Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HADIST TEMATIK

TINGKAH LAKU DAN AKHLAK TERPUJI


Dosen Pengampu Khoirun Sirin, MA, MDC

Disusun oleh :

Nur Fasiha 11195020000114

Raden Ratu Salsabila N 11190520000128

Lulu Maslahah 11190520000129

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakata

1
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. I
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. II
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
Latar Belakang .......................................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ..................................................................................................................................... 1
Tujuan ....................................................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
2.1 Pengetian Tingkah Laku Terpuji......................................................................................................... 2
Hadist riwayat Muslim al-Nawwas Ibn Sam’an ................................................................................... 2
2.2 Pengertian Kejujuran .......................................................................................................................... 3
Hadist Riwayat Bukhari dari Abdallah Ibn Mas’ud .............................................................................. 3
2.3 Orang yang jujur mendapat pertolongan Allah ................................................................................... 6
Hadist Riwayat Al-Bukhari Ibn Majah dan lainnya .............................................................................. 6
BAB III ......................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................................................... 9
Kesimpulan ............................................................................................................................................... 9
Kritik dan Saran ........................................................................................................................................ 9

I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan
yang luar biasa untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “ l”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi Agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah Agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata
kuliah Hadits Tematik. Pada makalah ini akan dibahas mengenai

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami, untuk
kemudian akan kami revisi kembali pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.

II
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyak keterangan yang mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur dalam
perkataan maka akan menjadi karakternya dan barang siapa sengaja berdusta dan berusaha
untuk dusta, maka dusta menjadi karakternya. Dengan latihan dan upaya untuk memperoleh
akan berlanjut sifat-sifat baik.

Banyak hadist yang menunjukkan agungnya perkara kejujura dimana ujung-ujungnya akan
membawa orang yang jujur ke jannah serta menunjukkan akan besarnya keburukan dusta
dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke neraka. Salah satu ciri orang yang
jujur adalah senantiasa berbuat kebajikan. Diantara kemanisan yang akan didapat oleh
seseorang yang jujur adalah akan mendapat pertolongan Allah.

Lantas seperti apakah kepentingan kejujuran yang menjadi salah satu tingkah laku terpuji?
Berikut penjelasan mengenai kejujuran sebagai tingkah laku terpuji.

Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengetian tingkah laku terpuji.


2. Menjelaskan pentingnya kejujuran.
3. Menjelaskan hadist tentang orang yang jujur mendapat pertolongan Allah.

Tujuan

Adapun tujuan kami dalam menyusun adalah agar kami dan semua mahasiswa-mahasiswi
mampu memahami hadis-hadist tentang tingkah laku terpuji.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Tingkah Laku Terpuji

Tingkah laku terpuji atau akhlak terpuji ialah sikap atau perilaku baik, baik dari segi
ucapan ataupun perbuatan yang dapat menambah iman san pahala yang sesuai dangan
tuntunan ajaran islam dan norma-norma aturan yang berlaku Akhlak terpuji juga
merupakan cerminan dari Rosulullah sebagaimana Beliau bersabda :

“Sesungguhnya aku diutus (Oleh Allah SWT) untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia”.(HR.Al Baihaqi)

Hadist riwayat Muslim al-Nawwas Ibn Sam’an

Artinya : “Dari Nawwas Ibnu Sam’an r.a. dia berkata, Saya pernah bertanya kepada
Rasul saw SAW mengenai mengenai apa itu kebajikan (al-Birr) dan dosa (al-Itsm), maka
Rasulullah saw menjawab: “Kebajikan adalah akhlak (budi pekerti) yang baik, dan dosa
adalah sesuatu krentek atau getaran di dada Anda, sedang getaran itu tidak Anda sukai
bila ada orang lain yang mengetahuinya.” (H.R. Muslim).”

Kandungan hadist

2
1. Kebikan itu berada dalam kenaikan akhlaq. Hal ini karena seseorang yang berakhlaq
akan senantiasa menampakkan perbuatannya yang baik dan meninggalkan perbuatan
yang buruk.

2. Maksiat itu, akan merugikan hati pelaku karena tuntutan hawa nafsu dan dosa. Ia
sendiri tidak merasa tidak senang, bila keadaannya dilihat orang-orang karena takut
tercela.

