Ø Q.S Al-Anbiya/21 : 25
ُ٢٥ُون ۡ ََّلُأَن َ۠اُف
ِ ٱعبد ٰٓ َ يُ ِإلَ ۡيهُِأَناه
ٰٓ ۥَُّلُ ِإلَهَُ ِإ ا س ۡلنَاُمِ نُ َق ۡبلِكَ ُمِ ا
ٰٓ ِنُرسو ٍلُ ِإ اَّلُنوح َ َو َمآُٰأ َ ۡر
25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"
2. Memahami pengertian dan istilah-istilah tauhid, macam-macam tauhid serta perilaku orang yang
bertauhid
a. Menentukan pengertian Tauhid, Ilmu Kalam dan Ushuludin
1) Ilmu Kalam
Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah ke-
Tuhanan/ketauhidan (meng-Esakan Tuhan), atau kalam menurut loghatnya ialah omongan atau
perkataan/pembicaraan.
Sedangkan menurut istilah Ilmu Kalam ialah sebagai berikut:
a. Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan –alasan mempertahankan kepercayaan-
kepercayaan iman dengan menggunakan dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang
menyeleweng dari kepecayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah
b. Menurut Husain Tripoli, Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan
kepercayaan-kepercayaan keagamaan agama Islam dengan bukti- bukti yang yakin
c. Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah,
sifat-sifat yang wajib bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz bagi-Nya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan dari-
Nya dan juga tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan mustahil dari mereka
d. Menurut Al-Farabi definisi Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan Sifat Allah beserta
eksistensi semua yang mungkin mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah
mati yang berlandaskan doktrin Islam
e. Menurut Musthafa Abdul Razak, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berkaitan dengan akidah imani yang di
bangun dengan argumentasi-argumentasi rasional
Ilmu Kalam juga dinamakan Ilmu Tauhid, tauhid ialah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak
ada sekutu baginya. Ilmu Kalam dinamakan Ilmu Tauhid, karena tujuannya ialah menetapkan keesaan
Allah dalam Zat dan perbuatan-Nya dalam menjadikan alam semesta dan hanya Allah yang menjadi
tempat tujuan terakhir alam ini.
Ilmu Kalam juga dinamakan Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuludin, karena persoalan kepercayaan yang
menjadi pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok pembicaraannya/pokok bahasannya meliputi
persoalan-persoalan mendasar (ushul) di dalam agama (din).
Ilmu kalam menyerupai Ilmu Theologi, terdiri dari dua kata yaitu ”Theo” artinya ”Tuhan” dan ”Logos”
artinya ”Ilmu” jadi theologi bermakna ilmu tentang ketuhanan.
Dari penjelasan di atas, kita dapatkan definisi ilmu kalam yaitu ilmu yang membicarakan tentang
wujud Allah, sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya, sifat-sifat yang mustahil bagi-Nya, dan sifat-sifat yang
mungkin ada pada-Nya. Ilmu ini juga membicarakan tentang rasul-rasul Allah dan cara menetapkan
kerasulannya, serta mengetahui sifat-sifat yang wajib ada pada mereka, dan sifat-sifat yang tidak
mungkin ada pada mereka.
Ahli ilmu kalam disebut mutakallimin. Golongan ini dianggap sebagai kelompok tersendiri yang
menggunakan akal pikiran dalam memahami nash-nash agama untuk mempertahankan keyakinannya.
Mereka berbeda dengan golongan Hambali (dalam pengajaran fiqih) yang berpegangan teguh pada
keyakinan orang salaf. Mutakallimin juga berbeda dengan kelompok tasawuf yang mendasarkan
pengetahuannya kepada pengalaman batin dan renungan (kasyf).
2) Ilmu Tauhid
Menurut bahasa Tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata وحّدُيوحّدartinya: keesaan. Sedangkan
menurut istilah ialah sebagai berikut:
a) Menurut Husain Affandi al-Jasr, Tauhid ialah ilmu yang membahas hal-hal menetapkan akidah agama
dengan dalil yang meyakinkan
b) Menurut M Abduh, Ilmu Tauhid adalah suatu ilmu membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat wajib bagi-
Nya sifat-sifat yang boleh dan yang tidak boleh disifati kepada-Nya. Di samping itu Ilmu Tauhid juga
menyikapi Rasul-rasul Allah guna menetapkan risalah mereka, yang boleh mereka nasabkan dan apa
yang dilarang atas mereka
c) Prof. M. Tharir A Muin, Ilmu Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, jaiz,
dan mustahil bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusan-Nya, dan juga mengupas dalil-dalil yang
mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan adanya Zat yang mewujudkan
d) Ilmu ini dinamakan Ilmu Tauhid karena pembahasannya yang paling menonjol adalah tentang ke-Esaan
Tuhan yang asas pokok agama Islam, sebagaimana yang berlaku terhadap agama yang benar yang
telah di bawa oleh para rasul yang di utus Allah.
e) Muhammad Abduh dalam bukunya: Risalah at-Tauhid berpendapat: asal makna tauhid adlah
meyakinkan (mengi’tiqatkan) bahwa Allah adalah satu tidak syarikat bagi-Nya (Muhammad Abduh,
1969:33).
f) A. R Sutan Masur berpendapat bahwa kata-kata tauhid merupakan bahasa Arab dalam bentuk bab tafi’I
yang susunanya dari wahhada (menyatukan), yuwahhidu (akan tetap menyatukan) dan tauhidan
(sungguh disatukan). Dengan demikian, tauhid ini harus berwujud berusaha menyatukan dengan arti
yang tepat. Tauhid bukan menyatukan Tuhan dengan dari beberapa Tuhan, tetapi dimaksud ialah
merebut hati, mempunyai i’tiqad bahwa Allah itu hanya satu. Keyakinan itu harus dii’tiqatkan dalam qalbu,
dibuhul dalam hati, dipegang keras dalam perasaan, ruh dan pikiran kita (A.R. Sutan Mansur, 1978: 10).
g) M. Thaib Thahir A. Mu’in menjelaskan: tauhid artinya mengetahui atau mengenal Allah Ta’ala,
mengetahui dan meyakinkan Allah itu tunggal, tidak ada sekutu-Nya (M. Thaib Thahir A. Mu’in, t.th:19).
h) A. Hanafi berpendapat arti tauhid ialah percaya tentang wujud Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada
sekutu bagi-Nya, baik zat, sifat, maupun perbuatan-Nya; Yang mengutus utusan untuk memberi petunjuk
kepada alam dan umat manusia kepada jalan kebaikan; yang meminta pertanggungjawaban seseorang
di akhirat...(A. Hanafi,t.th: 12).
i) Menurut pendapat Muhammad Abduh: ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud
Tuhan, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, sifat yang tidak
boleh bagi-Nya, juga tentang Rasul untuk menetapkan apa yang wajib, boleh dan yang dilarang
dinisbahkan kepadanya (Muhammad Abduh: 36)
j) Said Husein Afandi al-Jisr mendifinisikan ilmu tauhid sebagai sutu ilmu yang membahas tentang
menetapkan akidah atau keyakinan agama dengan landasan dalil yang pasti (As-Said Husin Afandi al-
Jisr, t.th: 6).
