Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH AKHLAK


TAWADHU

Dosen Pengampu :
Drs.Abdullah MF, M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Ani Indriani


Npm : 2107010257
Semester : 3 C REGULER BANJARMASIN
No.Absensi : 17

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD


ARSYAD AL-BANJARI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
BANJARMASIN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “TAWADHU
(RENDAH HATI)”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
kita,yaitu nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT
untuk kita semua,yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.
Sekaligus pula saya menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada dosen mata kuliah Akhlak yang telah memberikan tugas
makalah ini kepada kami,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca erta berguna dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait dengan materi Tawadhu yang merupakan salah satu sifat terpuji. Makalah
ini saya akui masih banayak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan.
Akhir kata,semoga makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membacanya dan mohon maaf apabila dalam makalah ini ini terdapat
perkataan yang tidak berkenan dihati.

Banjarmasin, 8 oktober 2022

Penyusun
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tawadhu
B. Nasehat Para Ulama Tentang Tawadhu
C. Keutamaan Sifat Tawadhu
D. Jenis-Jenis Sifat Tawadhu
E. Tanda-Tanda Tawadhu

BAB III KESIMPULAN


A. Kesimpulan
B. Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sejak empat belas abad yang silam,al-Qur’an telah menginformasikan bahwa
ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Adalah sebagai rahmat bagi
semesta alam (lihat al-Qur’an surat al-An’an ayat : 107). Sayyid Qutb, Ibnu Jarir
al-Thabary dan Ahmad Musatafa al-Maraghy, sebagai mufassir berpendapat
bahwa maksud rahmat ini adalah dapat diterima oleh seluruh umat manusia,
apakah mereka dari kalangan mukmim maupun mereka yang bukan mukmin.
Dalam arti lain bahwa, rahmatan li al-‘alamin bias bermakna bahwa ajaran Islam
sejak diturunkannya telah memiliki karakteristik sebagai ajaran yang abadi,
sempurna dan universal.Kebanyakan kalangan muslim percaya bahwa salah satu
aspek penting untuk mengetahui keuniversalan ajaran islam tersebut adalah
adanya dorongan untuk senantiasa mencari ilmu pengetahuan dimana saja dan
kapan saja umat islam berada. Dengan adanya dorongan dari ayat-ayat al-Qur’an
maupun dalam al-Hadits yang menganjurkan umat islam agar mencari ilmu
pengetahuan inilah yang menyebabkan lahirnya beberapa disiplin ilmu
pengetahuan dalam islam, dimana salah satu diantaranya adalah lahirnya ilmu
tasawuf yang akan dibahas dalam isi makalah ini. Ilmu tasawuf sesungguhnya
ialah salah satu cabang dari ilmu-ilmu islam yang utama,selain ilmu tauhid
(Ushuluddin) dan ilmu Fiqih. Yang mana dalam ilmu Tauhid bertugas membahas
tentang soal-soal I’tiqad (kepercayaan) seperti I’tiqad (kepercayaan) mengenai hal
ketuhanan,kerasulan,hari akhir,ketentuan qadla’ dan qadar Allah dan sebagainya.
Kemudian dalam ilmu Fiqih adalah lebih membahas tentang hal-hal ibadah yang
bersifat dhahir(lahir), seperti soal shalat, puasa, zakat, ibadah haji dan sebagainya.
Sedangkan ilmu tasawuf lebih membahas soal-soal yang bertalian dengan akhlak,
budi pekeri, amalan ibadah yang bertalian dengan masalah bathin (hati), seperti:
cara-cara ikhlas, khusu’, taubat, tawadhu’, sabara, redhla (kerelaan), tawakkal dan
yang lainnya.
B.Tujuan
Untuk mengetahui pentingnya sifat tawadhu ‘ atau rendah hati dalam
berkehidupan dan agar dapat mengetahui serta mencontoh sifat Tawadhu’ dari
Rasulullah saw. Sesuai dengan perintah Allah swt. Dalam al-Quran dan
dianjurkan para ulama serta sahabat yang sesuai dengan hadits.
C.Manfaat
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya ilmiah
dan menambah wawasan khususnya tentang sifat tawadhu’ dan agar dapat
mencontoh sifat Tawadhu’ sesuai yang dicontohkan Rasulullah saw.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Tawadhu
Tawadhu artinya rendah hati atau tidak sombong. Jadi tawadhu adalah
ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapa pun datangnya, baik
dalam keadaan suka maupun tidak suka. Lawan dari sifat tawadhu adalah takabur
(sombong). Sifat takabur adalah sifat yang dibenci Allah dan rasul-Nya.
Sebagaimana hadis Nabi dari Abdullah bin Mas’ud; bahwa Nabi Muhammad saw.
Bersabda: “Sombong adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang
lain” (H.R.Muslim).
Firman Allah swt :

