Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA

ALAT PENUKAR ION

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1. Haqi Zain Syadana 22031010165
2. Brilian Jusuf Priambada 22031010167
3. Moch. Afrizal Nafii’u H. 22031010174
4. Azel Destyano 22031010182
5. Ariel Rendriansyah 22031010191

DOSEN PENGAMPU :
Ir. Dwi Hery Astuti, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Alat Industri Kimia ini
dengan judul “Alat Penukar Ion”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Alat Industri Kimia yang diberikan pada semester III. Makalah ini tidak
dapat tersusun sedemikian rupa tanpa bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran,
kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Dwi Hery Astuti, MT selaku dosen pengampu mata kuliah Alat
Industri Kimia
2. Rekan–rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam makalah ini
3. Dan kepada literatur, jurnal nasional, jurnal internasional dan buku sebagai
bahan referensi kelompok kami
Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran, dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan makalah ini,
dan penyusun mengharapkan makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat
bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 03 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1 Latar Belakang..........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
I.3 Tujuan........................................................................................................2
I.4 Manfaat......................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
II.1 Pengertian Ion Exchange...........................................................................4
II.2 Prinsip Resin Pemukar Ion........................................................................4
II.3 Cara Kerja.................................................................................................5
II.3.1 Cara Kerja Kolom Ganda...................................................................6
II.3.2 Cara Kerja Kolom Tunggal................................................................6
II.4 Aplikasi dalam industri.............................................................................8
BAB III..................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................11
III.1 Kesimpulan..............................................................................................11
III.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

I.1 Latar Belakang


Untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia perlu pertumbuhan
ekonomi yang pesat dengan cara memajukan pembangunan. Salah satu unsur
penting dalam pembangunan tersebut adalah pembangunan di bidang industri.
Namun dalam kegiatan industri akan diikutti dengan dampak negative limbah
industri terhadap lingkungan hidup manusia. Limbah industri yang toksis akan
memperburuk kondisi lingkungan dan akan meningkatkan penyakit pada manusia
dan kerusakan pada komponen lingkungan lainnya. Limbah cair industri paling
sering menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan pada
manusia dan ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan
molusca, terutama bila limbah cair tersebut mengandung zat racun seperti : As,
CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb atau Zn. Air konsumsi adalah air yang memenuhi
persyaratan sebagaimana ditetapkan Kepmenkes RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum yaitu kadar Fe sebesar 0,3 mg/l. Secara kualitas,
ditemukan beberapa penyimpangan terhadap parameter kualitas air bersih, baik
kualitas fisik, kimia, biologi, ataupun radioaktif. Penurunan kualitas air
diantaranya diakibatkan oleh adanya kandungan besi yang sudah ada pada tanah
karena lapisan-lapisan tanah yang dilewati air mengandung unsur-unsur kimia
tertentu, salah satunya adalah persenyawaan besi.
Proses pertukaran ion adalah proses di mana suatu material atau bahan
tidak larut menangkap ion-ion bermuatan baik positif maupun negatif dari suatu
larutan dan melepaskan ion-ion bermuatan sejenis ke dalam larutan dalam jumlah
yang setara. Bila proses pertukaran telah mencapai titik jenuh, maka dilakukan
proses regenerasi dengan tujuan agar kapasitas penukaran material penukar ion
dapat kembali seperti semula. Untuk menjadi penukar ion yang efektif, suatu resin
penukar ion harus mempunyai ion-ion yang mudah bertukar dalam struktur yang
tidak mudah larut dalam air, dan ruangan yang cukup dalam strukturnya untuk

1
menjamin kebebasan ion-ion bergerak keluar dan masuk dalam matriks bahan.
Pada

2
proses penukar ion, proses berlangsung dengan adanya reaksi antar ion-ion fasa
cair dan ion-ion dalam fasa padat. Ion-ion tertentu dalam larutan atau air dapat
terserap oleh padatan penukar ion (resin), untuk mempertahankan
elektronetralitasnya, maka resin melepaskan kembali ion-ion yang lain kedalam
larutan atau air. Pada proses pelunakan (penghilangan kesadahan) dengan penukar
ion, maka ion-ion Ca2+ dan Mg2+ disisihkan dari air, sementara resin penukar ion
melepaskan ion Na+ untuk menggantikannya.

I.2 Rumusan Masalah


Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu didalam air
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Kesadah disebabkan oleh adanya ion-ion dari polyvalent metal 3 (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Sr, dan Zn dalam bentuk garam klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil. Air sadah tidak begitu berbahaya untuk
dikonsumsi, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat
menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat saluran pipa dan keran,
pemborosan sabun dirumah tangga dan air sadah yang bercampur sabun dapat
membentuk gumpalan slum yang sukar dihilangkan.
Dalam mengatasi masalah pada air dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya dengan filtrasi. Alat Ion Exchanger ini filtrasi yang digunakan tidak
menggunakan perekat sehingga pada saat terkena air filtrasinya terbuka dan zeolit
yang ada di atasnya masuk kedalam tangki. Dalam mengatasi masalah tersebut
maka dilakukan perancangan alat Ion Exchanger untuk menghilangkan kesadahan
yang terdapat pada air sumur rumah tangga.

