Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DONOR DARAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Darah merupakan bagian yang sangat penting dalam tubuh manusi4 begitu
juga dalam hal pengolongan darah manusi4 dimana terdapat 4 golongan darah
manusia yang urnum dikenal dan merupakan pengolongan darah yang penting
yaitu golongan darah A B, AB, dan O. Dalam proses fianfusi darah dari satu orang
ke orang lain, pengenalan golongan darah harus dilakukan untukmenghindari halhal yang tidak diinginkan. Pendonoran darah dari pendonor ke penerima harus
dissslaikan jenis golongan darahnya. Kesalahan dalam pengenalan golongan darah
akan dapat membahayakan nyawa penerim4 karena terjadi panbekuan darah
akibat bertemunya antigen yang berbeda Pada saat ini, pengenalan golongan darah
hanya terbatas pada cara manual dan belum menuju pengenalan secara digital.
Manusia dengan segala kernampuannya berusaha keras untuk menirukan
kehebatan yang mereka miliki, misalnya dalam mendeteksi golongan daratr
manusia (Golongan darah A, B, AB, O). Dengan pendekatan kecerdasan buatan,
manusia berusaha menirukanbagaimana pola-pola dibentuk untuk dapat dipelajari.
Jaringan Syaraf Tiruan telah dikembangkan sebagai generalisasi model matematik
dari pembelajaran manusia.
Saat ini di berbagai penjuru provinsi di Indonesia pasti ada sesuatu yang
disebut transfusi darah. Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari
seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan
dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Biasanya hal ini sering dilakukan
di kalangan remaja sampai kalangan dewasa.
Di Indonesia seharusnya mempunyai stok darah 4,5 juta sampai 4,8 juta
kantong darah per tahun, sedangkan PMI baru bisa mencukupi sekitar 2 juta
kantong darah, yang 64 persenya diolah menjadi komponen darah sebanyak 3 juta
komponen darah yang mampu memenuhi 70 persen dari kebutuhan darah
penduduk Indonesia di 520 Kota/Kabupaten. Hal yang menyebabkan kurangnya
persedian darah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya mendonorkan darah dan hal ini menyebabkan kurangnya persediaan
darah di Indonesia.
Untuk meningkatkan kapastitas stok kebutuhan darah yang ditetapkan oleh
WHO, PMI berupaya dengan meningkatkan kualitas serta pelayanan Unit Donor
Darah (UDD) yang tersebar di sekitar 200 PMI Kota / Kabupaten di seluruh
Indonesia. PMI juga membangun gerai-gerai UDD di 6 Mall dan 2 Universitas yang
menjadi salah satu antisipasi PMI untuk mendekatkan layanan donor darah
sukarela kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan kantong darah nasional.

PMI terus melakukan berbagai upaya untuk selalu meningkatkan kualitas


darah sesuai standarisasi dan ketetapan WHO mengenai pemeriksaan dan uji saring
darah atas 4 (empat) parameter penyakit yaitu Syphilis, Hepatitis B, Hepatitis C
dan HIV & AIDS
B.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, ialah sebagai berikut:
Apa pengertian donor darah dan tranfusi darah?
Berapa banyak kebutuhan darah di Indonesia dan di dunia?
Apa Hukum Mempergunakan Darah (Transfusi Darah)?

C.

Tujuan
Diharapkan teman-teman pelajar siap mendonorkan darahnya saat sudah
memenuhi syarat Meningkatkan peran PMR dalam mensosialisasikan donor
darah Untuk menyebarkan manfaat donor darah

D.

