Dosen
Faqih El Wafa
Anggota Kelompok 7
Reza Ramadhan :
Yuliyanti : 17.63.0580
(UNISKA MAB)
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan rasa syukur kepada Allah swt atas segala karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman kejahiliyahan menuju
zaman ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia cerdas dan berwawasan luas. Dalam
penyelesaian makalah ini kami mengalami banyak kesulitan, karena keterbatasan ilmu yang
kami miliki. Namun karena berkat dari bantuan dan usaha dari beberapa pihak, makalah ini
dapat terselesaikan meski masih banyak terdapat kekurangan ucapan terima kasih kami
kepada dosen pembimbing bapak Faqih El Wafa. Atas saran dan dorongan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Harapan kami adalah semoga kritik dan saran dari
pembaca tetap tersalurkan kepada kami, dan semoga makalh ini dapat memberi
manfaat,sehingga menjadi panutan ilmu pengetahuan. Aamiin
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai sang khalik, Allah SWT dengan sangat sempurna menciptakan makhluk-
makhluknya tersebut, bahkan di antara mereka memiliki ketergantungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Begitulah semua makhluk yang diciptakan sang khalik,
semuanya harus berjalan sesuai dengan peraturan-Nya, sedikit saja berani keluar dari
aturan-Nya maka malapetaka bisa menghampirinya.
Semua itu menunjukan kuasa Allah SWT dalam menetapkan perhitungan dan mengatur
sistem alam raya, sekaligus membuktikan pula anugerah-Nya yang sangat besar bagi
umat manusia dan seluruh makhluk. Keteraturan sistem alam raya tersebut harus
terimplementasi sampai ke sistem yang paling kecil, keluarga misalnya. Sebuah keluarga
tidak dapat hidup dengan tenang dan bahagia tanpa suatu peraturan, kendali, dan
disiplin yang tinggi. Kepincangan dalam peraturan mengakibatkan kepincangan dalam
kehidupan yang lebih luas. Dengan demikian, wajib hukumnya setiap makhluk untuk
mengikuti seluruh aturan yang telah ditetapkan sang khalik dalam rangka menjaga
kehidupan yang utuh dan penuh keteraturan. Begitu pula dengan tetangga. Kita sebagai
manusia adalah makhluk sosial yang artinya tidah dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Sehingga perlu bagi kita menempatkan diri sebagai manusia yang berakhlak di tengah
kehidupan bermasyarakat.
Akhlak adalah identitas seorang muslim tentang bagaimana sifat yang dapat
ditunjukankepada orang lain sebagaimana cerminan diri dari apa yang telah diajarkan na
besar kita Muhammad saw. Apalagi di era globalisasi ini indonesia telah dijajah oleh
kebudayaan barat sehingga wajib bagi kita untuk mempelajari bagaiman akhlak yang
telah diajarkan semestinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas dapat dirumuskan
sejumlah permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu akhlak?
2. Bagaimana cara berakhlak kepada keluarga?
3. Bagaimana cara berakhlak kepada tetangga?
Disebutkan bahwa akhlak adalah buah dari keimanan dan keistiqomahan seseorang
dalam menjalankan ibadah baca istiqomah dalam islam dan cara agar tetap istiqomah
dijalan Allah. Akhlak yang kita ketahui tersebut memiliki pengertian baik secara bahasa
maupun secara istilah. Selain itu ada beberapa ulama yang juga menjabarkan pengertian
akhlak sebagaimana ibnu Miskawaih menyebutkan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa
atau sifat seseorang yang medorong melakukan sesuatu tanpa perlu
mempertimbangkannya terlebih dahulu.
Secara bahasa Kata akhlak secara bahasa verasal dari bahasa Arab “Al
Khulk” yang diartikan sebagai perangai, tabiat. Budi pekerti, dan sifat
seseorang. Jadi akhlak seseorang diartikan sebagai budi pekerti yang dimiliki
oleh seseorang terkait dengan sifat-sifat yang ada pada dirinya.