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang


mengikutimu.”(Surah Asy-Syu’ara’[25]:215).
Secara istilah tawadhu’adalah sikap merendahkan hati,baik dihadapan Allah
SWT maupun sesama manusia. Manusia yang sadar akan hakikat kejadian dirinya
tidak akan pernah mempunyai alasan untuk merasa lebih baik antara yang satu
dan yang lainnya.
Sebagaimana firman Allah didalam Al-Qur’an surat Al-Furqon ayat 63.

Yang artinya : “Dan hamba-hamba tuhan yang maha penyayang itu (adalah)
orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang –
orang jahil menyapa,mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. 26:63)
Makna kandungan ayat diatas,Allah memerintahkan umatnya untuk
merendahkan hati terhadap sesame dengan cara mengucapkan kata-kata yang
lemah lembut.
Rasulullah Saw juga menjelaskan bahwa orang yang tawadhu’ akan diangkat
derajatnya oleh Allah swt. Sabda Rasulullah yang artinya : “Sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda, barang siapa yang merendahkan diri dihadapan Allah,
maka Allah akan mengangkat derajatnya ada tempat yang tinggi.Dan barang
siapa yang takbur kepada Allah,maka Allah akan menghinakannya sampai
ketempat serendah-rendahnya.”(HR.Ahmad).
Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki
nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang Tawadhu’ adalah
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah
SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbesit
sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang
lain,tidak merasa bangga dengan potensi atau prestasi yang sudah dicapainya.Ia
tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal salehnya dari segala
sesuatu selain Allah.Tetap menjaga keihklasan amal ibadahnya hanya karena
allah. Tawadhu ialah bersikap tenang,sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi
perbuatan takabbur (sombong),ataupun sun’ah ingin diketahui orang lain amal
kebaikan kita.Tawadhu merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia,jadi sudah
selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu
merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat
muslim.Perhatiakn sabda Nabi SAW berikut ini: Rasulullah SAW bersabda: yang
artinya “Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada
seseorang yang memanfaatkan melainkan kemuliaan.Dan tiada seseorang yang
bertawadhu kepada allah,melainkan dimuliakan (mendapat Izzah) oleh Allah”
(HR.Muslim). Iyadh bin Himar ra.berkata: Bersabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku: “Bertawadhu lah
hingga seseorang tidak menyombongkan diri terhadap lainnya dan seseorang
tidak menganiaya terhadap lainnya”.(HR.Muslim).
Ibnu Taimiyah, seorang ahli dalam madzhab Hambali menerangkan dalam
kitabnya, Madarijus Salikin bahwa tawadhu ialah menunaikan segala yang haq
dengan bersungguh-sungguh, taaat menghambakan diri kepada allah sehingga
benar-benar hamba Allah,(bukan hamba orang banyak,bukan hamba hawa nafsu
dan bukan karena pengaruh siapa pun) dan tanpa menganggap dirinya
tinggi.Tanda orang yang Tawadhu’adalah disaat seseorang semakin bertambah
ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’dan sikap sayangnya.Dan
semakin bertambah amalanya maka semakin meningkat pula rasa takut dan
waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah
ketamakan nafsunya.Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah
kedermawanan dan kemaunnya untuk membantu sesama.Dan setiap kali
bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan
manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta
bersikap rendah hati kepada mereka.Ini karena orang yang tawadhu menyadari
akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya
apakah ia bersyukur atau kufur.Perhatikan firman Allah yang artinya : “Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmatnya).Dan barang siapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku maha kaya lagi lagi maha mulia.”
(QS.An Naml:40).”Berikut beberapa ayat –ayat Al-Qur’an yang menegaskan
perintah Allah SWT untuk senantiasa bersikap tawadhu dan menjauhi sikap
sombong, yakni sebagai berikut: "Dan janganlah kalian berjalan di atas
bumi ini dengan menyombongkand i r i k a r e n a k a l i a n t i d a k a k a n
m a m p u m e n e m b u s b u m i a t a u m e n j u l a n g s e t i n g g i  gunung”
(QS al-Isra-37). Firman Allah SWT lainnya, yang artinya:
"Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menginginkan
kesombongan di mukabumi dan kerusakan di (muka) bumi. Dan
kesudahan (yang baik) itu adalah bagiorang-orang   yang  bertakwa”
(QS al-Qashshash83)."Dan  hamba-hamba
Tuhan yang Maha  Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas b
umi denganrendah  hati dan  apabila  orang-orang jahil  menyapa
mereka,  mereka  mengucapkankata-kata (yang mengandung)