Manfaat
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mensosialisasikan manfaat
donor darah. Menyiapkan untuk siap mendonorkan darahnya pada saatnya nanti.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pengertian Donor Darah


Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara
sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi
darah. Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat
(donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah
lengkap dan komponen darah.
Syarat donor darah sebagai berikut :
Calon donor harus berusia 17-60 tahun
Berat badan minimal 45 kg
Tekanan darah 100-180 (sistole) dan 60-80 (diastole)
Menandatangani formulir pendaftaran
Lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan
pemeriksaan oleh dokter
Untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak boleh
dalam kondisi atau menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes
militus,epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapat AIDS serta
mengalami sakit seperti demam atau influenza; baru saja dicabut giginya kurang
dari 3 hari; pernah menerima tranfusi kurang dari 1 tahun; begitu juga untuk yang
belum pernah setahun menato, menindik, atau akupuntur; hamil; atau sedang
menyusui.
Manfaat donor darah :
Mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh
Menurunkan resiko penyakit jantung (jantung koroner dan stroke (British Journal
Heart)
Menambah nafsu makan
Menanamkan jiwa social
Sekali menjadi Donor dapat menolong/menyelamatkan 3 orang pasien yang
berbeda
Menyelamatkan jiwa seseorang secara langsung
Meningkatkan produksi sel darah merah

BAB III
PENUTUPAN
A.

Kesimpulan
Transfusi darah yaitu memindahkan darah dari sesorang kepada orang lain
karena kepentingan medis. Islam sendiri telah membolehkan kegiatan transfusi
darah dilakukan, karena dengan melakukan transfusi darah berarti kita telah
menyelamatkan jiwa seseorang. Sedangkan tujuan transfusi darah adalah untuk :
memelihara dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis
darah atau komponen agar lebih bermanfaat, Memelihara dan mempertahankan
volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan
oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi Hemostatis, tindakan terapi kasus
tertentu.
Praktik menjual belikan darah baik secara langsung maupun melalui rumah sakit
dapat dihindarkan karena sebenarnya transfusi darah terlaksana berkat kerjasama
sosial yang murni subsidi silang melalui koordinasi pemerintah dan bukan menjadi
objek komersial sebagaiman dilarang Syariat Islam dan bertentangan dengan
perikemanusiaan, sehingga setiap individu tanpa dibatasi status ekonomi dan
sosialnya berkesempatan untuk mendapatkan bantuan darah setiap saat bilamana
membutuhkannya sebab di sini harus berlaku hukum barang siapa menamam
kebaikan maka ia berhak mengetam pahala dan ganjaran kebaikannya.

B.

Saran
Marilah kita saling membantu sesama manusia, salah satunya dengan cara
menyumbangkan darah kita untuk orang yang membutuhkan (donor darah). Harus
kita disadari bahwa kadang kala tak semua dari kita mampu memberikan harta
yang dipunyai. Namun ALLAH tidak pernah menutup niat hambanya untuk beramal.
Ada peluang yang diberikan Nya, yaitu melalui harta yang ada di tubuh kita sendiri
yaitu DARAH. Disadari bahwa hal itu akan membawa banyak manfaat bagi
manusia lain.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.pmijateng.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=301:sejarah-transfusidarah&catid=44:general&Itemid=29
http://www.givelife2.org/aboutblood/faq.asp
Kaadan AN, Angrini M. Blood transfusion history. Allepo University, Syiria. 2009.
Learoyd. A short hystory of blood transfusion history. National Blood Service. 2006
Seeber P, Shander A. Basic of blood management. Blackwell publishing. Australia.
2007.
PMI.2008.Donor Darah Sukarela.PMI Pusat:Jakarta
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiolog untuk para medis, Alih Bahasa: Sri Yuliani
Handoyo, Jakarta : PT. Gramedia, 1989.
Qardhawi, Yusuf, Dr., Al-Halal Wa Al-Haram, Beirut : Maktabah Al-Islami, 1994, Cet.
Ke-15.
Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid, Mustafa Al-Babi Al-Halaby Wa Auladuhu, 1339.

8.
9.

Membantu penurunan berat tubuh


Mendapatkan kesehatan psikologis

B.

Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun,
orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali
pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah
A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena
golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah
ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

C.

