Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

AKHLAK ISLAM

Dosen pembimbing : Madi Apriadi M.pd.I

Disusun oleh:
Kelompok 5

Dinar Andin Azzahra


(234820103305)
Elsa Indiani
(234820103037)

STIKES AISYIYAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran allah swt berkat rahmat dan
nikmatnya lah kami diberikan nikmat nya lah yang telah
memberikan kami kemudahan dan kesehatan sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah pendidikan agama
islam yang berjudul “AKHLAK ISLAM”

Terima kasih atas rekan teman teman yang telah membantu


dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.
dan terima kasih kepada dosen memberikan tugas ini sehingga
kami mengetahui akan apa itu “AKHLAK ISLAM”.

Kami mengetahui bahwa makalah yang kami buat ini mungkin


masih jauh dari kata sempurna.masih banyak kekurangan
sehingga kami berharap saran dan kritiknya kepada kami agar
dikemudian hari kami dapat membuat makalah yang lebih
berkualitas ,semoga makalah ini bisa memberikan dampak dan
manfaat yang baik.

Palembang,13 Oktober 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

I. kata pengantar………………………………………………..…2
II. Daftar isi…………………………………………………………….3

III. Bab I
a. pendahuluan…………………………………………………..4

IV. BAB II
a. pengertian akhlak………………………………………….5
b.perbedaan akhlak etika dan moral…………………6
c.sumber sumber akhlak dalam islam………………7
d.kedudukan akhlak dalam islam……………………..8
e.hubungan akhlak dengan iman dan ikhsan…..10
f.karakteristik akhlak dalam islam…………………..12
g.ruang lingkup akhlak……………………………………..13
1. akhlak terhadap allah……………………………….13
2. akhlak kepada sesama
manusia…………………………………………………….17
3. akhlak terhadap keluarga dan
masyarakat………………………………………………..18
4. akhlak terhadap alam
semesta………………….………………………………….19
h.macam macam akhlak dalam islam…..………….20

V. BAB III
a.kesimpulan………………………………………………………24
b. daftar pustaka…………………………………………………25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Sumber Akhlak Islam Al-Qur'an sebagai dasar (rujukan) Ilmu


Akhlak yang pertama, hal ini dinilai karena konteksnya yang
lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar yang lain.
Mengingat al-Qur'an merupakan firman Tuhan, sehingga tidak
ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau
asas.Nilai-nilai yang ditawarkan oleh al-Qur'an sendiri sifatnya
komprehensif. Perbuatan baik dan buruk sudah dijelaskan di
dalamnya. Hanya saja, ada yang perludiperhatikan. Mengingat
ada banyak ayat-ayat al-Qur'an yang membutuhkan penafsiran.
Sehingga untuk mememudahkan, orang-orang akan merujuk
kepada al-Hadits ( sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan
al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh manakah campur tangan kedua
dasar tersebut pada persoalan Ilmu Akhlak. Pastinya al-Hadits
dan al-Aqlu tidak akan merubah pesan yang ingin disimpaikan
oleh al-Qur'an.Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu
bergaul dengan manusia yang lain. Karena manusia mempunyai
fitrah sebagai makhluk sosial. Dalam pergaulannya itulah,
manusia dituntut untuk senantiasa menjalankan interaksi
dengan sesamanya dengan penuh keharmonisan dan tentunya
semua itu harus dilandasi dengan akhlak dan etika terpuji.

4
BAB II
PEMBAHASAN

a. PENGERTIAN AKHLAK

Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk


mufradatnya“khuluqun” yang berari budi pekerti, perangai,
tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah adalah
pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar
dan salah), mengatur pergaulan manusia, dan menentukan
tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.
Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu
dengan perilaku atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu
buruk, maka disebut akhlak yang buruk atau akhlak mazmumah.
Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak
mahmudah.

