Kelompok 8
Disusun Oleh :
FARIHAH FANIA. A
FANI RIZKI
IFAN LAZUARDI
LUTFIRNO. F
MANISHA NOOR. G
Bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam
dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut
akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhalak yang tercela sesuai dengan
pembinaannya. Jadi akhlak pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu
kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ
timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat
dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik
dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti
mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi
pekerti yang tercela. Mengejar nilai materi saja, tidak bisa dijadikan sarana untuk
mencapai kebahagiaan yang hakiki. Bahkan hanya menimbulkan bencana yang hebat,
karena orientasi hidup manusia semakin tidak memperdulikan kepentingan orang lain,
asalkan materi yang dikejar-kejarnya dapat dikuasainya, akhirnya timbul persaingan
hidup yang tidak sehat. Sementara manusia tidak memerlukan lagi agama untuk
mengendalikan segala perbuatannya, karena dianggapnya tidak dapat digunakan untuk
memecahkan persoalan hidupnya. Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim
kita juga harus berakhlak kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita
tidak berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus
berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita
harus berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada
masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara
langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya. Pada dasarnya, utusan Tuhan
(rasulullah) adalah manusia biasa yang tidak berbeda dengan manusia lain. Namun
demikian, terkait dengan status “rasul” yang disandangkan Tuhan ke atas dirinya, terdapat
ketentuan khusus dalam bersikap terhadap utusan yang tidak bisa disamakan dengan
sikap kita terhadap orang lain pada umumnya.
2. KEWAJIBAN ANAK TERHADAP NABI MUHAMMAD SAW.
1. Pertama: mengikuti sunnah, membantu agama dan syariatnya. Kewajiban kita kepada
Rasul yang pertama adalah bagaimana kita berupaya menghidupkan tradisi yang dirintis
oleh beliau.Sunnah-sunnah beliau menjadi tanggung-jawab kita untuk kita lestarikan.
Dengan menghidupkan sunnahnya, kita tergolong sebagai orang yang membantu agama
Islam dan perjuangan menegakkan syariat.
2. Kedua: setelah kita menunaikan kewajiban pertama yaitu mengikuti sunnah, maka
kewajiban kedua terhadap Nabi adalah mencurahkan perasaan cinta kepada beliau SAW.
Mencintai Nabi Muhammad merupakan kewajiban bagi kita semua. Beliau begitu
mencintai kita hingga di penghujung hayatnya masih sempat menyebut “Ummati,
ummati,ummati,” (umatku, umatku, umatku).
4. Keempat: dari kewajiban kita terhadap rasul yang wajib kita tunaikan adalah
memperbanyak membaca shalawat dan salam kepada beliau SAW. Allah memerintahkan
hal ini lewatfirman-Nya:
Segala puji bagai Allah yang telah memberikan ni'mat kepada kita yang seandainya kita
hitung – hitung nikmat Allah itu tentunya kita tak akan dapat menghitung jumlah ni'mat Yang
Allah berikan itu, maka dari itu Ayo…Marilah kita bersyukur kepada Allah dengan syukur
.yang sebenar-benar nya
Sholawat serta salam untuk Rasulullah saw , yang kita nantikan syafaatnya di yaumil Akhir
.kelak
Sudah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa Rasulullah di utus untuk meluruskan
Akhlak manusia , sesuai dengan hadist riwayat ahmad
”.Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak
Ketika aisyah di Tanya apa Akhlak rasul beliau menjawab Akhlak rasul ialah Al- Qur'an,
jikalau akhlak rasul ialah Al-Qur'an maka sangatlah universal Akhlak rasul itu , akhlak tidak
bias di makanai hanya sebagai unggah-ungguh atau cara perilaku manusia, seperti cara
minum , cara makan , dan cara-cara yang lain … karena Al-qur'an bukan hanya mengatur itu
.namun Al-qur'an mengatur segalanya, dari yang kecil sampai yang besar
Maka yang di maksud rasul di utus untuk meluruskan Aklhak dan akhlak rasul ialah Al-
.Qur'an ialah
Pertama Akhlak manusia kepada Allah yaitu mentauhidkan Allah dan hanya beribadah pada
.Nya saja tidak menyekutukan Nya
Kedua Akhlak kepada Raulullah yaitu senantiasa itiba' (mengikuti beliau ) dalam ibadah dan
.perilaku
Ke empat Akhlak kepada alam : tidak merusak nya . memperlakukan nya sembarang ngan
disini saya akan memberikan satu saja contoh akhlak rasulullah terutama Akhlak kepada
sesama , semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua
4. TANDA KETAATANMU KEPADA TUHANMU DAN NABIMU
Seorang hamba yang mengetahui bahwa kesempurnaan yang hakiki tiada lain kecuali milik
Allah dan setiap yang tampak sempurna dari dirinya atau orang lain adalah dari dan karena
Allah, maka hal itu akan menuntut keinginan menaati-Nya dan mencintai segala yang
mendekatkan diri kepada-Nya.
Seorang hamba yang mengetahui bahwa kesempurnaan yang hakiki tiada lain kecuali milik
Allah dan setiap yang tampak sempurna dari dirinya atau orang lain adalah dari dan karena
Allah, maka hal itu akan menuntut keinginan menaati-Nya dan mencintai segala yang
mendekatkan diri kepada-Nya.
Allah SWT berfirman, Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihimu" (QS Ali 'Imran [3]: 31).
Ketahuilah, wahai yang dikasihi Allah, bahwa kecintaan hamba kepada Allah dan Rasul-Nya
adalah ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Adapun kecintaan
Allah kepada hamba-Nya adalah limpahan ampunan-Nya kepadanya.
Ada yang mengatakan, apabila hamba mengetahui bahwa kesempurnaan yang hakiki tiada
lain kecuali milik Allah dan setiap yang tampak sempurna dari dirinya atau orang lain adalah
dari dan karena Allah, cintanya hanya milik dan kepada Allah. Hal itu menuntut keinginan
mentaati-Nya dan mencintai segala yang mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu,
mahabbah ditafsirkan sebagai keinginan untuk taat dan kelaziman mengikuti Rasulullah
SAW dalam peribadatannya. Hal itu merupakan dorongan menuju ketaatan kepada-Nya.
'Barangsiapa yang menghidupkan Sunnahku, dia telah mencintaiku. Dan, barangsiapa yang
mencintaiku, pada hari kiamat dia bersamaku di surga.'"
Di dalam hadits masyhur disebutkan bahwa orang yang berpegang pada Sunnah Rasulullah
SAW ketika orang lain berbuat kerusakan dan terjadi pertikaian diantara para penganut
mazhab, dia memperoleh pahala dengan seratus pahala syuhada. Demikian disebutkan dalam
Syir'ah al-Islam.
“Dan orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” [Al-Baqarah:165]
ْي ٍءf لِّ َشffي ِم ْن ُك َّ َ َألَ ْنتَ أَ َحبُّ إِل،ِ يَا َرسُوْ َل هللا:ُ فَقَا َل لَهُ ُع َمر،ب ِ آخ ٌد بِيَ ِد ُع َم َر ْب ِن ْال َخطَّا ِ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوه َُو
َ ُكنَّا َم َع النَّبِ ِّي
ُ فَإِنَّه:ُ رfهُ َع َمfَا َل لffَ فَق.َكf َحتَّى أَ ُكوْ نَ أَ َحبَّ إِلَ ْيكَ ِم ْن نَ ْف ِسf، الَ َوالَّ ِذي نَ ْف ِس ْي بِيَ ِد ِه:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ َ فَق.إِالَّ ِم ْن نَ ْف ِسي
َ ال لَهُ النَّبِ ُّي
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْاآلنَ يَا ُع َم ُر َّ َ َألَ ْنتَ أَ َحبُّ ِإل،ِ َوهللا، َاآلن.ْ
َ َ فَق.ي ِم ْن نَ ْف ِسي
َ ال النَّبِ ُّي
“Kami mengiringi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar
bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun
selain diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku
berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata
kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi
diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang (engkau benar), wahai
‘Umar.’”
1. Mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang sampai kepada kita melalui
Alquran dan Hadits yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
2. Memercayai semua berita yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.
3. Berjuang menegakkan, mengembangkan, dan membela ajaran-ajaran yang dibawa
Nabi Muhammad Saw. serta menjaga kemurnian ajaran-ajaran beliau dari berbagai
bentuk bid’ah dan khurafat.
4. Memuliakan Nabi Muhammad Saw. dengan memperbanyak membaca shalawat dan
salam kepada beliau.
5. Memuliakan keluarga dan sahabat-sahabat Nabi Muhammad sebagaimana
memuliakan beliau.