BAB II
KAJIAN PUSTAKA
waktu yang sangat lama (puluhan atau ratusan juta tahun) di bawah pengaruh
menurut buku Coal Geology and Coal Technology karangan Colin R. Ward
tahun 1984, batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari sisa-sisa tumbuhan yang telah terkonsolidasi di bawah tekanan dan suhu
dimana terdapat air (H2O) dan oksigen (O2) dari udara bebas yang cukup akan
diuraikan oleh bakteri pembusuk. Setelah melewati suatu waktu tertentu, sisa-
sisa tumbuhan ini berubah menjadi gas (CO2, metan, dan lain-lain) dan air.
1
2
Selain kandungan abu dalam jumlah yang kecil, tidak dijumpai lagi sisa-sisa
berupa padatan.
tumbuhan berada pada lingkungan yang hampir tidak tersentuh oleh udara
dan ditunjang oleh pengaruh bakteri pembusuk yang sangat kecil sehingga
setelah melewati masa geologi yang panjang, barulah sisa-sisa tumbuhan tadi
perlahan terurai dan berubah menjadi zat yang kaya akan kandungan karbon.
Sebagai contoh, misalkan saja di suatu daerah rawa atau di tepi pantai
mengering dan mati maka sebagian atau keseluruhan pohon akan jatuh ke
dalam air dan terendam. Setelah itu, proses ini terjadi berulang-ulang dengan
adanya tumbuhan lain yang hidup, tumbuh, lalu mati. Proses yang berulang
tumbuhan, tidak hanya berasal dari tumbuhan yang kering yang mati saja.
tumbuhan di sekitarnya banyak yang tumbang atau adanya banjir besar yang
di daerah tersebut.
ketinggian air yang kemudian diikuti dengan terbawanya batuan atau pasir
3
laut bersama aliran air sehingga akhirnya menutupi lapisan endapan sisa-sisa
tumbuhan tersebut.
batubara. Batubara yang sudah dicuci bersih (bentuk bongkah), ketika dibakar
habis ternyata masih memberikan sisa abu. Pengotor bawaan ini terjadi
kimia yang sama (FeS2) tetapi berbeda pada sistem kristalnya. Pirit
organisme dan air tanah yang mengandung ion besi. Bentuk pirit hasil
4
ini ion Fe) akan terbawa ke dalam batubara oleh aliran air tanah melalui
dan terbentuk oleh pengendapan langsung dalam garis pantai yang ada
3. Silika (SiO2)
terdapat pada batubara yang terjadi pada saat pembentukan batubara. Untuk
a. Teori Insitu
proses coalification. Jenis batu bara yang terbentuk dengan cara ini
b. Teori Drift
oleh media air dan berakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan
tekanan, suhu dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas:
10 % dari beratnya.
dengan bituminous.
4. Lignite atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang
5. Peat (Gambut), berpori dan memiliki kadar air di atas 75 % serta nilai
lignite.
dengan mata telanjang atau lensa tangan) dan mikroskopis. Ketika mencoba
hingga bright banded, tergantung pada apakah pita kusam atau pita terang
yang dominan.
Pita dibagi menjadi empat litotipe utama: durain (kusam, tekstur kasar,
keras), fusain (kusam hitam, tekstur arang), clarain (cerah, tekstur sehalus
satin, rapuh), dan vitrain (terang, hitam, kaca , rapuh). Batubara cerah
memiliki banyak vitrain dan clarain; batubara kusam kaya pita durain.
Society for Testing and Material (ASTM, 1981, op cit wood et al., 1983).
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan jumlah karbon padat dan nilai kalori dalam
basis dry, mineral matter free (dmmf). Untuk mengubah basis air dried (adb)
menjadi dry mineral matter free (dmmf), maka digunakan Parr formulas
(Btu − 50 𝑆)
Moist, Mm − free Btu = 𝑥 100
(100 − (1,08 𝐴 + 0,55 𝑆))
Meta -anthracite 98 - - 2
Anthracite 92 98 2 8
Semianthracite 86 92 8 14
Bituminous
Low Volatile 78 86 14 22
Medium Volatile 69 78 22 31
High Volatile A - 69 31 - 14.000 - 32.6 -
High Volatile B 13000 14.000 30.2 32.6
High Volatile C 11.500 13.000 26.7 30.2
Subbituminous
Lignite
harus diperhitungkan. Hanya batubara dengan kualitas yang bagus dan seam-
nya (lapisan) tebal akan menjadi titik target untuk dilakukan penambangan.
untuk industri. Kualitas dari batubara akan sangat penting dalam menentukan
(impurities)
1. Sulphur
11
mengandung total sulfur lebih besar dari 1.00% sehingga kita dapat
diajukan oleh ISO yaitu cara Liebig dan metode suhu tinggi.
pada suhu 1350C dalam oksigen yang telah dimurnikan. Gas klor
dan sulfur oksida ditahan oleh silver gauze, air diabsorpsi dalam
dioksida.
halus dibakar bersama gas oksigen murni pada suhu 800C. Gas
13
3. Penentuan nitrogen
nitrogen dalam batubara. Dalam cara ini digunakan asam sulfat dan
katalisator.
4. Penentuan oksigen
1. Warna
maseral vitrinite yang berasal dari kayu dan serat kayu) dan clarain
akan maseral vitrinite dan liptinite yang berasal dari spora, kutikula,
2. Pelapukan
Batubara ada yang cepat lapuk (low rank) dan tidak cepat lapuk (high
batubara.
3. Gores
15
hitam kecoklatan.
4. Kilap
5. Kekerasan
lunak. Sebaliknya, jika nilai HGI batubara tersebut semakin rendah maka
6. Pecahan
8. Cleat
batubara agar sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh customer. Batubara
tidak terjaga sehingga dapat terjadi product reject dari buyer yang akan
kualitas batubara yang akan dihasilkan dari suatu blok penambangan. Bila
atap atau atap yang lunak, maka dilakukan perencanaan dengan selective
mining.
memindahkan tumpukan saja, hal ini tidak bisa disebut blending. Blending
terlalu lama, maka kondisi batubara akan menurun. Karena itu, perlu dicari
titik temu antara tuntutan pembeli dengan kondisi batubara hasil blending.
Grindability Index (HGI) yang dapat menyebabkan timbulnya fine coal atau
butiran halus batubara penyebab debu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
stock ROM.
batubara.
b. Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat
dibuang.
3. Terjadinya Impurities
dalam batubara, pengotor ini dapat berupa mineral seperti: clay , black
sill, damar.