5
b. PERBEDAAN AKHLAK ETIKA DAN MORAL

Selain akhlak digunakan pula istilah etika dan moral. Etika


berasal dari bahasa yunani “ ethes ’’ artinya adat. Etika adalah
ilmu yang meyelidki baik dan buruk dengan memperhatikan
perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal pikiran.
Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin “ mores ” yang
berarti kebiasaan. Persamaan antara akhlak dengan etika adalah
keduanya membahas masalah baik dan buruk tingkah laku
manusia. Perbedaannya terletak pada dasarnya sebagai cabang
filsafat, etika bertitik tolak dari pikiran manusia. Sedangkan
akhlak berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya.

6
c. SUMBER-SUMBER AKHLAK DALAM ISLAM

Sumber Akhlak Islam Al-Qur'an sebagai dasar (rujukan) Ilmu


Akhlak yang pertama, hal ini dinilai karena konteksnya yang
lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar yang lain.
Mengingat al-Qur'an merupakan firman Tuhan, sehingga tidak
ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau
asas.Nilai-nilai yang ditawarkan oleh al-Qur'an sendiri sifatnya
komprehensif. Perbuatan baik dan buruk sudah dijelaskan di
dalamnya. Hanya saja, ada yang perlu diperhatikan. Mengingat
ada banyak ayat-ayat al-Qur'an yang membutuhkan penafsiran.
Sehingga untuk memudahkan, orang-orang akan merujuk
kepada al-Hadits ( sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan
al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh manakah campur tangan kedua
dasar tersebut pada persoalan Ilmu Akhlak. Pastinya al-Hadits
dan al-Aqlu tidak akan merubah pesan yang ingin disampaikan
oleh al-Qur'an.Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu
bergaul dengan manusia yang lain. Karena manusia mempunyai
fitrah sebagai makhluk sosial. Dalam pergaulannya itulah,
manusia dituntut untuk senantiasa menjalankan interaksi
dengan sesamanya dengan penuh keharmonisan dan tentunya
semua itu harus dilandasi dengan akhlak dan etika terpuji.

7
d. KEDUDUKAN AKHLAK DALAM ISLAM
Merujuk pada buku Keluarga dan Akhlak dalam Islam karya Fahd
Salem Bahammam, kedudukan akhlak dalam Islam terbagi
menjadi 3 perkara.

1. Tujuan Utama Diutusnya Nabi Muhammad SAW

Allah SWT memberi anugerah kepada orang beriman dengan


mengutus Rasulullah SAW untuk mengajarkan Al-Quran dan
menyucikan manusia. Yang dimaksud menyucikan adalah
membersihkan hati mereka dari syirik serta akhlak tercela
seperti dendam, iri hati, perkataan dan perbuatan kebiasaan
buruk.Kesimpulannya, salah satu sebab diutusnya Muhammad
sebagai nabi adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Allah
berfirman:“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf
seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”. (QS. Al-Jumuah: 2)

2. Bagian yang Tak Terpisahkan dari Iman

Akhlak dan iman adalah bagian yang tak boleh dipisahkan.


Sebab, iman adalah dasar dari akhlak seseorang. Jika memiliki
tingkat keimanan yang baik, secara otomatis akhlak orang
tersebut juga akan baik.Ketika Rasulullah ditanya, "Siapakah
orang beriman yang paling utama imannya?" Beliau menjawab,
"Yang paling baik akhlaknya." (HR. At-Tirmidzi, no. 1162 dan
Abu Dawud, no. 4682)

3. Berkaitan dengan Semua Ibadah

8
Allah selalu memiliki maksud baik dari setiap perintah ibadah
kepada hamba-Nya. Jika menjalankan perintah tersebut, akhlak
baik akan tumbuh dalam diri seseorang.Salah satu contohnya
adalah perintah shalat yang tertuang dalam surat Al-Ankabut
ayat 45, “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”.
Contoh lain adalah perintah menjalankan puasa agar menjadi
orang yang bertakwa, seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah
ayat 183. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa."

