Anda di halaman 1dari 53

Ringkasan Materi UAMBN Aqidah Akhlaq MA - SKL 2015/2016

Materi UAMBN Aqidah Akhlak MA


1. Memahami Prinsip-Prinsip dan Metode Peningkatan Kualitas Aqidah
a. Menentukan pengertian aqidah
Ø Etimologis/lughat/bahasa
Aqidah (ُ‫ ) ا َ ْلعَ ِق ْي َدة‬dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan
bisa dianggap sebagai salah satu aqidah.
Dalam bahasa Arab aqidah berasal dari kata al-‘aqdu (ُ‫ ) ْالعَ ْق ُد‬yang berarti ikatan. "Al-‘Aqdu" (ikatan)
lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: " ‘Aqadahu"
"Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan sumpah), dan " ‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah). Allah
Ta'ala berfirman, "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..."
(Al-Maa-idah : 89).
Ada juga dari kata aqada-ya’qidu-aqdan-aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan
kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan.
Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah;
baik itu benar ataupun salah.
Ø Abdul Ghani
Akidah adalah keyakinan pada hakekat yang nyata yang tidak menerima keraguan serta bantahan.
Ø Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi
Aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhujam
kuat di dalam lubuk jiwa dantak dapat beralih dari padanya.
Ø Menurut Syaikh Mahmoud Syaltout:
Aqidah adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama danterdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan
suatu keimananyang tidak boleh dicampuri oleh syakwa sangka dan tidak dipengaruhioleh keragu-raguan
Ø Arifin Zainal Dzamaris
Aqidah adalah suatu yang dianut oleh manusia dan diyakini apakah berwujud agama atau lainnya
Ø Istilah
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya. Atau perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya,
sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan
kebimbangan.

Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah Swt. adalah


Esa. Esa dalam Zat, Sifat dan Perbuatan-Nya

Pengakuan bahwa para nabi telah diangkat dengan


sebenarnya oleh Allah Swt. untuk menuntun umatnya

Prinsip – prinsip Akidah


Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan.

Keyakinan bahwa Allah Swt. adalah Maha Adil

b. Menjelaskan kandungan firman Allah ( QS An-Najm : 3 - 4 atau Al-Anbiya : 25)


Ø Q.S An-Najm/53 : 3-4
ُ٤ُ‫يُيو َحى‬ٞ ‫ُو ۡح‬ ۡ ‫ع ِن‬
َ ‫ُُ ِإ ۡنُه َوُ ِإ اَّل‬٣ُ‫ُٱل َه َو ٰٓى‬ َ ُ‫َو َماُيَنطِ ق‬
3. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)

Ø Q.S Al-Anbiya/21 : 25
ُ٢٥ُ‫ون‬ ۡ َ‫َّلُأَن َ۠اُف‬
ِ ‫ٱعبد‬ ٰٓ َ ‫يُ ِإلَ ۡيهُِأَناه‬
ٰٓ ‫ۥَُّلُ ِإلَهَُ ِإ ا‬ ‫س ۡلنَاُمِ نُ َق ۡبلِكَ ُمِ ا‬
ٰٓ ِ‫نُرسو ٍلُ ِإ اَّلُنوح‬ َ ‫َو َمآُٰأ َ ۡر‬
25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"

c. Menentukan metode-metode peningkatan kualitas aqidah


Menurut Al Ghazali, pengembangan pribadi pada hakikatnya adalah perbaikan akhlak, dalam
artian menumbuh-kembangkan sifat-sifat terpuji (mahmudah) dan sekaligus menghilangkan sifat-sifat
tercela (madzmummah) pada diri seseorang. Akhlak manusia benar-benar dapat diperbaiki, bahkan
sangat dianjurkan sesuai sabda Rasulullah SAW “Upayakan akhlak kalian menjadi baik” (Hassinuu
akhlaqakum). Al Ghazali menaruh perhatian besar pada masalah akhlak serta mengemukakan berbagai
metode perbaikan ahlak. Metode peningkatan ahlak yang beliau ungkapkan dalam berbagai buku beliau
dapat dikelompokkan atas tiga jenis metode yang berkaitan satu dengan lainnya yang oleh penulis
makalah ini dinamakan :
Ø Metode Taat Syari’at
Metode ini berupa pembenahan diri, yakni membiasakan diri dalam hidup sehari-hari untuk
melakukan kebajikan dan hal-hal bermanfaat sesuai dengan ketentuan syari’at, aturan-aturan negara,
dan norma-norma kehidupan bermasyarakat. Disamping itu berusaha untuk menjauhi hal-hal yang
dilarang syara’ dan aturan-aturan yang berlaku. Metode ini sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa
saja dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya akan berkembang sikap dan perilaku positif seperti ketaatan
pada agama dan norma-norma masyarakat, hidup tenang dan wajar, senang melakukan kebajikan,
pandai menyesuaikan diri dan bebas dari permusuhan.
Ø Metode Pengembangan Diri
Metode yang bercorak psiko-edukatif ini didasari oleh kesadaran atas kekuatan dan kelemahan diri
yang kemudian melahirkan keinginan untuk meningkatkan sifat-sifat baik dan sekaligus menghilangkan
sifat-sifat buruk. Dalam pelaksanaannya dilakukan pula proses pembiasaan (conditioning) seperti pada
“Metode Taat Syari’at” ditambah dengan upaya meneladani perbuatan dari pribadi-pribadi yang dikagumi.
Membiasakan diri dengan cara hidup seperti ini secara konsisten akan mengembangkan kebiasaan-
kebiasaan dan sifat-sifat terpuji yang terungkap dalam kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat.
Metode ini sebenarnya mirip dengan metode pertama, hanya saja dilakukan secara lebih sadar, lebih
disiplin dan intensif serta lebih personal sifatnya daripada metode pertama.
Ø Metode Kesufian
Metode ini bercorak spiritual-religius dan bertujuan untuk meningkat kan kualitas pribadi mendekati
citra Insan Ideal (Kamil). Pelatihan disiplin diri ini menurut Al Ghazali dilakukan melalui dua jalan yakni al-
mujaahadah dan al-riyaadhah. Al Mujaahadah adalah usaha sungguh-sungguh untuk menghilangkan
segala hambatan pribadi (harta, kemegahan, taklid, maksiat). Al-Riyaadhah adalah latihan mendekatkan
diri pada Tuhan dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas ibadah. Kegiatan sufistik ini berlangsung
dibawah bimbingan seorang Guru yang benar-benar berkualitas dalam hal ilmu, kemampuan dan
wewenangnya sebagai Mursyid.
Diantara ketiga metode tersebut, metode kesufian dianggap tertinggi oleh Al Ghazali dalam proses
peningkatan derajat keruhanian, khususnya dalam meraih ahlak terpuji.
Cara menerapkan metode – metode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan:
Ø Metode syari’at
a) Membiasakan diri untuk selalu melakukan kebaikan dan menjauhi yang di larang syara’
b) Menjauhi permusuhan
c) Membiasakan diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan
Ø Metode pengembangan diri
a) Berupaya meneladani perbuatan-perbuatan terpuji dari pribadi-pribadi yang di kagumi
b) Membiasakan konsisten untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan terpuji dan menghilangkan sifat-sifat
tercela yang ada pada diri
c) Berusaha meningkatkan potensi-potensi baik yang ada pada diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Ø Metode kesufian
a) Membiasakan bersifat zuhud
b) Melakukan riyaadhah / mendekatkan diri pada tuhan
c) Meningkatkan kualitas ibadah

2. Memahami pengertian dan istilah-istilah tauhid, macam-macam tauhid serta perilaku orang yang
bertauhid
a. Menentukan pengertian Tauhid, Ilmu Kalam dan Ushuludin
1) Ilmu Kalam
Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah ke-
Tuhanan/ketauhidan (meng-Esakan Tuhan), atau kalam menurut loghatnya ialah omongan atau
perkataan/pembicaraan.
Sedangkan menurut istilah Ilmu Kalam ialah sebagai berikut:
a. Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan –alasan mempertahankan kepercayaan-
kepercayaan iman dengan menggunakan dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang
menyeleweng dari kepecayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah
b. Menurut Husain Tripoli, Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan
kepercayaan-kepercayaan keagamaan agama Islam dengan bukti- bukti yang yakin
c. Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah,
sifat-sifat yang wajib bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz bagi-Nya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan dari-
Nya dan juga tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan mustahil dari mereka
d. Menurut Al-Farabi definisi Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan Sifat Allah beserta
eksistensi semua yang mungkin mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah
mati yang berlandaskan doktrin Islam
e. Menurut Musthafa Abdul Razak, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berkaitan dengan akidah imani yang di
bangun dengan argumentasi-argumentasi rasional
Ilmu Kalam juga dinamakan Ilmu Tauhid, tauhid ialah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak
ada sekutu baginya. Ilmu Kalam dinamakan Ilmu Tauhid, karena tujuannya ialah menetapkan keesaan
Allah dalam Zat dan perbuatan-Nya dalam menjadikan alam semesta dan hanya Allah yang menjadi
tempat tujuan terakhir alam ini.
Ilmu Kalam juga dinamakan Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuludin, karena persoalan kepercayaan yang
menjadi pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok pembicaraannya/pokok bahasannya meliputi
persoalan-persoalan mendasar (ushul) di dalam agama (din).
Ilmu kalam menyerupai Ilmu Theologi, terdiri dari dua kata yaitu ”Theo” artinya ”Tuhan” dan ”Logos”
artinya ”Ilmu” jadi theologi bermakna ilmu tentang ketuhanan.
Dari penjelasan di atas, kita dapatkan definisi ilmu kalam yaitu ilmu yang membicarakan tentang
wujud Allah, sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya, sifat-sifat yang mustahil bagi-Nya, dan sifat-sifat yang
mungkin ada pada-Nya. Ilmu ini juga membicarakan tentang rasul-rasul Allah dan cara menetapkan
kerasulannya, serta mengetahui sifat-sifat yang wajib ada pada mereka, dan sifat-sifat yang tidak
mungkin ada pada mereka.
Ahli ilmu kalam disebut mutakallimin. Golongan ini dianggap sebagai kelompok tersendiri yang
menggunakan akal pikiran dalam memahami nash-nash agama untuk mempertahankan keyakinannya.
Mereka berbeda dengan golongan Hambali (dalam pengajaran fiqih) yang berpegangan teguh pada
keyakinan orang salaf. Mutakallimin juga berbeda dengan kelompok tasawuf yang mendasarkan
pengetahuannya kepada pengalaman batin dan renungan (kasyf).
2) Ilmu Tauhid
Menurut bahasa Tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata ‫ وحّدُيوحّد‬artinya: keesaan. Sedangkan
menurut istilah ialah sebagai berikut:
a) Menurut Husain Affandi al-Jasr, Tauhid ialah ilmu yang membahas hal-hal menetapkan akidah agama
dengan dalil yang meyakinkan
b) Menurut M Abduh, Ilmu Tauhid adalah suatu ilmu membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat wajib bagi-
Nya sifat-sifat yang boleh dan yang tidak boleh disifati kepada-Nya. Di samping itu Ilmu Tauhid juga
menyikapi Rasul-rasul Allah guna menetapkan risalah mereka, yang boleh mereka nasabkan dan apa
yang dilarang atas mereka
c) Prof. M. Tharir A Muin, Ilmu Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, jaiz,
dan mustahil bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusan-Nya, dan juga mengupas dalil-dalil yang
mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan adanya Zat yang mewujudkan
d) Ilmu ini dinamakan Ilmu Tauhid karena pembahasannya yang paling menonjol adalah tentang ke-Esaan
Tuhan yang asas pokok agama Islam, sebagaimana yang berlaku terhadap agama yang benar yang
telah di bawa oleh para rasul yang di utus Allah.
e) Muhammad Abduh dalam bukunya: Risalah at-Tauhid berpendapat: asal makna tauhid adlah
meyakinkan (mengi’tiqatkan) bahwa Allah adalah satu tidak syarikat bagi-Nya (Muhammad Abduh,
1969:33).
f) A. R Sutan Masur berpendapat bahwa kata-kata tauhid merupakan bahasa Arab dalam bentuk bab tafi’I
yang susunanya dari wahhada (menyatukan), yuwahhidu (akan tetap menyatukan) dan tauhidan
(sungguh disatukan). Dengan demikian, tauhid ini harus berwujud berusaha menyatukan dengan arti
yang tepat. Tauhid bukan menyatukan Tuhan dengan dari beberapa Tuhan, tetapi dimaksud ialah
merebut hati, mempunyai i’tiqad bahwa Allah itu hanya satu. Keyakinan itu harus dii’tiqatkan dalam qalbu,
dibuhul dalam hati, dipegang keras dalam perasaan, ruh dan pikiran kita (A.R. Sutan Mansur, 1978: 10).
g) M. Thaib Thahir A. Mu’in menjelaskan: tauhid artinya mengetahui atau mengenal Allah Ta’ala,
mengetahui dan meyakinkan Allah itu tunggal, tidak ada sekutu-Nya (M. Thaib Thahir A. Mu’in, t.th:19).
h) A. Hanafi berpendapat arti tauhid ialah percaya tentang wujud Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada
sekutu bagi-Nya, baik zat, sifat, maupun perbuatan-Nya; Yang mengutus utusan untuk memberi petunjuk
kepada alam dan umat manusia kepada jalan kebaikan; yang meminta pertanggungjawaban seseorang
di akhirat...(A. Hanafi,t.th: 12).
i) Menurut pendapat Muhammad Abduh: ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud
Tuhan, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, sifat yang tidak
boleh bagi-Nya, juga tentang Rasul untuk menetapkan apa yang wajib, boleh dan yang dilarang
dinisbahkan kepadanya (Muhammad Abduh: 36)
j) Said Husein Afandi al-Jisr mendifinisikan ilmu tauhid sebagai sutu ilmu yang membahas tentang
menetapkan akidah atau keyakinan agama dengan landasan dalil yang pasti (As-Said Husin Afandi al-
Jisr, t.th: 6).
k) M. Hasby ash-Shidiqy menjelaskan bahwa ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara
menetapkan aqidah agama dengan mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan, baik dalil itu naqli, aqli,
maupun dalil wijdani (perasaan yang halus) (M. Hasby ash-Shidiqy, 1973: 1).
l) Dalam kamus New English dictionary theology berarti science with treats of the facts and phenomena of
religion and the relations between good and men (ilmu yang membahas tentang fakta dan gejala-gejala
agama, serta hubungn manusia dan Tuhan). (A. Hanafi: 11)
m) Dalam encyclopaedia Every mens, theology berarti science of religion, dealing therefore with god and
men in his relation to god (pengetahuan agama yang karenanya mmembicarakan tentang Tuhan dan
manusia dan pertaliannya dengna Tuhan (A. Hanafi: 11).
n) As. Hornby dalam kamusnya menyebutkan theology is Islam formal study of the nature of god and of
foundations of religious belief (studi formal antara alam dan Tuhan, atau studi yang menyangkut dalam
kehidupan yang mendasar dalam agama) (As. Hornby, 1974:896).
Ilmu Tauhid disebut juga ilmu aqaid atau ilmu ushuluddin adalah karena tema utama yang dibicarakan
berkaitan dengan akidah pokok atau dasar-dasar akidah yang ada dalam Islam.

3) Ilmu Ushuluddin
“Ushul” : pokok, fondmen, prinsip, aqidah, peraturan.
“Aiddiin” : agama
Ushuluddin adalah pokok-pokok atau dasar-dasar agama.
Ilmu tauhid dapat pula dikatakan ilmu ushuluddin karena menguraikan pokok-pokok kepercayaan dalam
agama islam.
b. Menentukan macam-macam Pengertian tauhid (Tauhid, Uluhiyah, tauhid rububiyah).
1) Tauhid Al-Uluhiyyah
Tauhid ’uluhiyyah berasal dari kata ilah yang berarti adalah Tuhan. Tauhid ini disebut juga dengan
tauhid ubudiyyah, yang berasal dari kata ’abida yang berarti menyembah. Maksud dari tauhid ini adalah
bahwa hanya Allah sajalah yang benar-benar atau satu-satunya yang patut disembahdari sekian banyak
nama-nama Tuhan. Sebab pada umumnya setiap manusia mengakui adanya Tuhan, hanya saja cara
menggambarkannya yang salah. Bagi manusia primitif menggambarkan Tuhan adalam bentuk animisme,
dinamisme, dan polytheisme. Bagi umat Jahiliyah mentuhankan Manna, Latta, Uzza, dan berbagai
patung-patung lain (berhala) yang brgantung disekitar Ka’bah ketika itu. Begitu juga umat Hindu
menuhankan berbagai macam dewa dan keyakinan totinisme. Sedangkan penganut Islam tidak
mengakui Tuhan yang lain selain Allah SWT.
Jadi pengertian tauhid ’uluhiyyah ialah pengakuan yang penuh bahwa Allah sajalah yang patut
disembah, tidak boleh menghadap pengabdian kepada selainnya, melarang manusia menyembah
manusia, benda-benda keramat, kuburan parawali/pemimpin, dan sebagainya. Dalam hal ini Islam telah
menggariskan denagn tegas bahwa seluruh pengabdian hanya untuk Allah semata, tercakup dalam
kalimat tauhid lailaahaillallah(Tidak ada tuhan yang patut disembah selain
Meng-Esakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karena-Nya semata.
2) Tauhid Ar-Rububiyyah
Perkataan rububiyyah berasal dari kata rabb berarti pencipta dan mengatur segala yang ada ini.
Dengan demikian, pengertian tauhid rububiyyah itu ialah pengakuan yang buat atau keyakinan yang
penuh pada Allah sajalah yang mengatur dan menciptakan alam semesta ini, baik alam nyata maupun
alam ghaib. Hendaklah diyakinkan bahwa seluruh makhluk yang ada ini adalah ciptaan Allah sendiri
tanpa ada pemabantu-Nya, karena Allah esa dari segala-galanya; Allah itu esa zat-Nya, sifat, dan
prbuatan-Nya.
Meng-Esakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang
mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
3) Tauhid Al-Asma' was-Sifat
Tauhid sifat adalah tauhid kepada Allah dengan mempercayai bahwa Allah tidak mempunyai sifat-
sifat yang sempurna dan tidak serupa dan dimiliki oleh makluknya, sebagaimana ia dan rasul-Nya telah
mensifatkan. Mustahil bagi Allah mempunyai sifat-sifat kekurangan, keyakinan seperti inilah yang
dinamakan sifat tauhid.
Meng-Esakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang
serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.
4) Tauhid I’tiqadi, tauhid I’tiqadi ialah tauhid pada keyakinan.
5) Tauhid qauli, tauhid qauli itu artinya Tauhid dalam pembicaraan.
6) Tauhid amali, tauhid amali artinya tauhid dengan amalan saleh dalam masyarakat, dan memelihara
kesatuan umat.