k) M. Hasby ash-Shidiqy menjelaskan bahwa ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara
menetapkan aqidah agama dengan mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan, baik dalil itu naqli, aqli,
maupun dalil wijdani (perasaan yang halus) (M. Hasby ash-Shidiqy, 1973: 1).
l) Dalam kamus New English dictionary theology berarti science with treats of the facts and phenomena of
religion and the relations between good and men (ilmu yang membahas tentang fakta dan gejala-gejala
agama, serta hubungn manusia dan Tuhan). (A. Hanafi: 11)
m) Dalam encyclopaedia Every mens, theology berarti science of religion, dealing therefore with god and
men in his relation to god (pengetahuan agama yang karenanya mmembicarakan tentang Tuhan dan
manusia dan pertaliannya dengna Tuhan (A. Hanafi: 11).
n) As. Hornby dalam kamusnya menyebutkan theology is Islam formal study of the nature of god and of
foundations of religious belief (studi formal antara alam dan Tuhan, atau studi yang menyangkut dalam
kehidupan yang mendasar dalam agama) (As. Hornby, 1974:896).
Ilmu Tauhid disebut juga ilmu aqaid atau ilmu ushuluddin adalah karena tema utama yang dibicarakan
berkaitan dengan akidah pokok atau dasar-dasar akidah yang ada dalam Islam.
3) Ilmu Ushuluddin
“Ushul” : pokok, fondmen, prinsip, aqidah, peraturan.
“Aiddiin” : agama
Ushuluddin adalah pokok-pokok atau dasar-dasar agama.
Ilmu tauhid dapat pula dikatakan ilmu ushuluddin karena menguraikan pokok-pokok kepercayaan dalam
agama islam.
b. Menentukan macam-macam Pengertian tauhid (Tauhid, Uluhiyah, tauhid rububiyah).
1) Tauhid Al-Uluhiyyah
Tauhid ’uluhiyyah berasal dari kata ilah yang berarti adalah Tuhan. Tauhid ini disebut juga dengan
tauhid ubudiyyah, yang berasal dari kata ’abida yang berarti menyembah. Maksud dari tauhid ini adalah
bahwa hanya Allah sajalah yang benar-benar atau satu-satunya yang patut disembahdari sekian banyak
nama-nama Tuhan. Sebab pada umumnya setiap manusia mengakui adanya Tuhan, hanya saja cara
menggambarkannya yang salah. Bagi manusia primitif menggambarkan Tuhan adalam bentuk animisme,
dinamisme, dan polytheisme. Bagi umat Jahiliyah mentuhankan Manna, Latta, Uzza, dan berbagai
patung-patung lain (berhala) yang brgantung disekitar Ka’bah ketika itu. Begitu juga umat Hindu
menuhankan berbagai macam dewa dan keyakinan totinisme. Sedangkan penganut Islam tidak
mengakui Tuhan yang lain selain Allah SWT.
Jadi pengertian tauhid ’uluhiyyah ialah pengakuan yang penuh bahwa Allah sajalah yang patut
disembah, tidak boleh menghadap pengabdian kepada selainnya, melarang manusia menyembah
manusia, benda-benda keramat, kuburan parawali/pemimpin, dan sebagainya. Dalam hal ini Islam telah
menggariskan denagn tegas bahwa seluruh pengabdian hanya untuk Allah semata, tercakup dalam
kalimat tauhid lailaahaillallah(Tidak ada tuhan yang patut disembah selain
Meng-Esakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karena-Nya semata.
2) Tauhid Ar-Rububiyyah
Perkataan rububiyyah berasal dari kata rabb berarti pencipta dan mengatur segala yang ada ini.
Dengan demikian, pengertian tauhid rububiyyah itu ialah pengakuan yang buat atau keyakinan yang
penuh pada Allah sajalah yang mengatur dan menciptakan alam semesta ini, baik alam nyata maupun
alam ghaib. Hendaklah diyakinkan bahwa seluruh makhluk yang ada ini adalah ciptaan Allah sendiri
tanpa ada pemabantu-Nya, karena Allah esa dari segala-galanya; Allah itu esa zat-Nya, sifat, dan
prbuatan-Nya.
Meng-Esakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang
mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
3) Tauhid Al-Asma' was-Sifat
Tauhid sifat adalah tauhid kepada Allah dengan mempercayai bahwa Allah tidak mempunyai sifat-
sifat yang sempurna dan tidak serupa dan dimiliki oleh makluknya, sebagaimana ia dan rasul-Nya telah
mensifatkan. Mustahil bagi Allah mempunyai sifat-sifat kekurangan, keyakinan seperti inilah yang
dinamakan sifat tauhid.
Meng-Esakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang
serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.
4) Tauhid I’tiqadi, tauhid I’tiqadi ialah tauhid pada keyakinan.
5) Tauhid qauli, tauhid qauli itu artinya Tauhid dalam pembicaraan.
6) Tauhid amali, tauhid amali artinya tauhid dengan amalan saleh dalam masyarakat, dan memelihara
kesatuan umat.
d. Disajikan kisah orang yang kokoh aqidah Islamnya (Siti Masyitah/Ashabul Kahfi/Bilal bin Rabah.
1) Kisah Masyitah dan Bayinya.
Ø Versi 1
Fir’aun, raja zalim yang memerintah Mesir ribuan tahun lalu, mengaku dirinya Tuhan. Dia meminta
setiap rakyatnya mengakui dan menyembahnya. Mereka yang ingkar dibunuh.
Seorang sahabat baiknya yang juga penjaga perbendaharaan negara, Hazaqil, tidak setuju Fir’aun
mengakui dirinya Tuhan.
Pada suatu hari, ketika Fir’aun menjatuhkan hukuman mati ke atas 40 orang ahli sihir yang telah
beriman kepada Allah, Hazaqil sangat tidak setuju.
Hazaqil menghadap Fir’aun dan membantah hukuman itu.
“Tuanku, patik tidak setuju dengan hukuman mati ke atas 40 ahli sihir itu. Walaupun mereka beriman
kepada Allah, mereka sudah berjasa kepada negara kita ini,” Hazaqil mempertikaikan hukuman yang
dijatuhkan oleh Fir’aun.
“Mereka dihukum mati kerana tidak mengakui beta sebagai Tuhan mereka!” tegas Fir’aun dengan
nada marah, sambil menambah:
“Kalau kamu mempertahankan nasib ahli-ahli sihir itu, itu bermakna kamu juga seorang daripada
mereka yang beriman kepada Allah.”
Fir’aun mula berfikir mengapa Hazaqil mempertahankan nasib 40 ahli sihir yang dihukum mati itu.
“Oleh kerana kamu salah seorang daripada mereka, beta jatuhkan hukuman mati ke atas kamu,” kata
Fir’aun tanpa teragak-agak menjatuhkan hukuman mati ke atas sahabat yang juga pegawai kerajaannya
itu.
Hazaqil dibawa keluar dari istana. Dia diikat pada sebatang pohon kurma. Dia kemudian dipanah
pengawal Fir’aun sehingga mati.
Isteri Hazaqil, iaitu Siti Masyitah, yang bertugas sebagai pendandan puteri Fir’aun, berasa sangat
sedih dan kecewa atas pembunuhan suaminya itu.
Dia semakin benci melihat wajah Fir’aun dan keimanannya kepada Allah semakin teguh.
Pada suatu pagi, ketika Siti Masyitah menyikat rambut puteri Firaun, dia teringatkan suaminya.
Tumpuan kepada tugasnya hilang. Tiba-tiba sikat yang digunakan menyikat rambut puteri Fir’aun jatuh ke
lantai.
“Allahu Akbar,” kata Siti Masyitah lalu mengambil sikat itu.
“Masitah, kamu akan dihukum kerana berkata begitu. Apakah ada Tuhan lain selain ayahandaku?”
tanya puteri Fir’aun.
“Ya. Memang ada Tuhan yang patut disembah, bukan ayahanda tuan puteri,” kata Masyitah dengan
tegas dan berani.
Puteri sangat marah, lalu mengadu hal itu kepada bapanya. Darah Fir’aun menyirap mendengar kata-
kata anaknya. Dia lalu meminta Masyitah menghadapnya.
“Siapakah Tuhan kamu?” Tanya Fir’an dengan marah.
“Allah, itulah Tuhan saya,” jawab Masyitah dengan tegas.
“Biadab! Kamu akan dihukum sebab menghina beta,” tegas Fir’aun lalu memerintahkan pengawal
memasak minyak dalam kuali yang sangat besar untuk dihumbankan Masyitah ke dalamnya.
“Dengar rakyat semua, inilah hukuman kepada orang yang tidak mengaku beta sebagai Tuhan.”
Fir’aun terus memandang Siti Masyitah. Dia berkata: “Beta beri satu peluang terakhir kepada kamu,
adakah kamu mengaku beta sebagai Tuhan kamu?”
Siti Masyitah tidak peduli. Baginya, biarpun dia dihukum, keimanannya kepada Allah tidak akan
berubah.
Tiba-tiba, anaknya yang masih bayi, dengan izin Allah, berkata:
“Wahai ibu, janganlah terpedaya dengan kata-kata syaitan yang dilaknat Allah. Kematian kita akan
mendapat rahmat daripada Allah dan pintu syurga sentiasa terbuka menanti kedatangan kita.”
Siti Masyitah terkejut mendengarkan bayinya boleh berkata-kata. Dia bersyukur kepada Allah lantas
dengan hati tabah, menuju ke kuali besar berisi minyak panas itu.
“Allahu Akbar!” teriak Siti Masyitah lalu terjun bersama dua orang anaknya ke dalam kuali itu.
Orang ramai yang hadir dan melihat kejadian itu berasa terkejut dan sedih melihat Siti Masyitah dan
dua anaknya menjadi korban Fir’aun demi mempertahankan agama Allah.
Tiba-tiba mereka terhidu bau yang sangat harum keluar daripada kuali besar berisi minyak mendidih
yang telah ‘memasak’ Masyitah dan anak-anaknya itu.
Ø Versi 2
“Apa, di dalam kerajaanku sendiri ada pengikut Musa?” Teriak Fir’aun dengan amarah yang membara
setelah mendengar cerita putrinya perihal keimanan Siti Masyitoh. Hal ini bermula ketika suatu hari Siti
Masyitoh sedang menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba sisir itu terjatuh, seketika Siti Masyitoh mengucap
Astagfirullah. Sehingga terbongkarlah keimanan Siti Masyitoh yang selama ini disembunyikannya.
“Baru saja aku menerima laporan dari Hamman, mentriku, bahwa pengikut Musa terus bertambah
setiap hari. Kini pelayanku sendiri ada yang berani memeluk agama yang dibawa Musa. Kurang ajar si
Masyitoh itu,” umpat Fir’aun.
“Panggil Masyitoh kemari,” perintah Fir’aun pada pengawalnya. Masyitoh datang menghadap Fir’aun
dengan tenang. Tidak ada secuil pun perasaan takut di hatinya. Ia yakin Allah senantiasa menyertainya.
“Masyitoh, apakah benar kamu telah memeluk agama yang dibawa Musa?”. Tanya Fir’aun pada
Masyitoh dengan amarah yang semakin meledak.
“Benar,” jawab Masyitoh mantap.
“Kamu tahu akibatnya? Kamu sekeluarga akan saya bunuh,” bentak Fir’aun, telunjuknya mengarah
pada Siti Masyitoh.
“Saya memutuskan untuk memeluk agama Allah, maka saya telah siap pula menanggung segala
akibatnya.”
“Masyitoh, apa kamu sudah gila! Kamu tidak sayang dengan nyawamu, suamimu, dan anak-anakmu.”
“Lebih baik mati daripada hidup dalam kemusyrikan.”
Melihat sikap Masyitoh yang tetap teguh memegang keimanannya, Fir’aun memerintahkan kepada
para pengawalnya agar menghadapkan semua keluarga Masyitoh kepadanya.
“Siapkan sebuah belanga besar, isi dengan air, dan masak hingga mendidih,” perintah Fir’aun lagi.
Ketika semua keluarga Siti Masyitoh telah berkumpul, Fir’aun memulai pengadilannya.
“Masyitoh, kamu lihat belanga besar di depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya
berikan kesempatan sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk
menyembahku. Kalaulah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkanlah keselamatan
bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya.”
Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Fir’aun, Siti Masyitoh sempat bimbang. Tidak ada yang
dikhawatirkannya dengan dirinya, suami, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang
masih bayi. Naluri keibuannnya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya. “Yakinlah
Masyitoh, Allah pasti menyertaimu.” Sisi batinnya yang lain mengucap.
Ketika itu, terjadilah suatu keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara kepada ibunya, “Ibu,
janganlah engkau bimbang. Yakinlah dengan janji Allah.” Melihat bayinya dapat berkata-kata dengan
fasih, menjadi teguhlah iman Siti Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa Allah tidak
meninggalkannya.
Allah pun membuktikan janji-Nya pada hamba-hamba-Nya yang memegang teguh (istiqamah)
keimanannya. Ketika Siti Masyitoh dan keluarganya dilemparkan satu persatu pada belanga itu, Allah
telah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga tidak merasakan panasnya air dalam belanga
itu.
Demikianlah kisah seorang wanita shalihah bernama Siti Masyitoh, yang tetap teguh memegang
keimanannya walaupun dihadapkan pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
Ketika Nabi Muhammad Saw. isra dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau
mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan. “Kuburan siapa itu, Jibril?” tanya baginda
Nabi.
“Itu adalah kuburan seorang wanita shalihah yang bernama Siti Masyitoh,” jawab Jibril.
e. Menentukan kandungan QS Al-A’raf: 180 dan An-Nahl: 60 yang berhubungan dengan macam-
macam tauhid.
