BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Darah merupakan bagian yang sangat penting dalam tubuh manusi4 begitu
juga dalam hal pengolongan darah manusi4 dimana terdapat 4 golongan darah
manusia yang urnum dikenal dan merupakan pengolongan darah yang penting
yaitu golongan darah A B, AB, dan O. Dalam proses fianfusi darah dari satu orang
ke orang lain, pengenalan golongan darah harus dilakukan untukmenghindari halhal yang tidak diinginkan. Pendonoran darah dari pendonor ke penerima harus
dissslaikan jenis golongan darahnya. Kesalahan dalam pengenalan golongan darah
akan dapat membahayakan nyawa penerim4 karena terjadi panbekuan darah
akibat bertemunya antigen yang berbeda Pada saat ini, pengenalan golongan darah
hanya terbatas pada cara manual dan belum menuju pengenalan secara digital.
Manusia dengan segala kernampuannya berusaha keras untuk menirukan
kehebatan yang mereka miliki, misalnya dalam mendeteksi golongan daratr
manusia (Golongan darah A, B, AB, O). Dengan pendekatan kecerdasan buatan,
manusia berusaha menirukanbagaimana pola-pola dibentuk untuk dapat dipelajari.
Jaringan Syaraf Tiruan telah dikembangkan sebagai generalisasi model matematik
dari pembelajaran manusia.
Saat ini di berbagai penjuru provinsi di Indonesia pasti ada sesuatu yang
disebut transfusi darah. Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari
seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan
dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Biasanya hal ini sering dilakukan
di kalangan remaja sampai kalangan dewasa.
Di Indonesia seharusnya mempunyai stok darah 4,5 juta sampai 4,8 juta
kantong darah per tahun, sedangkan PMI baru bisa mencukupi sekitar 2 juta
kantong darah, yang 64 persenya diolah menjadi komponen darah sebanyak 3 juta
komponen darah yang mampu memenuhi 70 persen dari kebutuhan darah
penduduk Indonesia di 520 Kota/Kabupaten. Hal yang menyebabkan kurangnya
persedian darah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya mendonorkan darah dan hal ini menyebabkan kurangnya persediaan
darah di Indonesia.
Untuk meningkatkan kapastitas stok kebutuhan darah yang ditetapkan oleh
WHO, PMI berupaya dengan meningkatkan kualitas serta pelayanan Unit Donor
Darah (UDD) yang tersebar di sekitar 200 PMI Kota / Kabupaten di seluruh
Indonesia. PMI juga membangun gerai-gerai UDD di 6 Mall dan 2 Universitas yang
menjadi salah satu antisipasi PMI untuk mendekatkan layanan donor darah
sukarela kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan kantong darah nasional.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, ialah sebagai berikut:
Apa pengertian donor darah dan tranfusi darah?
Berapa banyak kebutuhan darah di Indonesia dan di dunia?
Apa Hukum Mempergunakan Darah (Transfusi Darah)?
C.
Tujuan
Diharapkan teman-teman pelajar siap mendonorkan darahnya saat sudah
memenuhi syarat Meningkatkan peran PMR dalam mensosialisasikan donor
darah Untuk menyebarkan manfaat donor darah
D.
Manfaat
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mensosialisasikan manfaat
donor darah. Menyiapkan untuk siap mendonorkan darahnya pada saatnya nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Transfusi darah yaitu memindahkan darah dari sesorang kepada orang lain
karena kepentingan medis. Islam sendiri telah membolehkan kegiatan transfusi
darah dilakukan, karena dengan melakukan transfusi darah berarti kita telah
menyelamatkan jiwa seseorang. Sedangkan tujuan transfusi darah adalah untuk :
memelihara dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis
darah atau komponen agar lebih bermanfaat, Memelihara dan mempertahankan
volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan
oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi Hemostatis, tindakan terapi kasus
tertentu.
Praktik menjual belikan darah baik secara langsung maupun melalui rumah sakit
dapat dihindarkan karena sebenarnya transfusi darah terlaksana berkat kerjasama
sosial yang murni subsidi silang melalui koordinasi pemerintah dan bukan menjadi
objek komersial sebagaiman dilarang Syariat Islam dan bertentangan dengan
perikemanusiaan, sehingga setiap individu tanpa dibatasi status ekonomi dan
sosialnya berkesempatan untuk mendapatkan bantuan darah setiap saat bilamana
membutuhkannya sebab di sini harus berlaku hukum barang siapa menamam
kebaikan maka ia berhak mengetam pahala dan ganjaran kebaikannya.