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip penukaran ion atau Ion Exchange
2. Untuk mengetahui cara kerja alat penukar ion
3. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada penukaran ion

3
I.4 Manfaat
1. Agar pembaca dapat mengaplikasikan prinsip penukaran ion dalam bidang
industri
2. Agar pembaca dapat mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penukaran ion

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Ion Exchange


Ion exchanger atau resin penukar ion dapat didefinisikan sebagai senyawa
hidrokarbon terpolimerisasi yang mengandung ikatan silang (crosslinking) serta
gugus-gugus fungsional yang mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan.
Sebagai zat penukar ion resin mempunyai karakteristik yang berguna dalam
analisis kimia, antara lain kemampuan menggelembung (selling), kapasitas
penukuran dan selektivitas penukaran. Penggunaannya dalam analisis kimia
misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu, memperbesar konsentrasi
jumlah ionion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi air, memisahkan
ionion logam dalam campuran dengan kromatografi penukar ion. Pada saat
dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam air akan terserap
ke resin penukar ion dan resin akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan
ekivalen, dengan melihat kondisi tersebut maka dapat mengatur jenis ion yang
diikat dan dilepas. Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat digunakan
berulang-ulang. Resin akan bekerja dalam cairan yang mempunyai sifat
melarutkan, karena itu harus tahan terhadap air.
2. Kapasitas yang tinggi, yaitu resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang
tinggi.
3. Kestabilan fisik yang tinggi, yaitu resin diharapkan tahan terhadap tekanan
mekanis tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis (Basset, 1994).

II.2 Prinsip Resin Penukar Ion


Penukar ion kebanyakan berupa bahan bahan organik, yang umumnya
dibuat secara sintetik. Bahan tersebut sering juga disebut resin penukar ion.
Penukar ion mengandung bagian-bagian aktif dengan ion yang dapat ditukar
Bagian aktif semacam itu misalnya adalah:

5
 Pada penukar kation:
Kelompok-kelompok asam sulfo – SO3 – H+ (dengan sebuah ion H+
yang dapat ditukar)
 Pada penukar anion:
Kelompok-kelompok amonium kuartener – N- (CH 3)3 + OH- (dengan
sebuah ion OH yang dapat ditukar)
Prinsip dari resin penukar ion adalah adanya penukaran ion positif atau ion
negative tertentu secara spesifik dari larutan dan melepaskan ion lain ke dalam
larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama, dan jumlah muatan yang
diserap
= muatan yang dilepas agar resin tetap stabil. Jika ion yang dipertukarkan berupa
kation, maka resin tersebut dinamakan resin penukar kation, dan jika ion yang
dipertukarkan berupa anion, makan resin tersebut dinamakan resin penukar anion.
Contoh reaksi pertukaran kation dan reaksi pertukaran anion disajikan pada
reaksi :
Reaksi pertukaran kation:
2NaR (s) + CaCl2 (aq)  CaR(s) + 2 NaCl (aq)
Reaksi pertukaran anion :
2RCl (s) + Na2SO4  R2SO4(s) + 2 NaCl
Reaksi pertukaran kation menyatakan bahwa larutan yang mengandung
CaCl2 diolah dengan resin penukar kation NaR, dengan R menyatakan resin.
Proses penukaran kation yang diikuti dengan penukaran anion untuk mendapatkan
air yang bebas dari ion-ion penyebab kesadahan.
Konstanta disosiasi air sangat kecil dan reaksi dari H + dengan OH- sangat
cepat. Ketika semua posisi pertukaran yang awalnya dipegang H+ atau ion OH-
yang menempati Na+ atau Cl- (kation atau anion lain) yang masing-masing resin
dikatakan habis. Resin kemudian dapat diregenerasi dengan ekuilibrasi
menggunakan asam atau basa yang sesuai (Sulistyowati, 2015).