1) Q.S Al-A’raaf/7 : 180
ُ١٨٠ُ َِيُأَسۡ َٰٓمئِ ِهۦُۚ َسي ۡجزَ ۡونَ ُ َماُكَانواُْيَعۡ َملون ۡ ۡ ُِٱۡلَسۡ َمآٰء
َ ُٱلحسۡ نَىُفَ ۡٱدعوهُبِ َه ۖا ۡ َو ِ اّلِل
ٰٓ ُٱلاذِينَ ُيلحِ دونَ ُف
ُ ُْوذَروا
180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul
husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-
nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan
2) Q.S An-Nahl/16 : 60
ۡ ُٱلعَ ِزيز
ُ٦٠ُُٱل َحكِيم ۡ ُوه َو
َ ُٱۡل َ ۡعلَ ۚى ۡ ُو ِ اّلِل
ۡ ُِٱل َمثَل َ َُّلُي ۡؤمِ نونَ ُبِ ۡٱۡلٰٓخِ َرةُِ َمثَلُٱلس ۡاو ۖ ِء
َ َلِلاذِين
60. Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah
mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
3. Memahami pengertian syirik, macam-macam syirik dan perilaku orang yang berbuat syirik
a. Menentukan jenis-jenis syirik akbar atau asghar (besar atau kecil)
1) Jenis-jenis syirik akbar (besar)
Ø Sihir
· Q.S Al-Falaq/113:4
Sihir itu haram. Pemilik dan pendatang (pengunjung) sihir.
· H.R Bukhari Muslim
“Siapa yang datang kepada tukang sihir kemudian bertanya tentang sesuatu dan membenarkan atau
meyakini apa yang dikatakannya, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari”
Ø Ramalan
Dukun atau peramal dikatakan kafir karena mengklaim ia mengetahui keghaiban yang sebenarnya hanya
diketahui Allah. Orang-orang yang memanfaatkan jasa dukun atau peramal dan percaya padanya juga
dinyatakan kafir.
2) Syirik Ashghor(kecil)
a) Bersumpah dengan nama selain Allah
b) Memakai azimat
c) Mantera
d) Sihir
e) Peramalan
f) Dukun dan tenung
g) Bernazar kepada selain Allah
2) Q.S An-Nisa/4 : 48
َ ُُِٱفت ََر ٰٓىُ ِإ ۡث ًما
ُ٤٨ُعظِ ي ًما ۡ ٱّلِلُِفَقَد َ َُّلُيَ ۡغفِرُأَنُي ۡش َركَ ُبِهِۦُ َويَ ۡغفِرُ َماُدونَ ُذَلِكَ ُ ِل َمنُيَ َشا ٰٓ ۚء
ُو َمنُي ۡش ِر ۡكُبِ ا َ ُٱّلِل
َ إِ ان ا
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar
a) Ananiyah
b) Putus Asa
c) Ghadab
d) Tamak
e) Takabur
f) Dendam
g) Bergantung kepada orang lain
h) Mencaci-maki dan mencela
i) Gibah
j) Malas belajar dan malas bekerja
5. Memahami dan meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifat Allah dan Asmaul Husna
serta meneladani sifat Allah
a. Menunjukan pengertian Al-Afuw / Al-Muqsit / Al-Warits
Ø Al-Afuw
Al-Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan orang-orang yang telah
berbuat maksiat. Kata al-Afuww ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi ia lebih sempurna. Sebab, Al-
Ghafur itu adalah as-sitr (merahasiakan), sedangkan Al-Afuww itu adalah al-mahwu (menghapuskan).
Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia menghaturkan
catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian besar lembaran amal itu telah
terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya. Maka sadarlah mereka bahwa Allah telah
menghendaki kebaikan buat orang itu. Firman Allah: “Dan Dialah yang menerinza tobat dari hamba-
hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan…” (QS. Asy-Syura: 25).
Ø Al-Muqsit
Allah tidak pernah memberatkan satu pihak dengan pihak yang lain, dan Allah tidak meringankan satu
pihak dengan pihak yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja dan budak, semuanya di Anggap sama.
Ø Al-Warits
Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah atau daerah (QS. Al-Ahzab 33.27), Al-
Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang
penting adalah mewarisi surga (QS. Maryam 19.19)
c. Menentukan hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu lainnya (ilmu tafsir, ilmu akhlak)
Ø Dengan ilmu tafsir
Ilmu Kalam tidak mungkin berdiri sendiri tanpa mengindahkan sumber-sumber rujukan yang mendukung,
seperti kitab-kitab tafsir Al-Qur’an dan ilmu-ilmu tafsir.
Bila kita cermati berbagai tafsir dan takwil terhadap ayat-ayat seperti Fussilat: 53 dan Al-Anbiya: 22, kita
akan menemukan sejumlah keterangan yang menegaskan hubungan yang kuat antara ilmu kalam
dengan dalil-dalil logika yang dibangun di atasnya.
Ø Dengan ilmu akhlak
Bila kita mencermati Kitab Ihya’ Ulum al-Din, masterpiece Imam al-Ghazali, kita akan terpesona dengan
kelugasan dan kepiawaian Hujjatul Islam (Sang Pembela Kebenaran Islam) ketika mengulas masalah
teologis dalam konteks ilmu akhlak dan tasawuf. Dalam adikaryanya tersebut, Imam al-Ghazali seringkali
menggugah kesadaran manusia melalui nalar dan logika ilmu kalam.
Dengan menggunakan metode penalaran yang sistematis serta didukung bukti-bukti ilmiah yang tak
terbantahkan, Simuh menilai bahwa karya Imam al-Ghazali tsb telah mampu mengharmoniskan kajian
ilmu-ilmu ushuluddin (ilmu kalam dan ilmu tauhid) dengan ilmu-ilmu syariat (fiqih, ushul fiqih dan akhwal
syakhshiyyah).
9. Memahami aliran-aliran ilmu kalam (Khawarij, Syiah, Al-Asyariyah, Mu’tazilah, dan tokoh-
tokohnya) serta teologi transformatif dan teologi pembebasan.
a. Menentukan latar belakang lahirnya ilmu kalam
1) Faktor-faktor dari dalam
§ Al-Qur’an di samping mengajak kepada tauhid, mempercayai kenabian dan hal-hal lain yang terkait
dengannya, juga menyinggung golongan-golongan dan agama-agama yang memiliki kecenderungan
tidak benar, yang terjadi sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
§ Kaum muslimin berusaha mempertemukan nash-nash agama Islam dengan doktrin-doktrin dari agama
lain yang kelihatannya bertentangan.
§ Memakai filsafat untuk memperkuat alasannya.
§ Persoalan politik umat islam
2) Faktor-faktor dari luar
· Pertemuan Islam dengan agama lain.
