Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM PEMROGRAMAN KOMPUTER

“PROGRAM PERHITUNGAN KALOR PADA PERUBAHAN WUJUD


ZAT BERBASIS SOFTWARE MATRIKS LABORATORY (MATLAB)”

Disusun oleh :

1. Haqi Zain Syadana (22031010165)


2. Azel Destyano (22031010182)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2022
A. Algoritma
1. Memulai program
2. Memasukkan program yang diinginkan
3. Memasuki program pemilihan kondisi 1 berupa if (Perhitugan Pencairan
dan Pembekuan:
1. Jika memilih kondisi 1 akan memasuki pemilihan kondisi case (1) :
a. Akan ditampilkan program Perhitungan Suhu dalam 1 Fase
1. Input data massa minimal zat (m1)
2. Input data interval zat (mi)
3. Input data massa maksimal zat (m2)
4. Input data kalor jenis zat (c)
b. Penginisiasian program pemilihan kondisi bersarang sebagai interval
titik nyala api :
a. Memasuki pemilihan kondisi if o:1 interval titik nyala api
1. Input data titik nyala zat (Tn)
2. Input data suhu pada kondisi awal (T1)
b. Memasuki pemilihan kondisi else Ts = T2-T1; T = abs(Ts);
1. Input data suhu pada kondisi awal (T1)
2. Input data kondisi suhu yang dituju (T2)
2. Jika memilih kondisi 2 akan memasuki pemilihan kondisi case (2) :
a. Akan ditampilkan program Perhitungan Suhu dalam 1 Fase
1. Input data massa minimal zat (m1)
2. Input data interval zat (mi)
3. Input data massa maksimal zat (m2)
4. Input data kalor Lebur zat (L)
4. Memasuki program pemilihan kondisi 2 berupa elseif (Perhitugan
Penguapan dan Penyubliman:
1. Jika memilih kondisi 1 akan memasuki pemilihan kondisi case (1) :
a. Akan ditampilkan program Perhitungan Suhu dalam 1 Fase
1. Input data massa minimal zat (m1)
2. Input data interval zat (mi)
3. Input data massa maksimal zat (m2)
4. Input data kalor jenis zat (c)
b. Penginisiasian program pemilihan kondisi bersarang sebagai interval
titik nyala api :
a. Memasuki pemilihan kondisi if o:1 interval titik nyala api
1. Input data titik nyala zat (Tn)
2. Input data suhu pada kondisi awal (T1)
b. Memasuki pemilihan kondisi else Ts = T2-T1; T = abs(Ts);
1. Input data suhu pada kondisi awal (T1)
2. Input data kondisi suhu yang dituju (T2)
2. Jika memilih kondisi 2 akan memasuki pemilihan kondisi case (2) :
a. Akan ditampilkan program Perhitungan Suhu dalam 1 Fase
1. Input data massa minimal zat (m1)
2. Input data interval zat (mi)
3. Input data massa maksimal zat (m2)
4. Input data kalor uap zat (U)
5. Jika pilihan tidak sesuai
a. Akan ditampilkan Pilihan tidak tersedia, coba lagi
B. Flowchart