c. Ruang Lingkup Tauhid


Pokok-pokok pembahasan yang menjadi ruang lingkup ilmu tauhid meliputi tiga hal sebagai berikut:
1) Ma’rifat al-mabda’ yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan tentang Pencipta alam yaitu Allah
Swt. Hal ini sering diartikan dengan wujud yang sempurna, wujud mutlak atau wajibul wujud.
2) Ma’rifat al-watsiqah yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan tentang para utusan Allah Swt.
yang menjadi utusan dan perantara Allah Swt. dengan umat manusia untuk menyampaikan ajaran-
ajaran Nya, tentang kitab-kitab Allah yang dibawa oleh para utusan-Nya dan tentang para malaikat-Nya.
3) Ma’rifat al-ma’ad yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan akan adanya kehidupan abadi setelah
mati di alam akhirat dengan segala hal ihwal yang ada di dalamnya.

d. Disajikan kisah orang yang kokoh aqidah Islamnya (Siti Masyitah/Ashabul Kahfi/Bilal bin Rabah.
1) Kisah Masyitah dan Bayinya.
Ø Versi 1
Fir’aun, raja zalim yang memerintah Mesir ribuan tahun lalu, mengaku dirinya Tuhan. Dia meminta
setiap rakyatnya mengakui dan menyembahnya. Mereka yang ingkar dibunuh.
Seorang sahabat baiknya yang juga penjaga perbendaharaan negara, Hazaqil, tidak setuju Fir’aun
mengakui dirinya Tuhan.
Pada suatu hari, ketika Fir’aun menjatuhkan hukuman mati ke atas 40 orang ahli sihir yang telah
beriman kepada Allah, Hazaqil sangat tidak setuju.
Hazaqil menghadap Fir’aun dan membantah hukuman itu.
“Tuanku, patik tidak setuju dengan hukuman mati ke atas 40 ahli sihir itu. Walaupun mereka beriman
kepada Allah, mereka sudah berjasa kepada negara kita ini,” Hazaqil mempertikaikan hukuman yang
dijatuhkan oleh Fir’aun.
“Mereka dihukum mati kerana tidak mengakui beta sebagai Tuhan mereka!” tegas Fir’aun dengan
nada marah, sambil menambah:
“Kalau kamu mempertahankan nasib ahli-ahli sihir itu, itu bermakna kamu juga seorang daripada
mereka yang beriman kepada Allah.”
Fir’aun mula berfikir mengapa Hazaqil mempertahankan nasib 40 ahli sihir yang dihukum mati itu.
“Oleh kerana kamu salah seorang daripada mereka, beta jatuhkan hukuman mati ke atas kamu,” kata
Fir’aun tanpa teragak-agak menjatuhkan hukuman mati ke atas sahabat yang juga pegawai kerajaannya
itu.
Hazaqil dibawa keluar dari istana. Dia diikat pada sebatang pohon kurma. Dia kemudian dipanah
pengawal Fir’aun sehingga mati.
Isteri Hazaqil, iaitu Siti Masyitah, yang bertugas sebagai pendandan puteri Fir’aun, berasa sangat
sedih dan kecewa atas pembunuhan suaminya itu.
Dia semakin benci melihat wajah Fir’aun dan keimanannya kepada Allah semakin teguh.
Pada suatu pagi, ketika Siti Masyitah menyikat rambut puteri Firaun, dia teringatkan suaminya.
Tumpuan kepada tugasnya hilang. Tiba-tiba sikat yang digunakan menyikat rambut puteri Fir’aun jatuh ke
lantai.
“Allahu Akbar,” kata Siti Masyitah lalu mengambil sikat itu.
“Masitah, kamu akan dihukum kerana berkata begitu. Apakah ada Tuhan lain selain ayahandaku?”
tanya puteri Fir’aun.
“Ya. Memang ada Tuhan yang patut disembah, bukan ayahanda tuan puteri,” kata Masyitah dengan
tegas dan berani.
Puteri sangat marah, lalu mengadu hal itu kepada bapanya. Darah Fir’aun menyirap mendengar kata-
kata anaknya. Dia lalu meminta Masyitah menghadapnya.
“Siapakah Tuhan kamu?” Tanya Fir’an dengan marah.
“Allah, itulah Tuhan saya,” jawab Masyitah dengan tegas.
“Biadab! Kamu akan dihukum sebab menghina beta,” tegas Fir’aun lalu memerintahkan pengawal
memasak minyak dalam kuali yang sangat besar untuk dihumbankan Masyitah ke dalamnya.
“Dengar rakyat semua, inilah hukuman kepada orang yang tidak mengaku beta sebagai Tuhan.”
Fir’aun terus memandang Siti Masyitah. Dia berkata: “Beta beri satu peluang terakhir kepada kamu,
adakah kamu mengaku beta sebagai Tuhan kamu?”
Siti Masyitah tidak peduli. Baginya, biarpun dia dihukum, keimanannya kepada Allah tidak akan
berubah.
Tiba-tiba, anaknya yang masih bayi, dengan izin Allah, berkata:
“Wahai ibu, janganlah terpedaya dengan kata-kata syaitan yang dilaknat Allah. Kematian kita akan
mendapat rahmat daripada Allah dan pintu syurga sentiasa terbuka menanti kedatangan kita.”
Siti Masyitah terkejut mendengarkan bayinya boleh berkata-kata. Dia bersyukur kepada Allah lantas
dengan hati tabah, menuju ke kuali besar berisi minyak panas itu.
“Allahu Akbar!” teriak Siti Masyitah lalu terjun bersama dua orang anaknya ke dalam kuali itu.
Orang ramai yang hadir dan melihat kejadian itu berasa terkejut dan sedih melihat Siti Masyitah dan
dua anaknya menjadi korban Fir’aun demi mempertahankan agama Allah.
Tiba-tiba mereka terhidu bau yang sangat harum keluar daripada kuali besar berisi minyak mendidih
yang telah ‘memasak’ Masyitah dan anak-anaknya itu.
Ø Versi 2
“Apa, di dalam kerajaanku sendiri ada pengikut Musa?” Teriak Fir’aun dengan amarah yang membara
setelah mendengar cerita putrinya perihal keimanan Siti Masyitoh. Hal ini bermula ketika suatu hari Siti
Masyitoh sedang menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba sisir itu terjatuh, seketika Siti Masyitoh mengucap
Astagfirullah. Sehingga terbongkarlah keimanan Siti Masyitoh yang selama ini disembunyikannya.
“Baru saja aku menerima laporan dari Hamman, mentriku, bahwa pengikut Musa terus bertambah
setiap hari. Kini pelayanku sendiri ada yang berani memeluk agama yang dibawa Musa. Kurang ajar si
Masyitoh itu,” umpat Fir’aun.
“Panggil Masyitoh kemari,” perintah Fir’aun pada pengawalnya. Masyitoh datang menghadap Fir’aun
dengan tenang. Tidak ada secuil pun perasaan takut di hatinya. Ia yakin Allah senantiasa menyertainya.
“Masyitoh, apakah benar kamu telah memeluk agama yang dibawa Musa?”. Tanya Fir’aun pada
Masyitoh dengan amarah yang semakin meledak.
“Benar,” jawab Masyitoh mantap.
“Kamu tahu akibatnya? Kamu sekeluarga akan saya bunuh,” bentak Fir’aun, telunjuknya mengarah
pada Siti Masyitoh.
“Saya memutuskan untuk memeluk agama Allah, maka saya telah siap pula menanggung segala
akibatnya.”
“Masyitoh, apa kamu sudah gila! Kamu tidak sayang dengan nyawamu, suamimu, dan anak-anakmu.”
“Lebih baik mati daripada hidup dalam kemusyrikan.”
Melihat sikap Masyitoh yang tetap teguh memegang keimanannya, Fir’aun memerintahkan kepada
para pengawalnya agar menghadapkan semua keluarga Masyitoh kepadanya.
“Siapkan sebuah belanga besar, isi dengan air, dan masak hingga mendidih,” perintah Fir’aun lagi.
Ketika semua keluarga Siti Masyitoh telah berkumpul, Fir’aun memulai pengadilannya.
“Masyitoh, kamu lihat belanga besar di depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya
berikan kesempatan sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk
menyembahku. Kalaulah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkanlah keselamatan
bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya.”
Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Fir’aun, Siti Masyitoh sempat bimbang. Tidak ada yang
dikhawatirkannya dengan dirinya, suami, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang
masih bayi. Naluri keibuannnya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya. “Yakinlah
Masyitoh, Allah pasti menyertaimu.” Sisi batinnya yang lain mengucap.
Ketika itu, terjadilah suatu keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara kepada ibunya, “Ibu,
janganlah engkau bimbang. Yakinlah dengan janji Allah.” Melihat bayinya dapat berkata-kata dengan
fasih, menjadi teguhlah iman Siti Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa Allah tidak
meninggalkannya.
Allah pun membuktikan janji-Nya pada hamba-hamba-Nya yang memegang teguh (istiqamah)
keimanannya. Ketika Siti Masyitoh dan keluarganya dilemparkan satu persatu pada belanga itu, Allah
telah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga tidak merasakan panasnya air dalam belanga
itu.
Demikianlah kisah seorang wanita shalihah bernama Siti Masyitoh, yang tetap teguh memegang
keimanannya walaupun dihadapkan pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
Ketika Nabi Muhammad Saw. isra dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau
mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan. “Kuburan siapa itu, Jibril?” tanya baginda
Nabi.
“Itu adalah kuburan seorang wanita shalihah yang bernama Siti Masyitoh,” jawab Jibril.

2) Kisah Bilal Bin Rabbah


Beliau adalah sahabat Nabi yang terkenal. Dia adalah seorang mu'adzin (juru adzan) di masjid
Nabawi. Sebelumnya, ia seorang hamba sahaya milik seorang kafir Quraisy kemudian memeluk Islam.
Keislamannya menyebabkan Bilal r.a. mengalami banyak penderitaan dan kesengsaraan akibat
perbuatan orang-orang kafir. Umayah bin Khalaf adalah seorang kafir yang paling keras memusuhi Islam,
ia pernah membaringkan Bilal r.a. di atas padang pasir yang panas membakar ketika matahari sedang
terik sambil menindih batu besar di atas dadanya sehingga Bilal r.a. tidak dapat menggerakan badannya
sedikitpun. Umayah berkata "Apakah kamu bersedia mati dalam keadaan seperti ini? Ataukah kamu mau
terus hidup, dengan syarat kamu tinggalkan agama Islam?" Walaupun Bilal r.a. disiksa seperti itu namun
ia berkata "Ahad!!! Ahad!!!" yang artinya Esa (maksudnya Allah maha Esa).
Pada malam harinya, Bilal r.a. diikat dengan rantai, kemudian dicambuk terus menerus hingga
badannya luka-luka. Pada siang harinya, dia dibaringkan kembali di atas padang pasir yang panas.
Dengan cara tersebut tuannya berharap Bilal r.a. akan mati dalam keadaan seperti itu. Orang kafir yang
menyiksanya silih berganti, suatu kali Abu Jahal yang menyiksanya, terkadang Umayah bin Khalaf,
bahkan orang lain pun turut menyiksanya juga. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyiksa Bilal r.a
dengan siksaan yang lebih berat lagi.
Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-
Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”
Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka
semakin hebat dan keras. Apabila merasa lelah dan bosan menyiksa, Umayyah bin Khalaf, mengikat
leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya kepada sejumlah orang tak berbudi dan anak-
anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah2 Mekah. Sementara itu, Bilal
menikmati siksaan yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ia terus
mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad…, Ahad…, Ahad…, Ahad….” Ia terus mengulang-
ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah.
Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan penawaran kepada Umayyah bin Khalaf
untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan
mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah
emas.
Seusai transaksi, Umayyah berkata kepada Abu Bakar, “Sebenarnya, kalau engkau menawar
sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya.”
Abu Bakar membalas, “Seandainya engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku
tidak akan ragu untuk membelinya…”
Ketika Abu Bakar memberi tahu Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bahwa ia telah membeli
sekaligus menyelamatkan Bilal dari cengkeraman para penyiksanya, Rasulullah Sholallahu ‘alaihi
wasallam berkata kepada Abu Bakar, “Kalau begitu, biarkan aku bersekutu denganmu untuk
membayarnya, wahai Abu Bakar.”
Ash-Shiddiq Rodhiallahu ‘anhu menjawab, “Aku telah memerdekakannya, wahai Rasulullah.”
Setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke
Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu.. Setibanya di Madinah, Bilal tinggal
satu rumah dengan Abu Bakar dan ‘Amir bin Fihr.
Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap
menyiksanya. Kini, ia mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya,
Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam.. Bilal selalu mengikuti Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam ke
mana pun beliau pergi. Selalu bersamanyma saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad.
Kebersamaannya dengan RasulullahSholallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas
dari pemiliknya.
Pada saat Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah
dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan
(muazin) dalam sejarah Islam.
Biasanya, setelah mengumandangkan azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Sholallahu
‘alaihi wasallam seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati hayya ‘alashsholaati…(Mari melaksanakan shalat,
mari meraih keuntungan….)” Lalu, ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumah dan
Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.
Sebelum Rasulullah saw wafat, Bilal ditugaskan sebagai juru adzan di masjid Nabi. Setelah
Rasulullah saw wafat pada mulanya dia tetap tinggal di Manidah Thayyibah. tetapi karena tidak kuat
menahan kesedihan setiap kali melewati makam Rasulullah saw (nabi lahir di Mekah dan meninggal di
Madinah maka Bilal r.a. meninggalkan Madinah sampai beberapa waktu lamanya.
Pernah Pada suatu hari, Bilal r.a. bermimpi bertemu Rasulullah saw. Dalam mimpinya itu Nabi saw
bersabda kepadanya "Wahai Bilal, apa yang menghalangimu sehingga engkau tidak pernah berziarah
kepadaku". Setelah bangun dari dari tidurnya, Bilal r.a. segera pergi ke Madinah. Setiba di Madinah
Hasan dan Husain r.a. meminta Bilal r.a. agar mengumandangkan adzan. Bilal tidak dapat menolak
permintaan orang-orang yang dicintainya itu. Ketika Bilal r.a. mulai beradzan, maka terdengarlah suara
adzan seperti pada zaman Rasulullah saw. Hal ini sangat menyentuh hati penduduk Madinah, sehingga
kaum wanitapun keluar dari rumah masing-masing sambil menangis untk mendengarkan suara adzan
Bilal r.a.
Setelah beberapa hari lamanya Bilal r.a. tinggal di Madinah, akhirnya dia meninggalkan kota
Madinah dan kembali ke Damaskus dan wafat di sana pada tahun kedua puluh Hijriyah.