· Perdebatan dengan pihak agama lain
· Penggunaan filsafat dalam berdebat.
e. Menentukan pandangan Khawarij tentang orang-orang yang terlibat dalam tahkim (Ali bin Abi
Thalib dan Muawiyah)
1) Ali, Utsman dan orang-orang yang turut dalam peperangan Jamal, dan orang-orang yang setuju adanya
perundingan antara Ali dan Mu’awiyah, semua dihukumkan orang-orang kafir.
2) Setiap umat Muhammad yang terus menerus membuat dosa besar, hingga matinya belum tobat, orang
itu dihukumkan kafir dan akan kekal di neraka. Di samping itu, ada sekelompok Khawarij yang menyebut
dirinya golongan Najdah, mereka tidak menghukumkan orang-orang yang demikian sebagai kafir mutlak,
hanya kafir terhadap Allah saja.
3) Boleh keluar dan tidak mematuhi aturan-aturan negara, bila ternyata kepala negara itu seorang yang
zalim atau khianat.
2) Q.S Al-A’raaf/7 : 26
ُ٢٦ُ َُِٱّلِلُِلَعَلاه ۡمُيَذا اكرون َ يش ۖا
ُۚرُ َذلِكَ ُمِ ۡنُ َءا َيت اٞ ُو ِلبَاسُٱلت ا ۡق َوىُذَلِكَ ُخ َۡي َ ُِيُ َءا َد َمُقَ ۡدُأَنزَ ۡلنَا
َ ع َل ۡيك ۡمُ ِلبَاسٗ اُي َو ِريُ َس ۡو َءتِك ۡم
ٗ ُو ِر ٰٓ يَبَن
26. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat
2) Q.S Al-Isra’ : 37
ۡ ُولَنُت َۡبلغ
ٗ َُٱل ِج َبالَُط
ُ٣٧ُوَّل َ ض ۡ َضُ َم َر ًح ۖاُإِناكَ ُلَنُت َۡخ ِرق
َ ُٱۡل َ ۡر ۡ َو ََّلُت َۡم ِشُف
ِ ِيُٱۡل َ ۡر
37. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-
kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung
2) Q.S Al-Maidah/5 : 90
ُ٩٠ُ َٱجتَنِبوهُلَعَُلاك ۡمُت ۡفلِحون
ۡ َط ِنُف ِ ُو ۡٱۡل َ ۡزلَم
َ ُسُ ِّم ۡنٞ ُر ۡج
َ ع َم ِلُٱل اش ۡي َ صاب َ ُو ۡٱل َم ۡيسِر
َ ُو ۡٱۡلَن َ اُٱلخ َۡمر ٰٓيَأَيُّ َه ا
ۡ اُٱلذِينَُُ َءا َمن ٰٓواُْ ِإنا َم
90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan
Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah
yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing
Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam
sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka
meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka
akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau
yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
3. Memahami pengertian tasawuf, asal-usul tasawuf, karakteristik tasawuf dan maqomat tasawuf
a. Menentukan pengertian tasawuf menurut asal usulnya (Shaff/Shafwah/Shuffah)
o Shaff : Barisan di/paling depan
o Shafwah : Terbaik, tertinggi
o Shuffah : Serambi/tempat duduk
2) Tabdzir
Berikut adalah beberapa tindakan yang tergolong sebagai perbuatan tabzir, yaitu :
· Membantu orang lain dalam kemaksiatan. Contoh : Memberi sumbangan kepada orang untuk
meminum-minuman keras
· Mengkonsumsi makanan/minuman yg tidak ada manfaatnya dan justru membahayakan bagi jiwa dan
raga. misal : Rokok
· Orang yang bersodakoh tetapi tidak ikhlas
· Merayakan Hari Raya lebaran dengan berlebihan
· Merayakan pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syari'at
3) Fitnah
Fitnah dapat terjadi antara lain:
· Penyakit hati seperti syirik,angkuh,dengki dan kikir.
· Ucapan yang salah atau menyimpang dari sebenarnya.
· Kebodohan, sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw : ”Bahwa fitnah dapat muncul dari kebodohan
merajalela, ilmu telah tercabut, dan banyak pembunuhan serta kekacauan.”(HR Bukhari-Muslim)
BAB I
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Standar kompetensi :
Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT.
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
2. Menunjukan nama-nama kitab Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya.
3. Menyebutkan fungsi dan tujuan diturunkannya kitab-kitab Allah SWT.
4. menyebutkan isi pokok kitab-kitab: Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an.
5. menampilkan sikap mencintai Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT.
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:
a. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi
kaum Bani Israil.
Firman Allah swt:
ْ َّ…إِنَّاأ َ ْن َز ْلنَاال
َّ تو َراةَفِ ْي َها ُهد
(ًىونُ ْور
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada
)petunjuk dan cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum syariat sudah tidak ada lagi. Yang
beredar di kalangan orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan palsu. Sebab,
mereka telah melakukan perubahan-perubahan isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat bahwa
taurat yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan
sebagai karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa yang berbeda.
Allah berfirman:
b. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil yang asli memuat
keterangan-keterangan yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia
mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di
akhir zaman akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran manusia bukan wahyu Allah .
Misalnya Kitab Injil matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut banyak terdapat
perbedaan dan bahkan bertentangan. Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa
a.s. dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat
orang-orang harawi (pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan Injil Bernabas,
oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid. Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh
orang-orang Kristen (Nasrani). Dengan demikian, yang wajib dipercayai oleh umat islam
hanyalah Injil yang diturunkan Allah SWT.kepada nabi isa a.s.
c. Kitab Zabur
Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud a.s. Nabi Daud hanya
diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab
Zabur berisi tentang zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat syariat.
Firman Allah swt.:
ُ َواَت َ ْينَاد
( َاود ََزبُ ْو ًرا
Artinya: “Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)
d. Kitab al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu
tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144 surat, 6666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.
Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5,
diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad sedang
berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan
Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir
turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10
hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan), karena
beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sebahagian isinya menghapus sebahagian syari’at
yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai dengan
hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Quran merupakan kitab suci
terlengkap dan abadi sepanjang masa , berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman,
serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai
kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu,sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama
sekali.
Firman Allah:
َ ص ِ ِّدقَا ِلِّ َما َب ْينَ َي َدي ِْه ِمنَا ْل ِكت َ ِب َو ُم َهي ِْمنًا
(علَ ْي ِه َ … َوا َ ْن َز ْلنَااِلَ ْي َكاْل ِكت َ َب ِبا ْل َح ِقِّ ُم
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)
Firman Allah swt.:
( َذَ ِلكَا ْل ِكتَبُالَ َر ْيبَ ِفي ِْه ُهدًى ِل ْل ُمت َّ ِق ْين
Artinya: “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang
yang bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)
BAB II
IMAN KEPADA RASUL ALLAH
Standar Kompetensi
Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah
2. Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah
3. Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW
Seluruh rasul mempunyai sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat-sifat tercela.
Sifat-sifat terpuyji yang harus dimiliki rasul disebut sifat wajib rasul, sedangkan sifat-sifat tercela
yang tidak mungkin ada pada diri rasul disebut sifat mustahil para rasul.