Yes Yes Yes

No No No

Gambar 1. Flowchart perhitungan kalor bagian 1


No

Yes

Gambar 2. Flowchart perhitungan kalor bagian 2


Yes Yes
Yes

No No
No

Gambar 3. Flowchart perhitungan kalor bagian 3


No

Yes

Yes

No

Gambar 4. Flowchart perhitungan kalor bagian 4


C. Listing
clc
disp ('Perhitungan Kalor pada Perubahan Wujud Zat Berbasis MatLab')
disp
('=======================================================
===')
disp ('Pilih Perubahan Wujud Zat')
disp ('1. Pencairan dan Pembekuan')
disp ('2. Penguapan dan Pengembunan')
f = input ('');
disp
('=======================================================
===')
if f:1
disp ('Pilih Perhitungan kalor')
disp ('1. Perubahan suhu dalam 1 fase (Kalor sensibel)')
disp ('2. Perubahan antar fase cair-padat (kalor laten) ')
p = input ('');
disp ('==================================')
switch p
case 1
m1 = input ('Input massa minimal zat (Kg) = ');
mi = input ('Input interval zat (Kg) = ');
m2 = input ('Input massa maksimal zat (Kg) = ');
c = input ('Input kalor jenis zat (J/Kg°C) = ');
disp ('================================')
disp ('Apakah zat mudah terbakar?')
disp ('1. Ya')
disp ('2. tidak')
o = input ('');
disp ('================================')
if o:1
Tn = input ('Input titik nyala zat (°C) = ');
T1 = input ('Input suhu pada kondisi awal (°C) = ');
if T1>=Tn;
disp ('!=========================================!')
disp ('Suhu diatas titik nyala, zat akan terbakar!')
disp ('!=========================================!')
T1 = input ('Input suhu pada kondisi awal (°C) = ');
end
T2 = input ('Input kondisi suhu yang dituju (°C) = ');
if T2>=Tn;
disp ('!=========================================!')
disp ('Suhu diatas titik nyala, zat akan terbakar!')
disp ('!=========================================!')
T2 = input ('Input kondisi suhu yang dituju (°C) = ');
end
else
T1 = input ('Input suhu pada kondisi awal (°C) = ');
T2 = input ('Input kondisi suhu yang dituju (°C) = ');
end
Ts = T2-T1;
T = abs(Ts);
disp ('============================================')
disp (['Kalor jenis : ', num2str(c), ' J/Kg°C']);
disp (['Perubahan Temperatur : ', num2str(T), '°C']);
disp ('Hasil kalor yang perlu diserap atau dilepas :');
disp (' Massa (kg) | Kalor (J) ')
disp ('---------------------------------------')
for m = m1 : mi : m2;
Q = m*c*T;
fprintf ('%12.2f%23.2f\n', m, Q)
plot (m, Q, 'or')
title ('Grafik Hubungan Massa dengan Kalor')
xlabel ('Massa (kg)')
ylabel ('Kalor (J)')
hold on
grid on
end
otherwise
m1 = input ('Input massa minimal zat (Kg) = ');
mi = input ('Input interval zat (Kg) = ');
m2 = input ('Input massa maksimal zat (Kg) = ');
L = input ('Input kalor Lebur zat (J/Kg°C) = ');
disp ('============================================')
disp (['Kalor lebur : ', num2str(L), ' J/Kg°C']);
disp ('Hasil kalor yang perlu diserap atau dilepas :');
disp (' Massa (kg) | Kalor (J) ')
disp ('---------------------------------------')
m = m1;
while m<=m2;
Q = m*L;
fprintf ('%12.2f%23.2f\n', m, Q)
plot (m, Q, 'or')
m = m+mi;
title ('Grafik Hubungan Massa dengan Kalor')
xlabel ('Massa (kg)')
ylabel ('Kalor (J)')
hold on
grid on
end
end
elseif f:2
disp ('Pilih Perhitungan kalor')
disp ('1. Perubahan suhu dalam 1 Fase (Kalor sensibel)')
disp ('2. Perubahan antar fase cair-padat (Kalor laten)')
p = input ('');
disp ('==================================')
switch p
case 1
m1 = input ('Input massa minimal zat (Kg) = ');
mi = input ('Input interval zat (Kg) = ');
m2 = input ('Input massa maksimal zat (Kg) = ');
c = input ('Input kalor jenis zat (J/Kg°C) = ');
disp ('================================')
disp ('Apakah zat mudah terbakar?')
disp ('1. Ya')
disp ('2. tidak')
o = input ('');
disp ('================================')
if o:1
Tn = input ('Input titik nyala zat (°C) = ');
T1 = input ('Input suhu pada kondisi awal (°C) = ');
if T1>=Tn;
disp ('!=========================================!')
disp ('Suhu diatas titik nyala, zat akan terbakar!')
disp ('!=========================================!')
T1 = input ('Input suhu pada kondisi awal (°C) = ');
end
T2 = input ('Input kondisi suhu yang dituju (°C) = ');
if T2>=Tn;
disp ('!=========================================!')
disp ('Suhu diatas titik nyala, zat akan terbakar!')
disp ('!=========================================!')
T2 = input ('Input kondisi suhu yang dituju (°C) = ');
end
else
T1 = input ('Input suhu pada kondisi awal (°C) = ');
T2 = input ('Input kondisi suhu yang dituju (°C) = ');
end
Ts = T2-T1;
T = abs(Ts);
disp ('============================================')
disp (['Kalor jenis : ', num2str(c), ' J/Kg°C']);
disp (['Perubahan temperatur : ', num2str(T), '°C']);
disp ('Hasil kalor yang perlu diserap atau dilepas :');
disp (' Massa (kg) | Kalor (J) ')
disp ('---------------------------------------')
for m = m1 : mi : m2;
Q = m*c*T;
fprintf ('%12.2f%23.2f\n', m, Q)
plot (m, Q, 'or')
title ('Grafik Hubungan Massa dengan Kalor')
xlabel ('Massa (kg)')
ylabel ('Kalor (J)')
hold on
grid on
end
otherwise
m1 = input ('Input massa minimal zat (Kg) = ');
mi = input ('Input interval zat (Kg) = ');
m2 = input ('Input massa maksimal zat (Kg) = ');
U = input ('Input kalor uap zat (J/Kg°C) = ');
disp ('============================================')
disp (['Kalor lebur : ', num2str(U), ' J/Kg°C']);
disp ('Hasil kalor yang perlu diserap atau dilepas :');
disp (' Massa (kg) | Kalor (J) ')
disp ('---------------------------------------')
m = m1;
while m<=m2;
Q = m*U;
fprintf ('%12.2f%23.2f\n', m, Q)
plot (m, Q, 'ob')
m = m+mi;
title ('Grafik Hubungan Massa dengan Kalor')
xlabel ('Massa (kg)')
ylabel ('Kalor (J)')
hold on
grid on
end
end
else
disp ('Pilihan tidak tersedia, coba lagi!')
end
D. Hasil run

Gambar 5. Hasil run program perhitungan kalor sensible bagian 1


Gambar 6. Hasil run program perhitungan kalor sensible bagian 2
Gambar 7. Hasil run grafik hubungan massa dan kalor sensible

Gambar 8. Hasil run program perhitungan kalor sensible dengan zat mudah
terbakar bagian 1
Gambar 9. Hasil run program perhitungan kalor sensible dengan zat mudah
terbakar bagian 2

Gambar 10. Hasil run grafik hubungan massa dan kalor sensible dengan zat
mudah terbakar
Gambar 11. Hasil run program perhitungan kalor laten peleburan

Gambar 12. Hasil run grafik hubungan massa dan kalor laten peleburan
Gambar 14. Hasil run program perhitungan kalor laten penguapan

Gambar 15. Hasil run grafik hubungan massa dan kalor laten penguapan

Anda mungkin juga menyukai