B.
Saran
Marilah kita saling membantu sesama manusia, salah satunya dengan cara
menyumbangkan darah kita untuk orang yang membutuhkan (donor darah). Harus
kita disadari bahwa kadang kala tak semua dari kita mampu memberikan harta
yang dipunyai. Namun ALLAH tidak pernah menutup niat hambanya untuk beramal.
Ada peluang yang diberikan Nya, yaitu melalui harta yang ada di tubuh kita sendiri
yaitu DARAH. Disadari bahwa hal itu akan membawa banyak manfaat bagi
manusia lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pmijateng.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=301:sejarah-transfusidarah&catid=44:general&Itemid=29
http://www.givelife2.org/aboutblood/faq.asp
Kaadan AN, Angrini M. Blood transfusion history. Allepo University, Syiria. 2009.
Learoyd. A short hystory of blood transfusion history. National Blood Service. 2006
Seeber P, Shander A. Basic of blood management. Blackwell publishing. Australia.
2007.
PMI.2008.Donor Darah Sukarela.PMI Pusat:Jakarta
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiolog untuk para medis, Alih Bahasa: Sri Yuliani
Handoyo, Jakarta : PT. Gramedia, 1989.
Qardhawi, Yusuf, Dr., Al-Halal Wa Al-Haram, Beirut : Maktabah Al-Islami, 1994, Cet.
Ke-15.
Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid, Mustafa Al-Babi Al-Halaby Wa Auladuhu, 1339.
8.
9.
B.
Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun,
orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali
pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah
A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena
golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah
ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
C.
narapidana dan anak pidana yang dipidana sementara dapat diberikan remisi
tambahan apabila mendonorkan darah dan organ tubuh bagi orang lain ayat (4):
narapidana pendonor memiliki tanda bukti atau surat keterangan sah dari PMI atau
Rumah Sakit Pasal 5 ayat (2) huruf a: donor darah 4 kali mendapatkan remisi
tambahan 1/2 dari remisi umum pada tahun bersangkutan huruf b: donor satu
organ tubuh mendapatkan remisi tambahan 1/2 dari remisi umum pada tahun
bersangkutan.
Keputusan Menteri di atas adalah jawaban mengapa narapidana/warga
binaan yang masuk sejak 2001-2002 dan di bawah tahun 2007 mendapatkan
remisi tambahan donor darah. Sedangkan yang masuk sejak 2008 ternyata tak lagi
menunjukkan adanya record remisi tambahan donor darah atau pun organ tubuh
pada setiap berkas narapidana.
Jika demikian berarti terjadi pencabutan keputusan menteri mengenai remisi
tambahan donor darah ataupun organ tubuh, namun setelah beberapa lama
mencari ternyata saya sama sekali tidak menemukan. Jika memang ada
pencabutan pastinya ada aturan yang mengaturnya.
Yang saya dapatkan adalah hanya berupa Surat Edaran Dirjenpas
No.E.PS.01.10-11 Tahun 2007, tentang Pencabutan Remisi Tambahan Donor Darah,
yang isinya seperti berikut:
Berkenaan dengan adanya keragu-raguan dari Kalapas/Karutan dalam hal remisi
tambahan atas donor darah, dengan hormat disampaikan bahwa remisi dimaksud
sebagaimana dimaksud sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehakiman
dan HAM RI Nomor: M.04-HN.02.01 Tahun 2000 tentang remisi tambahan bagi
narapidana dan anak pidana, Belum Terbit Peraturan Menteri yang mencabut
tentang remisi tambahan donor darah tersebut
D.
1.
2.
3.
5.
tes HBsAg, untuk deteksi hepatitis C digunakan tes Anti-HCV, untuk mendeteksi
sifilis dengan VDRL atau TPHA dan untuk mendeteksi HIV dengan tes Elisa untuk
mengetahui adanya Anti-HIV1 atau Anti-HIV2 atau dengan mendeteksi antigen HIV
p24. Saat ini dapat dilakukan pemeriksaan NAT (Nucleic Acid Amplification Testing)
yang dapat secara langsung mendeteksi material genetik dari virus seperti HCV dan
HIV.
E.