II.3 Cara Kerja


Alat penukar ion ada 2 macam :
a) Alat penukar ion dengan kolom ganda
6
b) Alat penukar ion kolom tunggal (unggun campuran) Penukar Ion Kolom
Ganda
II.3.1 Cara Kerja Kolom Ganda
1) Pada proses kolom ganda, air mentah mula-mula masuk kedalam
penukar kation. Disini semua kation yang terkandung dalam air (terutama ion
kalsium, magnesium, dan natrium) ditukar dengan ion hidrogen.
2) Dalam kolom berikutnya yang berisi penukar anion, maka anion
(terutama ion khlorida, sulfat dan bikarbonat) ditukar dengan ion hidroksil. Ion
hidrogenyang berasal dari penukarkation dan ion hidroksil dari penukar anion
akan membentuk ikatan dan menghasilkan air.
3) Setelah air terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi.
Pelaksanaan regenerasi pada proses kolom ganda sangat sederhana 10 Kedalam
kolom penukar kation dialirkan asam khlorida encer dan kedalam kolom penukar
anion dialirkan larutan natrium hidroksida encer. Regeneran yang berlebihan
selanjutnya dibilas dengan air

Gambar II.1 Alat Penukar Ion Kolom Ganda

II.3.2 Cara Kerja Kolom Tunggal


Pada proses kolom tunggal, resin penukar kation dan penukar anion
dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunggal. Dengan proses ini dapat
dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih tinggi daripada dengan proses
kolom

7
ganda. Sebaliknya, pada proses kolom tunggal regenerasi resin penukar lebih
kompleks.
Langkah-langkah kerja pada regenerasi kolom tunggal :
Pemisahan resin penukar kation dan penukar anion dengan klasifikasi
menggunakan air (pencucian kembali dari bawah ke atas). Dalam hal ini resin
penukar anion yang lebih ringan (berwarna lebih terang) akan berada diatas resin
penukar kation yang lebih berat (berwarna lebih gelap). Proses regenerasi dalam
kolom tunggal :
1) Untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air dialirkan melewati
kedua lapisan resin, asam khlorid encer (HCl) dialirkan dari bawah ke
atas melewati resin penukar kation dan dikeluarkan dari kolom pada
ketinggian lapisan pemisah.
2) Larutan natrium hidroksida encer (NaOH) dialirkan dari atas ke bawah
melewati resin penukar anion, juga dikeluarkan pada ketinggian
lapisan pemisah. Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci dengan
air.
3) Ketinggian permukaan air dalam kolom diturunkan dan kedua resin
penukar dicampur dengan cara memasukkan udara tekan dari ujung
bawah kolom.
4) Pencucian ulang kolom tunggal dengan air dari atas ke bawah sampai
alat ukur konduktivitas menunjukkan kondisi kemurnian air yang
diinginkan. Sekarang instalasi siap untuk dioperasi lagi, baik pada
instalasi pelunakan maupun pada instalasi demineralisasi air, maka
pengalihan dari kondisi operasi ke proses regenerasi, pelaksanaan
regenerasinya sendiri, dan pengalihan kembali ke kondisi (Wahono,
2007).

8
Gambar II.2 Alat Penukar Ion Tunggal

II.4 Aplikasi dalam


industri
A. Proses Pemurnian Air
Dalam proses pemurnian air, tujuannya ialah untuk melunakkan air atau
untuk membuang kandungan mineral yang terdapat di dalamnya. Air akan
dilunakkan dengan menggunakan sejenis resin yang mengandung muatan kation
Na+ yang akan mengikat ion Ca2+ dan Mg2+ dengan lebih kuat bila
dibandingkan dengan ikatan Na+ pada resin tersebut. Saat air melewati resin, ion
Ca2+ dan Mg2+ akan diikat oleh resin dan ion Na+ akan dilepaskan, membuat air
menjadi lebih 'lunak'. Jika seluruh kandungan mineral yang ada dalam air hendak
dibuang, air akan dilewatkan melalui resin yang mengandung muatan H+ (yang
akan menukar seluruh kationnya) dan melalui resin kedua yang mengandung
muatan OH- (yang akan menukar seluruh anionnya). Ion H+ dan OH- akan
bereaksi dan akan menghasilkan lebih banyak air. Hasil akhir proses ini adalah air
bebas mineral (demineralised water) (Anonim, 2015).

9
Gambar II.3 Proses pemurnian air

B. Desalinasi
Desalinasi, desalination, atau desanazitation merupakan proses
menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat
dikonsumsi oleh makhluk hidup. Proses desalinasi ini juga dilakukan
menggunakan penukar-anion. Secara aplikatif dari proses ini biasanya dilakukan
oleh industri yang berlokasi di sekitar laut atau di peisir pantai, sehingga untuk
pemenuhan kebutuhan air industri baik untuk air proses, maupun air untuk semua
keperluan di industri dapat dipenuhi dengan melakukan pemurnian air laut secara
desalinasi.
Salah satu jenis alat ion exchange yang bernama resin penukar-anion
Relite MG 1/P mampu memisahkan sulfat dalam air laut guna mencegah
pembentukan kerak kalsium sulfat pada heat exchanger. Resin tersebut
menunjukkan selektivitas sulfat yang tinggi dalam air laut sintetis. Resin yang
telah dipakai dapat diregenerasi menggunakan air asin yang dipekatkan dengan
asam hingga mencapai pH 4. Untuk waktu pemakaian dan regenerasi yang sama,
faktor konsentrasi desalinasi (misalnya 2 hingga 4) menaikkan konsentrasi klorida
dalam air asin yang diblowdown. Dengan faktor konsentrasi yang tetap, kenaikan
laju alir (pengurangan waktu pemakaian dan regenerasi) memperendah efisiensi
regenerasi dan menaikkan pemisahan sulfat. Akibat kelarutan kalsium sulfat