3. Kata lain yang sering dengan makna al-bir adalah al-ma’ruf. Makna asal al-ma’ruf
adalah yang dikenali. Ia sering diartikan dengan kebaikan, karena kebaikan itu
dikenali semua orang. Karena itulah ada perasaan tidak senang bila perbuatan buruk
diketahui orang banyak, karena orang banyak mengetahuinya bahwa perbuatan itu
buruk. Oleh karena hati seseorang tertutup oleh pengaruh hawa nafsunya, maka
perbuatan itu dilakukannya juga walaupun secara terpaksa menyalahi keinginan
hatinya yang suci.

2.2 Pengertian Kejujuran

Jujur adalah suatu kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang
sebenarnya. Dan apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang di
perbuat itulah yang sebenarnya.

Hadist Riwayat Bukhari dari Abdallah Ibn Mas’ud

3
Artinya : Dari Abdullah ibn Mas’ud RA dari Nabi SAW berkata : “Sungguh kejujuran tu
menunjukkan pada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan jalan ke surge, dan sungguh
seseorang itu benar jujurnya sampai dia kenal seseorang yang jujur, dan sungguh dusta
itu akan menunjukkan jalan keburukan, jalan keburukan itu menunjukkan jalan ke
neraka, dan sungguh seseorang yang benar berboong sampai ia kenal seorang
pendusta” (HR Bukhari).

Kandungan Hadist

1. Kejujuran adalah puncak keutamaan yang menjadikan dasar tegaknya masyakarat,


tertibnya segala urusan, dan perjalanan hidup yang terpuji.

2. Kejujura juga akan mengangkat tinggi martabat seseorang di hadapan orang banyak,
tempat kepercayaan, dicintai orang banyak, perkataan terhormat disisi penguasa, dan
persaksian yang diterima di majlis hakim. Karena itu Rosul SAW menyuruh umatnya,
dan Q.S At Taubah : 119, mengisyaratkan :

‫ٔ َ ا أ َٔ ُّ ٍَ ا ا ل َّ زِ ٔ َه آ َم ى ُ ُا ا ت َّق ُ ُا اَّللَّ َ ََ ك ُ ُ و ُ ُا َم َع ال صَّ ا ِد ق ِ ٕ َه‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar.

Demikian pula Q.S Maryam : 50, bahwa Nabi Allah memiliki sifat itu dalam
setiap pembicaraannya.

ِ ‫ََ ََ ٌ َ ب ْ ى َا ل َ ٍُ مْ ِم ْه َس ْح َم ت ِ ى َا ََ َج ع َ ل ْ ى َا ل َ ٍُ مْ ل ِ س َ ا َن‬
‫ص ذ ْ قٍ ع َ ل ِ ٕ ًّا‬

Artinya: Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan
Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.

Juga Q.S Maryam : 56/57 memuji Nabi Ismail AS

‫ص ذ ِ ّ ٔ ق ً ا و َ ب ِ ٕ ًّا‬ َ ‫ََ ا ر ْ ك ُ ْش ف ِ ٓ ال ْ ِك ت َا ب ِ إ ِ د ِْس‬


ِ ‫ٔس ۚ إ ِ و َّ ً ُ ك َا َن‬
4
Artinya: Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang
tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
membenarkan dan seorang nabi.

‫ََ َس ف َ ع ْ ى َا ي ُ َم ك َ ا و ً ا ع َ ل ِ ٕ ًّا‬
Artinya: Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.

3. Wilayah kejujuran itu berada pada : perkataan, keyakinan dan perbuatan. Jujur dalam
perkataan adalah persesuaian pada setiap perkataan dengan hatinya. Seseorang yang
jujur tidak akan berbicara tanpa ilmu. Jujur dalam keyakinan adalah diterapkannya
hukum-hukum pokok, seperti tauhid Allah pada realitas, realitas dihukumi sesuai
dengan kehendak-Nya, Tuhan tempat bermula dan berakhir segala sesuatu, tidak ada
keyakinan sekutu bagi-Nya.

4. Nabi SAW mengarahkan agar dari sifat jujur itu bisa membawa pada berbagai
kebaikan sebagai ladangnya berbagai keutamaan yang akan mengantarkan pada
kehidupan surgawi.

