Anda di halaman 1dari 2

Bagian Produksi Tanaman


Detail
Kategori: Bagian
Tanggal Diterbitkan
Dilihat: 5515
Kegiatan penelitian pengembangan teknologi produksi mencakup tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan, untuk peningkatan kuantitas, kualitas, kontinuitas dan
produktivitas dalam rangka keamanan pangan. Kegiatan penelitian di bidang teknologi
produksi selama lima tahun terakhir antara lain meliputi perbaikan teknik budidaya lapang,
pengembangan teknik budidaya tanpa tanah (soiless culture) dan teknik budidaya organik.

Kegiatan perbaikan teknik budidaya lapang antara lain meliputi:

 perbaikan teknik pemupukan dan pengapuran pada budidaya ubijalar,


 pemanfaatan mikorhiza pada budidaya ubi jalar,
 tumpangsari ubi jalar,
 teknologi fertigasi melalui irigasi drip pada budidaya sayuran,
 teknologi produksi pepaya,
 perbaikan teknik budidaya jati belanda sebagai tanaman obat,
 teknik budidaya lidah buaya,
 sistem budidaya jenuh air pada tumpangsari tanaman semusim dengan padi sawah,
 budidaya padi bermasukan rendah,
 sistem surjan basah padi-kacang-kacangan, dan
 pengembangan turfgrass asli Indonesia.

Kegiatan penelitian teknik budidaya juga telah dilaksanakan untuk budidaya tanpa tanah
(hidroponik) meliputi:

 rekayasa lingkungan tumbuh pada budidaya hidroponik, dan


 pengembangan teknologi hidroponik sistem terapung untuk sayuran.
Kegiatan penelitian untuk mengembangkan budidaya organik yang telah dilaksanakan selama
5 tahun terakhir meliputi:

 pengembangan pertanian organik pada budidaya kedelai panen muda,


 pemanfaatan insektisida alami (selasih, tagetes, serai) pada tumpang gilir tomat
dengan pakcoy,
 pemanfaatan pupuk organik cair pada budidaya sawi pahit,
 pemanfaatan pupuk organik pada budidaya tanaman hias,
 pemanfaatan pupuk organik pada produksi padi sawah.

Teknologi produksi di lapang yang efisien dan ekonomis menjadi dasar pemikiran riset yang
utama, baik pada komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman hias, perkebunan, dan tanaman
pangan. Isu tenaga kerja di lapang (labour) masih dominan karena sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan proses produksi di lapang. Aspek penelitian yang perlu dikembangkan
meliputi:

1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (Integrated Crop Management/ICM): Pengembangan


pengelolaan tanaman terpadu akan dikembangkan pada padi dan tanaman pangan
lainnya.
2. Pengembangan Teknologi Madya. Aspek yang harus segera mendapatkan perhatian
yaitu: mekanisasi di lapang untuk proses produksi, aplikasi sistem irigasi, manajemen
dan sistem produksi, budidaya terkendali, precision farming, dan transplant industry.
3. Kalibrasi Good Agriculture Practice (GAP) terutama pada komoditi hortikultura.
Aspek yang dikembangkan merupakan applied research, yang meliputi: kualitas air,
aplikasi pupuk yang ramah lingkungan, proses dan kebersihan dalam penanganan
produk (pasca panen), residu pupuk dan pestisida pada produk, dan pertanian organik.
4. Pertanian Kota (Agropolitan). Pengembangan tanaman sayuran dan buah-buahan pada
lahan perkotaan, serta pengembangan tanaman yang mampu menyerap polutan.

Sasaran ke depan, institusi (Fakultas Pertanian) akan memiliki Public Extension Service
(PES) yang akan menjembatani dise minasi hasil-hasil penelitian dengan aplikasi langsung di
masyarakat secara berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai