Anda di halaman 1dari 7

Nama : mulyadi syahputra

Nim : 210201219

Mata Kuliah : Pendidikan ‘Aqidah Akhlak

1. Jelaskan Ruang Lingkup Akhlak Menurut Zaki Mubarok Latif!

Jawab:

Menurut Zaki Mubarak Latif yang mengutip pendapat dari Hasan Al-
Banna mengatakan bahwa aka’id (bentuk jamak dari ‘aqidah) artinya beberapa
perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati.

2. Jelaskn Keistimewaan ‘Aqidah Islam Menurut Syekh Muhammad Ibrahim


al-Hamd!

Jawab:

Menurut Syekh Muhammad Ibrahim al-Hamd, akidah Islamiyah yang


tercermin di dalam akidah Ahlus sunnah wal jama’ah, memiliki sejumlah
keistimewaan yang tidak dimiliki akidah mana pun. Hal ini tidak mengherankan,
karena akidah tersebut diambil dari wahyu yang tidak tersentuh kebatilan dari arah
mana pun datangnya. Keistimewaan tersebut, antara la in diambil sebagai berikut:

a. Sumber Pengambilannya adalah murni.

Hal ini karena akidah Islam berpegang Pada Al-Qur’an, Ash-Sunnah dan
Ijma’ Salafush shalih. Jadi, akidah islam diambil dari sumber yang jernih dan jauh
dari kekurangan hawa nafisu dan syahwat. Keistimewaan ini tidak dimiliki oleh
berbagai madzhab, millah dan ideology lainnya diluar akidah islam.

b. Berdiri di atas fondasi penyerahan diri Kepada Allah dan Rasul-Nya.


Hal ini karena ‘aqidah bersifat gaib, dan yang gaib tersebut bertumpu pada
penyerahan diri.Islam tidak akan berdiri tegak, melainkan di atas fondasi
penyerahan diri dan kepasrahan. Jadi, iman kepada yang gaib merupakan salah
satu sifat terpenting bagi orang-orang mukmin yang dipuji oleh Allah Swt.

c. Sesuai Dengan Fitrah Yang Lurus Dan Akal Yang Sehat

‘Aqidah Islam sesuai dengan fitrah yang sehat dan selaras dengan akal
yang murni. Akal murni yang bebas dari pengaruh syahwat dan syubhat tidak
akan bertentangan dengan nash yang shahih dan bebas dari cacat.

Adapun ‘aqidah - ‘aqidah lainnya adalah halusinasi dan asumsi-asumsi


yang membutakan fitrah dan membodohkan akal. Oleh karena itu, jika seseorang
bisa melepaskan diri dari segala macam ‘aqidah dan hatinya menjadi menjadi
kosong dari kebenaran dan kebatilan, kemudian ia mengamati semua jenis ‘aqidah
yang benar maupun yang salah dengan adil, fair, dan pemahaman yang benar,
niscaya ia akan melihat kebenaran dengan jelas dan mengetahui bahwasanya
orang yang menganggap sama antara akidah yang benar dan yang tidak benar
ibarat orang yang menganggap sama antara malam dan siang.

d. Jelas, Mudah, dan Terang

‘Aqidah Islam adalah ‘aqidah yang mudah dan jelas, sejelas matahari
ditengah hari. Tidak ada kekaburan, kerumitan, kerancuan, maupun kebengkokan
di dalamnya. Karena lafazh-lafazhnya begitu jelas dan makna-maknanya demikian
terang sehingga bisa dipahami oleh orang berilmu maupun orang awam, anak
kecil maupun orang tua. Karena Rasulullah Saw membawakannya dalam kondisi
yang putih bersih tidak ada yang menyimpang darinya, selain orang yang binasa.

e. Bebas Dari Kerancauan, Paradoks, Dan Keburukan

‘Aqidah Islam adalah wahyu yang tidak bisa dimasuki oleh kebatilan dari
arah manapun datangnya. Sebab, kebenaran itu tidak mungkin rancu, paradox
maupun kabur, melainkan serupa satu sama lain dan saling menguatkan.
Allah Swt berfirman.

٨٢ ‫َأَفاَل َيَتَدَّبُروَن ٱۡل ُقۡر َء اَۚن َو َلۡو َك اَن ِم ۡن ِع نِد َغ ۡي ِر ٱِهَّلل َلَو َج ُدوْا ِفيِه ٱۡخ ِتَٰل ٗف ا َك ِثيٗر ا‬

Artinya:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-


Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak didalamnya” (Q.S. An-Nisa ayat 84)

3. Jelaskan Tauhid ada berapa macam!

Jawab:

Tauhid adalah konsep dalam ‘aqidah Islam yang menyatakan keesaan


Allah. Tauhid diambil kata Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya
mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad
yang berarti Esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keEsaan
Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada
Tuhan yang aku sembah kecuali Allah.

Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam,
sehingga oleh karenanya Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang
mengesakan Tuhan. Bahkan gerakan-gerakan pemurnian Islam terkenal dengan
nama gerakan muwahhidin (yang memperjuangkan tauhid). Dalam perkembangan
sejarah kaum muslimin, tauhid itu telah berkembang menjadi nama salah satu
cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan
membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang
menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah.