Hukum Mempergunakan Darah (Transfusi Darah)


Pada dasarnya, darah yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk najis
mutawasittah
menurut
hukum
islam.
Maka
agama
islam
melarang
mempergunakannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan keterangan
tentang haramnya mempergunakan darah, terdapat pada beberapa ayat yang
dhalalahnya
shahih.
Antara
lain
berbunyi:
Diharamkan
bagimu
(mempergunakannay) bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih
bukan atas nama Allah(Q.S. Al Maidah :3).
Tetapi bila berhadapan dengan hajat manusia untuk mempergunakannya
dalam keadaan darurat, sedangkan sama sekali tidak ada bahan lagi yang dapat
dipergunakaanya untuk menyelamatkan nyawa seseorang maka najis itu boleh
dipergunakannya hanya sekedar kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan;
misalnya seseorang menderita kekerungan darah karena kecelakaan, maka hal itu
debolehkan dalam islam untuk menerima darah dari orang lain, yang disebutnya
Transfusi Darah. Hal tersebut, sangat dibutuhkan (dihajatkan) untuk menolong
seseorang dalam keadaan darurat, sebagaiman keterangan Qaidah fiqhiyah yang
berbunyi: Perkara hajat (kebutuhan) menempati posisi darurat (dalam
menetapkan hukum islam), baik bersifat umum maupun khusus. Dan dalam kaidah
Fiqhiyah selanjutnya yang berbunyi : Tidak ada yang haram bila berhadapan
dengan yang hajat(kebutuhan).

Maksud yang terkandung dalam kedua Qaidah Fiqhiyah tersebut diatas


adalah menunujukan bahwa islam membolehkan hal-hal yang bersifat makruh dan
yang haram bila berhadapan dengan yang hajat dan darurat. Dan membolehkan
transfusi darah untuk menyelamatkan pasien karena keadaan darurat yang
tertentu. Akan tetapi kebolehannya hanya sebatas pada transfusi darah saja.
Bila dalam keadaan darurat yang dialami oleh seseorang maka Agama islam
membolehkan, tetapi bila digunakan untuk hal-hal yang lain maka agama islam
melarangnya. Karena dibutuhkannya hanya untuk ditransfer kepada pasien saja.
Hal ini sesuai dengan maksud Qaidah Fiqhiyah yang berbunyi :Sesuatu yang
dibolehkan karena keadaan darurat, (hanya diberlakukan) untuk mengatasi
kesulitan tertentu.
Kalau kita membuka lembaran Al-Quran dan Hadits, tidak ditemukan satu nash
yang menjelaskan hukum donor darah. Jika demikian halnya, maka cara yang harus
ditempuh untuk mendapatkan kejelasan hukumnya harus dilakukan ijtihad yang
dilakukan secara jamai (kolektif). Karena masalah donor berhubungan dengan
kesehatan, maka tidak cukup ulama saja tapi juga dibutuhkan bidang ilmu
kedokteran sehingga tidak terjadi hal yang dapat mengancam kesehatan si donor
dan resepien.
Menyumbangkan darahnya kepada seseorang yang membutuhkan adalah
pekerjaan kemanusiaan yang sangat mulia. Karena dengan mendonorkan sebagian
darahnya berarti seseorang telah memberikan pertolongan kepada orang lain,
sehingga seseorang selamat dari ancaman yang membawa kepada kematian. Maka
tidaklah salah jika orang Islam menyumbangkan darahnya kepada orang beragama
non-Islam yang sangat membutuhkan darahnya. Karena menyumbangkan darahnya
dengan ikhlas kepada siapa saja termasuk amal kemanusiaan yang amat
dianjurkan oleh Islam. Seperti halnya orang memberi makan kepada orang lapar
yang terancam akan mati. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat AlMaidah ayat 32; Artinya: Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.
(QS. Al-Maidah ayat 32).
Setelah diteliti, ternyata dalam Al-Quran tidak ada ayat dan Hadits yang
secara jelas melarang memberikan donor darah kepada orang yang membutuhkan.
Maka kebolehan donor darah itu sejalan dengan kaidah Ushul Fiqh yang artinya:
Pada asalnya hukum sesuatu itu tidak boleh sebelum ada dalil yang
mengharamkannya.
Dilihat dari urgensinya, donor darah dalam hukum Islam tidak lepas dari unsur
kemashlahatan yang bersifat dharury, yaiu menyelamatkan jiwa manusia dalam
keadaan darurat. Sebab jika tidak menggunakan sesuatu yang diharamkan, yaitu
darah (benda najis), maka seseorang akan meninggal. Dalam hal ini, orang sakit
yang kekurangan darah harus dibantu dengan donor darah.
Kaidah Bahaya tidak boleh dihilangan dengan bahaya yang lain.
memberikan ketentuan hukum bahwa donor darah diperbolehkan jika dengan
mendonorkan darahnya itu tidak membahayakan pihak pendonor. Tapi jika
membawa bahaya atau mengancam keselamatan pihak donor, maka haram bagi
seseorang untuk mendonorkan darahnya. Oleh krena itu, perlu ketelitian dari pihak
medis. Kaidah Ushul Fiqh mengatakan: Sesuatu yang diperbolehkan karena
terpaksa harus disesuaikan dengan kadar dibutuhkannya.
Dalam hal ini donor darah yang diberikan hanya sebatas untuk keperluan menolong
resepien yang membutuhkannya. Maka selain itu, mengalirkan darah diluar alasan
darurat, seperti marus yang untuk diminum, maka menjual dan meminumnya
hukumnya haram.
Pencarian saya tak berhenti karena tak mendapatkan jawaban berdasarkan
aturan hukum. Setelah bebas, saya mulai mencari dari berbagai sumber mengenai
dasar hukum pemberian remisi donor darah dan juga organ tubuh, kemudian juga
mencari bilamana dan apa dasar hukum peniadaan remisi donor darah dan organ
tubuh tersebut.
Pencarian membawa saya pada Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI
Nomor: M.04-HN.02.01 Tahun 2000 tentang remisi tambahan bagi narapidana dan
anak pidana, yang pada pasal 3 ayat (1) huruf d: yang menyatakan bahwa setiap