Secara istilah Kata akhlak menurut istilah khususnya dalam islam diartikan
sebagai sifat atau perangai seseorang yang telah melekat dan biasanya akan
tercermin dari perilaku orang tersebut. Seseorang yang mmeiliki sifat baik
biasanya akan memiliki perangai atau akhlak yang baik juga dan sebaliknya
seseorang yang memiliki perangai yang tidak baik cenderung memiliki akhlak
yang tercela. Kata akhlak disebutkan dalam firman Allah pada ayat berikut ini
Telah disebutkan sebelumnya pengertian tentang akhlak dan sebagai umat muslim kita tahu
bahwa akhlak memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama islam. Beberapa keutamaan
mmeiliki akhlak yang terpuji antara lain
Seseorang yang memiliki akhlak terpuji disebutkan dalam hadits bahwa ia akan memiliki
timbangan yang berat kelak dihari akhir atau kiamat dimana semua amal manusia akan
ditimbang, sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut
Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada
akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat
orang yang berpuasa dan shalat. [HR Tirmidzi ]
Rasul SAW diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia didunia. Dan
tentu saja Rasul SAW sendiri mencintai manusia yang mmeiliki akhlak yang baik. Dari Jabir
RA; Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya dariku di
hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan
yan paling jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara, angkuh dalam
berbicara, dan sombong. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa seseorang yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang
mulia memiliki kedudukan yang tinggi diakhirat kelak. Rasul SAW bersabda
“Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan)
yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir
dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah.
Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada
kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari
menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih
mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat
malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
Memiliki akhlak yang mulia sangat penting bagi seorang muslim dan keutamaan memiliki
akhlak mulia sangatlah besar. Dalamsebuah hadits disebutkan bahwa Rasul menjamin
seseorang sebuah rumah disurga apabila ia memiliki akhlak yang mulia. Dari Abu Umamah
ra; Rasulullah SAW bersabda:
Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar,
dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya
bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya. [HR Abu Daud ]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada pun kesimpulan yang dapat kita ambil adalah
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga diantaranya:
1. Tanggung jawab
2. Kerjasama
3. Perhitungan dan Keseimbangan
4. Disiplin
5. Kasih sayang
Ketauladan Ibu Dan Bapak Yang Wajib Ditunjukkan Kepada Anak:
1. Contoh Tauladan
2. Pembentukan Sikap
Bentuk-bentuk Birrul Waldain:
1. Mengikuti keinginan dan saran orang tua
2. Menghormati dan Memuliakan kedua orang tua
3. Membantu kedua orang tua secara fisik dan materiil
4. Mendo’akan kedua orang tua
Di antara adab-adab yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh Islam adalah sebagai
berikut:
1. Tidak Menyakiti Tetangga dan Memuliakannya
2. Memulai Salam
3. Bermuka Berseri-seri (ceria) saat Bertemu
4. Menolong Saat dalam Kesulitan
5. Memberikan Penghormatan yang Istimewa
6. Menerima Udzur (permohonan maaf).
7. Menasehati dengan Lemah Lembut
8. Menutup Aib
9. Saling Berkunjung
B. Saran
Hendaklah orang tua selalu memberikan perhatian yang jenuh kepada anaknya dalam
membina akhlak bukan hanya menyuruh anak agar melakukan perbuatan yang baik tetapi
hendaklah orang tua selalu memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya
Serta orang tua tampil selalu tauladan baik, membiasakan berbagai bacaan dan
menanamkan kebiasaan memerintah melakukan kegiatan yang baik, menghukum anak
apabila bersalah, memuji apabila berbuat baik, menciptakan suasana yang hangat yang
religius (membaca Al-Qur'an, sholat berjamaah, memasang kaligrafi, Do'a-Do'a dan ayat-
ayat Al-Qur'an). Menciptakan suasana harmonis dalam bermasyarakat, menumbuhkan
rasa simpati dan toleransi yang tinggi akan menimbulkan kehidupan yang aman serta
tentram.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bacaanmadani.com/2017/08/akhlak-terhadap-tetangga-
dan-masyarakat.html
https://dalamislam.com/akhlaq/akhlak-dalam-islam
http://ardhyanblogger21.blogspot.co.id/2013/11/.html