Tauhid di bagi menjadi 3 macam yaitu:

a. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan Allah taala di dalam
perbuatan-perbuatan-Nya.

b. Tauhid Asma dan Sifat

Tauhid Asma dan Sifat adalah keyakinan tentang keesaan Allah subhanahu
wa ta’ala dalam nama dan sifat-Nya yang terdapat dalam Al Quran dan Al Hadits
dilengkapi dengan mengimani makna-maknanya dan hukum-hukumnya.

c. Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam tujuan perbuatan-


perbuatan hamba yang dilakukan dalam rangka taqarub dan ibadah seperti berdoa,
bernadzar, menyembelih kurban, bertawakal, bertaubat, dan lain-lain.

4. Jelaskan Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar!

Jawab:

Hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar antara lain:

a. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar

Orang yang beriman kepad qadha dan qadar, apabila mendapat


keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan
nikmat Allah yang wajib disyukuri. Sebaiknya apabila terkena maka ia akan
bersabar, karena hal tersebut merupakan ujian baginya dan sudah merupakan
kehendak Allah.

Firman Allah:

٥٣ ‫َو َم ا ِبُك م ِّم ن ِّنۡع َم ٖة َفِم َن ٱِۖهَّلل ُثَّم ِإَذ ا َم َّسُك ُم ٱلُّض ُّر َفِإَلۡي ِه َتَٔ‍ۡجُروَن‬

Artinya:
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah
(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-
lah kamu meminta pertolongan. (S. An Nahl: 53).

b. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan Putus Asa

Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil
usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan,
ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia tidak menyadari bahwa
kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.

Firman Allah SWT:

٨٧ ‫َو اَل َتْأَ‍ۡيُسوْا ِم ن َّرۡو ِح ٱِۖهَّلل ِإَّن ۥُه اَل َيْأَ‍ۡيُس ِم ن َّرۡو ِح ٱِهَّلل ِإاَّل ٱۡل َقۡو ُم ٱۡل َٰك ِفُروَن‬

Artinya:

Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Q.S. Yusuf: 87)

Sabda Rasulullah Saw. Artinya: Tidak akan masuk surga orang yang di
dalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan. (HR. Muslim)

c. Memupuk Sifat Optimis dan Giat bekerja

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang akan terjadi pada dirinya.
Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu
tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang
beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih
kebahagiaan dan keberuntungan itu.

Firman Allah SWT:

‫َو ٱۡب َتِغ ِفيَم ٓا َء اَتٰى َك ٱُهَّلل ٱلَّد اَر ٱٓأۡلِخ َر َۖة َو اَل َتنَس َنِص يَبَك ِم َن ٱلُّد ۡن َيۖا َو َأۡح ِس ن َك َم ٓا َأۡح َس َن ٱُهَّلل ِإَلۡي َۖك َو اَل َتۡب ِغ ٱۡل َفَس اَد ِفي‬
٧٧ ‫ٱَأۡلۡر ِۖض ِإَّن ٱَهَّلل اَل ُيِح ُّب ٱۡل ُم ۡف ِسِد يَن‬
Artinya:

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan
(QS. Al Qashash: 77)

d. Menenangkan Jiwa

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami


ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa puas dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.

Firman Allah SWT:

٣٠ ‫ َو ٱۡد ُخ ِلي َج َّنِتي‬٢٩ ‫ َفٱۡد ُخ ِلي ِفي ِع َٰب ِد ي‬٢٨ ‫ ٱۡر ِج ِع ٓي ِإَلٰى َر ِّبِك َر اِضَيٗة َّم ۡر ِض َّيٗة‬٢٧ ‫َٰٓيَأَّيُتَها ٱلَّنۡف ُس ٱۡل ُم ۡط َم ِئَّنُة‬

Artinya:

Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah ke dalam Surga-Ku. (Al Fajr: 27-30).

5. Jelaskan Ruang Lingkup Ilmu Kalam!

Jawab:

Pokok permasalahan Ilmu Kalam terletak pada tiga persoalan, yaitu:

a. Esensi Tuhan itu sendiri dengan segenap sifat-sifat-Nya. Esensi ini


dinamakan Qismul ilahiyat. Masalah-masalah yang diperdebatkan
yaitu:
1) Sifat-sifat Tuhan, apakah memang ada Sifat Tuhan atau tidak.
Masalah ini di perdebatkan oleh aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah.
2) Qudrat dan Iradat Tuhan, Persoalan ini menimbulkan aliran
Qadariyah dan Jabbariyah.
3) Persoalan kemauan bebas manusia, masalah ini erat kaitannya
dengan Qudrat dan Iradat Tuhan.
4) Masalah Al-Qur’an, apakah makhluk atau tidak dan apakah Al-
Qur’an azali atau baharu.
b. Qismul Nububiyah, hubungan yang memperhatikan antara Kholik
dengan makhluk, dalam hal ini membicarakan tentang :
1) Utusan-utusan tuhan atau petugas-petugas yang telah di tetapkan
tuhan melakukan pekerjaan tertentu yaitu Malaikat.
2) Wahyu yang disampaikan tuhan sendiri kepada para rasulnya baik
secara langsung maupun dengan perantara malaikat.
3) Para Rasul itu sendiri yang menerima perintah dari Tuhan untuk
menyampaikan ajarannya kepada manusia.
c. Persoalan yang berkenaan dengan kehidupan sesudah mati nantinya
yang disebut dengan Qismul Al-Sam’iyat. Hal ini meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Kebangkitan manusia kembali di akhirat
2) Hari perhitungan
3) Persoalan shirat (jembatan)
4) Persoalan yang berhubungan dengan tempat pembalasan yaitu
surga atau neraka.

Anda mungkin juga menyukai