10
yang bersifat

11
terbalik tersebut, temperatur air asin yang tinggi memerlukan pemisahan sulfat
yang lebih banyak, yang dapat dicapai dengan mengurangi laju alir air laut.
Pengurangan laju alir tersebut membutuhkan peralatan yang lebih besar dan resin
yang lebih banyak, sehingga biaya modal bertambah. Untuk pabrik desalinasi
dengan kapasitas produksi 1 juta gallon per hari dan faktor konsentrasi sebesar 2,
biaya pemisahan sulfat meliputi biaya resin dan biaya peralatan. Biaya tersebut
bervariasi dari $0.246 hingga $0.356/kgalon (per-ribu galon air yang diproduksi)
karena temperatur maksimum air asin berubah dari 140°C menjadi 180°C.

C. Dekolorisasi
Dekolorisasi atau deodoriasi adalah suatu proses untuk menghilangkan
warna pada suatu senyawa. Contoh aplikatifnya adalah dekolorisasi gula cair
dengan resin penukar ion basa kuat dan karbon aktif. Untuk dekolorisasi ini
biasanya digunakan pula karbon aktif, sehingga produktivitasnya lebih besar
karena karbon aktif juga memiliki sifat yang mampu menghilangkan warna dari
suatu senyawa. Dan gabungan penukar ion dan karbon aktif ini digunakan pada
proses dokolorisiasi gula cair.
Penukar ion basa kuat dan karbon aktif dilakukan proses dekolorisasi
terhadap gula cair hasil fraksinasi dengan perlakuan 2 jenis resin masing-masing
dengan kapasitas 1,4 meq per mL (IRA 400) dan 1,0 meq per mL (IRA 900).
Kedua jenis resin tersebut memiliki ion aktif dalam bentuk Cl-. Proses
dekolorisasi dilakukan dengan memasukkan resin kedalam kolom gelas stinggi 60
cm dengan diameter 1,128 cm. Volume resin sebanyak 50 ml. Laju alir yang
digunakan sebesar 6 BV (Bed Volume) per jam dan jumlah umpan sebesar 6 BV.
Proses dekolorisasi dilakukkan pada suhu 65o C. Larutan gula cair hasil
dekolorisasi resin ini selanjutnya akan digunakan sebagai bahan perlakuan karbon
aktif. (Santoso, 2013).

12
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN

III.1 Kesimpulan
Ion exchanger adalah alat yang digunakan untuk menukar ion menggunakan
resin. Resin penukar ion adalah polimer yang dapat mengganti atau menukar ion
tertentu yang ada dalam polimer tersebut dengan ion yang ada dalam suatu larutan
yang dialirkan melalui polimer tersebut. Penggunaannya dalam analisis kimia
misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu, memperbesar konsentrasi
jumlah ionion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi air, memisahkan
ionion logam dalam campuran dengan prinsip yang mirip dengan kromatografi
kolom penukar ion. Prinsip dari resin penukar ion adalah adanya penukaran ion
positif atau ion negative tertentu secara spesifik dari larutan dan melepaskan ion
lain ke dalam larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama, dan jumlah
muatan yang diserap sama dengan muatan yang dilepas agar resin tetap stabil.
Alat penukar ion ada 2 macam yaitu, kolom ganda (mixed bed), kolom tunggal
(softener/single bed), dan kombinasi lainnya.

III.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Saran yang bersifat membangun sangat penyusun
harapkan agar dalam penyelesaian makalah selanjutnya bisa lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015 “Penukar Ion”, diakses pada 6 Desember 2020, pukul 10:19,
http://www.lautan-luas.com/
Basset, 1994, Buku Ajar Vogel Kimia : Analisa Kualitatif Anorganik, Jakarta,
Buku Kedokteran EGC
Santoso, Hendro & Triantarti 2013, Kombinasi Resin Penukar Ion Basa Kuat dan
Karbon Aktif Untuk Memperbaiki Warna Gula Cair, Staf Peneliti Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, Pasuruan
Sulistyowati, 2015, ‘Analisa Penurunan Kesadahan Dengan Menggunakan Ion
Exchanger Pada Air Sungai Banjir Kanal’, Jurnal Teknik Kimia, Vol.1,
No.2
Wahono, 2007, Resin Penukar Ion, Jakarta, Balai Pustaka

14

Anda mungkin juga menyukai