narapidana dan anak pidana yang dipidana sementara dapat diberikan remisi
tambahan apabila mendonorkan darah dan organ tubuh bagi orang lain ayat (4):
narapidana pendonor memiliki tanda bukti atau surat keterangan sah dari PMI atau
Rumah Sakit Pasal 5 ayat (2) huruf a: donor darah 4 kali mendapatkan remisi
tambahan 1/2 dari remisi umum pada tahun bersangkutan huruf b: donor satu
organ tubuh mendapatkan remisi tambahan 1/2 dari remisi umum pada tahun
bersangkutan.
Keputusan Menteri di atas adalah jawaban mengapa narapidana/warga
binaan yang masuk sejak 2001-2002 dan di bawah tahun 2007 mendapatkan
remisi tambahan donor darah. Sedangkan yang masuk sejak 2008 ternyata tak lagi
menunjukkan adanya record remisi tambahan donor darah atau pun organ tubuh
pada setiap berkas narapidana.
Jika demikian berarti terjadi pencabutan keputusan menteri mengenai remisi
tambahan donor darah ataupun organ tubuh, namun setelah beberapa lama
mencari ternyata saya sama sekali tidak menemukan. Jika memang ada
pencabutan pastinya ada aturan yang mengaturnya.
Yang saya dapatkan adalah hanya berupa Surat Edaran Dirjenpas
No.E.PS.01.10-11 Tahun 2007, tentang Pencabutan Remisi Tambahan Donor Darah,
yang isinya seperti berikut:
Berkenaan dengan adanya keragu-raguan dari Kalapas/Karutan dalam hal remisi
tambahan atas donor darah, dengan hormat disampaikan bahwa remisi dimaksud
sebagaimana dimaksud sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehakiman
dan HAM RI Nomor: M.04-HN.02.01 Tahun 2000 tentang remisi tambahan bagi
narapidana dan anak pidana, Belum Terbit Peraturan Menteri yang mencabut
tentang remisi tambahan donor darah tersebut
D.
1.