9
e. HUBUNGAN AKHLAK DENGAN IMAN DAN
IKHSAN

Ada hubungan yang erat antara akhlak dan iman dalam islam dan
hubungan diantara keduanya harus diketahui oleh setiap
muslim. Hubungan antara iman dan akhlak antara lain sebagai
berikut :

Akhlak menyempurnakan Iman


Iman dan akhlak adalah dua hal yang sebenarnya tidak bisa
dipisahkan. Seseorang belum dikatakan benar-benar beriman
jika ia belum memiliki akhlak yang baik misalnya saja jika
seseorang yang beriman dan banyak beribadah namun ia sering
menyakiti hati orang lain atau bersikap sombong maupun ujub
dan berbuat buruk maka imannya belum dikatakan sempurna
sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini

ً ‫أ ْك َم ُل ال ُمؤ ِمنِينَ إي َمانا ً أحْ َسنُهُ ْم ُخلُقا‬

“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang


paling baik diantara mereka akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Dalam hadits lainnya juga disebutkan bahwa siapapun muslim


yang beriman kepada Allah SWT dan apa yang tercantum dalam
rukun iman haruslah memiliki akhlak yang baik. Rasul bersabda

‫ َو َم ْن‬، ُ‫ض ْيفَه‬َ ‫ فَ ْليُ ْك ِر ْم‬، ‫اآلخ ِر‬


ِ ‫وم‬ ِ َ‫ َو َم ْن َكانَ يُْؤ ِم ُن باهللِ َوالي‬، ُ‫ فَالَ يُْؤ ِذ َجا َره‬، ‫اآلخر‬
ِ ِ َ‫َم ْن َكانَ يُْؤ ِم ُن باهلل َوالي‬
‫وم‬
ٌ َ‫ت )) ُمتَّف‬
‫ق َعلَي ِه‬ ْ ‫ فَ ْليَقُلْ َخيْراً َأوْ لِيَ ْس ُك‬، ‫اآلخ ِر‬
ِ ‫وم‬ ِ َ‫َكانَ يُْؤ ِم ُن باهللِ َوالي‬

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir,


hendaknya ia tidak menyakiti tetangganya, barang siapa yang
beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia

10
memuliakan tamunya, barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan kepada hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam.”
(Muttafaq ‘alaih)

Iman mendorong ihsan


Seseorang yang beriman juga akan selalu berdoa agar ia tetap
diberi kesabaran dan agar selalu bisa istiqomah dalam kebenaran
atau dengan kata lain agar selalu bisa menjaga akhlaknya.
Dengan kata lain iman akan membuat seseorang senantiasa ada
dalam jalan islam dan berperilaku baik atau yang dikenal dengan
istilah ihsan. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT
berikut (baca cara agar tetap istiqomah dijalan Allah)

‫ض ِة َو ْال َخي ِْل ْال ُم َس َّو َم ِة‬َّ ِ‫ب َو ْالف‬


ِ َ‫الذه‬ َّ َ‫ير ْال ُمقَ ْنطَ َر ِة ِمن‬
ِ ‫َاط‬ِ ‫ت ِمنَ النِّ َسا ِء َو ْالبَنِينَ َو ْالقَن‬ ِ ‫اس حُبُّ ال َّشهَ َوا‬ ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
‫) قُلْ َأُؤ نَبُِّئ ُك ْم بِ َخي ٍْر ِم ْن َذلِ ُك ْم لِلَّ ِذينَ اتَّقَوْ ا‬14( ‫ب‬ ِ ‫ع ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوهَّللا ُ ِع ْن َدهُ ُحس ُْن ْال َمآ‬
ُ ‫ك َمتَا‬ ِ ْ‫َواَأْل ْن َع ِام َو ْال َحر‬
َ ِ‫ث َذل‬
‫صي ٌر بِ ْال ِعبَا ِد‬ِ َ‫ان ِمنَ هَّللا ِ َوهَّللا ُ ب‬ٌ ‫ات تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا اَأْل ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَا َوَأ ْز َوا ٌج ُمطَهَّ َرةٌ َو ِرضْ َو‬ ٌ َّ‫ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َجن‬
َ‫) الصَّابِ ِرينَ َوالصَّا ِدقِينَ َو ْالقَانِتِين‬16( ‫ار‬ ِ َّ‫اب الن‬ َ ‫) الَّ ِذينَ يَقُولُونَ َربَّنَا ِإنَّنَا َءا َمنَّا فَا ْغفِرْ لَنَا ُذنُوبَنَا َوقِنَا َع َذ‬15(
18(‫ار‬ ِ ‫) َو ْال ُم ْنفِقِينَ َو ْال ُم ْستَ ْغفِ ِرينَ بِاَأْل ْس َح‬