5. Untuk sampai ketingkat itu, Rasul SAW menjelaskan melalui tuntunan akhlak dalam
beerbagai hal, sebagai pendidikan dan latihan secara dawam dan berulang-ulang.
Semuanya, dimaksudkan menuju keteguhan hati dan kekuatan jiwa yang pada
akhirnya, kepribadian yang berwujud pada perbuatan lahir akan senantiasa mudah
dilakukan.

6. Allah mencatat orang yang berkepribadian jujur, masuk dalam kelompok siddiqin.
Hal ini merupakan permakluman dari Yang Maha Tinggi berupa kabar gembira,
sebutan yang tinggi sebagai kehormatan, keagungan dan kebesaran mereka yang
jujur.

5
7. Allah mencacat pula setiap orang yang berkepribadian dusta pada kelompok para
pendusta. Kedustaan merupakan dasar berbagai keburukan yang akan merusak
bangunan masyarakat.

8. Wilayah dusta meliputi : perkataan, keyakinan, dan perbuatan. Dusta dalam perkataan
adalah sudah jelas, dusta dalam keyakinan seperti perngakuan secara lisan orang yang
munafik terhadap kerasulan Rasulullah SAW.

9. Dusta dalam perbuatan juga dilakukan oleh orang munafik.

10. Nabi SAW, menjelaskan dusta itu akan mengantarkan berbagai keburukan

11. Bagaimanapun banyaknya keburukan dilakukan seseorang, pintu taubat sebelum


kematian merenggut nyawanya, masih tetap terbuka lebar. Ampunan Allah SWT itu
lebih besar dan luas daripada keburukan yang dilakukan seseorang. Inna Allaha
Ghafurun Rahimun, innahu kanna tawwaban, wa kana Allahu Ghafuran Rahiman. Wa
Allahu a’lam bi al-Shawab.

2.3 Orang yang jujur mendapat pertolongan Allah

Hadist Riwayat Al-Bukhari Ibn Majah dan lainnya

َِّ‫اس ٔ ُِشٔذ ُ أَدَا َءٌَا أَد‬


ِ َّ‫ « َم ْه أ َ َخزَ أَ ْم َُا َل الى‬:َ‫ قَال‬،‫سلَّ َم‬ َّ َّّ‫صل‬
َ ََ ًِ ْٕ َ‫اَّللُ َعل‬ ّ ‫ َع ِه الىَّ ِب‬،ًُ‫اَّللُ َع ْى‬
َ ِٓ َّ ٓ ِ ‫َع ْه أ َ ِبٓ ٌ َُشٔ َْشة َ َس‬
َ ‫ض‬
﴾‫ْ ََا ْبهُ َما َجً ََ َغٕ ُْش ٌُ َما‬
ّ ‫َاس‬
ِ ‫﴿س ََايُ البُخ‬ َّ ًَُ‫اَّللُ َع ْىًُ ََ َم ْه أ َ َخزَ ٔ ُِشٔذ ُ ِإتْ ََلفَ ٍَا أَتْلَف‬
َ .»ُ‫اَّلل‬ َّ

Artinya : Dari Abi Hurairah RA Nabi Nabi SAW berkata :


“Barang siapa yang mengambil harta orang lain dengan
bermaksud menunaikan hak dan kewajibannya, maka Allah akan
menyempurnakannya, dan barang siapa yang mengambilnya

6
dengan maksud merusaknya, maka Allah akan merusakkannya.”
(HR. Bukhari, Ibn Majah dan lainnya)1

Kandungan Hadist

1. Sebagian orang menentukan bahwa harta itu, ketika ada ditangannya, diperuntukkan
guna menutupi berbagai kebutuhannya, menyempurnakan berbagai kewajiban
perjanjiannya, maka Allah akan menyempurkan penunaian utang piutang baginya,
dibukanya pintu rezeki secukupnya sebelum ia menghitungnya. Hal itu, karena ia
berniat baik dan terpuji

2. Kehendak untuk menunaikan hak diri dan orang lain itu, berimplikasi pada
kesungguhan dalam usaha mencari rezeki, atau mencari jalan agar harta itu
diperolehnya guna penunaian utang piutangnya. Jika seseorang berkehendak dengan
benar-benar untuk menunaikannya, maka Allah akan memudahkan memperoleh
harta itu.