Sejarah Tranfusi Darah


Transfusi darah pada Hewan
Richard Lower (1631-1691) adalah orang pertama yang melakukan transfusi
darah pada hewan yaitu pada seekor anjing dengan menggunakan jarum suntik
yang terbuat dari bulu angsa yang dirancang oleh Christopher Wren, dia
menghubungkan vena jugularis seekor anjing ke arteri pada leher anjing lainnya.

2.

Transfusi darah dari Hewan ke manusia


Tanggal 22 November 1666 Richard Lower bersama Dr. Edmund King
melakukan transfusi kepada Arthur Coga dengan menggunakan pipa yang
membawa darah dari arteri karotis seekor domba ke vena resipien. Dr. Jean
Baptiste Denys (1640-1704) melakukan hal serupa dengan mentransfusikan darah
domba ke seorang laki-laki 15 tahun yang menderita demam tanpa menimbulkan
efek negatif pada pasien. Denis melakukan hal yang sama pada beberapa pasien
lainnya sampai tragedi meninggalnya Antoine Mauroy.

3.

Transfusi darah dari manusia ke manusia


Transfusi darah dari manusia ke manusia pertama kali dilakukan oleh James
Blundell (1790-1877) seorang ahli kebidanan. Ia kemudian mendapat gelar the
father of modern blood transfusion Antara 1818 sampai 1829 ia melakukan
sepuluh transfusi dengan darah manusia, akan tetapi tidak lebih dari empat yang
sukses, bahkan dua orang diantaranya meninggal ketika dilakukan transfusi.
Transfusi pertama yang sukses dilakukan adalah kepada seorang wanita yang
mengalami perdarahan post partum berat dan kemudian diberikan delapan ons
darah asistennya. Dikarenakan angka kegagalan transfusi yang tinggi banyak orang
menganggap prosedur ini berbahaya.
Penemuan golongan darah ABO oleh Karl Landsteiner (1868-1943) seorang
ilmuan Austria pada tahun 1901 di Vienna memberikan jawaban atas reaksi
transfusi yang terjadi sebelumnya. Landsteiner menemukan golongan darah ABO
dengan mencampurkan sel darah merah dan serum tiap stafnya, dari
eksperimennya diidentifikasi 3 golongan yang disebut golongan A, B dan C (yang
kemudian diganti nama menjadi golongan O). Golongan darah AB ditemukan
setahun kemudian oleh Alfred von Decastello dan Adriano Struli.

Ludwig Hektoen di Chicago pertama kali merekomendasikan pemeriksaan


golongan darah antara donor dan resipien untuk mengetahui ketidakcocokan
golongan darah sebelum transfusi. Dr. Reuben Ottenberg (1882-1959) di Mount
Sinai Hospital New York melakukan uji cocok serasi (crossmatching) untuk transfusi
dan pertama kali meyakinkan bahwa pewarisan golongan darah sesuai hukum
Mendel.
4.

Transfusi darah selama perang dunia


Saat perang dunia pertama dan kedua ilmuan berfikir untuk melakukan
penyimpanan darah. Peneliti Albert Hustin dari Brussel dan Luis Agote menemukan
penambahan citrat ke dalam darah untuk mencegah pembekuan darah pada tahun
1914. Setahun kemudian Richard Lewisohn (1875-1961) menentukan rumus
konsentrasi optimum dari natrium sitrat pada darah donor dan Richard Weil
menemukan bahwa darah citrat dapat disimpan pada pendingin selama beberapa
hari. Tahun 1916 Francis Peyton Rous dan J.R. Turner menambahkan glukosa
sebagai energi untuk sel darah merah selama disimpan.
Donor darah sukarela pertama kali dilakukan tahun 1922 oleh Percy Lane
Oliver (1878-1944), ia merekrut para sukarelawan yang setuju untuk mendonorkan
darahnya, dilakukan skrining penyakit dan pemeriksaan golongan darah. Selama
perang dunia I seorang dokter bedah Canada, dr. Norman Bethune, mendirikan
pelayanan transfusi darah dengan menyimpan darah dalam botol yang merupakan
cikal bakal terbentuknya bank darah. Bernadus Fantus (1874-1940) mendirikan
bank darah pertama di Amerika Serikat pada tahun 1937.
Tahun 1940 Dr. Philip Levine (1900-1987) bersama Karl Lansteiner dan
Alexander Weiner (1907-1976) menemukan golongan darah Rh yang berhubungan
dengan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir oleh karena antibodi ibu. Tahun
1943 John Loutit dan Patrick Mollison menggunakan acid-citrate-dextrose (ACD)
sebagai antikoagulan untuk penyimpanan darah yang dapat meningkatkan masa
simpan darah selama 21 hari. Tahun 1945 seorang Profesor Inggris Robin Coombs
(1921-2006) menemukan tes antiglobulin yang saat ini dikenal sebagai Coombs
test.

5.

Transfusi darah pada masa kini


Enam puluh tahun terakhir terjadi perkembangan pada bidang transfusi
darah. Pada awal abad ke 20 darah disimpan dalam botol gelas yang digunakan
kembali (reuseable), banyak reaksi akibat kontaminasi bakteri maupun kejadian
emboli udara pada transfusi. Pada tahun 1949 penggunaan kantong darah dari
plastik sekali pakai (disposible) dikenalkan oleh Palang Merah Amerika. Penggunaan
antikoagulan Citrate Phosphate Dextrose (CPD) dapat meningkatkan masa simpan
darah selama 28 hari. CPDA-1 (Citrate Phosphate Dextrose Adenine) yang
dikembangkan tahun 1979 dapat meningkatkan masa simpan darah selama 35 hari
dan CPDA-2 pada tahun 1980-an sampai 42 hari.
Dr. Judith Graham Pool (1919-1975) menemukan cryoprecipitasi tahun 1965,
dengan proses ini dapat diperoleh faktor pembekuan (khususnya faktor VIII) yang
dapat diberikan untuk pasien hemofilia.
Tahun 1969 S. Murphy dan F. Gardner menunjukkan penerapan penyimpanan
trombosit pada termperatur ruang. Tahun 1971 Dr. Baruch Blumberg
mengidentifikasi substansi Hepatitis B dan pemeriksaan terhadap Hepatitis B
surface antigen (HBsAg) pada darah donor mulai dilakukan.
Tahun 1981 ditemukan kumpulan gejala yang disebut GRID (Gay-related
Immunodeficiency Disease) karena ditemukan pada kaum gay pria, gejala ini
kemudian dinamakan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Tahun 1983
Dr. Luc Montagnier (1932-sekarang) mengisolasi virus penyebab AIDS yang
kemudian oleh dr. Robert Gallo pada tahun 1984 disebut sebagai HTLV-III (Human
T-cell Lymphotropic Virus). Setelah terjadinya infeksi AIDS dari transfusi darah,
tahun 1985 dilakukan pemeriksaan antibodi HIV pada darah donor.
Tahun 1990 ditemukan tes spesifik untuk hepatitis C sebagai penyebab
hepatitis non A, non B. Tahun 19872008 serial tes berkembang dalam skrining
darah donor dari penyakit-penyakit infeksi. Untuk mendeteksi hepatitis B digunakan

tes HBsAg, untuk deteksi hepatitis C digunakan tes Anti-HCV, untuk mendeteksi
sifilis dengan VDRL atau TPHA dan untuk mendeteksi HIV dengan tes Elisa untuk
mengetahui adanya Anti-HIV1 atau Anti-HIV2 atau dengan mendeteksi antigen HIV
p24. Saat ini dapat dilakukan pemeriksaan NAT (Nucleic Acid Amplification Testing)
yang dapat secara langsung mendeteksi material genetik dari virus seperti HCV dan
HIV.
E.

Kebutuhan Darah Di Indonesia Dan Dunia


Kebutuhan darah di Indonesia
World Health Organization (WHO) menetapkan jumlah persediaan darah yang
ideal di suatu negara adalah minimal 2 persen dari jumlah penduduk. Indonesia
sebagai negara berkembang dan mempunyai jumlah penduduk hampir mencapai
sekitar 240 juta, idealnya harus bisa mempunyai stok darah sebanyak 4,5 juta
sampai 4,8 juta kantong darah. Hingga akhir tahun 2010, Palang Merah Indonesia
(PMI) sebagai organisasi yang melakukan pelayanan darah, sesuai dengan UU No.
18 Tahun 1980, masih melakukan upaya mencapai standar yang ditetapkan oleh
WHO.
Hingga akhir tahun 2010, jumlah stok darah yang berhasil dikumpulkan PMI
belum mencapai standar yang ditetapkan oleh WHO, PMI baru bisa mencukupi
sekitar 2 juta kantong darah, yang 64 persen-nya diolah menjadi komponen darah
sebanyak 3 juta komponen darah yang mampu memenuhi 70 persen dari
kebutuhan darah penduduk Indonesia di 520 Kota/ Kabupaten
Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap
beberapa waktu, akan dilakukan acara donor darh di tempat-tempat keramaian,
misalnya di pusat perbelanjaan, kantor perusahaan besar, tempat ibadah serta
sekolah dan universitas. Pada acara ini, para calon pendonor dapat menyempatkan
datang dan menyumbang tanpa harus pergi jauh atau dengan perjanjian. Selain itu
sebuah mobil darah juga dapat digunakan untuk dijadikan tempat menyumbang.
Biasanya bank darah memiliki banyak mobil darah.
Kebutuhan darah di Australia
Untuk menekankan pentingnya persedian darah hasil sumbangan, Palang
Merah Australia menyampaikan menyampaikan bahwa 80% orang Australia akan
membutuhkan transfusi darah suatu saat pada hidup mereka, tetapi hanya 3%
yang menyumbang darah setiap tahun.
Kebutuhan darah di Amerika Serikat
Menurut Blood National Data Resource Center, lembaga US mengumpulkan lebih
dari 15 juta unit darah utuh dan sel darah merah pada tahun 2001, tahun terakhir
di mana data tersedia. Pusat darah dikumpulkan 93% dari unit disumbangkan,
sementara rumah sakit dikumpulkan 7%. Sumbangan ini dibuat oleh sekitar
delapan juta donor darah sukarela. Palang Merah Amerika mengumpulkan hampir
setengah dari sumbangan seluruh AS. Menurut Palang Merah di Amerika Serikat,
97% orang kenal orang lain yang pernah membutuhkan tranfusi darah. Dan
menurut survey di Kanada, 52% orang Kanada pernah mendapatkan transfuse
darah atau kenal orang yang pernah.
Menurut data terbaru dari Blood National Data Resource Center, rumah sakit
AS ditransfusikan hampir 14 juta unit seluruh darah dan sel darah merah menjadi
4,9 juta pasien pada tahun 2001 - yang rata-rata 38.000 unit darah yang
dibutuhkan pada setiap hari tertentu. Darah keseluruhan dapat dipisahkan menjadi
komponen-komponen sel darah merah, plasma, trombosit, dan kriopresipitat.
Jumlah total unit dari semua komponen ditransfusikan pada tahun 2001 adalah 29
juta. Dan volume darah yang ditransfusikan meningkat pada tingkat 6% per tahun.
Dalam kondisi darurat seperti perang atau bencana, kebutuhan darah bisa berubah.

Anda mungkin juga menyukai