3) Kisah Ashabul Kahfi


Syam adalah sebuah negeri yang termasuk dalam kekuasaan Romawi dan selalu diperintah oleh
gubernur-gubernur yang amat kejam. Salah satunya ialah Daqianus .
Daqianus ialah seorang penyembah berhala yang amat fanatik. Ia menyebar mata-mata ke seluruh
negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala. Jika ia menemukan orang
yang tidak menyembah berhala seperti yang Daqianus lakukan maka, ia mereka akan diseret ke
hadapan Daqianus.
Mereka yang tidak menyembah berhala akan di seret ke alun-alun dan dipenggal di sana.
Daqianus ialah manusia dengan hati bagai batu. Ia tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan keluarga
yang ditinggal dan disaksikan oleh seluruh penduduk Syam.
Setiap kali kaisar Romawi mengabarkan bahwa ia sangat senang dengan kepemimpinan
Daqianus. Maka, Daqianus segera menggelar pesta besar.
Suatu hari Daqianus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia mengundang seluruh rakyatnya
untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh penduduk diperintahkan agar menghias rumahnya dengan lampu-
lampu yang cantik. Para pengawal juga mengabarkan bahwa Gubernur agung Daqianus akan
memberikan hadiah kepada para rakyatnya sebagai balasan telah bekerja keras. Sambil mengundang
rakyat, prajurit juga mengancam aga tidak ada aktivitas lain selain menghadiri pesta pernikahan yang
diadakan oleh Daqianus.
Hari yang dinanti nati itu pun tiba. Orang-orang berkumpul di sekitar istana yang dikelilingi sebuah
parit yang sangat lebar. Mereka menari dan bernyanyi bersama. Sementara itu para menteri memadati
istana. Tidak lama kemudian muncullah Daqianus dan mempelai wanitanya yang disambut meriah
dengan sorak tepuk tangan. Daqianus kemudian duduk dengan khusuk di hadapan berhala yang berada
di tengah-tengah istanah. Suasana menjadi senyap. Daqianus menyembah berhala itu lalu kemudian
menyerahkan sesembahan lalu kembali bersujud pada patung yang terbuat dari emas itu. Ia kemudian
duduk dalam singgasananya menyaksikan para menteri dan rakyatnya yang silih berganti menyembah
berhala. Tiba-tiba Daqianus terlihat gugup dan gelisah.
“Menteri, mana Martius dan Nairawis? Mereka tidak dating? ”
“Tidak tahu tuan. Mungkin mereka sedang dalam perjalanan”
“Jika mereka tidak datang ke hadapanku sekarang maka aku akan menyiksa keduanya!”
Tak lama kemudian mereka berdua pun datang dan segera menghadap gubernur mengucapkan
selamat dan memberkati pernikahannya.
“Maafkan hambah Tuan. Hambah terserang penyakit ringan, makanya hambah meminta Nairawis
untuk mengobatiku” kata Martius
“Benar Tuan,” sambung Nairawis, “Lihat saja wajahnya yang masih pucat”
“Ya ya.. sudahlah, mari bergembira. Silahkan beri penghormatan kepada sesembahan kita” kata
Daqianus.
Keduanya pun segera mendekati berhala dengan enggan dan menyerahkan perak sebagai
sesembahan. Setelah itu mereka bergabung dengan pejabat yang lain.
“Lihat” sergah Daqianus kepada menterinya Kaludius, “Mereka berdua tidak menyembah berhala
agung dengan khusuk dan mereka hanya memberikan seserahan yang tidak berguna . ini menandakan
betapa rendahnya iman mereka”
“Maafkan mereka Tuan. Tuan tahu bahwa mereka masih belia. Jika mereka diberikan tugas
kenegaraan, mereka pasti akan semakin dewasa dan bertindak hati-hati,” bela Kaludius
“Kau benar, tapi mereka adalah pejabat yang diperhitungkan dalam negeri ini. Sungguh
disayangkan sikap mereka tidak seperti ayahnya. Aku akan menyelidiki mereka berdua.” Kata Daqianus
tidak puas.
Semua pejabat larut dalam kesenangan hingga terbit fajar. Tanpa mereka sadari Martus dan
Nairawis ternyata telah meninggalkan pesta lebih awal.
Martus dan Nairawis adalah dua orang dari ketujuh Ashabul Kahfi. Ketika Martus pulang ke
rumahnya ia langsung berhadapan dengan ayahnya dengan wajah merah padam. Martus segera
menghindar namun ayahnya menarik kerah bajunya dan memarahi anaknya atas kekecewaan terhadap
perilakunya sewaktu berada di istana. Martus kemudian mengurung diri di kamarnya, menangis terseduh-
seduh. Ia merasa disaingkan oleh seluruh penduduk negeri bahkan oleh ayahnya sendiri yang amat ia
sayangi yang bernama Nasthas, salah seorang menteri dari Daqianus. Sedangkan, Nairawis ialah anak
dari menteri keprcayaan Daqianus yaitu Kaludius.
Suatu hari Daqianus menaruh curiga terhadap Kaludius terkait upeti yang diminta kepada para
pedagang negeri Syam. Ia pun segera memecat menteri kepercayaannya ini. Karena sakit hati, Kaludius
melakukan pemberontakan. Ia mengumpulkan orang-orang yang sepihak dengannya dan menyerang
Daqianus. Pasukan Daqianus dipimpin oleh Nasthas ayah dari Martas kemudian gugur dalam
peperangan tersebut. Namun walaupun Narthas gugur kemenangan tetap berada di tangan Daqianus.
Kaludius kemudian ditangkap dan dikirim ke Romawi untuk dipenggal.
Sementara itu, di rumah Maksalaminaya, seorang pengikut ajaran Nabi Isa as, yang sangat tidak
suka dengan pemerintahan Daqianus tiba-tiba rumahnya diketuk. Masiklaminaya membukakan pintu.
Ternyata yang ia temui ialah Martus, sahabat yang sepaham dengannya. Mereka berdialog dengan
peristiwa yang baru saja menimpah negerinya . Mereka berdua ialah orang-orang yang kehilangan orang
yang mereka sayangi dari peristiwa tragis itu.
Tidak lama mereka bercakap-cakap. Pintu rumah kembali diketuk. Ternyata mereka adalah
Nairawis dan Dainamus. Dainamus ialah seorang pedagang yang selalu tertindas dalam ketidak adilan
oleh para pedagang besar orang-orang romawi. Mereka berempat terlibat dalam pembicaraan yang
serius. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang penuh dengan kenistaan dan jauh
dari Tuhan.
Mereka berempat inilah orang-orang dari Ashabul Kahfi.
Saat berada di rumah Maksalaminaya. Mereka mendengarkan kitab Injil yang diperoleh dari
Hawari Narthusia. Injil ini kemudian dibacakan oleh Maksalaminaya. Pintu ditutup rapat agar tidak
terdengar oleh mata-mata dari Daqianus.
Keesokan harinya terdengar kabar bahwa putra dari Daqianus tewas terbunuh di sungai.
Pembunuhnya ialah Hawawi Narthusia seorang pengikut Nabi Isa as. Ia segera ditangkap dan disiksa di
hadapan Daqianus. Ketika sedang mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Daqianus mengatakan kepada
Daqianus, “Tuan, aku pernah melihat pemuda ini bersama Martus dan Nairawis beserta para pemuda
lainnya. Aku kahwatir mereka bersekongkol menyiapkan rencana licik ini. Mereka menyebarkan bahwa
tuan adalah orang sesat kerena menyembah berhala. Mereka juga mengatakan bahwa Anda kejam dan
sewenang-wenang. Aku khawatir mereka berusaha menggulingkan Tuan dari jabatan terhormat ini”
Mendengar perkataan ini, Daqianus geram. “Pergi dan tangkap mereka sekarang juga, jangan
kembali jika kau tidak berhasil menangkapnya! Ada berapa jumlah mereka? ”
“Mereka hanya berenam Tuan. Martus, Nairawis, Dainamus pedagang kecil yang miskin,
Maksalaminaya, Qalus, dan satunya lagi ialah Kartumis, seorang pengawal istana yang telah lama
menghilang dan menolak untuk mengabdi sebagai pengawal Tuan lagi.
“Besok kau harus bawah mereka ke hadapanku. Jika tidak, akan ku penggal ehermu”
Diantara para pejabat Daqianus, ada yang simpati terhadap nasib Martus dan Nairawis. Kabar ini
pun tersampaikan ke telinga Martus. Mereka berenam sepakat untuk melarikan diri ke negeri terdekat ar-
Raqim.
Dalam perjalanan mereka beristirahat dalam sebuah gubuk di perbatasan negeri. Ternyata dari
dalam gubuk tersebut keluar seorang pria yang sebaya dengan mereka.
“Siapa kalian wahai saudaraku? Adakah yang bias ku bantu?” Tanya pria yang ditemani oleh
anjing itu
“Kami lari untuk mencari tempat dimana kami bisa menyembah Allah dengan tenang”
“Apakah kalian berasal dari kota yang pemerintahannya kejam, Daqianus?”
“Benar sekali. Engkau sendiri siapa?”
“Aku sudah tahun tinggal di kota itu. Daqianus memerintahkan aku untuk menyembah berhala,
namun aku enggan melaksanakannya. Ia memerintahkan prajuritnya untuk membunuhku dan merampas
tanahku. Aku tidak tahu harus tinggal dimana. Makanya, ku bangun gubuk kecil ini”
“Kalau begitu bergabunglah bersama kami…”
“Namaku Yamlikha” potong pria itu.
“Sebaiknya engkau dan anjingmu ikut kami, Yamlikha,” tawar Nairawis
“Kita akan pergi jauh.. jauh sekali sampai kita tiak dapat terlihat oleh mata Daqianus yang congkak
itu” tambah Masaklaminaya.
Disinilah cikal bakal pelarian pemuda Ashabul Kahfi dalam perjalanan mereka kemudian
beristirahat dalam sebuah gua. Dan tidak henti-hentinya meminta perlindungan kepada Allah swt.
Allah swt menjadikan gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang medekati gua ini,
akan terbesit ketakutan dan tak berani memasukinya. Ke tujuh pemuda dan seeokor anjing ini akhirnya
tertidur selama 309 tahun. (al-Kahfi [18]:25)
300 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan semuanya ialah orang yang amat
kejam. Hingga akhirnya Allah swt menunjukkan jalan. Negeri Syam kini dipimpin oleh seorang pengikut
Nabi Isa as yang memerintahkan rakyatnya agar menyembah Allah swt dan menghancurkan berhala. Ia
juga berlaku adil dan sangat bijaksan. Negeri Syam kini menjadi negeri yang makmur dan rakyatnya
terhindar dari kemiskinan.
Suatu hari, sekelompok penganut ajaran sesat mempengaruhi orang-orang agar tidak percaya
dengan adanya kehidupan setelah mati. Dan menentang apa yang dikatakan oleh ajaran Nabi Isa as.
Mendengar berita tentang sekelompok penyebar ajaran sesat ini. Gebernur Syam segera
memanggil mereka ke istana. Gebernur menasiihati mereka agar segera bertaubat dengan apa yang
telah mereka katakana. Namun, usahanya sia sia. Mereka tetap tidak merubah pendiriannya. Mereka
kemudian dipenjara. Dan dalam penjara Gubernur sering mengunjungi mereka dan melakukan debat
terbuka. Gubernur berusaha memberikan contoh kehidupan kepada mereka agar mereka menyadari
perbuatannya, namun tetap saja mereka tidak bergeming.
Sang Gubernur kemudian mendirikan shalat dan berdoa kepada Allah swt agar diberi petunjuk.
Malam harinya ia bermimpi melihat matahari terbit dari balik gunung ar-Raqim. Setelah itu aku melihat
pemuda yang teguh menyembah Allah. Salah seorang diantara mereka berkata “Sebarkan berita
gembira, Allah swt telah mendengarkan doamu”
Sementara itu dalam gua. Bersamaan dengan terbitnya matahari, anjing milik Masaklaminaya
terbangun dari tidur panjangnya. Ia heran melihat tubuhnya ditumbui bulu yang amat lebat dan tampak
meyeramkan. Anjing itu kemudian menemui tuannya yang masih tertidur dan membangunkannya dengan
gonggongan. Singkat cerita mereka semua terbangun dan kaget melihat keadaan mereka yang berubah
drastis. Kukuh mereka tak pernah di potong dan sangat panjang. Mereka heran melihat mereka tidur
dengan rambut yang masih pendek, dan ketika mereka terbangun, rambut mereka melebihi tinggi
mereka.
Salah seorang di antara mereka bertanya “Berapa hari kita tertidur” yang lain menjawab “mungkin
sehari atau setengah hari” “Hanya Allahlah yang mengetahui berapa lama kita tertidur”
Bangun dari tidur panjang mereka dihimpit rasa lapar. Singkat cerita Masaklaminaya beserta
anjingnya keluar untuk membeli makanan. Sesampainya di pasar orang-orang heran melihatnya ia
tampak bagai monster dan tidak mirip sama sekali dengan manusia. Ia memberikan uang dari 309 tahun
lalu yang saat ini tidak digunakan lagi. Peristiwa ini mengundang keributan hingga akhirnya prajurit
membawa Masaklaminaya ke istana.
“Celakalah aku, aku tertangkap” Gumam Masaklaminaya dalam hati. Ia belum sadar dengan apa
yang sebenarnya terjadi bahwa mereka telah tertidur selama 309 tahun. Ia mencoba memberontak dari
jerat prajurit.. “Teman-teman tolog aku.. siapa pun tolong aku.. Ya Allah tolonglah aku..”
Sesampainya di istana ketakutan Masaklaminaya berangsur-angsur meredah, Ia tidak lagi melihat
berhala terpajang di pintu masuk istana.. dalam hatinya dipenuhi rasa penasaran dan bukan lagi
ketakutan.
Singkat cerita Gubernur mendengarkan perkataan Masaklaminaya… salah seorang menteri maju
dan berkata “Kaukah salah seorang dari tujuh pemudah yang melarikan diri dari Daaqianus?”
“Ya, Jadi tuan Tahu. Apakah tuan juga berada pada waktu itu?”
“Tentu saja tidak. Peritiwa itu sudah berlangsung 300 tahun yang lalu, dan kisah hilangnya kalian
terus dibicarakan oleh orang-orang”
Masaklaminaya tersungkur mendengar penjelasan itu.. Maha Suci Allah yang telah menunjukkan
kuasanya.
Mengetahui kebenaran ini Gubernur segera memanggil tawanan kelompok yang telah
menyebarkan ajaran sesat dan menceritakan kisah Masaklaminaya yang telah ditidurkan selama 309
tahun lamanya.
“Dimanakan keenam temanmu yang lainnya?” Tanya Gubernur
“Mereka menungguku di dalam gua untuk membawakan makanan untuk mereka ”
“Bawalah aku ke sana!”
Mereka pun segera menuju gua tempat mereka tertidur, gubernur mengikut sertakan para tahanan
sesat itu untuk membuktikan kebenaran kisah Masaklaminaya.
Sesampainya di gua Masaklaminaya berkata kepada Gubernur. “Tuan jika teman-temanku
mendengar deruh langkah prajurit Tuan, mungkin saja mereka bisa mati ketakutan. Untuk itu biarkanlah
hambah masuk terlebih dahulu”
“Baiklah, aku mengerti.. lakukanlah apa yang hendak kau lakukan”
Masaklaminaya kemudian menemui teman-temannya dengan tidak membawa apa-apa.
“Ada apa Masaklaminaya, kenapa kau tidak membawa makanan?”
“Tenanglah saudaraku, akan kuceritakan apa yang sebenarnya terjadi”
Mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.. mereka sadar telah hidup pada zaman yang amat jauh
dengan kehidupan mereka. Ketujuh pemuda itu kemudian berdoa kepada Allah agar nyawa mereka di
cabut. Hingga Allah swt mengabulkan doanya dan mengangkat mereka menghadap sang Ilahi dengan
penuh kerinduan
Sementera itu pasukan yang resah telah lama menunggu masuk ke gua dan mendapati ke tujuh
pemuda itu.. para penyebar ajaran sesat itu pun tak kuasa menahan deruh air mata yang mengalir dan
menyadari kekuasaan Allah swt dan bersujud di hadapan ke tujuh pemuda tadi.. Maha Suci Allah dengan
segala Kuasa-Nya

e. Menentukan kandungan QS Al-A’raf: 180 dan An-Nahl: 60 yang berhubungan dengan macam-
macam tauhid.
1) Q.S Al-A’raaf/7 : 180
ُ١٨٠ُ َ‫ِيُأَسۡ َٰٓمئِ ِهۦُۚ َسي ۡجزَ ۡونَ ُ َماُكَانواُْيَعۡ َملون‬ ۡ ۡ ‫ُِٱۡلَسۡ َمآٰء‬
َ ‫ُٱلحسۡ نَىُفَ ۡٱدعوهُبِ َه ۖا‬ ۡ ‫َو ِ اّلِل‬
ٰٓ ‫ُٱلاذِينَ ُيلحِ دونَ ُف‬
ُ ْ‫ُوذَروا‬
180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul
husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-
nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan

2) Q.S An-Nahl/16 : 60
ۡ ‫ُٱلعَ ِزيز‬
ُ٦٠ُ‫ُٱل َحكِيم‬ ۡ ‫ُوه َو‬
َ ‫ُٱۡل َ ۡعلَ ۚى‬ ۡ ‫ُو ِ اّلِل‬
ۡ ‫ُِٱل َمثَل‬ َ ‫َُّلُي ۡؤمِ نونَ ُبِ ۡٱۡلٰٓخِ َرةُِ َمثَلُٱلس ۡاو ۖ ِء‬
َ َ‫لِلاذِين‬
60. Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah
mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

3. Memahami pengertian syirik, macam-macam syirik dan perilaku orang yang berbuat syirik
a. Menentukan jenis-jenis syirik akbar atau asghar (besar atau kecil)
1) Jenis-jenis syirik akbar (besar)
Ø Sihir
· Q.S Al-Falaq/113:4
Sihir itu haram. Pemilik dan pendatang (pengunjung) sihir.
· H.R Bukhari Muslim
“Siapa yang datang kepada tukang sihir kemudian bertanya tentang sesuatu dan membenarkan atau
meyakini apa yang dikatakannya, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari”
Ø Ramalan
Dukun atau peramal dikatakan kafir karena mengklaim ia mengetahui keghaiban yang sebenarnya hanya
diketahui Allah. Orang-orang yang memanfaatkan jasa dukun atau peramal dan percaya padanya juga
dinyatakan kafir.

2) Syirik Ashghor(kecil)
a) Bersumpah dengan nama selain Allah
b) Memakai azimat
c) Mantera
d) Sihir
e) Peramalan
f) Dukun dan tenung
g) Bernazar kepada selain Allah

b. Menentukan contoh-contoh perbuatan syirik (tanjim/tiyarah/ tamaìm/sihir).


1) Tanjim (perbintangan)
Kata Tanjim dalam terminologi diartikan : upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-
bintang.
Tanjim terbagi dua bagian:
Ø Ilmu Tasyi’ir
Menjadikan bintang dan benda-benda angkasa sebagai petunjuk penentuan arah mata angin dan letak
geografis suatu negara dan semacamnya (jenis ini dibolehkan dalam Islam).
Ø Ilmu Ta’tsir
Menjadikan keadaan bintang dan benda angkasa lainnya sebagai dasar ramalan untuk masalah ghaib
seperti jodoh, rezeki, kematian, dll (hukumnya haram).
Dalam terminologi, sekarang adalah astrologi.
2) Tamaìm (jimat)
Kata Tamaìm adalah bentuk jamak dari Tamìmah, yaitu sesuatu yang dikalungkan di leher atau bagian
dari tubuh seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat/menolak mudharat.
H.R Ibnu Majah dari Abdullah bin Mas’ud
“Aku mendengar Rasulullah berkata : Sesungguhnya jampi, jimat dan pelet adalah syirik”

c. Menentukan kandungan QS Al-An’am : 88 atau An-Nisa : 48.


1) Q.S Al-An’am/6 : 88
ُ٨٨ُ َ‫ع ۡنهمُ اماُكَانواُْ َيعۡ َملون‬ َ ‫ُۚولَ ۡوُأَ ۡش َركواُْلَ َح ِب‬
َ ُ‫ط‬ َ ‫شآٰءُمِ ۡنُ ِع َبا ِد ِهۦ‬ ‫ذَلِكَ ُه َد ا‬
َ َ‫ىُٱّلِلُِيَهۡ دِيُ ِبهِۦُ َمنُي‬
88. Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka
amalan yang telah mereka kerjakan

2) Q.S An-Nisa/4 : 48
َ ُ‫ُِٱفت ََر ٰٓىُ ِإ ۡث ًما‬
ُ٤٨ُ‫عظِ ي ًما‬ ۡ ‫ٱّلِلُِفَقَد‬ َ ‫َُّلُيَ ۡغفِرُأَنُي ۡش َركَ ُبِهِۦُ َويَ ۡغفِرُ َماُدونَ ُذَلِكَ ُ ِل َمنُيَ َشا ٰٓ ۚء‬
‫ُو َمنُي ۡش ِر ۡكُبِ ا‬ َ ‫ُٱّلِل‬
َ ‫إِ ان ا‬
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar

d. Menentukan cara-cara menghindari perbuatan syirik.