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada


apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). Katakanlah: “Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa
yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang
yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga
yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan
serta keridhaan Allah dan Allah Maha melihat akan
hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdoa: “Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka
ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa
neraka,” (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap

11
taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang
memohon ampun di waktu sahur”. (QS. Âli ‘Imrân/3: 14-17).

f. KARAKTERISTIK AKHLAK DALAM


ISLAM
karakteristik akhlak Islami tersebut adalah:
(a) Rabbaniyah atau dinisbatkan kepada Rabb (Tuhan),
(b) Insaniyah (bersifat manusiawi),
(c) Syumuliyah (universal dan mencakup semua kehidupan), dan
(d) Wasathiyah (sikap pertengahan).

12
G. RUANG LINGKUP AKHLAK
1. Akhlak Terhadap Allah Swt.

Akhlak yang baik kepada Allah berucap dan bertingkah laku yang
terpuji terhadap Allah Swt.baik melalui ibadah langsung kepada
Allah, seperti shalat, puasa dan sebagainya, maupun melalui
perilaku-perilaku tertentu yang mencerminkan hubungan atau
komunikasi dengan Allah diluar ibadah itu.
Allah Swt telah mengatur hidup manusia dengan adanya hukum
perintah dan larangan. Hukum ini, tidak lain adalah untuk
menegakkan keteraturan dan kelancaran hidup manusia itu
sendiri. Dalam setiap pelaksanaan hukum tersebut terkandung
nilai-nilai akhlak terhadap Allah Swt.
Berikut ini beberapa akhlak terhadap Allah Swt :
1. Beriman, yaitu meyakini wujud dan keesaan Allah serta
meyakini apa yang difirmankan-Nya, seperti iman kepada
malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat dan qadha
dan qadhar. Beriman merupakan fondamen dari seluruh
bangunan akhlak islam. Jika iman telah tertanam didada,
maka ia akan memancar kepada seluruh perilaku sehingga
membentuk kepribadian yang menggambarkan akhlak
islam yaitu akhlak yang mulia.
2. Taat, yaitu patuh kepada segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Sikap taat kepada perintah Allah
merupakan sikap yang mendasar setelah beriman, ia
merupakan gambaran langsung dari adanya iman di dalam
hati.
3. Ikhlas,yaitu melaksanakan perintah Allah dengan pasrah
tanpa mengharapkan sesuatu, kecuali keridhaan Allah. Jadi
ikhlas itu bukan tanpa pamrih.Tetapi pamrih hanya
diharapkan dari Allah berupa keridhaan-Nya. Oleh karena