3. Berkehendak untuk merusak harta milik orang lain, atau mengingkari pinjaman,
maka Allah akan merusaknya, dan ia akan jatuh pada niat buruk, serta Allah juga
akan bukakan pintu hak menerima nafkah karena hartanya habis, atau karena
ditimbah musibah.

4. Niat yang saleh serta kehendak yang benar akan berpengaruh pada jenis usaha dan
jalan yang ditempuhnya agar harta itu bisa diperolehnya.

5. Niat yang buruk, akan menampa pada diri seseorang sangat membutuhkan harta.
Impikasinya, akan membawa pemiliknya sikap fakir yang berlebihan, bahkan rusak

1
Hadist diriwayatkan juga oleh Ahmad dalam musnadnya Juz VI No. 17650, al-Bukhari dalam kitab Adab Al-Mufrad
No.32, 295, Muslim dalam kitab Al-Bir wa sillah No. 2553, Ibn Hibban dalam shahihnya. Hadist No.397 dan al-
Turmudzi Juz IV. Hadist No.396, bab majaa fi al-bir wa al,itsm.

7
dan merugi. Karena itu, tidaklah menghutang kecuali sangat membutuhkannya. Jika
kamu menghutang, maka bercita-citalah untuk melunasinya.

6. Rasulullah SAW menyuruh agar seorang mukmin benar-benar berkeinginan untuk


bisa bermanfaat didunia dan diakhirat. Maka dari itu, seorang mukmin tidak akan
meninggalkan sesuatu yang telah menjadi kewajibannya, berupa : mencari harta dan
kedudukan atau ilmu yang bermanfaat yang bisa menumbuhkan dalam dirinya
semangat untuk menyempurnakan perbuatan baik yang mendekatkan diri dan
bermanfaat diakhirat. Bukan melalui jalan yang buruk, khianat, dan tipunya yang
akan menjauhkan bagian kehidupan di akhirat.

7. Hadist itu juga, secara khusus mengandung isyarat adanya niat yang ikhlas, utnuk
menunaikan kewajiban-kewaiban itu menghindarkan perolehan harta dengan cara
sembunyi-sembunyi, seperti seorang pedagang membeli barang utnuk memenuhi isi
gudangnya, namun niat mereka hanyalah untuk menunjukkan kepailitannya, maka
Allah mengizinkan terhadapnya untuk diperangi.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sebagai umat islam hendaknya kita untuk menerapkan sifat jujur pada diri kita,
sebagaimana sifat jujur merupakan kebaikan dan kebaikan merupakan jalan menuju
surga. Semoga kita semua senantiaa dalam lindungan Allah SWT.

Kritik dan Saran

Dengan kerendahan hati, kami memohon kepada pembaca untuk memberikan


kritik dan saran yang membangun demi penulisan makalah kami kedepannya. Semoga apa
yang kami sampaikan pada makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Aamiin

9
DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Imam. Hadits Al-Arba’in Nawawiyah dengan terjemah dan penjelasannya dalam
Bahasa Indonesia : Bina Ilmu

https://www.idpengertian.com/pengertian-jujur-contoh-dan-jenis-perilaku-jujur/
https://www.google.com/search?q=QS+atataubah+%3A119&oq=QS+atataubah+%3A119&aqs=
chrome..69i57.21698j1j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?q=QS+maryam+%3A+50&oq=QS&aqs=chrome.2.69i59l3j69i5
7j35i39j0.6722j1j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.pelangiblog.com/2017/05/pengertian-dan-macam-macam-
akhlaq.html#targetText=Pengertian%20dan%20Macam%2Dmacam%20Akhlak%20Mahmudah
%20(Akhlak%20Terpuji),-
Pelangi%20Blog%20Minggu&targetText=Akhlak%20mahmudah%20segala%20bentuk%20perb
uatan,menambah%20iman%20dan%20mendatangkan%20pahala.&targetText=Artinya%20%3A,
untuk%20menyempurnakan%20akhlak%20yang%20mulia%E2%80%9D.

10

Anda mungkin juga menyukai