Adapun cara menjauhi perbuatan syirik antara lain adalah sebagai berikut:
1) Senantiasa mengingat dan menyakini kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang telah menciptakan
langit dan bumi beserta isinya dengan sempurna.
2) Senantiasa mengingat dan menyakini bahwa Allah SWT telah menciptakan jin dan manusia tidak lain
hanya untuk menyembah/beribadah kepadaNya
3) Senantiasa menggunakan akal pikiran yang sehat bahwa benda-benda mati atau makhluk hidup adalah
ciptaan Allah, jadi menyembah kepada sesama makhluk Allah adalah perbuatan yang menyekutukan
Allah dan sekaligus merendahkan Allah.
4) Meyakini bahwa agama islam adalah agama yang paling sempurna dan dijamin serta terpelihara
kesempurnaannya itu oleh Allah. Dengan demikian untuk membentengi dari jebakan-jebakan syetan
yang mengarah kepada perbuatan syirik itu maka ajaran islam harus selalu dipelajari, dipahami, diyakini
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Memahami pengertian akhlak dan ciri akhlak Islami


a. Mengidentifikasi pengertian akhlak menurut pendapat ulama (Al Ghazali/Ahmad Amin atau Ibnu
Maskawih)
o Imam Al-Ghazali
Akhlak ialah karakter yang menetap kuat di dalam jiwa.
o Ibnu Miskawaih
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tanpa
memerlukan pikiran.
o Ahmad Amin
Menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan
perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Akhlak merupakan tolak ukur
kesempurnaan iman seorang hamba sebagaimana telah disabdakan oleh rasulullah shalallohu alaihi
wasallam: “Orang mu’min yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.” (H.R. Tirmidzi,
dari Abu Hurairah radhiallohu ‘anhu, diriwayatkan juga oleh Ahmad. Dishahihkan oleh Al Bani dalam Ash
Shahihah No. 284 da 751.)
b. Menentukan pengertian akhlak, etika, moral, dan budi pekerti
- akhlak /akh·lak/ n budi pekerti; kelakuan: krisis - pendidikan
- etika /eti·ka/ /étika/ n ilmu tt apa yg baik dan apa yg buruk dan tt hak dan kewajiban moral (akhlak)
- moral /mo·ral/ n 1 (ajaran tt) baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb;
akhlak; budi pekerti; susila: -- mereka sudah bejat, mereka hanya minum-minum dan mabuk-mabuk,
bermain judi, dan bermain perempuan; 2 kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan: tentara
kita memiliki -- dan daya tempur yg tinggi; 3 ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dr suatu cerita;
- bermoral /ber·mo·ral/ v 1 mempunyai pertimbangan baik buruk; berakhlak baik: mana ada penjahat yg -;
2 sesuai dng moral (adat sopan santun dsb): ia melakukan perbuatan yg tidak –
- budi /bu·di/ n 1 alat batin yg merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk:
pendidikan untuk memperkembangkan badan dan -- manusia; 2 tabiat; akhlak; watak: orang yg baik --; 3
perbuatan baik; kebaikan: ada ubi ada talas, ada -- ada balas; 4 daya upaya; ikhtiar: mencari -- untuk
mengalahkan lawan; 5 akal (dl arti kecerdikan menipu atau tipu daya):bermain --; - -- bahasa tingkah laku
dan tutur kata; tingkah laku dan kesopanan; -- bicara akal budi; -- pekerti tingkah laku; perangai; akhlak;
- berbudi /ber·bu·di / 1 v mempunyai budi; 2 v mempunyai kebijaksanaan; berakal; 3 v berkelakuan baik;
4 a murah hati; baik hati;
- memperbudikan /mem·per·bu·di·kan/ v memperdayakan; menipu;
- sebudi, (dng) - akal /se·bu·di, (dng) - akal/ (dng) segala usaha

c. Induk – Induk Akhlak Terpuji dan Tercela


1) Induk akhlak terpuji

a) Dinamis dan Kreatif


b) Sabar
c) Jujur
d) Tawakal
e) Khusnudzan
f) Tawadu
g) Tasamuh
h) Ta’awun
i) Qana’ah
j) Ikhtiar

2) Induk akhlak tercela

a) Ananiyah
b) Putus Asa
c) Ghadab
d) Tamak
e) Takabur
f) Dendam
g) Bergantung kepada orang lain
h) Mencaci-maki dan mencela
i) Gibah
j) Malas belajar dan malas bekerja

d. Metode peningkatan kualitas akhlak (Buku Kurikulum 2013)


1) Melalui perumpamaan (tamsil)
2) Melalui keteladanan (uswatun khasanah)
3) Melalui latihan dan pengalaman
4) Melalui ibrah dan mau’idzoh

5. Memahami dan meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifat Allah dan Asmaul Husna
serta meneladani sifat Allah
a. Menunjukan pengertian Al-Afuw / Al-Muqsit / Al-Warits
Ø Al-Afuw
Al-Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan orang-orang yang telah
berbuat maksiat. Kata al-Afuww ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi ia lebih sempurna. Sebab, Al-
Ghafur itu adalah as-sitr (merahasiakan), sedangkan Al-Afuww itu adalah al-mahwu (menghapuskan).
Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia menghaturkan
catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian besar lembaran amal itu telah
terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya. Maka sadarlah mereka bahwa Allah telah
menghendaki kebaikan buat orang itu. Firman Allah: “Dan Dialah yang menerinza tobat dari hamba-
hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan…” (QS. Asy-Syura: 25).
Ø Al-Muqsit
Allah tidak pernah memberatkan satu pihak dengan pihak yang lain, dan Allah tidak meringankan satu
pihak dengan pihak yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja dan budak, semuanya di Anggap sama.
Ø Al-Warits
Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah atau daerah (QS. Al-Ahzab 33.27), Al-
Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang
penting adalah mewarisi surga (QS. Maryam 19.19)

b. Menunjukan contoh perilaku An-Nafi’/ Al-Muiz / Al-Hafizh.


Ø An Nafii`‫ النافع‬Yang Maha Memberi Manfaat.
Allah menciptakan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan kita. Hewan, tumbuh-tumbuhan, bahkan
seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini. Diantara tumbuh-tumbuhan banyak sekali kasiat yang bermanfaat,
sehingga bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita, atas izin-Nya pula
seseorang dapat menjadi dokter yang bisa menyembuhkan pasien-pasiennya dan semua itu tidak akan
terjadi kecuali dengan kebesaran Allah swt.
Ø Al Hafizh ‫ الحفيظ‬Yang Maha Memelihara.
Begitu besarnya Allah, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya tanpa pilih kasih. Manusia yang
kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Ia memberikan kesehatan kepada fisik
kita, Ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita dan pada saat melemah Ia lah sumber kekuatan.
Ø Al Mu`izz ‫ المعز‬Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya).
Seseorang bisa bangkrut dari usahanya, sebaliknya seseorang bisa meningkat atau meraih untung dari
usahanya. Bahkan ada seorang yang hanya berdagang nasi pecel, tapi ia dapat berangkat haji ke
Baitullah. Tidak sedikit pula orang yang hidup bergelimbang harta tetapi hidupnya tidak bahagia,
mengapa demikian? Karena Allah mengangkat derajat orang-orang yang sabar, dan Allah mengangkat
derajat orang yang teraniaya. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki. Ini adalah sebagian
contoh dari kebesaran Allah melalui sifat-Nya Al-Muizz.

6. Membiasakan perilaku terpuji (husnuzan dan tobat)


a. Menentukan pengertian husnuzan dan taubat
Khusnuz-zan berasal dari dua kata “Hasuna” artinya baik dan “Zannun” artinya prasangka. Khusnuz-
zan berarti prasangka baik. Dalam keseharian Khusnuz-zan sering di sebut positive thinking. Khusnuz-
zan berarti berprasangka baik atau berfikiran bersih rehadap prilaku sikap, dan ucapan orang lain.
Islam mengajarkan untuk bertabayyun (klarifikasi) dalam setiapinformasi yang di terima. Sesuai
dengan firman Allah : “Wahai orang-orang yang beriman ! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan) , yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu”. (Q.S. Al-Hujarat / 49 : 6).
Kembali ke jalan Allah, dengan sebenar-benarnya taubat tanpa mengulangi dosa-dosa yang lampau.
Macam taubat ada 2, yaitu :
1) Inabah : Upaya peningkatan amal yang baik menuju yang lebih sempurna. Inabah bukan bertaubat dari
dosa, tetapi bertobat atas kekurangan menuju kesempurnaan.
2) Awbah : Tobat kepada Allah bukan atas motivasi dosa dan pahala, akan tetapi semata-mata ingin dekat
dengan Allah dan senantiasa ingin selalu bersama-Nya

b. Menunjukkan nilai positif husnudzon dan taubat


Husnudzan mempunyai beberapa dampak positif sebagai berikut:
o Hubungan persaudaraan lebih harmonis atau lebih baik.
o Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama manusia.
o Selalu bahagia atas kebahagiaan orang lain.
o Meningkat kadar keimanannya.
o Selalu mendapat pertolongan dan kemudahan hidup dari Allah swt.

Dampak positif dari perilaku taubat, yaitu:


o Taubat dapat menjadi senjata akhlak yang sangat ampuh yang digunakan manusia dalam hidupnya.
o Membuka pintu harapan bagi manusia yang bingung karena dosa-dosanya yang terus membayanginya.
o Membebaskan manusia dari perasaan takut.
o Mendorong manusia untuk bertaubat setiap saat dalam hidupnya. Terhindar dari perbuatan tercela.
o Tergolong orang-orang yang beriman dan selalu dalam lindungan Allah swt.

7. Menghindari perilaku tercela: riya, zalim dan diskriminasi


1) Menjelaskan pengertian riya
Berasal dari kata ‘ar’a yaitu memperlihatkan. Riya artinya menampakkan ibadah dengan maksud agar
dilihat orang agar mendapat pujian. Riya berhubungan dengan penglihatan.

2) Menentukan bentuk dan contoh zalim


Rasulullah saw bersabda, “Kezaliman itu ada 3 macam: Kezaliman yang tidak diampunkan Allah,
Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, dan kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah. Adapun
kezaliman yang tidak diampunkan Allah adalah syirik, firman Allah Taala: “Sesunggahnys syirik itu
kezaliman yang amat besar!”, adapun kezaliman yang dapat diampunkan Allah adalah kezaliman
seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah, Tuhannya.
“Dan kezaliman yang tidak dibiarkan Allah adalah kezaliman hamba-hamba-Nya di antara sesama
mereka, karena pasti dituntut kelak oleh mereka yang dizalimi.” (HR. al-Bazaar & ath-Thayaalisy)

3) Menghindari hal – hal yang mengarah pada diskriminasi


a) Sesama orang yang beriman dan beragama Islam adalah saudara yang saling menyayangi dan
menghormati.
b) Yang membedakan mereka di sisi Allah adalah kualitas ketaqwaan mereka.
c) Keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan niscaya.
d) Allah tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan luar.
e) Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang paling taqwa.
f) Allah paling tahu siapa yang paling bertaqwa dan siapa yang hanya berpura-pura bertaqwa.

8. Memahami pengertian ilmu kalam


a. Menentukan pengertian ilmu kalam
o harfiah ; “pembicaraan” atau pembicaraan yang bernalar.
istilah ; ilmu yang membicarakan tentang wujud Allah,sifat-sifat wajib pada-Nya, sifat-sifat mustahil pada-
Nya, sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya.
Sedangkan menurut istilah Ilmu Kalam ialah sebagai berikut:
o Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan –alasan mempertahankan kepercayaan-
kepercayaan iman dengan menggunakan dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang
menyeleweng dari kepecayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah
o Menurut Husain Tripoli, Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-
kepercayaan keagamaan agama Islam dengan bukti- bukti yang yakin
o Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah,
sifat-sifat yang wajib bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz bagi-Nya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan dari-
Nya dan juga tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan mustahil dari mereka
o Menurut Al-Farabi definisi Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan Sifat Allah beserta
eksistensi semua yang mungkin mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah
mati yang berlandaskan doktrin Islam
o Menurut Musthafa Abdul Razak, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berkaitan dengan akidah imani yang di
bangun dengan argumentasi-argumentasi rasional
Ilmu Kalam juga dinamakan Ilmu Tauhid, tauhid ialah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak
ada sekutu baginya. Ilmu Kalam dinamakan Ilmu Tauhid, karena tujuannya ialah menetapkan keesaan
Allah dalam Zat dan perbuatan-Nya dalam menjadikan alam semesta dan hanya Allah yang menjadi
tempat tujuan terakhir alam ini.
Ilmu Kalam juga dinamakan Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuludin, karena persoalan kepercayaan yang
menjadi pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok pembicaraannya/pokok bahasannya meliputi
persoalan-persoalan mendasar (ushul) di dalam agama (din).
Ilmu kalam menyerupai Ilmu Theologi, terdiri dari dua kata yaitu ”Theo” artinya ”Tuhan” dan ”Logos”
artinya ”Ilmu” jadi theologi bermakna ilmu tentang ketuhanan.
Dari penjelasan di atas, kita dapatkan definisi ilmu kalam yaitu ilmu yang membicarakan tentang
wujud Allah, sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya, sifat-sifat yang mustahil bagi-Nya, dan sifat-sifat yang
mungkin ada pada-Nya. Ilmu ini juga membicarakan tentang rasul-rasul Allah dan cara menetapkan
kerasulannya, serta mengetahui sifat-sifat yang wajib ada pada mereka, dan sifat-sifat yang tidak
mungkin ada pada mereka.
Ahli ilmu kalam disebut mutakallimin. Golongan ini dianggap sebagai kelompok tersendiri yang
menggunakan akal pikiran dalam memahami nash-nash agama untuk mempertahankan keyakinannya.
Mereka berbeda dengan golongan Hambali (dalam pengajaran fiqih) yang berpegangan teguh pada
keyakinan orang salaf. Mutakallimin juga berbeda dengan kelompok tasawuf yang mendasarkan
pengetahuannya kepada pengalaman batin dan renungan (kasyf).

b. Menentukan fungsi ilmu kalam


1) Memberikan penguatan landasan keimanan umat Islam melalui pendekatan filosofis dan logis, sehingga
kebenaran Islam tidak saja dipahami secara dogmatis (diterima apa adanya) tetapi bisa juga dipaparkan
secara rasional.
2) Menopang dan menguatkan sistem nilai ajaran Islam yang terdiri atas tiga pilar, yaitu iman sebagai
landasan aqidah, Islam sebagai manifestasi syariat, ibadah dan muamalah, serta ihsan sebagai
aktualisasi akhlak.
3) Turut menjawab problematika penyimpangan teologis agama lain yang dapat merusak akidah umat
Islam, khususnya ketika Islam bersinggungan dengan teologi agama lain dalam masyarakat yang
heterogen.

c. Menentukan hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu lainnya (ilmu tafsir, ilmu akhlak)
Ø Dengan ilmu tafsir
Ilmu Kalam tidak mungkin berdiri sendiri tanpa mengindahkan sumber-sumber rujukan yang mendukung,
seperti kitab-kitab tafsir Al-Qur’an dan ilmu-ilmu tafsir.
Bila kita cermati berbagai tafsir dan takwil terhadap ayat-ayat seperti Fussilat: 53 dan Al-Anbiya: 22, kita
akan menemukan sejumlah keterangan yang menegaskan hubungan yang kuat antara ilmu kalam
dengan dalil-dalil logika yang dibangun di atasnya.
Ø Dengan ilmu akhlak
Bila kita mencermati Kitab Ihya’ Ulum al-Din, masterpiece Imam al-Ghazali, kita akan terpesona dengan
kelugasan dan kepiawaian Hujjatul Islam (Sang Pembela Kebenaran Islam) ketika mengulas masalah
teologis dalam konteks ilmu akhlak dan tasawuf. Dalam adikaryanya tersebut, Imam al-Ghazali seringkali
menggugah kesadaran manusia melalui nalar dan logika ilmu kalam.
Dengan menggunakan metode penalaran yang sistematis serta didukung bukti-bukti ilmiah yang tak
terbantahkan, Simuh menilai bahwa karya Imam al-Ghazali tsb telah mampu mengharmoniskan kajian
ilmu-ilmu ushuluddin (ilmu kalam dan ilmu tauhid) dengan ilmu-ilmu syariat (fiqih, ushul fiqih dan akhwal
syakhshiyyah).

9. Memahami aliran-aliran ilmu kalam (Khawarij, Syiah, Al-Asyariyah, Mu’tazilah, dan tokoh-
tokohnya) serta teologi transformatif dan teologi pembebasan.
a. Menentukan latar belakang lahirnya ilmu kalam
1) Faktor-faktor dari dalam
§ Al-Qur’an di samping mengajak kepada tauhid, mempercayai kenabian dan hal-hal lain yang terkait
dengannya, juga menyinggung golongan-golongan dan agama-agama yang memiliki kecenderungan
tidak benar, yang terjadi sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
§ Kaum muslimin berusaha mempertemukan nash-nash agama Islam dengan doktrin-doktrin dari agama
lain yang kelihatannya bertentangan.
§ Memakai filsafat untuk memperkuat alasannya.
§ Persoalan politik umat islam
2) Faktor-faktor dari luar
· Pertemuan Islam dengan agama lain.
· Perdebatan dengan pihak agama lain
· Penggunaan filsafat dalam berdebat.

b. Menentukan tokoh-tokoh aliran ilmu kalam (Jabariyah/Qadariyah/Mu’tazilah)


1) Jabariyah
· Kelompok ekstrim (Jaham bin Shafwan)
· Kelompok moderat (Dhirar bin Amr, Hafaz Al-Fardi, Husein bin Najjar)
2) Qadariyah (Ma’bad Al-Juhany, Ghilan Al-Dimasyqi, Al-Ja’d bin Dirham)
3) Mu’tazilah
Tokoh-tokoh aliran Basrah antara lain Washil bin ‘Atha, Al-‘Allaf, An-Nazzam dan Al-Jubba’i. Tokoh-tokoh
aliran Baghdad antara lain Bisyr bin Al-Mutamar dan Al-Khayyath. Kemudian pada masa-masa
berikutnya lagi ialah Qadhi Abdul Jabbar dan Az-Zamakhsyari.

c. Menentukan pandangan Al-Asy’ariyah tentang dosa besar


Al-Asy’ari berpendapat bahwa orang mukmin yang berbuat dosa besar belum bertobat hingga ia
meninggal dunia, tetap tergolong sebagai mukmin dan tidak kafir. Sedangkan di akhirat nanti
hukumannya diserahkan kepada Allah swt, apakah akan diampuni dan langsung masuk surga atau akan
dijatuhi siksa karena kefasikannya, tetapi pada akhirnya akan dimasukkan ke surga.

d. Mengidentifikasi tentang pokok-pokok ajaran Jabariyah/Qadariyah


1) Jabariyah
· Perbuatan manusia semua atas kehendak Allah. Jadi, perbuatan manusia tanggung jawab Allah.
(jabariyah ekstrim)
· Tuhan menciptakan perbuatan manusia, tapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. (Jabariyah
moderat)
· Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
· Surga dan neraka tidak abadi, yang abadi adalah Allah.
2) Qadariyah
· Para pelaku dosa besar (kafir atau mukmin) akan kekal di dalam neraka.
· Allah tidak menciptakan amal perbuatan manusia. Manusia bebas melakukan perbuatan yang
dikehendakinya.