13
itu, dalam pelaksanaannya harus menjaga akhlak sebagai
bukti keikhlasan menerima hukum-hukum tersebut.
4. Khusyuk, yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin
dalam perbuatan yang sedang dikerjakannya atau
melaksanakan perintah dengan sungguh-sungguh.
Khusyuk melahirkan ketenangan batin dan perasaan pada
orang yang melakukannya. Karena itu, segala bentuk
perintah yang dilakukan dengan khusyuk melahirkan
kebahagiaan hidup. Ciri-ciri Khusyu’ yaitu adanya perasaan
nikmat ketika melaksanakannya. Shalat perlu dilakukan
dengan khusyu’. Jika orang melakukan shalat tetapi belum
khusyu’. Agar khusyu’ dalam shalat, sejak niat kita harus
sunguh-sungguh hanya terpusat pada perbuatan yang
berkaitan dengan shalat. Apa yang dibacakan oleh lidah,
dimaknai oleh pikiran, diresapi oleh hati dan difokuskan
pada Allah yang sedang kita hadapi.
5. Huznudz dzan, yaitu berbaik sangka kepada Allah. Apa saja
yang diberikan-Nya merupakan pilihan yang terbaik untuk
manusia. Berprasangka baik kepada Allah merupakan
gambaran harapan dan kedekatan seseorang kepada-Nya,
sehingga apa saja yang diterimanya dipandang sebagai
suatu yang terbaik bagi dirinya. Oleh karena itu, seorang
yang huznuzan tidak akan mengalami perasaan kecewa
atau putus asa yang berlebihan.
6. Tawakal, yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam
melaksanakan suatu rencana. Sikap tawakal merupakan
gambaran dari sabar dan menggambarkan kerja keras dan
sungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu rencana.
Apabila rencana tersebut menghasilkan keinginan yang
diharapkan atau gagal dari harapan yang semestinya, ia
akan mampu menerimanya tanpa penyesalan.
7. Syukur, yaitu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah
atas nikmat yang telah diberikan-Nya.Ungkapan syukur
dilakukan dengan kata-kata dan perilaku. Ungkapan dalam

14
bentuk kata-kata adalah mengucapkan hamdalah setiap
saat, sedangkan bersyukur dengan perilaku dilakukan
dengan cara menggunakan nikmat Allah sesuai dengan
semestinya. Misalnya nikmat diberi mata,maka bersyukur
terhadap nikmat itu dilakukan dengan menggunakan mata
untuk melihat hal-hal yan baik, seperti membaca,
mengamati alam dan sebagainya yang mendatangkan
manfaat.
8. Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi
kenyataan yang menimpa diri kita. Ahli sabar tidak akan
mengenal putus asa dalam menjalankan ibadah kepada
Allah .Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar. Oleh karena itu, perintah bersabar bukan perintah
berdiam diri, tetapi perintah untuk terus berbuat tanpa
berputus asa.
9. Bertasbih, yaitu mensucikan Allah dengan ucapan, yaitu
dengan memperbanyak mengucapkan subhanallah ( maha
suci Allah ) serta menjauhkan perilaku yang dapat
mengotori nama Allah Yang Maha Suci.
10. Istighfar, yaitu meminta ampun kepada Allah atas segala
dosa yang perna dibuat dengan mengucapkan “
astagfirullahal ‘adzim ’’ (aku memohon ampun kepada
Allah yang Maha Agung ). Sedangkan istighfar melalui
perbuatan dilakukan dengan cara tidak mengulangi dosa
atau kesalahan yang telah dilakukan.
11. Takbir, yaitu mengagungkan Allah dengan membaca Allahu
Akbar ( Allah Maha Besar ).Mengagungkan Allah melalui
perilaku adalah mengagungkan nama-Nya dalam segala
hal, sehingga tidak menjadikan sesuatu melebihi
keagungan Allah. Tidak mengagungkan yang lain
melampaui keagungan Allah dalam berbagai konsep
kehidupan, baik melalui kata-kata maupun dalam tindakan
12. do’a,yaitu meminta kepada Allah apa saja yang
diinginkan dengan cara yang baik sebagaimana yang

15
dicontohkan oleh Rasulullah. Do’a adalah cara
membuktikan kelemahan manusia dihadapan Allah, karena
itu berdoa merupakan inti dari beribadah. Orang yang tidak
suka berdo’a adalah orang yang sombong, sebab ia tidak
mengakui kelemahan dirinya dihadapan Allah, merasa
mampu dengan usahanya sendiri. Ia tidak sadar bahwa
semua itu berkat izin dari Allah. Jadi, doa merupakan etika
bagi seorang hamba dihadapan Allah swt. Firman Allah
sebagai berikut:
“ Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian.
Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena
enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam
neraka jahannam dalam keadaan hina dina ”. ( Q.S. Ghafur :
60 )

16
2. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Menurut Asmaran (2002) Islam memerintahkan pemeluknya


untuk menunaikan hak-hak pribadinya dan berlaku adil
terhadap dirinya. Islam dalam pemenuhan hak-hak pribadinya
tidak boleh merugikan hak-hak orang lain. Islam
mengimbangi hak-hak pribadi, hak-hak orang lain dan hak
masyarakat sehingga tidak timbul pertentangan. Semuanya
harus bekerja sama dalam mengembangkan hukum-hukum
Allah. Akhlak kepada sesama manusia merupakan sikap
seseorang terhadap orang lain.

17
3. AKHLAK TERHADAP KELUARGA

Sebagai seorang anak, wajib berbakti kepada orang tua, setelah


takwa kepada Allah. Orang tua telah bersusah payah memelihara,
mengasuh, mendidik sehingga menjadi orang yang berguna dan
bahagia. Karena itu anak wajib menghormatinya,menjunjung
tinggi titahnya, mencintai mereka dengan ikhlas, berbuat baik
kepada mereka, lebih-lebih bila usia mereka telah lanjut. Jangan
berkata keras dan kasar di hadapan mereka Adapun perbuatan
yang harus dilakukan seorang anak kepada orang tuanya
meliputi: mendoakannya, taat kepada segala perintahnya selagi
tidak bertentangan dengan ajaran agama, menghormati, sopan
santun,merendahkan diri kepadanya, menjaga,menyayangi dan
selalu melindunginya.Karena pada dasarnya orang tua adalah
orang yang sangat berjasa untuk anak- anaknya. Jasa yang
diberikan tak dapat terhitung apalagi tergantikan dengan harta

4.AKHLAK KEPADA MASYARAKAT

Akhlak kepada masyarakat adalah sifat yang tertanam dalam


jiwa manusia yang dilakukan secara spontan tanpa
pertimbangan terlebih dahulu dalam lingkungan atau kehidupan.
Kita harus memperhatikan saudara (kaum muslim semuanya)
dan juga tetangga kita.

18
5.AKHLAK TERHADAP ALAM SEMESTA

Cara melestarikan alam semesta Akhlak manusia terhadap alam


bukan hanya semata-mata untuk kepentingan alam,tetapi jauh
dari itu untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan
alam ini. Dengan Memenuhi kebutuhannya sehingga
kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup
dapat terjaga.Berakhlak dengan alam sekitarnya dapat
dilakukan manusia dengan cara melestarikan alam sekitarnya
sebagai berikut :
1.melarang penebangan pohon-pohon secara liar;
2.melarang perburuan binatang secara liar;
3.melakukan reboisasi;
4.membuat cagar alam dan suaka margasatwa;
5.mengendalikan erosi;
6 menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai;
7. memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan
kepada seluruh lapisan masyarakat;
8.memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi
pelanggar-pelanggarnya.Manusia di bumi sebagai khalifah,
mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya,
yakni melestarikan dan memeliharanya dengan baik.Allah
berfirman :ّ‫س َحأ اَ َمك ْن ِس َْحَأو ۖ اَ ْينّدال َنِم َ َكبي‬ ْ َ‫سبَت َلَو ۖ َ ْكيَإِل ُّال َن‬ْ ‫س ْفال ِغس‬
َ ‫ِض َْرال يِف َدا َسس‬
ْ ۖ ‫نِإ‬
ْ ِ ‫سنَت َلَو ۖ َةَ ِرخ ْال َراّدال ُّال َكاَتآ اَميِف ِ َغ ْتباَو}نيِد‬
77‫سفُ ْمال ّبِ ُحي َل َّال‬ ْ َ ‫صن‬َ ِ }Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baik
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu.

19
H. MACAM MACAM AKHLAK DALAM
ISLAM
Akhlak Mahmudah

Akhlakul mahmudah atau akhlakul karimah merupakan akhlak


terpuji yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim.
Zulkarnain dalam Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam
menjelaskan bahwa akhlak terpuji yaitu akhlak yang senantiasa
berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai
positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat.

Macam macam Akhlak Mahmudah:


1. Al Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Amanah
juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan
kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan
oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt., seperti salat ,
zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang
lainnya.

2. Al Af'wu artinya Yang Maha Pemaaf. Maksudnya, Allah


adalah Dzat yang memafkan segala kesalahan hamba-Nya
yang memohon ampun kepada-Nya.
3. Al-Shabru (Sabar) Orang-orang yang senantiasa sabar
dalam segala keadaan memiliki keutamaan tersendiri
4. Qan’ah (merasa cukup) ialah sikap rela menerima dan
merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta
menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan
kurang.
5. Al Nadzafah (Kebersihan) merupakan upaya tindakan
untuk mensucikan/membersihkan diri dari hadas dan najis
dengan material fisik bisa berupa debu, batu dan air.

20
Akhlak mazmumah.

Akhlak mazmumah adalah akhlak yang tidak dibenarkan oleh


agama. Ini golongan akhlak atau tindakan buruk yang harus
dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah harus dijauhi
karena dapat mendatangkan kemudaratan bagi diri sendiri
maupun orang lain.

Macam-macam Akhlakul Mazmumah

Beberapa macam-macam akhlakul mazmumah yang wajib kita


hindari dalam kehidupan sehari – hari agar senantiasa selamat
dan dalam lindungan Allah SWT, diantaranya ialah :
1. Ananiyah (egois)
Kita sebagai manusia hidup di dunia tidaklah menyendiri, tetapi
berada di tengah-tengah masyarakat yang saling membutuhkan
satu sama lain, karena manusia adalah makhluk sosial. Jika kita
berbuat baik tentunya akan memperoleh hasil yang baik pula,
tetapi jika perbuatannya buruk masyarakat pun turut menderita.
Sebagai umat muslim kita harus senantiasa saling tolong
menolong, karena manusia tidak dapat hidup sendiri dalam
masyarakat, ia mutlak memerlukan bantuan orang lain dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu, dalam hidup
bermasyarakat kita harus senantiasa berbaur satu sama lain dan
saling membantu. Karena jika kita hanya mengedepankan sifat
egois, kita hanya akan dijauhi banyak orang dan terkesan dapat
hidup sendiri meski tanpa bantuan orang lain.

2. Al- Buhtan (Dusta)


Dusta merupakan sifat mengada-ada sesuatu yang tidak ada,
dengan maksud untuk merendahkan seseorang. Orang yang
memiliki sifat dusta perkataannya akan sulit atau tidak di
percayai orang lain. Kelak di dunia ia akan mendapat derita dan

21
di akhirat akan mendapat siksaan. Kita harus lebih berhati-hati
dalam menghadapi orang-orang yang memiliki sifat dusta,
hendaknya jangan mudah percaya dengan segala ucapannya.

3. Al-Istikbar (Sombong)
Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari yang lain
sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui
kekurangan dirinya, selalu merasa bahwa dirinya lebih besar,
lebih kaya, lebih pintar dan lebih di hormati. Orang yang
memiliki sifat tersebut biasanya menganggap atau memandang
orang lain lebih buruk, lebih rendah dan tidak mau mengakui
kelebihan orang lain.

4. Al-Hasad (Dengki)
Dengki merupakan suatu keadaan pikiran yang membuat dirinya
merasa sakit jika orang lain mendapat suatu kesenangan dan ia
ingin agar kesenangan itu di ambil dari orang itu meskipun ia
sendiri tidak mendapatkan keuntungan apapun dengan
hilangnya kesenangan itu.