Sifat wajib ada 4 antara lain :
1. Sidiq : berkata benar
2. Amanah : dapat dipercaya
3. Tabligh : menyampaikan
4. Fathonah : cerdik,pandai
Sedang sifat mustahil bagi rasul yaitu :
1. Kizib : berkata bohong
2. Khianah : tidak dapat dipercaya
3. Kitman : menyembunyikan
4. Baladah : bodoh
“Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira
dan pemberi peringatan.”(Al-Ahzab: 45)
BAB III
MU’JIZAT ALLAH
1. Mukjizat
Mukjizat berasal dari bahasa Arab معجزةyang artinya melemahkan, yaitu membuat
sesuatu menjadi tidak mampu. Mukjizat merupakan sesuatu yang luar biasa sehingga manusia
tidak mampu mendatangkan hal yang serupa. Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar
biasa yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat bertujuan untuk membuktikan
kenabian atau kerasulan seorang nabi atau rasul Allah SWT yang tidak dapat ditiru oleh siapa
pun dan untuk melemahkan segala macam usaha dan alasan orang kafir dan menentang islam,
dan menyeru kepada umat agar percaya akan keesaan Allah.
Unsur yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
1) Kejadian luar biasa
2) Tampak pada diri seorang nabi
3) Ada tantangan dari kaum yang menyangsikan kedudukan seorang nabi
4) Manusia tidak mampu menandingi hal yang luar biasa tersebut.
Lazimnya, nabi atau rasul menampakkan mukjizatnya hanya pada saat-saat yang sangat
dibutuhkan, misalnya untuk membela diri atau menjawab tantangan orang- orang kafir.
Dalam al-Qur’an, mukjizat biasanya disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan,yang
berarti bukti atau keterangan yang jelas.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Su’ara’: 4
2. KARAMAH
Karamah berasal dari bahasa arab كرمberarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat
diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena
ketaqwaanya kepada Tuhan.
Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT
kepada para wali-Nya. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada
Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yunus: 62-64,
علَي ِْه ْم َوَل ُه ْميَحْ َزنُونَ ۞ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوكَانُوا يَتَّقُونَ ۞ لَ ُه ُم ا ْلبُش َْرى فِي َّ أََل إِنَّ أ َ ْو ِليَا َء
َ َللاِ َل َخ ْوف
ِ ……ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوفِي
اآلخ َر ِة
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan
mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka berita
gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat….”
Ulama’ sufi meyakini bahwa para wali mempunyai keistimewaan, misalnya kemampuan
melihat hal-hal ghaib yang tidak dimiliki oleh manusia umumnya. Allah SWT dapat memberi
karamah kepada orang beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut kehendaknya.
1) Kejadian yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Ketika Nabi Sulaiman a.s. sedang duduk di hadapan dengan para tentaranya yang terdiri
atas manusia, hewan, dan jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan singgasana Ratu
Bulqis. Ada seorang yang berilmu berkata kepada Nabi Sulaiman a.s. menurut sebuah
keterangan, orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan orang berilmu tersebut diabadikan
Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. an-Naml: 40,
ْ ب أَنَا آتِيكَ ِب ِه قَ ْب َل أ َ ْن يَ ْرت َ َّد إِلَ ْيكَ َط ْرفُكَ فَلَ َّما َرآهُ ُم
ست َ ِق ًّرا ِع ْن َدهُ قَا َل َهذَا ِم ْن ِ قَا َل الَّذِي ِع ْن َدهُ ِع ْلم ِمنَ ا ْل ِكتَا
َ س ِه َو َم ْن َكفَ َر فَ ِإنَّ َربِِّي
غنِ ٌّي ك َِريم َ شك ُُر أ َ ْم أ َ ْكفُ ُر َو َم ْن
ْ َشك ََر فَ ِإنَّ َما ي
ِ شك ُُر ِلنَ ْف ْ َ ض ِل َربِِّي ِليَ ْبلُ َونِي أَأ
ْ َف
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana
itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang
ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
2) Kejadian yang Dialami Maryam binti Imran
Nabi Zakaria a.s. menemukan makanan setiap hadir di mihrab Maryam binti Imran.
Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 37,
اب َو َج َد َ علَ ْي َها َزك َِريَّا ا ْل ِمحْ َر َ سن َوأ َ ْنبَت َ َها نَبَاتًا َح
َ سنًا َو َكفَّلَ َها َزك َِريَّا ُكلَّ َما َد َخ َل َ فَتَقَبَّلَ َها َربُّ َها بِقَبُول َح
َ ق َم ْن يَشَا ُء بِغَي ِْر ِح
ساب ُ َللاَ يَ ْر ُز َّ ِع ْن َد َها ِر ْزقًا قَا َل يَا َم ْريَ ُم أَنَّى لَ ِك َهذَا قَا َلتْ ُه َو ِم ْن ِع ْن ِد
َّ ََّللاِ إِن
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap
Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria
berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab:
"Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Peristiwa yang disaksikan Nabi Zakaria a.s. merupakan karamah yang dianugerahkan
Allah SWT kepada maryam binti Imran.
Allah SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri, yakni Nabi
Zakaria a.s.
3. MA’UNAH
Ma’unah berarti pertolongan. Ma’unah adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah
SWT kepada orang mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi
kemampuannya. Ma’unah terjadi pada orang yang biasa berkat pertolongan Allah. Misalnya,
orang yang terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun berkat ma’unah/pertolongan
Allah, ia selamat.
4. IRHAS
Irhas adalah kejadian luar biasa atau hal-hal yang istimewa pada diri calon nabi atau
Rasul ketika masih kecil. Contohnya, Muhammad saw. Selalu dinaungi awan sehingga
kepanasan saat melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam. Peristiwa yang terjadi pada diri
Nabi Isa a.s. ketika beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Pada saat masih bayi, Nabi
isa dapat berbicara kepada orang-orang yang melecehkan ibunya.
Pembicaraan Nabi Isa a.s. ketika masih bayi itu disebutkan dalam firman Allah, Q.S.
Maryam: 29-33.
اب َو َجعَلَنِي َ َ َللاِ آتَانِ َي ا ْل ِكت َ ص ِبيًّا۞ قَا َل ِإنِِّي
َّ ع ْب ُد َ ْف نُ َك ِلِّ ُم َم ْن كَانَ فِي ا ْل َم ْه ِد َ َفأَش
َ َارتْ ِإلَ ْي ِه قَالُوا َكي
ُاركًا أ َ ْينَ َما ُك ْنت َ َالزكَا ِة َما د ُْمتُ َحيًّا۞ َوبَ ًّرا ِب َوا ِل َدتِي َولَ ْم يَجْ عَ ْلنِي نَ ِبيًّا۞ َو َجعَلَنِي ُمب َّ صال ِة َو
َّ صانِي ِبال َ َوأ َ ْو
۞ث َحيًّا ُ ع َل َّي يَ ْو َم ُو ِلدْتُ َويَ ْو َم أ َ ُموتُ َويَ ْو َم أ ُ ْب َع
َ سال ُم
َّ ش ِقيًّا۞ َوال َ ارا ً ََّجب
“Maka dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya, mereka berkata “Bagaimana kami akan
berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku
hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia
menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan
kepadaku melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku,
dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga
dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali.”