e. Menentukan pandangan Khawarij tentang orang-orang yang terlibat dalam tahkim (Ali bin Abi
Thalib dan Muawiyah)
1) Ali, Utsman dan orang-orang yang turut dalam peperangan Jamal, dan orang-orang yang setuju adanya
perundingan antara Ali dan Mu’awiyah, semua dihukumkan orang-orang kafir.
2) Setiap umat Muhammad yang terus menerus membuat dosa besar, hingga matinya belum tobat, orang
itu dihukumkan kafir dan akan kekal di neraka. Di samping itu, ada sekelompok Khawarij yang menyebut
dirinya golongan Najdah, mereka tidak menghukumkan orang-orang yang demikian sebagai kafir mutlak,
hanya kafir terhadap Allah saja.
3) Boleh keluar dan tidak mematuhi aturan-aturan negara, bila ternyata kepala negara itu seorang yang
zalim atau khianat.

f. Menentukan prinsip-prinsip dalam teologi transformatif


1) Prinsip Nahyu ‘Anil-Munkar (Mencegah kemungkaran)
Prinsip ini menegaskan bahwa agama sangat membenci semua bentuk rekayasa sosial yang dapat
mengikis dan menelanjangi harkat dan martabat manusia, yang pada akhirnya hanya menyebabkan
dehumanisasi. Prinsip ini menegaskan bahwa kefakiran dalam berbagai bentuk sosialnya merupakan
kekufuran yang harus diangkat derajatnya lebih tinggi.
2) Prinsip Amar Bil-Ma’ruf (Memerintah pada kebajikan)
Prinsip ini berawal dari sebuah keyakinan bahwa setiap manusia dilahirkan dalam tempat sosial yang
sederajat dan terhormat. Karena itu, bila ternyata manusia dilahirkan dalam kondisi kepayahan atau di
tengah keluarga yang memprihatinkan, semuanya harus diubah.

g. Menentukan latar belakang lahirnya teologi modernisme


Pemikiran Modernisasi Dalam Islam bertujuan untuk mengejar ketertinggalan dari masyarakat
Barat. modernisasi bagi umat islam sangat dianjurkan untuk meningkatan kemajuan dalam berbagai
bidang. Gerakan-gerakan pembaruan pemikiran keagamaan yang tumbuh dan berkembang di Timur
Tengah pada prinsipnya adalah upaya menghidupkan kembali ajaran rasional mu’tazilah dan menolak
taklid buta. Tak heran jika banyak orang menyebut pemikiran Abduh sebagai Neo-Mu’tazilah.
Pada prinsipnya, pembaru Islam adalah orang yang memikirkan dan menyikapi fenomena
kehidupan, agar umat terbebas dari belenggu sistem yang stagnan menuju kemajuan (modern) dengan
tetap berpegang pada nilai-nilai Islam hakiki. Jalan mereka untuk membebaskan dan memajukan umat ini
pun sangat heterogen, ada yang akomodatif, provokatif, dan radikal.
Munculnya para pemikir dan pembaru seperti Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897 M), Muhammad
Abduh (1849-1905 M), Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935 M), Muhammad bin Abdil-Wahab (1703-
1792 M), Hasan Al-Banna (1906-1949 M), Abul A’la Al-Maududi (1903-1979 M), Sayyid Quthb (1906-
1968 M), dan Ali Abd Ar-Raziq (1888-1966 M), yang kemudian melahirkan apa yang disebut
fundamentalisme, modernisme, tradisionalisme, sekularisme Islam, nasionalisme, dan lain-lain adalah
bentuk-bentuk riil dari hasil interaksi intensif antara Islam dan persoalan kemasyarakatan.
Kemunduran umat Islam membuat kalangan intelektual Muslim berpikir keras bagaimana
mengentaskan ketertinggalan umat Islam agar dapat berdiri sejajar dengan umat lain. Dalam rangka
memajukan umat Islam dan mengejar ketertinggalan dari bangsa lain, Jamaluddin Al-Afghani misalnya,
lebih menitikberatkan pada nasionalisme Muslim dan persatuan umat Islam (Pan-Islamisme) untuk
membebaskan umat Islam dari cengkraman penjajah, sedangkan Muhammad Abduh lebih banyak
berorientasi pada bidang pendidikan dan pemahaman keagamaan dengan menghidupkan kembali ajaran
rasional mu’tazilah dan menolak taklid buta. Tak heran jika banyak orang menyebut pemikiran Abduh
sebagai Neo-Mu’tazilah.
Rasyid Ridha, salah seorang murid Abduh, dalam modernisasi umat Islam ia menganjurkan untuk
kembali ke Alquran dan Sunnah. Menurut Ridha, dalam setiap menyelesaikan masalah umat Islam harus
berpaling ke dua sumber tersebut, dan tidak perlu berpaling ke Barat. Ridha juga menekankan
pembaruan dalam bidang hukum, untuk hal ini memerlukan restorasi Khilafah Islamiyah. Menurutnya,
sistem politik Islam yang benar adalah sistem khilafah, di mana khalifah berkonsultasi kepada ulama
karena ulama adalah penafsir hukum Islam. Meskipun Ridha mendukung berdirinya sistem khilafah,
tetapi ia juga mendukung nasionalisme. Menurutnya, nasionalisme tidak akan melemah persatuan umat
Islam transnasional (Pan-Islamisme) hingga ideal Islam tetap utuh.
Muhammad bin Adil-Wahab menginginkan masyarakat Islam mengikuti jejak Nabi Muhammad
Saw. secara murni. Gerakan yang dimotorinya adalah gerakan yang bermaksud mengadakan purifikasi
(pemurnian) atas ajaran Islam yang telah bercampur dengan budaya lokal. Dia menolak segala bentuk
kemusyrikan seperti menziarahi kuburan orang-orang suci dengan maksud meminta berkah dan
menyerang praktik-praktik aliran sufi yang dianggapnya sebagai bid’ah. Ia menganjurkan kembali ke
Alquran dan Sunah dan menolak otoritas masa lampau dengan tetap menghormatinya. Pemikiran Abdil-
Wahab ini diilhami oleh paham Ibnu Taimiyah, yang secara rutin menyerukan untuk kembali ke “asal-
usul” Islam. Berbeda dengan Ibnu Taimiyah, dalam memberantas apa yang dianggapnya salah, Abdil-
Wahab menggunakan kekuatan bersenjata dan kekerasan.
Hasan Al-Banna (pendiri Ikhwanul Muslimun), Al-Mawdudi (Pendiri Jema’at Islam), dan Sayyid
Quthb (ideolog Ikhwanul Muslimun), adalah tokoh-tokoh yang sama berjuang melawan pemerintah yang
tengah berkuasa yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Merekalah, menurut L. Carl Brown
(Wajah Politik Islam, 2003: 234), yang memberikan landasan idologis bagi gerakan-gerakan radikal dari
kelompok Sunni. Mereka dianggap sebagai inspirator yang melahirkan gerakan-gerakan radikal di
seluruh penjuru dunia Islam, karangan-karang mereka merupakan buku yang wajib dibaca bagi mereka
yang masuk dalam gerakan-gerakan radikal. Berbeda dengan Brown yang memandang Hasan Al-Banna
sebagai fundamentalis, Karen Armstrong melihat Al-Banna tidak sebagai fundamentalis tapi sebagai
reformis yang menginginkan reformasi fundamental masyarakat Islam.
Sementara itu, modernisasi umat Islam untuk mengejar ketertinggalan dari masyarakat Barat,
menurut Abdurraziq mensyaratkan pemisahan mutlak antara negara dan Islam. Menurut Raziq, Islam
tidaklah datang tidak untuk membentuk sebuah negara dan begitu juga Nabi Muhammad Saw. hanyalah
seorang nabi yang bertugas menyampaikan risalahnya, beliau tidak punya kewajiban membentuk sebuah
negara. Menurut Abdurraziq, Islam tidak mengenal adanya lembaga kekhalifahan sebagaimana secara
umum dipahami oleh kaum Muslim. Lembaga kekhalifahan tidak ada kaitannya dengan tugas-tugas
keagamaan. Islam tidak memerintahkan untuk mendirikan kekhalifahan dan juga tidak melarang. Agama
(Islam) menyerahkannya kepada pilihan kita yang bebas.
Tak bisa disangkal lagi kemunculan teologi modernism didorong motivasi untuk memodernisasi
atau memajukan kaum muslim. Dalam satu dan lain hal, baik secara langsung atau tidak, teologi
modernism diilhami oleh dan mempunyai konteks yang kuat dengan program modernisasi yang
dilancarkan pemerintahan orde baru. Diantara protagonist terkemuka teologi modernisasi ini adalah
Harun Nasution dan Nurcholis Madjid. Teologi modernism pada intinya berargumen bahwa modernisasi
dan pembangunan umat Islam Indonesia harus dimulai dari pembaruan teologis dan aspek-aspek
pemikiran lain, dengan kerangka seperti itu maka teologi moderenisme pada intinya beragumen bahwa
moderenisasidan pembangunan umat Islam Indonesia harus dimulai dengan pembaharuan teologis dan
aspek-aspek pemikiran lainya.

1. Membiasakan perilaku terpuji (akhlak berpakaian, berhias, berjalan, dan bertamu)


a. Menentukan pengertian “tsiyab” dan “libas”
1) Libas
Untuk menunjukkan pakaian lahir maupun batin.
2) Tsiyab
Digunakan utnuk menunjukkan pakaian lahir.

b. Menentukan kandungan Q.S Al-A’raaf ayat 20 / 26


1) Q.S Al-A’raaf/7 : 20
ُ َ‫َّل ُأَنُت َكونَاُ َملَك َۡي ِن ُأ َ ۡو ُت َكونَاُمِ ن‬
ٰٓ ‫ش َج َرةِ ُ ِإ ا‬
‫ع ۡن ُ َه ِذهُِٱل ا‬ َ ُ‫ع ۡنه َماُمِ ن‬
َ ‫س ۡو َءتِ ِه َما ُ َوقَا َل ُ َماُنَ َهىك َم‬
َ ُ‫اُربُّك َما‬ َ ‫ِي ُلَه َماُ َماُو ِۥر‬
َ ُ‫ي‬ َ ‫س ُلَه َماُٱل اش ۡي‬
َ ‫طن ُلِي ۡبد‬ َ ‫فَ َوسۡ َو‬
ُ٢٠ُ َ‫ۡٱل َخ ِلدِين‬
20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya
apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan
mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-
orang yang kekal (dalam surga)"

2) Q.S Al-A’raaf/7 : 26
ُ٢٦ُ َ‫ُِٱّلِلُِلَعَلاه ۡمُيَذا اكرون‬ َ ‫يش ۖا‬
‫ُۚرُ َذلِكَ ُمِ ۡنُ َءا َيت ا‬ٞ ‫ُو ِلبَاسُٱلت ا ۡق َوىُذَلِكَ ُخ َۡي‬ َ ُ‫ِيُ َءا َد َمُقَ ۡدُأَنزَ ۡلنَا‬
َ ‫ع َل ۡيك ۡمُ ِلبَاسٗ اُي َو ِريُ َس ۡو َءتِك ۡم‬
ٗ ‫ُو ِر‬ ٰٓ ‫يَبَن‬
26. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat

c. Menentukan salah satu dari nilai-nilai positif berhias dalam Islam


1) Kebersihan diri
2) Keindahan
3) Kesopanan
4) Kebaikan diri
5) Kemuliaan diri
6) Kepribadian
7) Penghargaan diri

d. Menentukan kandungan dari Q.S Al-Furqan : 63 dan Al-Isra’ : 37


1) Q.S Al-Furqan : 63
ۡ ‫طبَهم‬
َ ُْ‫ُٱل َج ِهلونَ ُقَالوا‬
ُ٦٣ُ‫س َل ٗما‬ َ ‫اُوإِذَاُخَا‬
َ ‫ضُه َۡو ٗن‬ ۡ َ‫عل‬
ِ ‫ىُٱۡل َ ۡر‬ َ ُ َ‫ُٱلر ۡح َم ِنُٱلاذِينَ ُيَ ۡمشون‬
‫َو ِعبَاد ا‬
63. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi
dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan

2) Q.S Al-Isra’ : 37
ۡ ‫ُولَنُت َۡبلغ‬
ٗ ‫َُٱل ِج َبالَُط‬
ُ٣٧ُ‫وَّل‬ َ ‫ض‬ ۡ َ‫ضُ َم َر ًح ۖاُإِناكَ ُلَنُت َۡخ ِرق‬
َ ‫ُٱۡل َ ۡر‬ ۡ ‫َو ََّلُت َۡم ِشُف‬
ِ ‫ِيُٱۡل َ ۡر‬
37. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-
kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung

e. Menentukan bacaan do’a naik kendaraan


َ ‫ َوإِناآُٰإِلَى‬.ُ َ‫اُو َماُكنااُلَهۥُم ۡق ِرنُِين‬
ُ.ُ َ‫ُر ِّبنَاُلَمنقَلِبون‬ َ ُ‫س ۡب َحنَ ُٱلاذِي‬
َ ‫س اخ َرُ َلنَاُ َه َذ‬
"Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu
menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami"

f. Menentukan kandungan Q.S An-Nur : 27


ُ٢٧ُ َ‫رُلاك ۡمُلَعَلاك ۡمُتَذَ اكرون‬ٞ ‫علَ ٰٓىُأَ ۡه ِل َه ۚاُذَلِك ۡمُخ َۡي‬
َ ُْ‫سلِّموا‬ ۡ ‫ٰٓيَأَيُّ َه ا‬
َ ْ‫َُّلُت َۡدخلواُْبيوتًاُغ َۡي َرُبيوتِك ۡمُ َحتاىُت َسۡ تَأنِسوا‬
َ ‫ُوت‬ َ ْ‫اُٱلذِينَ ُ َءا َمنوا‬
27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum
meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
(selalu) ingat

2. Menghindari perilaku tercela (mabuk-mabukan, berjudi, berzina, dan narkoba)


a. Menentukan kandungan yang terdapat dalam Q.S Al-Baqarah : 219 dan Q.S Al-Maidah : 90
1) Q.S Al-Baqarah/2 : 219
ۡ ‫ونَ ُق ِل‬
‫ُٱل َع ۡف ۗ َو ُ َكذَلِكَ ُي َب ِيّن ا‬
ُ‫ُٱّلِل ُلَكم‬ َ ‫ُو ِإ ۡثمه َما ُٰٓأ َ ۡكبَر ُمِ نُنا ۡف ِع ِه َم ۗا‬
ۖ ُ‫ُويَسُُۡلونَكَ ُ َما َذاُينفِق‬ َ ‫ير‬ٞ ‫م ُ َك ِب‬ٞ ‫ُو ۡٱل َم ۡيس ۖ ِِر ُق ۡل ُفِي ِه َما ُٰٓ ِإ ۡث‬
ِ ‫ُو َمنَفِع ُلِلنا‬
َ ‫اس‬ ۡ ‫ع ِن‬
َ ‫ُٱلخ َۡم ِر‬ َ ُ َ‫۞يَسُُۡلونَك‬
ُ٢١٩ُ َ‫ۡٱۡلٰٓيَتُِلَ َعلاك ۡمُتَتَفَ اكرون‬
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa
yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan".
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir

2) Q.S Al-Maidah/5 : 90
ُ٩٠ُ َ‫ٱجتَنِبوهُلَعَُلاك ۡمُت ۡفلِحون‬
ۡ َ‫ط ِنُف‬ ِ ‫ُو ۡٱۡل َ ۡزلَم‬
َ ُ‫سُ ِّم ۡن‬ٞ ‫ُر ۡج‬
َ ‫ع َم ِلُٱل اش ۡي‬ َ ‫صاب‬ َ ‫ُو ۡٱل َم ۡيسِر‬
َ ‫ُو ۡٱۡلَن‬ َ ‫اُٱلخ َۡمر‬ ‫ٰٓيَأَيُّ َه ا‬
ۡ ‫اُٱلذِينَُُ َءا َمن ٰٓواُْ ِإنا َم‬
90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan
Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah
yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing
Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam
sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka
meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka
akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau
yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.

b. Dapat menentukan dampak negatif perjudian


· Perjudian menyebabkan pelakunya ketagihan sehingga kehilangan banyak uang
· Membuat pelakunya senang “bermimpi” memperoleh uang yang banyak tanpa kerja keras
· Memicu percekcokan, pertikaian, permusuhan bahkan pembunuhan bila ada penjudi yang kalah
taruhan/merasa dicurangi
· Dapat membuat pelakunya bangkrut
· Dapat menghancurkan kehidupan rumah tangga
· Hanya akan menghabiskan waktu yang berharga secara sia-sia dan tanpa hasil yang berguna
· Melalaikan dan melenakan manusia dari kewajiban agama, seperti salat dan puasa
· Menjauhkan manusia dari kehidupan sosial yang normal
· Mendorong pelakunya percaya kepada ramalan nasib dan angka keberuntungan sehingga terjebak syirik
kecil
· Dapat mengakibatkan rusaknya tatanan masyarakat karena banyaknya pengangguran dan orang yang
malas bekerja
· Mendorong pelakunya untuk mencuri/merampas harta orang lain.

