)

• Transportasi orang & barang

– Getaran dan debu

• Pemukiman

– Domestic waste – berakibat pada kualitas air

• Sarana kesehatan

– Limbah rumah sakit


Klasifikasi Air Tambang

• Tidak ada komposisi air tambang (mine water) yang sama. Karakteristik air
tambang dapat diketahui berdasarkan beberapa skema klasifikasi:

– Major cation (Ca, Mg, Na, K) and anion (Cl, SO4, CO3, HCO3)

– pH (acidic, alkaline, neutral)

– pH and Fe

– pH vs combined metals

Limbah Logam Berat

• Logam berat esensial

– Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dll

• Logam berat non esensial

– Hg, Cd, Pb, Cr, dll


To : Teman Sekelas :*

Semangat UAS terakhirnya semoga sukses lancar dan berkah juga 

Anda mungkin juga menyukai