keselamatan(QS. Al Furqaan: 63)."Tidak diragukanlagi bahwa

Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan


apa yang mereka  lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai  orang-orang  y
ang  sombong.”(QS: an-Nahl: 23)."Sesungguhnya orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami  dan  menyombongkan
diri  terhadapnya,  sekali-kali  tidak akan  dibukakanbagi mereka pintu-
pintu langitdan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga untamasuk ke

lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada

orang-o r a n g   y a n g   b e r b u a t   k e j a h a t a n . ” ( Q S :   a l - A r a f :   4 0 ) . "D a n  
apabila  dikatakank e p a d a n y a :   " B e r t a k w a l a h   k e p a d a   A l l a h "
,   b a n g k i t l a h   k e s o m b o n g a n n y a   y a n g   menyebabkannya berbuat
dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam.
Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-
buruknya”( Q S :   a l - Baqarah(2):206).
B.Nasehat Para Ulama Tentang Tawadhu

Abu Bakar Ash Shiddiq berkata, “Kami dapati kemuliaan itu dating dari sifat
takwa,qona’ah (merasa cukup) muncul karena yakin (pada apa yang ada disisi
Allah),dan kedudukan mulia didapati dari sifat tawadhu.’’
Al Hasan Al Bashri berkata “Tahukah kalian apa itu tawadhu ? Tawadhu adalah
engkau keluar dari kediamanmu lantas engkau bertemu seorang
muslim.Kemudian engkau merasa bahwa ia lebih mulia darimu.”

‘Abdullah bin Al Mubarrok berkata,”Puncak dari tawadhu’adalah engkau


meletakkan dirimu dibawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Allah,
sampai-sampai engkau memberitahukannya bahwa engkau tidaklah semulia
dirinya “(Syu’abul Iman,Al Baihaqi,6:298)

Ziyad An Numari berkata ‘’Orang yang zuhud namun tidak memiliki sifat
tawadhu adalah seperti pohon yang tidak berubah” Ya Allah,muliakanlah kami
dengan sifat tawadhu’ dan jauhkanlah kami dari sifat sombong.

“Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya


Allah,tunjukanlah padaku akhlaq yang baik.Tidak ada yang dapat menunjuki pada
baiknya akhlaq tersebut kecuali engkau)”(HR.Muslim no.771).Sesungguhnya
kesombongan akan menimpa mereka yan tidak memiliki ketawadhuan padahal
sejatinya kesombongan itu hanya khusus untuk-Nya.