c. Menentukan kandungan Q.S An-Nur : 2


ُ‫َة‬ٞ ‫طآٰئِف‬ َ ُ‫ُو ۡليَ ۡش َه ۡد‬
َ ُ‫عذَابَه َما‬ َ ‫ُِو ۡٱليَ ۡو ِمُٱ ۡۡلٰٓخِ ۖ ِر‬ ‫ُٱّلِلُِإِنُكنت ۡمُت ۡؤمِ نونَ ُبِ ا‬
َ ‫ٱّلِل‬ ‫ِين ا‬ُِ ‫ةُفِيُد‬ٞ ‫اُر ۡأ َف‬ ۡ
َ ‫ُوحِ دٖ ُ ِّم ۡنه َماُمِ اْئَةَُ َج ۡل َد ٖ ۖة‬
َ ‫ُو ََّلُت َأخ ۡذكمُبِ ِه َم‬ َ ‫ٱجلِدواُْك ال‬ ‫ُو ا‬
ۡ َ‫ٱلزانِيُف‬ ‫ا‬
َ ‫ٱلزانِيَة‬
ۡ َ‫ِّمن‬
ُ٢ُ َ‫ُٱلم ۡؤمِ نِين‬
2. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman

d. Menentukan dampak negatif dari menggunakan narkoba


1) Pecandu daun ganja
Cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata mengattup terus, doyan makan karena perut merasa lapar
terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu, rasa senang dan bahagia, santai dan lemah, acuh
tak acuh, mulut kering, pengendalian diri kurang, sering mengantuk, kurang konsentrasi, depresi.
2) Pecandu Opium (putauw, heroin, morfin, ganja)
Sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik, malas mandi karena kondisi badan selalu
kedinginan, badan kurus, layu serta selalu apatis terhadap lawan jenis, perasaan senang dan bahagia,
acuh tak acuh (apati), malas bergerak, mengantuk, rasa mual, pupil mata mengecil (jika overdosis),
gangguan perhatian/daya ingat.
3) Pecandu Amfetamin (shabu, inex,ekstasi)
Suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar musik house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-
pecah dan badan suka keringatan, sering minder setelah pengaruh inex hilang, gampang gelisah dan
serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan,
karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat meski berada di
dalam ruangan ber-AC, suka marah dan sensitive, kewaspadaan meningkat, bergairah, rasa
senang/bahagia, pupil mata melebar, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, sukar tidur (insomnia),
hilangnya nafsu makan.
4) Kokain
Denyut jantung cepat, agitasi psikomotor/gelisah, euforia/rasa gembira berlebihan, banyak bicara,
kewaspadaan meningkat, kejang/pupil manik mata melebar, tekanan darah meningkat, berkeringat/rasa
dingin, mual/muntah, mudah berkelahi.
5) Alkohol
Bicara cadel, jalan sempoyongan, wajah kemerahan, mudah marah, gangguan konsentrasi.
6) Benzodiazepin (pil nipam, BK, mogadon)
Bicara cadel, jalan sempoyongan, wajah kemerahan, mudah marah, gangguan konsentrasi

3. Memahami pengertian tasawuf, asal-usul tasawuf, karakteristik tasawuf dan maqomat tasawuf
a. Menentukan pengertian tasawuf menurut asal usulnya (Shaff/Shafwah/Shuffah)
o Shaff : Barisan di/paling depan
o Shafwah : Terbaik, tertinggi
o Shuffah : Serambi/tempat duduk

b. Menentukan pengertian tasawuf falsafi dan tasawuf ‘amali


o Tasawuf falsafi : Tasawuf-tasawuf yang menekankan pada masalah-masalah filsafat dan metafisika.
o Tasawuf ‘amali : Tasawuf yang lebih mengutamakan kebiasaan beribadah, tujuannya agar diperoleh
penghayatan spiritual dalam setiap melakukan beribadah. Ini disebut juga irfani (yang bersifat
pengetahuan batin)

c. Menentukan istilah maqamat-maqamat dalam tasawuf


Secara harfiah Maqamat berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat orang berdiri atau pangkal
mulia. Istilah ini selanjutnya digunakan untuk arti sebagai jalan panjang yang harus ditempuh oleh
seorang sufi untuk berada dekat kepada Allah.
Maqamat, bentuk jamak dari maqam berarti tahapan, tingkatan, atau kedudukan. Jadi, maqamat
adalah tahapan rohani yang ditempuh oleh para pengamal tasawuf untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
Ada beberapa tingkatan dalam maqam yaitu:
1) Tobat
Orang yang menempuh jalan sufi terlebih dahulu harus bertobat dari dosa, yang dilakukan oleh anggota
badan, maupun yang tersembunyi di dalam hati.
2) Wara’,
Wara’ yaitu meninggalkan segala sesuatu yang syubhat, yaitu segala sesuatu yang yang diragukan
hukumnya, tidak jelas halal-haramnya, dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna.
3) Zuhud
Zuhud yaitu mengosongkan hati dari cinta terhadap dunia dan menjalani hidup untuk beribadah kepada
Allah SWT, serta mengosongkan hati dari selain Allah SWT dan memusatkan hati kepada cinta-Nya.
4) Faqir
Faqir yaitu menjalani hidup dengan kesadaran bahwa ia hanya membutuhkan Allah SWT.
5) Sabar
Sabar yaitu sabar dalam menjalani perintah, sabar dalam meninggalkan larangan, sabar dalam
menghadapi kesulitan, dan sabar atas ni’mah yang dilimpahkan oleh Allah SWT kepadanya.
6) Tawakal
Tawakal yaitu menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT, tidak bergantung kepada selain-Nya,
dan tidak pula kepada amal perbuatannya (nafsunya).
7) Rida
Rida yaitu menerima dengan senang hati segala sesuatu yang ditakdirkan oleh Allah SWT dan
menyadari bahwa ketentuan-Nya lebih baik daripada keinginannya

d. Menentukan tokoh tasawuf serta doktrin (Ittihad/Hulul/Wahdatul Wujud)


1) Ittihad
Tokohnya Abu Yazid Al-Bustami. Ittihad sendiri adalah pengalaman kesatuan seorang sufi dengan Allah
pada saat ia sedang mabuk dalam kenikmatan bersatu dengan-Nya. Tidak jarang muncul ucapan-ucapan
yang ganjil seperti kata-kata: Ana Al-Haq = (Aku adalah Al-Haq), aku adalah Yang Satu.
2) Hulul
Tokohnya Abu Manshur Al-Hallaj. Hulul ialah bertempatnya sifat ketuhanan kepada sifat kemanusiaan.
3) Wahdatul-Wujud
Doktrin ini bertolak dari pandangan, bahwa semua wujud hanya mempunyai satu realitas, dan realitas
tunggal itu ialah Allah swt. Tokohnya Ibnu’ Arabi.

e. Menjelaskan fungsi dan peranan tasawuf


1) Fungsi tasawuf dalam kehidupan modern.
Al-junaid al-baghdadi yang di juluki "bapak tasawuf modern" menjelaskan bahwa tasawuf berfungsi untuk
membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang. Fungsi tasawuf dalam hidup yaitu:
a) Sebagai benteng pertahanan menghadapi budaya luar yang sifatnya menjeruskan
b) Sebagai petunjuk beberapa jalan hidup pembangunan masyarakat dan ekonomi
c) Memperkuat posisi islm dalam kehidupan masyarakat serta mengembngkan masyarakat islam yang lebih
luas
2) Peranan tasawuf dalam kehidupan modern sebagai berikut :
a) Menjadikan manusia berkepribadian yang saleh dan berakhlak baik
b) Lebih mendekatkan manusia kepada tuhan
c) Sebagai obat mengatasi krisis kerohanian manusia

4. Membiasakan perilaku terpuji (Adil, Ridha dan Amal Shaleh)


a. Menjelaskan pengertian adil, ridla, amal shaleh, persatuan dan kerukunan
1) Adil
Adil Berasal dari bahasa arab yang berarti proporsional, tidak berat sebelah, jujur.
Secara Istilah :
o Meletakan sesuatu pada tempatnya
o Menerima hak tanpa lebih dan memberikan hak orang lain tanpa kurang
o Memberikan hak setiap yang berhak secara lengkap, tidak melebihi dan mengurangi
2) Ridla
Ridha berasal dari bahas arab. Memiliki arti rela, menerima dengan suci hati.
Secara Istilah = menerima dengan senang hati apa yang diberikan oleh Allah swt baik berupa peraturan,
hukum, atau pun qadha
3) Amal shaleh
Amal saleh berasal dari gabungan dua kata amal dan saleh. Amal berarti perbuatan dan saleh berarti
baik. Jadi amal saleh berarti perbuatan baik.
Secara Istilah = setiap amal perbuatan yang yang mengajak dan membawa ketaatan kepada Allah swt.
Baik perbuatan lahir maupun batin

b. Nilai positif adil, ridla, amal shaleh, persatuan dan kerukunan


1) Apabila keadilan diwujudkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan Negara,
sudah tentu ketinggian, kebaikan, dan kemuliaan akan diraih. Jika seseorang mampu mewujudkn
keadilan dalam dirinya sendiri, tentu akan meraih keberhasilan dalam hidupnya, memperoleh
kegembiraan batin, disenangi banyak orang, dapat meningkatkan kualitas diri, dan memperoleh
kesejahteraan hidup duniawi serta ukkhrawi (akhirat).
2) Rida merupakan kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang
berkenaan sepenuh hati untuk menerima apa yang didapat ataupun yang dihadapi dengan penuh
semangat dan rasa kasih saying
3) hasil (buah) dari amal saleh, baik didunia maupun diakhirat, yaitu:
§ rezeki yang baik (al-Hajj/22:50);
§ derajat yang tinggi (Taha/20:75);
§ keberuntungan (al-Qasas/28:67);
§ keadilan (Yunus/10:4);
§ keluar dari kegelapan (at-Talaq/65:11);
§ rahmat dan cinta (al-Jasiyah/45:30);
§ hilang perasaan takut (Taha/20:112);
§ pahala yang cukup (Alli ‘Imran/3:57);
§ ampunanIlahi (Fatir/3:57);
· J. kehidupan di surga (al-Mu’minun/23:40)
4) Persatuan dan kerukunan : terjalinnya ukhuwah, kehidupan ntenang, tentram, damai, terbangunnya
kerjasama, menjadi pilar utama dalam memberdayakan potensi dan membangun masyarakat kea rah
yang lebih maju serta beradab

5. Membiasakan perilaku terpuji (Akhlak terpuji pergaulan remaja)


a. Pengertian dan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja
Adapun karakteristik yang di miliki remaja, adalah sebagai berikut:
1) Selalu merasa ingin tahu bagaimana kehidupan dunia luar
2) cenderung merasa cepat bosan dan ingin mencoba sesuatu yang baru
3) mulai ada rasa ketertarikan terhadap lawan jenis
4) sibuk dengan pencarian jati diri
5) sifat egois dan suka membantah ( keras kepala ) yang terliat jelas.
b. Bentuk dan contoh
Yang termasuk perilaku pergaulan yang islami adalah:
1) menjaga etika-etika kesopanan dalam bergaul
2) meninggalkan hal-hal yang di larang dalam pergaulan dengan lawan jenis.
3) Banyak bergaul dengan orang-orang saleh
4) Tidak menilai orang dari penampilan fisik dalam bergaul
5) Menghindari prilaku maksiat
6) Menjaga norma-norma agama dan sosial
7) Selalu menjaga aurat dan tidak mengumbar syahwat
8) Tidak mengumbar nafsu
9) Selalu mendekatkan diri kepada Allah
10) tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negatif.
c. Nilai negative perilaku remaja
Dilihat dari bentuk dan contoh perilaku terpuji dikalangan remaja, maka terdapat sisi negatif yang
terjadi apabila perilaku pergaulan remaja itu tidak sesuai dengan akhlak Islam dalam fenomena
kehidupan ini, diantara nilai-nilai negatif akibat perilaku buruk yang terjadi dari fenomena-fenomena yang
tampak merupakan krisis moral atau permasalahan akhlak yang dialami para remaja, dengan akibatnya
para remaja jauh dari akhlak yang terpuji, diantara dampak negative yang berpengaruh pada diri sendiri
yakni, mereka lebih sering menghabiskan waktu hidupnya untuk berfoya-foya dengan hal-hal yang
menyimpang dari agama, seperti kerusakan moral remaja dengan menggunakan narkoba, pengaruh
buruk yang diperoleh adalah dapat merusak hati dan otak, begitupun sikap remaja yang seperti itu
cenderung anarkis, berani, bahkan bisa jauh dan lupa pada Tuhannya, karena pada dasarnya pergaulan
yang semacam itu merupakan akhlak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang telah dimuat dalam al-
Qur’an dan hadits, bahkan dengan perilaku seorang remaja yang seperti itu dapat menjadikan dampak
negative pada oaring lain.

6. Menghindari perilaku tercela (israf, tabzir dan Fitnah)


a. Menentukan pengertian israf, tabzir dan fitnah
1) Israf
o Bahasa : Melampaui batas atau berlebih-lebihan.
o Kamus lisan bahasa al-‘arab
Kata saraf dan israf berarti melampaui batas tujuan (mujawazah al-qashd)
Kesimpulan, israf adalah membelanjakan harta berlebih-lebihan. Pemboros disebut dengan musrif.
o Menurut Al-Ghazali, israf adalah berlebihan dalam membelanjakan harta, baik untuk yang diharamkan
maupun diperbolehkan.
o Menurut Sufyan Ats-Tsauri, israf adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya, atau memakan
sesuatu yang tidak dihalalkan, atau melampaui batas tujuan makan sesuatu yang dihalalkan.
2) Tabzir
Kata tabzir berasal dari kata bahasa arab yaitu bazara-yubaziru-tabzir yang artinya pemborosan
sehingga menjadi sia-sia, tidak berguna atau terbuang. Secara istilah tabzir adalah
membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat
tabzir ini timbul karena adanya dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk hal-hal yang tidak disenagi
oleh Allah serta ingin dipuji oleh orang lain
Jika israf menekankan pada berlebih-lebihannya maka, tabzir menekankannya pada kesia-sian
benda yang digunakan itu. Sikap tabzir dapat terjadi dalam berbagai hal, misalnya boros dalam
menggunakan uang, boros dalam menggunakan harta, boros dalam menggunakan waktu dan lain
sebagainya. Agama Islam melarang pada setiap umatnya untuk berlaku boros, karena hal tersebut dapat
merugikan pada diri sendiri dan orang lain.\
3) Fitnah
Kalimah Fitnah ‫ الفتنة‬dalam bahasa arab bermaksud: Ujian dan cubaan. Imam Ibnu Hajar berkata : Asal
kepada makna fitnah adalah ‫( اإلختبار‬ujian) dan ‫) اإلمتحان‬ujian)
Ibnu Manzur berkata: Al-Azhari dan lainnya berkata:“Asal makna fitnah adalah ‫( اإلبتالء‬cubaan), ‫اإلمتحان‬
(Ujian) dan ‫( اإلختبار‬ujian).”.”
Adapun dari segi istilah ulama adalah seperti yang didefinasikan oleh Jurjani:“Perkara yang dilakukan
untuk mengetahui kebaikan atau keburukan sesuatu.”
Secara etimologi fitnah itu artinya kesesatan, dan secara istilah syara fitnah adalah menyebarkan berita
bohong/jelek dalam suatu hal/orang lain, baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan. Fitnah
ini muncul karena beberapa faktor yaitu kebencian, kemunafikan dan kedustaan. Fitnah bertujuan utuk
menjatuhkan martabat dan membuat kesengsaraan kepada sesorang/kelompok tertentu.

b. Mengidentifikasi bentuk dan contoh – contoh ishraf, tabdzir dan fitnah


1) Israf
Menurut syaekh Nashir As Sa'di ada 3 hal yg bisa dikatagorikan berlebihan, yaitu :
a) Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan yang
terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuk manusia.
b) Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu
tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan tersedia.
c) Melanggar batasan-batasan yang telah di tentukan Allah Ta'ala.
- Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh
masyarakat.
- Melakukan segala sesuatu yang berlebihan, contohnya terlalu banyak tidur bisa menyebabkan berbagai
penyekit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak
mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal
- Melakukan pekerjaan yang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka denga hal-hal yang bersifat
hura-hura
- Memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua
permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.

2) Tabdzir
Berikut adalah beberapa tindakan yang tergolong sebagai perbuatan tabzir, yaitu :
· Membantu orang lain dalam kemaksiatan. Contoh : Memberi sumbangan kepada orang untuk
meminum-minuman keras
· Mengkonsumsi makanan/minuman yg tidak ada manfaatnya dan justru membahayakan bagi jiwa dan
raga. misal : Rokok
· Orang yang bersodakoh tetapi tidak ikhlas
· Merayakan Hari Raya lebaran dengan berlebihan
· Merayakan pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syari'at

3) Fitnah
Fitnah dapat terjadi antara lain:
· Penyakit hati seperti syirik,angkuh,dengki dan kikir.
· Ucapan yang salah atau menyimpang dari sebenarnya.
· Kebodohan, sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw : ”Bahwa fitnah dapat muncul dari kebodohan
merajalela, ilmu telah tercabut, dan banyak pembunuhan serta kekacauan.”(HR Bukhari-Muslim)

--Semoga bermanfa’at dan membawa keberkahan. Amiin—


Jangan lupa belajar, tidak hanya membaca, memahami tapi juga mengaplikasikan
Salam hangat, semoga lulus ujian dengan hasil terbaik dan memuaskan. Amiin

MATERI AQIDAH AKHLAK MTS KELAS 8

BAB I
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Standar kompetensi :
Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT.
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
2. Menunjukan nama-nama kitab Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya.
3. Menyebutkan fungsi dan tujuan diturunkannya kitab-kitab Allah SWT.
4. menyebutkan isi pokok kitab-kitab: Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an.
5. menampilkan sikap mencintai Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT.
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

1. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.


a. Pengertian Iman
Menurut bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu ََ‫أ َ َمن‬- َُ‫يُؤْ ِمن‬- ‫ ِإ ْي َمان‬artinya
“membenarkan”. Sedangkan menurut istilah, iman ialah kepercayaan dalam hati, meyakini dan
membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW.
b. Pengertian Kitab-Kitab Allah swt.
Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para Rasul untuk
diajarkan kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah menurunkan
kitab-kitab itu agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup
yang benar dan diridhai-Nya
Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan
sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi
wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
2. Suhuf
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman),
yang berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para
Nabi atau rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam
menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-
masing dengan rincian sebagai berikut:
- 60 Sahifah kepada nabi Syits a.s.
- 30 Sahifah kepada nabi Ibrahim a.s.
- 10 Sahifah kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah swt.:
( ‫ف اْأل ُ ْولَى‬ ُّ ‫( إِنَّ َهذَالَ ِفى ال‬18) ‫س‬
ِ ‫ص ُح‬ َ ‫ف إ ِ ب َْر ِه ْي َم َو ُم‬
ِ ‫ص ُح‬
ُ .(19)
Artinya: “Sesungguhnya ini semua benar-benar terdapat di dalam suhuf yang
pertama(yaitu) suhuf-suhuf Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.”(Qs.al-a’la: 18-19).
3. Dalil-dalil Naqli yang terkait dengan Iman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam
wajib percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah diturunkan
Allah SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar. Firman Allah swt.:

( ‫لك تَبِاَّل ِذ ْيأ َ ْن َزلَ ِم ْنقَ ْب ُل‬


ِ ْ‫س ْو ِل ِه َوا‬ َ َ‫س ْو ِل ِه َواْل ِكتَبِاَّل ِذ ْينَ َّزلَعَل‬
ُ ‫ىر‬ ِ ِ‫ياَأَيُّ َهاالَّ ِذ ْينَأ َ َمنُ ْواب‬
ُ ‫الله َو َر‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah kamu sekalian beriman kepada
Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya.”(Qs.An-Nisa’:136).