5. Al-Ishraf (Berlebihan)
Maksud berlebihan disini yaitu menyia nyiakan sesuatu tanpa
manfaat, melebihi batas di setiap perbuatan, misalnya seperti
menyia nyiakan harta, makan dan minum berlebih-lebihan dan
berpakaian yang terlalu mencolok. Hal tersebut sangat dilarang
dalam agama islam. Karena segala sesuatu yang berlebihan itu
tidak baik.

6.Pada masa qur'anik ghadab mempunyai arti murka (siksa yang


sangat pedih) dan pembalasan, adzab. Pada pasca qur'anik
ghadab diartikan sebagai amarah atau emosi yakni gejolak pada
kalbu yang disebabkan tersentuhnya jiwa spiritual seseorang.

22
7.Hukum Islam menyebutkan homoseks antara sesama pria
dengan istilah liwath, sebagai kata yang akar katanya sama
dengan akar kata luth. Perbuatannya disebut dengan liwath
karena perbuatan tersebut pernah dilakukan oleh kaum yang
durhaka kepada seruan Nabi Luth as.

Hukum Islam menyebutkan homoseks antara sesama pria


dengan istilah liwath, sebagai kata yang akar katanya sama
dengan akar kata luth. Perbuatannya disebut dengan liwath
karena perbuatan tersebut pernah dilakukan oleh kaum yang
durhaka kepada seruan Nabi Luth as

8.Al-Ifsad (berbuat kerusakan): Sifat seseorang yang mempunyai


kebiasaan melakukan kerusakan
Al-Baghawi rahimahullah menjelaskan bahwa namimah adalah
mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba
antara seseorang dengan si pembicara. Adapun Al-Hafizh Ibnu
Hajar Al-Asqalaani rahimahullah mengatakan bahwa namimah
tidak khusus itu saja.
9. Al Namimah (mengadu domba) adalah upaya untuk membuat
seseorang dengan orang yang lainnya saling bermusuhan (adu
domba).
10. Al-Sikhriyah (mengolok-olok): Menghina, menertawakan
dan mencela keaiban atau kekurangan orang lain.

23
BAB III
KESIMPULAN

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia


karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at,
perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam
hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Akhlak ini merupakan hal yang paling penting dalam
pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia
yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia
menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah
manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan
Muslim).
Akhlak merupakan salah satu unsur dalam ajaran Islam.
Meskipun mempunyai ruanglingkup kajian tersendiri, namun
akhlak tidak dapat dipisahkan dengan unsur ajaran Islam yang
lainnya, yakni , Aqidah dan Syari'ah. Mata kuliah akhlak ini
sering disebut dengan ihsan.yakni ilmu yang membicarakan
masalah perangai, tatakrama atau budi pekerti, tabiat dan adat
kebiasaan manusia di dalam bersikap dan berperilaku yang
berlandaskan pada keimanan kepada Allah Swt. Akhlak dalam
Islam mempunyai dimensi yang luas dan lengkap (konperhensif)
mengarahkan manusia dalam berinteraksi baik antara manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya dan manusia
dengan makhluk-makhluk lainnya. bahkan manusia dengan hati
nuraninya sendiri. Dengan mempelajri akhlak ini diharapkan
mahasiswa memiliki wawasan pemikiran yang luas,dan mampu
berpikir rasional serta senantiasa berperilaku yang baik yang
pada gilirannya akan membentuk kepribadian muslim, yakni
manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah.

24
DAFTAR PUSTAKA
Rizki ard.SCRIBD(2017)Rukun iman sebagai realisasi syahadat
syarifah habibah (2015)akhlak dan etika dalam islam
jurnaL pesona dasar ISSN 2337-9227
Agus syukur(2020)akhlak terpuji dan implementasinya di
masyarakat
jurnal.umj.ac.id/index.php/MaA16/index
Berita hari ini(2023)Akhlak dalam islam dan kedudukannya yang
perlu dipahami umat islam

25
26

Anda mungkin juga menyukai