MACAM-MACAM MUKJIZAT
Menurut sifatnya, mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mukjizat
hisyiah/kauniyah dan mukjizat maknawiyah/aqliyah.
1) Mukjizat hisyiah/kauniyah ialah mukjizat yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan
dipegang. Mukjizat hisyiah ditujukan kepada orang biasa, yang kurang mampu menggunakan
akal pikirannya secara baik. Contohnya, mukjizat Nabi Nuh a.s. beliau membuat perahu untuk
menghadapi banjir yang pada waktu itu tidak pernah dilakukan orang dan mustahil dapat
dilakukan oleh orang biasa. Setelah perahu selesai dibuat, banjir datang dan sumber airnya
datang dari tiap-tiap rumah penduduk yang kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam
sedangkan Nabi Nuh a.s. dan para pengikutnya selamat.
2) Mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan,
dicium, dan dipegang. Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan dikenal oleh orang-
orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus. Contohnya mukjizat yang
dimiliki Nabi Muhammad saw. berupa al-Qur’an. Tidak semua orang mau menerima petunjuk
al-Qur’an. Hanya orang yang sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus yang sanggup
menerima al-Qur’an dengan senang hati. Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa,
salah satunya adalah dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun
atau merangkai kata-kata sebagaimana al-Qur’an meskipun hanya satu ayat
PERBEDAAN ANTARA MUKJIZAT, KARAMAH, MA’UNAH, DAN IRHAS
Pada dasarnya mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sama, yaitu anugerah Allah
SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada siapa yang menerimanya.
Perbedaan antara mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
a. Mukjizat diberikan kepada para nabi dan rasul.
b. Karamah dianugerahkan kepada wali.
c. Ma’unah diberikan kepada orang mukmin.
d.Irhas dianugerahkan kepada calon nabi atau rasul Allah SWT (sebelum diangkat
menjadi nabi dan rasul)
Persamaan antara mukjizat, karomah, ma’unah dan irhas adalah sama-sama datangnya
dari Allah SWT. Orang yang diberikan mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas pantas diteladani
hidupnya, karena mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas hanya diberikan kepada hamba-hamba
Allah SWT yang bertakwa dan beramal shaleh.
Hikmah Mukjizat
Hikmah adanya mukjizat adalah sebagai berikut.
a. Melemahkan dan mengalahkan alasan,usaha,dan tipu daya orang-orang yang menentang dakwah
rasul allah.
b. Bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk memperkuat
iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
c. Membuktikan kebenaran rasul yang diutus Allah dan ajaran – ajarannya.
BAB IV
PERILAKU KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW
Standar kompetensi :
Memahami perilaku kehidupan Nabi Muhammad saw
Kompetens Dasar :
1. Menjelaskan Kisah Nabi Muhammad saw
2. Menunjukan sfat-sifat utama Nabi Muhammad yan patut diteladani
3. Menunjukan bukti, bahwa sunnah rasul sebagai uswatun hasanah
4. Bersikap dan berperilaku sebagai orang yang meneladani akhlak Nabi Muhammad saw
BAB V
PERILAKU SIKAP TERPUJI PADA DIRI SENDIRI
Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji pada diri sendiri
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskaan pengertian tawadhu, taat, qanaah dan sabar
2. Membiasakan prilaku tawadhu, taat, qanaah dan sabar
3. Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal
4. Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari
5. Menjelaskan pengertian Qanaah dan Tasamuh
6. Membiasakan perilaku qanaah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari
A. Tawadhu
Tawadhu artinya merendahkan diri untuk tidak diketahui kemampuan yang dimilikinya
oleh orang lain. Orang beriman dilarang memiliki sifat takabur dan dianjurkan memiliki sifat
tawadhu, karena dengan mampu bersikap tawadhu (merendahkan diri) Allah akan meninggikan
derajatnya. Firman Allah SWT yang menganjurkan tawadhu dalam Qur’an S. Al A’raf ayat 205:
Artinya: “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
Termasuk orang-orang yang lalai” (QS. Al A’raf:205)
Keutamaan tawadhu diantaranya adalah :
a. Akan ditinggikan derajatnya
b. Mendapatkan cinta dari Allah
c. Mendapatkan kasih saying Allah
B. Taat
Taat sering disamakan artinya dengan patuh dan tunduk. Dengan demikian taat artinya
patuh dan tunduk terhadap perintah atau larangan seseorang atau peraturan yang berlaku.
Taat lebih berkaitan dengan sikap dan tindakan seseorang dalam mentaati peraturan
secara suka rela tanpa ada perasaan terpaksa sehingga dalam mentaati dan melakukan peraturan
tersebut didasarkan pada rasa patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku. Mentaati
peraturan merupakan akhlak terpuji dan hukumnya wajib. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu.
C. Qanaah
Qanaah adalah suatu sikap yang menerima dengan cukup dan senang hati atas apa yang
telah dianugrahkan Allah SWT kepadanya, karena merasa bahwa itulah telah menjadi bagiannya.
Imam ibnu Taimiah mengatakan bahwa qanaah itu identik dengan zuhud, yaitu
meninggalkan keinginan terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
Manfaat qanaah:
a. Hatinya penuh dengan keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT.
b. Mampu mewujudkan syukur kepada Allah SWT
c. Mensapatkan kehidupan yang membahagiakan dan menyenangkan
d. Menjadikannya mulia.
D. Sabar
Sabar artinya teguh hati tanpa mengeluh dalam menghadapi cobaan dan ujian. Orang
yang sabar tidak pernah mengeluh, tidak putus asa, tidak mudah marah, baik dalam keadaan
senang maupun susah.
Sabar diperintahkan oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNYA:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Albaqarah :153)
Macam-macam sabar di antaranya:
a. Sabar dalam berbuat, artinya dalam melakukan pekerjaan tidak tergesa-gesa
b. Sabar dalam menderita, artinya bila sedang tertimpa musibah kita menerima dengan
lapang dada
c. Sabar dalam menahan marah
E.Zuhud
Secara bahasa zuhud berarti perihal meninggalkan keduniawian. Menurut istilah, zuhud
berarti berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi bersifat material atau kemewahan
duniawi dengan mengharap dan menginginkan sesuatu yang lebih baik dan bersifat spiritual
berupa kebahagiaan akhirat.
Menurut imam Al Qusyairi, zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap kemewahan
dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta. Sedangkan menurut imam
Gazali. Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia atau harta
kekayaan.
Zuhud bukan berarti semata-mata tidak mau memiliki harta dan tidak sukamengenyam
nikmat duniawi, tetapi zuhud sebenarnya adalah kondisi mental seseorang yang tidak
terpengaruh oleh harta benda dalam dalam mengabdikan diri kepada Allah, Allah berfirman:
Artinya: (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[1459] terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 23)
F. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri. Tawakal kepada Allah artinya berserah diri kepada qada
dan qadar Allah SWT. Setelah berusaha sekuat tenaga sesuai kewajiban sebagai manusia.
Keutamaan tawakal:
a. Tawakal kepada Allah SWT merupakan pengamalan sebagian agama
Artinya: “dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada
Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali”(QS.Hud:88)
b. Tawakal merupakan sebagian cabang dari iman
c. Allah SWT akan mencukupkan penjagaan-Nya dari segala kejelekan
d. Allah SWT akan selalu mencintai orang-orang yang bertawakal
e. Allah SWT akan menjamin rezeki
f.. Allah SWT akan member selalu petunjuk, kecukupan dan penjagaan.
G. Qanaah
Qanaah adalah suatu sikap yang menerima dengan cukup dan senang hati atas apa yang
telahdianugrahkan Allah SWT kepadanya, karena merasa bahwa itulah telah menjadi bagiannya.
Imam ibnu Taimiah mengatakan bahwa qanaah itu identik dengan zuhud, yaitu
meninggalkan keinginan terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhirat.
Hikmah qanaah dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain:
a. Menghilangkan kesenjangan social antara kelompok kaya dan kelompok miskin
b. Mengurangi tindakan criminal
c. Mewujudkan kesatuan dan persatuan
d. Mendorong masyarakat untuk maju
e. Menyebabkan mendapat ridho dan rahmat Allah SWT
Manfaat qanaah:
a. Hatinya penuh dengan keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT.
b. Menumbuhkan kehidupan yang baik
Artiny: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan” (QS. An Nahl: 97)
c. Mampu mewujudkan syukur kepada Allah SWT
d. Mendapatkan kehidupan yang membahagiakan dan menyenangkan
e. Dijadikan kecukupan oleh Allah SWT
Artinya: “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan” (QS. Ad Duha:8)
f. Menjadikannya mulia.
H. Tasamuh
Tasamuh berarti kelapangan dada, keluasan pikiran dan toleransi terhadap sesama
muslim maupun non muslim. Pembahasan tasamuh meliputi cara-cara menjaga kerukunan dan
persatuan.
1. Menjaga persatuan
a.Kerukunan Intern umat Islam
Saat ini dalam agama Islam berkembang berbagai macam paham dan aliran. Walaupun
demikian antara muslim yang satu dengan yang lain tetap merupakan saudara. Rasulullah SAW
menggabarkan persaudaraan umat islam tersebut dalam hadits berikut:
Artinya:
“Perumpamaan orang Islam di dalam saying menyayangi dan kasih mengasihi adalah
bagaikan satu tubuh yang apabila ada salah satu anggota yang sakit, anggota tubuh yang lain
akan ikut merasakannya,tidak bisa tidur dan merasa demam”(H.R muslim)
f. Kerukunan umat islam degan umat beragama lain
Islam merupakan agama yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap golongan agama
lain. Dakwah Islam tidak boleh dilaksanakan dengan cara kekerasan dan paksaan, tetapi harus
dengan cara yang damai dan bijaksana. Hal itu terdapat Al Qur’an,
Artinya:“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut
dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat
kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”(QS.al
Baqarah:156)
g. Kerukunan umat Islam dengan pemerintah
Menurut tafsir ulil amri adalah orang-orang yang memegang kekuasaan diantara umat
manusia yaitu pemerintah, penguasa dan pemimpin lainnya. Kita wajib mentaatinya selama
peraturan itu tidak bertentangan dengan prinsif syariat Islam. Hal itu terdapat dalam QS. An Nisa
ayat 59
1. Menjaga persatuan
Salah satu cara untuk menjaga persatuan dan kesatuan adalah kebersamaan, seperti
firman Allah dalam QS. Ali Imran : 102. Oleh karena itu tidak layak apabila diantara sesame
muslim terjadi perselisihan, perpecahan dan permusuhan. Seyogyanya umat islam lebih
memperhatiakan persatuan dan kesatuan, saling menolong dan saling menghormati.
3. Fungsi tasamuh diantaranya:
a. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
b. Menimbulkan rasa saling menghormati antar sesame
c. Menciptakan rasa aman, tenang, damai dan keserasian dalam masyarakat
d. Menghilangkan permusuhan, kebencian dan dendam
e. Menjalin rasa persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat
BAB VI
Rasul Ulul Azmi
Standar kompetensi :
Memahami Sifat-sifat Ulul ‘azmi
Kompetens Dasar :
1. Menjelaskan pengertian ulul ‘azmi
2. Menyebutka nama-nama Rasul ulul ‘azmi
3. Menjelaskan sifat-sifat Rasul Ulul ‘Azmi
4. Mengambil hikmah Dari kisah Rasul Ulul ‘azmi
Ibrahim
Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang disebabkan oleh perintah
RajaNamrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus
berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang
pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan
diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan
Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit
hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang
diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang
baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan
kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu
harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun
akhirnya yang disembelih adalah seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah
membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang
zalim.
Musa
Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun. Selain itu, dia
juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa
akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan
menyembah berhalaemas anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup
untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak
dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir.
Isa
Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam
menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang
miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak
diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan
ketaatan dalam beribadah.
“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari wol. Ia keluar dalam keadaan tidak
beralas kaki sambil menangis serta wajahnya tampak pucat karena kelaparan dan bibirnya
tampak kering karena kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah
seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan izin Allah, tanpa bermaksud
membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?” Mereka menjawab: "Di
mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab: “Rumahku adalah tempat ibadah,
wewangianku adalah air, makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah bulan di waktu malam
dan salat ku di waktu musim dingin di saat matahari terletak di Timur, bungaku adalah tanaman-
tanaman bumi, pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha
Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan orang-orang
yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu
juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah
seseorang yang jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada
aku?”
Muhammad
Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6
tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban
paman yang merawatnya sejak kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul.
Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri.
Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah
lembah dikarenakan dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain
melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim.
Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya,
Khadijah.
BAB VII
PERILAKU AKHLAK TERCELA PADA DIRI SENDIRI
Standar Kompetensi : Menghindari perilaku tercela pada diri sendiri
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan pengertian ananiah, gadab, putus asa, gadab, tamak, dan takabur
2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh perbuatan ananiah, gadab, putus asa, gadab, tamak, dan
takabur
3. Menunjukan nilai negatif perilaku ananiah, gadab, putus asa, gadab, tamak, dan takabur
4. Menghindari perilaku ananiah, gadab, putus asa, gadab, tamak, dan takabur
A. Ananiah
Ananiah menurut bahasa artinya mengutamakan diri sendiri. Sikap ananiah disebut juga
sikap egois. Orang yang bersikap ananiah lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri dari pada
orang lain. Sikap ini berbahaya bagi diri sendiri karena akan membawa pelakunya menjadi rakus
bahkan berupaya menyingkirkan keberadaan orang lain yang akan mengganggu tujuannya.