Firman Allah swt.:


ۖ ُ‫َللا‬
َّ ‫نز َل‬ َ َ ‫علَ ْي ِه ۖ فَاحْ كُم بَ ْينَ ُهم بِ َما أ‬ ِ ‫ص ِ ِّدقًا ِلِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ا ْل ِكتَا‬
َ ‫ب َو ُم َهي ِْمنًا‬ ِ ِّ ‫اب بِا ْل َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ َ ‫َوأ‬
َ َ ‫نز ْلنَا إِلَ ْيكَ ا ْل ِكت‬
ِ ‫َللاُ لَ َجعَلَ ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
ً‫اح َدة‬ َّ ‫ش ْرعَةً َو ِم ْن َها ًجا ۚ َولَ ْو شَا َء‬ ِ ‫ق ۚ ِلك ُِّل َجعَ ْلنَا ِمن ُك ْم‬ ِ ِّ ‫ع َّما َجا َءكَ ِمنَ ا ْل َح‬ َ ‫َو ََل تَتَّبِ ْع أ َ ْه َوا َء ُه ْم‬
َ‫َللاِ َم ْر ِجعُ ُك ْم َج ِميعًا فَيُنَبِِّئُكُم بِ َما كُنت ُ ْم فِي ِه ت َ ْخت َ ِلفُون‬
َّ ‫ت ۚ إِلَى‬ ِ ‫ستَبِقُوا ا ْل َخي َْرا‬ ْ ‫َولَ ٰـ ِكن ِلِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَا ُك ْم ۖ فَا‬
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang, niscaya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan satu umat
saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-
lombalah bebuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya….(al-Maidah :48)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perintah dan
larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan agar
tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt. diturunkan pada masa
yang berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau
ajaran tentang keesaan Allah swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan
dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
4. Nama-nama kitab Allah swt. dan Rasul yang menerimanya.

Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:
a. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi
kaum Bani Israil.
Firman Allah swt:
ْ َّ‫…إِنَّاأ َ ْن َز ْلنَاال‬
َّ ‫تو َراةَفِ ْي َها ُهد‬
(‫ًىونُ ْور‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada
)petunjuk dan cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum syariat sudah tidak ada lagi. Yang
beredar di kalangan orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan palsu. Sebab,
mereka telah melakukan perubahan-perubahan isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat bahwa
taurat yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan
sebagai karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa yang berbeda.
Allah berfirman:

ِ ‫…منَالَّ ِذ ْينَ َهاد ُْوايُ َح ِ ِّرفُ ْونَاْل َك ِل َم َع ْن َم َو‬


( ‫اض ِع ِه‬ ِ
Artinya: “Yaitu orang-orang Yahudi mereka mengubah perkataan dari tempat-
tempatnya.”(Qs. An-Nisa’46).

b. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil yang asli memuat
keterangan-keterangan yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia
mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di
akhir zaman akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran manusia bukan wahyu Allah .
Misalnya Kitab Injil matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut banyak terdapat
perbedaan dan bahkan bertentangan. Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa
a.s. dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat
orang-orang harawi (pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan Injil Bernabas,
oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid. Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh
orang-orang Kristen (Nasrani). Dengan demikian, yang wajib dipercayai oleh umat islam
hanyalah Injil yang diturunkan Allah SWT.kepada nabi isa a.s.

Firman Allah swt.:

َّ ‫… َوأَت َ ْينَ ُها ْ ِإل ْن ِج ْيلَ ِفي ِْه ُهد‬


( ‫َىونُ ْور‬
Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya
(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)” …(al-Maidah 46)

c. Kitab Zabur
Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud a.s. Nabi Daud hanya
diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab
Zabur berisi tentang zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat syariat.
Firman Allah swt.:

ُ ‫َواَت َ ْينَاد‬
( ‫َاود ََزبُ ْو ًرا‬
Artinya: “Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)

d. Kitab al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu
tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144 surat, 6666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.
Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5,
diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad sedang
berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan
Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir
turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10
hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan), karena
beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sebahagian isinya menghapus sebahagian syari’at
yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai dengan
hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Quran merupakan kitab suci
terlengkap dan abadi sepanjang masa , berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman,
serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai
kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu,sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama
sekali.
Firman Allah:
َ ‫ص ِ ِّدقَا ِلِّ َما َب ْينَ َي َدي ِْه ِمنَا ْل ِكت َ ِب َو ُم َهي ِْمنًا‬
(‫علَ ْي ِه‬ َ ‫… َوا َ ْن َز ْلنَااِلَ ْي َكاْل ِكت َ َب ِبا ْل َح ِقِّ ُم‬
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)
Firman Allah swt.:
( َ‫ذَ ِلكَا ْل ِكتَبُالَ َر ْيبَ ِفي ِْه ُهدًى ِل ْل ُمت َّ ِق ْين‬
Artinya: “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang
yang bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)

Isi pokok kandungan al-Quran adalah:


1. aqidah atau keimanan
2. Ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah
3. Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya
4. Mu’amalah yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia
5. Wa’ad dan wa’id
6. Kisah kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar
7. Ilmu pengetahuan.

Keistimewaan kitab suci al-Quran dibanding dengan kitab-kitab yang diturunkan


sebelumnya adalah sebagai berikut:
a. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin keasliannya. Al-Quran sebagai
kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah swt. sampai akhir
zaman.
firman Allah swt.:
( َ‫إِنَّانَحْ نُنَ َّز ْلنَاال ِذِّك َْر َوإِنَّالَ ُهلَ َح ِفض ُْون‬
Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.”(al-hijr:9)
b. Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna. Isi al-Quran
mencakup segala aspek kehidupan manusia.
c. Al-Quran tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin
menyimpangkannya karena Allah swt. yang selalu memeliharanya.
Allah swt. Berfirman:
‫ض ُه ْم ِلبَ ْعض َظ ِهي ًْرا‬ َ َ‫س َوا ْل ِجنُّعَلَىأ َ ْنيَّأْت ُ ْوا ِب ِمثْ ِل َهذَااْلقُ ْرأَنَال‬
ُ ‫ي ْْأت ُ ْونَ ِب ِمثْ ِل ِه َولَ ْوكَانَبَ ْع‬ ُ ‫قُ ْللَئِنِاجْ ت َ َمعَتِا ْ ِإل ْن‬
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia.
Sekalipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”( Qs.al-Isra’88)
d. Al-quran isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan
untuk seluruh umat manusia.
e. Membaca dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. Masih banyak keistimewaan al-
Quran dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita harus berusaha mempelajari dan
mengkaji al-Quran dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai keuntungan
untuk hidup di dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca saja sudah merupakan
ibadah kepada Allah apalagi jika kita dapat memahami dan mengamalkannya.
Sabda Rasulullah saw.:
(‫اء‬ َّ ‫علَ ْي َك ِبتِالَ َو ِةاْلقُ ْرأَنَفَ ِإنَّ ُهنُ ْورلَّ َك ِفىاْأل َ ْر ِض َوذُ ْخ ُرلَ َك ِفىال‬
ِ ‫س َم‬ َ
Artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan
simpananmu dilangit.”(HR. Ibn Majah)
5. Menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum dan pedoman dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak problem kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh
manusia.sepertinya:
- Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui cara pengobatannya,
- terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka,
- terjadinya gejolak sosial,dsb.
Semuanya itu merupakan dampak sikap sikap manusia yang meninggalkan al-Quran.
Padahal Rasulullah saw. Telah berpesan dalam sabdanya yang berbunyi:
ُ ‫سنَةَ َر‬
ُ‫س ْولَه‬ ِ َ ‫س ْكت ُ ْم ِب ِه َمالَ ْنت َ ِضلُّ ْواأَبَدًا ِكت‬
ُ ‫االله َو‬ َ ‫ت َ َر ْكت ُ ِف ْيك ُْمأ َ ْم َر ْينِ َماإِ ْنت َ َم‬.
Artinya: “kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat selama
berpegang kepada keduanya, yaitu (al-Quran) dan sunnnah rasulNya.”(al-Hakim) Dengan
membaca dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam al-
Quran,akan:
- Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan
penyakit jasmani.
- Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala larang-Nya.
- Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan
dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan demikian, selaku seorang muslim haruslah kita:
- Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan berpedoman
dengan yang lainnya,
- Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan menjunjung tinggi kitab suci al-
Quran.
- Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka.
- berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya
- berusaha untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari.

6. Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt.


a. Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu
menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang
nampak maupun yang gaib.
b. Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini
kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa
oleh nabi Muhammad saw.
c. Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang
perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk
mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan
zaman.
d. Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab
Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai
dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.

BAB II
IMAN KEPADA RASUL ALLAH

Standar Kompetensi
Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah
2. Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah
3. Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW

A. Pengertian Iman kepada Rasul Allah SWT


Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar benar utusan Allah SWT yang
di tugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat.
Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh
Allah SWT untuk dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada
umatnya. Nabi adalah manusia pilihan yang di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri
tetapi tidak wajib menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti nabi tetapi
nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib meyakini keduanya.
Firman Allah SWT :
“Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan
memberi peringatan.Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada
kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al An’am 6 : 48)

B. Nama Nama Rasul Allah Dan Sifat Sifatnya


Rasul rasul yang wajib diimani berjumlah 25 orang:
1. Adam As 14. Musa As
2. Idris As 15. Harun As
3. Nuh As 16. ZulkiFli As
4. Hud As 17. Daud As
5. Sholeh As 18. Sulaiman As
6. Ibrahim As 19. Ilyas AS
7. Luth As 20. Ilyasa As
8. Ismail As 21. Yunus As
9. Ishaq As 22. Zakaria As
10. Yaqub As 23. Yahya As
11. Yusuf As 24. Isa As
12. Ayub As 25. Muhammad Saw
13. Syu’aib As

Seluruh rasul mempunyai sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat-sifat tercela.
Sifat-sifat terpuyji yang harus dimiliki rasul disebut sifat wajib rasul, sedangkan sifat-sifat tercela
yang tidak mungkin ada pada diri rasul disebut sifat mustahil para rasul.
Sifat wajib ada 4 antara lain :
1. Sidiq : berkata benar
2. Amanah : dapat dipercaya
3. Tabligh : menyampaikan
4. Fathonah : cerdik,pandai
Sedang sifat mustahil bagi rasul yaitu :
1. Kizib : berkata bohong
2. Khianah : tidak dapat dipercaya
3. Kitman : menyembunyikan
4. Baladah : bodoh

C. DALIL –DALIL TENTANG IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT

1. Allah mengutus rasul sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan


“Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan”(Fathir : 24)

“Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira
dan pemberi peringatan.”(Al-Ahzab: 45)

2. Allah mengutus rasul sebagai suri tauladan


“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu
bagi yang mengharab rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (Al-Ahzab: 21 )

3. Allah mengutus seorang rasul kepada setiap umat


“Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi
peringatan.” (Fathir : 24 )

D. Rasul Ulul Azmi


Rasul ulul azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar
biasa dalam menyampaikan risalah kepada umatnya.
Diantaran 25 nabi dan rasul, ada rasul yang di beri gelar ulul azmi, yaitu :
1. Nabi Nuh As
2. Nabi Ibrahim As
3. Nabi Musa As
4. Nabi Isa As
5. Nabi Muhammad SAW

E. Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT


1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul benar-benar
manusia pilihan Allah
2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul
3.Mempercayai tigas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya
4. Lebih mencintai dan menghormati rasul atas perjuangannya
5. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup

BAB III
MU’JIZAT ALLAH

Standar Kompetensi : Memahami mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya


Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan pengertian mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (Karamah, Maunah
dan Irhas).
2. Menunjukkan hikmah dengan adanya mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya bagi
rasul Allah dan orang-orang pilihan Allah.

1. Mukjizat
Mukjizat berasal dari bahasa Arab ‫ معجزة‬yang artinya melemahkan, yaitu membuat
sesuatu menjadi tidak mampu. Mukjizat merupakan sesuatu yang luar biasa sehingga manusia
tidak mampu mendatangkan hal yang serupa. Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar
biasa yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat bertujuan untuk membuktikan
kenabian atau kerasulan seorang nabi atau rasul Allah SWT yang tidak dapat ditiru oleh siapa
pun dan untuk melemahkan segala macam usaha dan alasan orang kafir dan menentang islam,
dan menyeru kepada umat agar percaya akan keesaan Allah.
Unsur yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
1) Kejadian luar biasa
2) Tampak pada diri seorang nabi
3) Ada tantangan dari kaum yang menyangsikan kedudukan seorang nabi
4) Manusia tidak mampu menandingi hal yang luar biasa tersebut.
Lazimnya, nabi atau rasul menampakkan mukjizatnya hanya pada saat-saat yang sangat
dibutuhkan, misalnya untuk membela diri atau menjawab tantangan orang- orang kafir.
Dalam al-Qur’an, mukjizat biasanya disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan,yang
berarti bukti atau keterangan yang jelas.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Su’ara’: 4

ِ ‫اء آيَةً فَ َظلَّتْ أ َ ْعنَاقُ ُه ْم لَ َها َخ‬


َ‫اض ِعين‬ َ ‫إِ ْن نَشَأ ْ نُنَ ِ ِّز ْل‬
َّ ‫علَي ِْه ْم ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬
“Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit,
maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.”
Setiap muslim wajib memercayai mukjizat yang dimiliki nabi dan rasul. Mengingkari
mukjizat nabi dan rasul berarti mengingkari ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an itu sendiri. Jadi,
orang yang mengingkari mukjizat nabi dan rasul termasuk orang kafir.

Contoh Mukjizat yang Diberikan Kepada Rasul Allah


Mukjizat yang diberikan oleh Allah antara lain sebagai berikut:
1) Nabi Ibrahim a.s
Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. adalah tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud. Jika
orang biasa dibakar dalam kobaran api dalam suhu 1700 C, tentu hangus terbakar dalam sekejap.
Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak terbakar sedikit pun, bahkan api terasa dingin oleh beliau. Allah
berfirman dalam Q.S. al-Anbiya’:69.
‫علَى إِب َْرا ِهي َم‬
َ ‫سال ًما‬ ُ َ‫قُ ْلنَا يَا ن‬
َ ‫ار كُونِي بَ ْردًا َو‬
Kami berfirman, “Hai api, jadikanlah dingin dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.”
2) Nabi Musa a.s
Nabi Musa a.s merupakan nabi yang diutus untuk menyeru Bani Israil agar beriman
kepada Allah. Dakwahnya ditentang oleh seorang raja yang kejam dan durhaka kepada Allah
yang bernama Fir’aun. Raja Fir’aun mengumpulkan para tukang sihir untuk mengalahkan Nabi
Musa a.s. Para tukang sihir tersebut melemparkan tongkat-tongkat yang ada di tangan mereka
dan menjelma menjadi ular-ular yang siap menyerang Nabi Musa a.s.
Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. melemparkan tongkat yang biasanya digunakan
untuk menggembala kambingnya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan habis
semua ular para tukang sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam al-Qur’an Surah Toha ayat 19-
21.

3) Nabi Muhammad saw.


Mukjizat Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut.
a) Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar.
b) Celah-celah jari beliau dapat memancarkan air yang diminum para sahabatnya.
c) Mi’raj ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat.
4) Nabi saleh a.s
Nabi Saleh dapat mengeluarkan unta besar dari lubang batu yang sangat kecil.
5) Nabi Sulaiman a.s.
Kisah kehebatan Nabi Sulaiman a.s. dapat kita baca dalam surah Saba’ dan surah An-
Nahl. Ia seorang nabi yang dapat berbicara dengan semua jenis binatang, termasuk dengan
bangsa jin, contohnya Ifrid. Ia juga dapat mengendalikan angin. Ia juga seorang raja bagi
manusia dan hewan dan berhasil mengislamkan ratu Bulqis yang sebelumnya menyembah
berhala.
6) Nabi Isa a.s.
Mukjizat Nabi Isa a.s. adalah sebagai berikut.
a) Membuat burung dari tanah dan benar-benar hidup atas izin Allah.
b) Menyembuhkan orang yang buta sehingga dapat melihat lagi.
c) Menyembuhkan orang yang sakit lepra.
d) Menghidupkan orang yang sudah meninggal dengan izin Allah.

