BAB I
PENDAHULUAN
Pada 50 tahun terakhir ini, pelayanan transfusi darah di dunia barat sangat
berkembang. Misalnya, United Kingdom National Blood Transfusion Service baru
saja memulai kegiatannya pada saat perang dunia kedua. Beberapa kemajuan
dramatis pada bidang bedah dan kedokteran telah dimungkinkan akibat
tersedianya komponen darah secara luas.
Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun perlu
diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko.
Transfusi / pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang lalu.
( abad ke 18 ), dimana pada masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan
sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit sekali.
Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami kegagalan. Dr. Karl
Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang golongan
darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan
akibat transfusi tidak lagi membahayakan, tetapi sebaliknya banyak menolong
jiwa manusia dari ancaman kematian karena kehilangan darah.
BAB II
PEMBAHASAN
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk
dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah
dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah
besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang
hilang selama operasi.
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau
trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita
hemofilia atau penyakit sel sabit mungkin memerlukan transfusi darah sering.
Awal transfusi darah secara keseluruhan digunakan, tapi praktek medis modern
umumnya hanya menggunakan komponen darah.
Pindah tuang
Memindahkan sejumlah cairan (dalam jumlah yang cukup besar) ke dalam
pembuluh darah balik
Tranfusi darah : memindahkan cairan (darah) dari seorang donor kepada seorang
akseptor (resipien)
Istilah transfusi darah seringkali diartikan secara luas oleh dokter jika yang
dimaksudkan mereka adalah transfusi sel darah merah. Keluhan terhadap
kelemahan linguistik ini adalah bahwa darah seringkali ditransfusikan tanpa
perhatian yang cukup pada kebutuhan spesifik penderita atau terhadap
kemungkinan efek membahayakan dari transfusi.
Macam-Macam Donor
Donor anggota badan yang bisa pulih kembali (darah, kulit, sumsum tulang)
Donor anggota badan yang dapat menyebabkan kematian
Donor angota badan yang hanya satu satunya (meskipun tdk mengakibatkan
kematian (lidah, pankreas)
Donor anggota badan yang ada pasangannya (mata, ginjal)
Donor alat reproduksi manusia (sperma, ovum, ovarium, testis)
Donor anggota badan dari mayat yang berwasiat
Donor unit darah harus disimpan dalam lemari es untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan memperlambat metabolisme sel. Transfusi harus dimulai dalam 30
menit setelah unit telah diambil keluar dari penyimpanan dikendalikan.
Sebelum darah diberikan, rincian pribadi pasien dicocokkan dengan darah untuk
ditransfusikan, untuk meminimalkan risiko reaksi transfusi. Kesalahan
administrasi merupakan sumber signifikan dari reaksi transfusi dan upaya telah
dilakukan untuk membangun redundansi ke dalam proses pencocokan yang
terjadi di samping tempat tidur.
Sebuah unit (hingga 500 ml) biasanya diberikan selama 4 jam. Pada pasien
dengan risiko gagal jantung kongestif, banyak dokter mengelola diuretik untuk
mencegah overload cairan, suatu kondisi yang disebut Transfusi Overload
Peredaran Darah Terkait atau taco. Acetaminophen dan / atau antihistamin
seperti diphenhydramine kadang-kadang diberikan sebelum transfusi untuk
mencegah jenis lain reaksi transfusi.
Ada risiko yang terkait dengan menerima transfusi darah, dan ini harus
seimbang terhadap manfaat yang diharapkan. Reaksi samping yang paling
umum untuk transfusi darah adalah''non-hemolitik demam reaksi transfusi'',
yang terdiri dari demam yang menyelesaikan sendiri dan tidak menyebabkan
masalah abadi atau efek samping.
a. Hakekat darah
1. Najis
Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual, bukan karena najis atau
suci, tetapi karena menghormatinya. Menjualnya berati merendahkannya (Al
Kasani) Menjual air susu wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan bermanfaat
sehingga Alloh memperbolehkkan untuk meminumnya walaupun tidak dalam
keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki, Hambali dan SyafiI) Menjual air susu
(HARAM). Karena susu adalah bagian dari anggota badan (Mazhab Hanafi) Ulama
terdahulu sangat berhati hati dalam hal perlakuan terhadap anggota badan
manusia (manusia merupakan mahluk terhormat dalam pandangan Islam) Pada
saat itu belum terpikirkan perkembangan Ilmu kedokteran yang sepesat
sekarang.
Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan antara donor dan resipien,
adalah bahwa transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya
hubungan kemahraman antara donor dan resipien. Sebab faktor-faktor yang
dapat menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana
tersebut dalam An-Nisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan nasab.
Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya sekandung,
dsb. Karena adanya hubungan perkawinan misalnya hubungan antara seorang
dengan mertuanya atau anak tiri dan istrinya yang telah disetubuhi dan
sebagainya, dan mahram karena adanya hubungan persusuan, misalnya
hubungan antara seorang dengan wanita yang pernah menyusuinya atau
dengan orang yang sesusuan dan sebagainya.
Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang kafir bukan benda
najis. Buktinya mereka tetap dibolehkan masuk ke dalam masjid-masjid mana
pun di dunia ini, kecuali masjid di tanah haram. Kalau tubuh orang kafir
dikatakan najis, maka tidak mungkin Abu Bakar minum dari satu gelas bersama
dengan orang kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah, maka kita akan masuk ke
dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.
Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, maka
darah itu sudah tidak najis lagi. Dan darah orang kafir yang sudah masuk ke
dalam tubuh seorang muslim juga tidak najis. Sehingga hukumnya tetap boleh
dan dibenarkan ketika seorang muslim menerima transfusi darah dari donor
yang tidak beragama Islam.
Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang untuk menyedekahkan
darahnya yang sagat banyak dalam keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti
puasa pada bulan Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat
(mendesak), maka dalam keadaan seperti ini boleh baginya untuk
menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah darurat tadi. Dengan
demikian dia berbuka dengan makan dan minum. Lalu dia harus mengganti
puasanya yang dia tinggalkan/berbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Contreras,marcela.1995.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta:EGC
Al-Hafidz,Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta : AMZAH
Website
http://nezfine.wordpress.com/2011/02/03/transfusi-darah-menurut-pandanganislam/
http://www.news-medical.net/health/What-is-a-Blood-Transfusion-%28Indonesian
%29.aspx
http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/588.pdf