Basyr bin Al Harits berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang kaya yang duduk
ditengah-tengah orang kafir.”Yang bisa melakukan demikian tentu yang memiliki
sifat tawadhu.

Imam Asy Syafi’I berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukanya adalah orang
yg tidak pernah menampakkan kedudukannya.Dan orang yang paling mulia
adalah orang yang tidak pernah menampakkah kemuliannya.”(Syu’abul Iman,Al
Baihaqi,6:304)
Yahya bin Ma’in berkata,”Aku tidaklah pernah melihat orang semisal Imam
Ahmad Aku telah bersahabat dengan baliau selama 50 tahun namun beliau sama
sekali tidak pernah menyombongkan diri terhadap kebaikan yang ia miliki.”

Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Siapa yang maksiatnya karena syahwat,maka


taubat akan membebaskan dirinya.Buktinya saja Nabi Adam ‘alaihis salam
bermaksiat karena nafsu syahwatnya,lalu ia beristighfar (Memohon ampun kepada
Allah),Allah pun akhirnya mengampunninya.Namun,jika siapa yang maksiatnya
karena sifat sombong (lawan dari tawadhu),khawatirlah karena laknat allah akan
menimpanya .Ingatlah bahwa iblis itu bermaksiat karena sombong
(takabbur),lantas Allah pun melaknatnya,”

‘Urwah bin Al Warid berkata, “Tawadhu adalah salah satu jalan menuju
kemuliaan.Setiap nikmat pasti ada yang merasa iri keuali pada sifat tawadhu’.”

C.Keutamaan Sifat Tawadhu


Tawadhu merupakan salah satu sikap terpuji yang memiliki keutamaan luar biasa
jika manusia mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
keutamaan yang diperoleh manusia, di antaranya meliputi:
1. Mampu Mengangkat Derajat Seseorang
Barang siapa yang memiliki sikap tawadhu, Allah SWT akan senantiasa
memuliakan dan mengangkat derajat orang-orang tersebut, sehingga manusia-
manusia lainnya turut menghormatinya.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah dalam sebuah hadist yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim. "Tidaklah seorang bertawadhu yang ditunjukkan semata-
mata karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat
derajatnya."
2. Memberikan Rasa Aman dan Tentram Antar Umat
Tawadhu dapat memberikan rasa aman dan tentram bagi sesama umat manusia.
Dengan bersikap tawadhu, tercipta keselamatan, persaudaraan yang erat,
menghapuskan dendam antar umat manusia, serta menghindarkan dari
permusuhan.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar
kalian bertawadhu, sehingga seseorang tidak merasa bangga lagi sombong
terhadap orang lain dan tidak pula berlaku aniaya kepada orang lain." HR
Muslim (XVII/200 dalam Syarh Shahiih Muslim, Imam an-Nawawi) dan
selainnya, dari hadits 'Iyadh bin Hamad.
3. Terhindar dari Kesombongan
Salah satu keutamaan bersikap tawadhu adalah terhindar dari sikap sombong atau
takabur. Sombong merupakan sifattercela yang sangat dibenci Allah SWT. Ketika
seseorang memiliki sikap rendah hati, secara tidak langsung ia akan dijauhkan
dari sikap dan perasaan sombong.
Nabi Muhammad SAW berkata: "Tidak akan masuk surga siapa yang dalam
hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah." (HR. Muslim).
D.JENIS-JENIS SIFAT TAWADHU
Adapun jenis-jenis dari pada orang yang tawadhu' terbagi dua yaitu :
1.Tawadhu' yang terpuji, yaitu tawadhu yang memiliki sikap rendah diri
baik  dihadapan Allah yaitu melaksanakan ketaatan tanpa disertai perasaan bagga
dan riya'serta merendahkan diri kepada Allah takkala mengingat dosa-
dosa yang telah dilakukan sehingga ia merasa bahwa dirinya adalah orang yang
paling sedikit ketaatannya dan mendorong untuk kembali bertaubat begiupun
kepada sesame dengan tidak berbuat semena-mena atau memandang
enteng/remeh saudaranya.
2.Tawadhu’ yang tercela,adalah orang yang merendahkan dirinya dihadapan
orang yang kaya dengan harapan ingin mendapatkan sesuatu dari orang kaya
tersebut.
Tawadhu yang terpuji yaitu tunduk kepada allah dan tidak meremehkan dan
merendahkan hamba-hamba Allah,sedangkan yang tercela yaitu seseorang
bertawadhu kepada orang yang memiliki dunia karena meningikan dunianya.
Adapun bersikap tawadhu pada semua makhluk maka hukum
a s a l n y a b a h w a  perbuatan tersebut terpuji jika diniatkan untuk mencari ridha
Allah SWT sabda nabi SAW: “Tidak akan berkurang harta karena bersedekah dan
tidaklah seorang hamba b e r s i k a p p e m a a f k e c u a l i a k a n d i t a m b a h
k e m u l i a a n o l e h a l l a h S W T d a n t i d a k l a h  seorang hamba bersikap
tawadhu kecuali akan diangkat dari derajat oleh Allah SWT, sedangkan bersikap
tawadhu pada ahli dunia dan orang Zalim maka hal tersebut bertentangan
dengan sikap izzah.”(HR.Muslim).

E.Tanda-Tanda Tawadhu
Diantara tanda-tanda tawadhu yaitu :
1.Selalu tunduk kepada Allah SWT.
2.Merendahkan dan menghinakan diri hanya kepada Allah SWT.
3.Senantiasa mengaplikasikan aspek Al amru dan an nahyu yang diperintahkan
oleh Allah dan Rasulnya.
4.Menjaga hubungan social dengan sesame makhluk.
5.Menyadari bahwa ia sebagai makhluk social dan bukan individual.
6.Tidak sombong dan lain lain.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Tawadhu’  adalah sifat yang amat mulia, namun sedikit orang
yang memilikinya.Ketika orang sudah memiliki gelar yang mentereng,
berilmu tinggi, memiliki harta yang mulia, sedikit yang memiliki sifat
kerendahan hati, alias tawadhu’. Padahal kitaseharusnya seperti ilmu padi,
yaitu “kian berisi, kian merunduk  ” .Tawadhu' 
secara bahasa berarti "Rendah Hati". Orang yang tawadhu' adalah orang yang tida
k menampakkan kemampuan yang di miliki. Sedangkan menurut istilah
dan patuh kepada kebenaran, serta bersedia menerima semua kebenaran, jugamerendahka
n diri, santun terhadap sesama manusia dan tidak membandingkandirinya dengan
orang lain. Sikap tawadhu' sangat disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa
simpatik orang lain. Sedangkan bagi pelaku tawadhu' tidak akan
menurunkan martabat harga dirinya, bahkan diangkat derajatnya oleh Allah swt.Sebalik
nya sikap takabbur sangat dibenci oleh Allah, dan tidak disukai dalam pergaulan, karena 
orang yang punya sikap takabbur adalah orang yang selalu menginginkan dirinya
dihormati, namun harapan tersebut justru sebaliknya yang ia dapatkan
dari orang lain, karena simpatik orang akan jauh bahkan hilang dengan
adanya sifat tersebut.
Sikap tawadhu’ sangat penting artinya dalam pergaulan sehari-hari kepada orang
lain. Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk selalu bersikap tawadhu'
dan menjauhi sikap takabbur kepada siapapun.
B.
SARANK i t a   h a r u s   m e m a h a m i   d e n g a n   s e k s a m a   p e n g e r t i a n   d
a r i   s i f a t   T a w a d h u ’ , sehingga dapat diketahui keutamaan serta pentingnya
memiliki sifat Tawadhu’ dalamdiri serta agar dapat mencontoh perilaku tersebut
dalam kehidupan sehari-hari sesuaidengan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.
dan sesuao yang diperintahkan Allahswt. yang terdapat didalam Al-q

Anda mungkin juga menyukai