2. KARAMAH
Karamah berasal dari bahasa arab ‫ كرم‬berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat
diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena
ketaqwaanya kepada Tuhan.
Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT
kepada para wali-Nya. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada
Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yunus: 62-64,
‫علَي ِْه ْم َوَل ُه ْميَحْ َزنُونَ ۞ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوكَانُوا يَتَّقُونَ ۞ لَ ُه ُم ا ْلبُش َْرى فِي‬ َّ ‫أََل إِنَّ أ َ ْو ِليَا َء‬
َ ‫َللاِ َل َخ ْوف‬
ِ ‫……ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوفِي‬
‫اآلخ َر ِة‬
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan
mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka berita
gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat….”
Ulama’ sufi meyakini bahwa para wali mempunyai keistimewaan, misalnya kemampuan
melihat hal-hal ghaib yang tidak dimiliki oleh manusia umumnya. Allah SWT dapat memberi
karamah kepada orang beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut kehendaknya.
1) Kejadian yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Ketika Nabi Sulaiman a.s. sedang duduk di hadapan dengan para tentaranya yang terdiri
atas manusia, hewan, dan jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan singgasana Ratu
Bulqis. Ada seorang yang berilmu berkata kepada Nabi Sulaiman a.s. menurut sebuah
keterangan, orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan orang berilmu tersebut diabadikan
Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. an-Naml: 40,
ْ ‫ب أَنَا آتِيكَ ِب ِه قَ ْب َل أ َ ْن يَ ْرت َ َّد إِلَ ْيكَ َط ْرفُكَ فَلَ َّما َرآهُ ُم‬
‫ست َ ِق ًّرا ِع ْن َدهُ قَا َل َهذَا ِم ْن‬ ِ ‫قَا َل الَّذِي ِع ْن َدهُ ِع ْلم ِمنَ ا ْل ِكتَا‬
َ ‫س ِه َو َم ْن َكفَ َر فَ ِإنَّ َربِِّي‬
‫غنِ ٌّي ك َِريم‬ َ ‫شك ُُر أ َ ْم أ َ ْكفُ ُر َو َم ْن‬
ْ َ‫شك ََر فَ ِإنَّ َما ي‬
ِ ‫شك ُُر ِلنَ ْف‬ ْ َ ‫ض ِل َربِِّي ِليَ ْبلُ َونِي أَأ‬
ْ َ‫ف‬
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana
itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang
ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
2) Kejadian yang Dialami Maryam binti Imran
Nabi Zakaria a.s. menemukan makanan setiap hadir di mihrab Maryam binti Imran.
Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 37,
‫اب َو َج َد‬ َ ‫علَ ْي َها َزك َِريَّا ا ْل ِمحْ َر‬ َ ‫سن َوأ َ ْنبَت َ َها نَبَاتًا َح‬
َ ‫سنًا َو َكفَّلَ َها َزك َِريَّا ُكلَّ َما َد َخ َل‬ َ ‫فَتَقَبَّلَ َها َربُّ َها بِقَبُول َح‬
َ ‫ق َم ْن يَشَا ُء بِغَي ِْر ِح‬
‫ساب‬ ُ ‫َللاَ يَ ْر ُز‬ َّ ‫ِع ْن َد َها ِر ْزقًا قَا َل يَا َم ْريَ ُم أَنَّى لَ ِك َهذَا قَا َلتْ ُه َو ِم ْن ِع ْن ِد‬
َّ َّ‫َللاِ إِن‬
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap
Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria
berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab:
"Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Peristiwa yang disaksikan Nabi Zakaria a.s. merupakan karamah yang dianugerahkan
Allah SWT kepada maryam binti Imran.
Allah SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri, yakni Nabi
Zakaria a.s.
3. MA’UNAH
Ma’unah berarti pertolongan. Ma’unah adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah
SWT kepada orang mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi
kemampuannya. Ma’unah terjadi pada orang yang biasa berkat pertolongan Allah. Misalnya,
orang yang terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun berkat ma’unah/pertolongan
Allah, ia selamat.
4. IRHAS
Irhas adalah kejadian luar biasa atau hal-hal yang istimewa pada diri calon nabi atau
Rasul ketika masih kecil. Contohnya, Muhammad saw. Selalu dinaungi awan sehingga
kepanasan saat melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam. Peristiwa yang terjadi pada diri
Nabi Isa a.s. ketika beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Pada saat masih bayi, Nabi
isa dapat berbicara kepada orang-orang yang melecehkan ibunya.
Pembicaraan Nabi Isa a.s. ketika masih bayi itu disebutkan dalam firman Allah, Q.S.
Maryam: 29-33.
‫اب َو َجعَلَنِي‬ َ َ ‫َللاِ آتَانِ َي ا ْل ِكت‬ َ ‫ص ِبيًّا۞ قَا َل ِإنِِّي‬
َّ ‫ع ْب ُد‬ َ ‫ْف نُ َك ِلِّ ُم َم ْن كَانَ فِي ا ْل َم ْه ِد‬ َ ‫َفأَش‬
َ ‫َارتْ ِإلَ ْي ِه قَالُوا َكي‬
ُ‫اركًا أ َ ْينَ َما ُك ْنت‬ َ َ‫الزكَا ِة َما د ُْمتُ َحيًّا۞ َوبَ ًّرا ِب َوا ِل َدتِي َولَ ْم يَجْ عَ ْلنِي نَ ِبيًّا۞ َو َجعَلَنِي ُمب‬ َّ ‫صال ِة َو‬
َّ ‫صانِي ِبال‬ َ ‫َوأ َ ْو‬
۞‫ث َحيًّا‬ ُ ‫ع َل َّي يَ ْو َم ُو ِلدْتُ َويَ ْو َم أ َ ُموتُ َويَ ْو َم أ ُ ْب َع‬
َ ‫سال ُم‬
َّ ‫ش ِقيًّا۞ َوال‬ َ ‫ارا‬ ً َّ‫َجب‬
“Maka dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya, mereka berkata “Bagaimana kami akan
berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku
hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia
menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan
kepadaku melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku,
dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga
dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali.”

MACAM-MACAM MUKJIZAT
Menurut sifatnya, mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mukjizat
hisyiah/kauniyah dan mukjizat maknawiyah/aqliyah.
1) Mukjizat hisyiah/kauniyah ialah mukjizat yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan
dipegang. Mukjizat hisyiah ditujukan kepada orang biasa, yang kurang mampu menggunakan
akal pikirannya secara baik. Contohnya, mukjizat Nabi Nuh a.s. beliau membuat perahu untuk
menghadapi banjir yang pada waktu itu tidak pernah dilakukan orang dan mustahil dapat
dilakukan oleh orang biasa. Setelah perahu selesai dibuat, banjir datang dan sumber airnya
datang dari tiap-tiap rumah penduduk yang kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam
sedangkan Nabi Nuh a.s. dan para pengikutnya selamat.
2) Mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan,
dicium, dan dipegang. Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan dikenal oleh orang-
orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus. Contohnya mukjizat yang
dimiliki Nabi Muhammad saw. berupa al-Qur’an. Tidak semua orang mau menerima petunjuk
al-Qur’an. Hanya orang yang sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus yang sanggup
menerima al-Qur’an dengan senang hati. Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa,
salah satunya adalah dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun
atau merangkai kata-kata sebagaimana al-Qur’an meskipun hanya satu ayat
PERBEDAAN ANTARA MUKJIZAT, KARAMAH, MA’UNAH, DAN IRHAS
Pada dasarnya mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sama, yaitu anugerah Allah
SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada siapa yang menerimanya.
Perbedaan antara mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
a. Mukjizat diberikan kepada para nabi dan rasul.
b. Karamah dianugerahkan kepada wali.
c. Ma’unah diberikan kepada orang mukmin.
d.Irhas dianugerahkan kepada calon nabi atau rasul Allah SWT (sebelum diangkat
menjadi nabi dan rasul)
Persamaan antara mukjizat, karomah, ma’unah dan irhas adalah sama-sama datangnya
dari Allah SWT. Orang yang diberikan mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas pantas diteladani
hidupnya, karena mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas hanya diberikan kepada hamba-hamba
Allah SWT yang bertakwa dan beramal shaleh.
Hikmah Mukjizat
Hikmah adanya mukjizat adalah sebagai berikut.
a. Melemahkan dan mengalahkan alasan,usaha,dan tipu daya orang-orang yang menentang dakwah
rasul allah.
b. Bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk memperkuat
iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
c. Membuktikan kebenaran rasul yang diutus Allah dan ajaran – ajarannya.

Hikmah Karamah, Ma’unah, dan Irhash


Hikmah adanya karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
a. Mempertebal iman kepada Allah SWT.
b. Mendekatkan diri kepada Allah.
c. Tidak takut akan kesulitan, karena yakin Allah selalu memberikan pertolongan kepada
hambanya yang beriman dan bertakwa.

BAB IV
PERILAKU KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW
Standar kompetensi :
Memahami perilaku kehidupan Nabi Muhammad saw
Kompetens Dasar :
1. Menjelaskan Kisah Nabi Muhammad saw
2. Menunjukan sfat-sifat utama Nabi Muhammad yan patut diteladani
3. Menunjukan bukti, bahwa sunnah rasul sebagai uswatun hasanah
4. Bersikap dan berperilaku sebagai orang yang meneladani akhlak Nabi Muhammad saw

BAB V
PERILAKU SIKAP TERPUJI PADA DIRI SENDIRI
Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji pada diri sendiri
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskaan pengertian tawadhu, taat, qanaah dan sabar
2. Membiasakan prilaku tawadhu, taat, qanaah dan sabar
3. Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal
4. Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari
5. Menjelaskan pengertian Qanaah dan Tasamuh
6. Membiasakan perilaku qanaah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari

A. Tawadhu
Tawadhu artinya merendahkan diri untuk tidak diketahui kemampuan yang dimilikinya
oleh orang lain. Orang beriman dilarang memiliki sifat takabur dan dianjurkan memiliki sifat
tawadhu, karena dengan mampu bersikap tawadhu (merendahkan diri) Allah akan meninggikan
derajatnya. Firman Allah SWT yang menganjurkan tawadhu dalam Qur’an S. Al A’raf ayat 205:
Artinya: “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
Termasuk orang-orang yang lalai” (QS. Al A’raf:205)
Keutamaan tawadhu diantaranya adalah :
a. Akan ditinggikan derajatnya
b. Mendapatkan cinta dari Allah
c. Mendapatkan kasih saying Allah
B. Taat
Taat sering disamakan artinya dengan patuh dan tunduk. Dengan demikian taat artinya
patuh dan tunduk terhadap perintah atau larangan seseorang atau peraturan yang berlaku.
Taat lebih berkaitan dengan sikap dan tindakan seseorang dalam mentaati peraturan
secara suka rela tanpa ada perasaan terpaksa sehingga dalam mentaati dan melakukan peraturan
tersebut didasarkan pada rasa patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku. Mentaati
peraturan merupakan akhlak terpuji dan hukumnya wajib. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu.

C. Qanaah
Qanaah adalah suatu sikap yang menerima dengan cukup dan senang hati atas apa yang
telah dianugrahkan Allah SWT kepadanya, karena merasa bahwa itulah telah menjadi bagiannya.
Imam ibnu Taimiah mengatakan bahwa qanaah itu identik dengan zuhud, yaitu
meninggalkan keinginan terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
Manfaat qanaah:
a. Hatinya penuh dengan keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT.
b. Mampu mewujudkan syukur kepada Allah SWT
c. Mensapatkan kehidupan yang membahagiakan dan menyenangkan
d. Menjadikannya mulia.

D. Sabar
Sabar artinya teguh hati tanpa mengeluh dalam menghadapi cobaan dan ujian. Orang
yang sabar tidak pernah mengeluh, tidak putus asa, tidak mudah marah, baik dalam keadaan
senang maupun susah.
Sabar diperintahkan oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNYA:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Albaqarah :153)
Macam-macam sabar di antaranya:
a. Sabar dalam berbuat, artinya dalam melakukan pekerjaan tidak tergesa-gesa
b. Sabar dalam menderita, artinya bila sedang tertimpa musibah kita menerima dengan
lapang dada
c. Sabar dalam menahan marah

E.Zuhud
Secara bahasa zuhud berarti perihal meninggalkan keduniawian. Menurut istilah, zuhud
berarti berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi bersifat material atau kemewahan
duniawi dengan mengharap dan menginginkan sesuatu yang lebih baik dan bersifat spiritual
berupa kebahagiaan akhirat.
Menurut imam Al Qusyairi, zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap kemewahan
dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta. Sedangkan menurut imam
Gazali. Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia atau harta
kekayaan.
Zuhud bukan berarti semata-mata tidak mau memiliki harta dan tidak sukamengenyam
nikmat duniawi, tetapi zuhud sebenarnya adalah kondisi mental seseorang yang tidak
terpengaruh oleh harta benda dalam dalam mengabdikan diri kepada Allah, Allah berfirman:
Artinya: (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[1459] terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 23)

F. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri. Tawakal kepada Allah artinya berserah diri kepada qada
dan qadar Allah SWT. Setelah berusaha sekuat tenaga sesuai kewajiban sebagai manusia.
Keutamaan tawakal:
a. Tawakal kepada Allah SWT merupakan pengamalan sebagian agama
Artinya: “dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada
Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali”(QS.Hud:88)
b. Tawakal merupakan sebagian cabang dari iman
c. Allah SWT akan mencukupkan penjagaan-Nya dari segala kejelekan
d. Allah SWT akan selalu mencintai orang-orang yang bertawakal
e. Allah SWT akan menjamin rezeki
f.. Allah SWT akan member selalu petunjuk, kecukupan dan penjagaan.

G. Qanaah
Qanaah adalah suatu sikap yang menerima dengan cukup dan senang hati atas apa yang
telahdianugrahkan Allah SWT kepadanya, karena merasa bahwa itulah telah menjadi bagiannya.
Imam ibnu Taimiah mengatakan bahwa qanaah itu identik dengan zuhud, yaitu
meninggalkan keinginan terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
Hikmah qanaah dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain:
a. Menghilangkan kesenjangan social antara kelompok kaya dan kelompok miskin
b. Mengurangi tindakan criminal
c. Mewujudkan kesatuan dan persatuan
d. Mendorong masyarakat untuk maju
e. Menyebabkan mendapat ridho dan rahmat Allah SWT

Manfaat qanaah:
a. Hatinya penuh dengan keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT.
b. Menumbuhkan kehidupan yang baik
Artiny: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan” (QS. An Nahl: 97)
c. Mampu mewujudkan syukur kepada Allah SWT
d. Mendapatkan kehidupan yang membahagiakan dan menyenangkan
e. Dijadikan kecukupan oleh Allah SWT

Artinya: “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan” (QS. Ad Duha:8)
f. Menjadikannya mulia.
H. Tasamuh
Tasamuh berarti kelapangan dada, keluasan pikiran dan toleransi terhadap sesama
muslim maupun non muslim. Pembahasan tasamuh meliputi cara-cara menjaga kerukunan dan
persatuan.
1. Menjaga persatuan
a.Kerukunan Intern umat Islam
Saat ini dalam agama Islam berkembang berbagai macam paham dan aliran. Walaupun
demikian antara muslim yang satu dengan yang lain tetap merupakan saudara. Rasulullah SAW
menggabarkan persaudaraan umat islam tersebut dalam hadits berikut:
Artinya:
“Perumpamaan orang Islam di dalam saying menyayangi dan kasih mengasihi adalah
bagaikan satu tubuh yang apabila ada salah satu anggota yang sakit, anggota tubuh yang lain
akan ikut merasakannya,tidak bisa tidur dan merasa demam”(H.R muslim)
f. Kerukunan umat islam degan umat beragama lain
Islam merupakan agama yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap golongan agama
lain. Dakwah Islam tidak boleh dilaksanakan dengan cara kekerasan dan paksaan, tetapi harus
dengan cara yang damai dan bijaksana. Hal itu terdapat Al Qur’an,
Artinya:“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut
dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat
kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”(QS.al
Baqarah:156)
g. Kerukunan umat Islam dengan pemerintah
Menurut tafsir ulil amri adalah orang-orang yang memegang kekuasaan diantara umat
manusia yaitu pemerintah, penguasa dan pemimpin lainnya. Kita wajib mentaatinya selama
peraturan itu tidak bertentangan dengan prinsif syariat Islam. Hal itu terdapat dalam QS. An Nisa
ayat 59
1. Menjaga persatuan
Salah satu cara untuk menjaga persatuan dan kesatuan adalah kebersamaan, seperti
firman Allah dalam QS. Ali Imran : 102. Oleh karena itu tidak layak apabila diantara sesame
muslim terjadi perselisihan, perpecahan dan permusuhan. Seyogyanya umat islam lebih
memperhatiakan persatuan dan kesatuan, saling menolong dan saling menghormati.
3. Fungsi tasamuh diantaranya:
a. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
b. Menimbulkan rasa saling menghormati antar sesame
c. Menciptakan rasa aman, tenang, damai dan keserasian dalam masyarakat
d. Menghilangkan permusuhan, kebencian dan dendam
e. Menjalin rasa persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat

BAB VI
Rasul Ulul Azmi
Standar kompetensi :
Memahami Sifat-sifat Ulul ‘azmi
Kompetens Dasar :
1. Menjelaskan pengertian ulul ‘azmi
2. Menyebutka nama-nama Rasul ulul ‘azmi
3. Menjelaskan sifat-sifat Rasul Ulul ‘Azmi
4. Mengambil hikmah Dari kisah Rasul Ulul ‘azmi

1.Pengertian Ulul ‘azmi


Ulu al-Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan
tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan agama.
Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari beberapa rasul yang telah diutus
oleh Allah. Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa ditingkat para nabi dan rasul. Tentang gelar
ini telah dijelaskan pada Al-Qur'an Surah Al-Ahqaaf ayat 35 dan Asy-Syuraa ayat 13.
2. Rasul Ulul Azmi
Para Rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah:
1. Nuh
2. Ibrahim
3. Musa
4. Isa
5. Muhammad

3. Kriteria Ulu al-Azmi


Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ini, di antara lain
adalah:
1. Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah
2. Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya
3. Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka

1. Kisah Ulu al-Azmi


Nuh
Nabi Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak
umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di
antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa
menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali
kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari
200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk penentangnya. Atas
kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan
semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.

Ibrahim
Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang disebabkan oleh perintah
RajaNamrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus
berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang
pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan
diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan
Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit
hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang
diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang
baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan
kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu
harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun
akhirnya yang disembelih adalah seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah
membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang
zalim.
Musa
Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun. Selain itu, dia
juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa
akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan
menyembah berhalaemas anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup
untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak
dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir.
Isa
Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam
menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang
miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak
diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan
ketaatan dalam beribadah.
“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari wol. Ia keluar dalam keadaan tidak
beralas kaki sambil menangis serta wajahnya tampak pucat karena kelaparan dan bibirnya
tampak kering karena kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah
seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan izin Allah, tanpa bermaksud
membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?” Mereka menjawab: "Di
mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab: “Rumahku adalah tempat ibadah,
wewangianku adalah air, makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah bulan di waktu malam
dan salat ku di waktu musim dingin di saat matahari terletak di Timur, bungaku adalah tanaman-
tanaman bumi, pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha
Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan orang-orang
yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu
juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah
seseorang yang jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada
aku?”
Muhammad
Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6
tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban
paman yang merawatnya sejak kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul.
Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri.
Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah
lembah dikarenakan dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain
melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim.
Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya,
Khadijah.
BAB VII
PERILAKU AKHLAK TERCELA PADA DIRI SENDIRI
Standar Kompetensi : Menghindari perilaku tercela pada diri sendiri
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan pengertian ananiah, gadab, putus asa, gadab, tamak, dan takabur
2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh perbuatan ananiah, gadab, putus asa, gadab, tamak, dan
takabur
3. Menunjukan nilai negatif perilaku ananiah, gadab, putus asa, gadab, tamak, dan takabur
4. Menghindari perilaku ananiah, gadab, putus asa, gadab, tamak, dan takabur

A. Ananiah
Ananiah menurut bahasa artinya mengutamakan diri sendiri. Sikap ananiah disebut juga
sikap egois. Orang yang bersikap ananiah lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri dari pada
orang lain. Sikap ini berbahaya bagi diri sendiri karena akan membawa pelakunya menjadi rakus
bahkan berupaya menyingkirkan keberadaan orang lain yang akan mengganggu tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai