Anda di halaman 1dari 3

IMAN KEPADA ALLAH

Iman adalah kepercayaan yang dipercayai oleh seseorang yang berkenaan dengan agama,
keyakinan maupun kepercayaan kepada Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya. Iman secara
istilah artinya adalah mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati, dan
mengamalkan dalam perbuatan. Iman itu berupa pembenaran hati’ artinya hati menerima
semua ajaran yang dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam. ‘Pengakuan dengan lisan’
artinya mengucapkan dua kalimat syahadat ‘asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna
Muhammadar rasulullah’. Sedangkan ‘perbuatan dengan anggota badan’ artinya amal hati
yang berupa keyakinan-keyakinan dan beramal dengan anggota badan yang lainnya dengan
melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan kemampuannya
Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khatthab
radhiyallahu'anhu, ia berkata pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril,
Jibril bertanya pada Rasulullah,

‫ َو تُْؤ ِمنَ بِ ْالقَ ْد ِر خَ ي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‬,‫اآلخ ِر‬


ِ ‫ َو ْاليَوْ ِم‬,‫ َو ُر ُسلِ ِه‬,‫ َو ُكتُبِ ِه‬G,‫ َو َمالَِئ َكتِ ِه‬,ِ‫ َأ ْن بِاهلل‬: ‫ قَا َل‬,‫ان‬
ِ ‫فََأ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن اِإل ْي َم‬

Artinya: "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman itu artinya
engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-
Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR.
Muslim).
Berdasarkan dalil hadist nabi diatas maka rukun iman umat islam ada enam
diantaranya ialah
1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah.
4. Iman kepada rasul-rasul Allah.
5. Iman kepada hari kiamat.
6. Iman kepada qada dan qadar

Iman kepada Allah swt merupakan asas dan pokok akan adanya keimanan kepada kitab-Nya,
yakni keyakinan yang pasti bahwa Allah swt adalah Rabb dan pemilik segala sesuatu, Dialah
satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu, dan Dialah satu-satunya yang berhak
disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Semua sesembahan selain Dia adalah sesembahan yang
batil, dan beribadah kepada selain-Nya adalah kebatilan.
Allah swt berfirman dalam Quran surat Al Hajj ayat 62 yang artinya
“ Kuasa Allah SWT yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah SWT Dialah tuhan
yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah SWT itulah yang batil
dan sesungguhnya Allah SWT Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”
(Q.S Al Hajj : 42)

Adanya alam semesta ini merupakan bukti bahwa Allah swt adalah Tuhan Yang Maha
Kuasa. Tuhan yang menciptakan alam semesta dan yang mengaturnya. Tidak ada Tuhan
selain Allah swt yang wajib disembah.
Umat Islam meyakini adanya Allah swt dan mengetahui sifat-sifat Nya, agar menjadi
mukmin sejati. Dengan modal iman inilah kita akan menjalankan perintah-Nya dan
meninggalkan larangan-Nya.
Iman kepada Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah itu ada (wujud). Artinya, setiap muslim wajib mempercayai-Nya walaupun
belum pernah melihat wujud-Nya, mendengar suara-Nya, bahkan menyentuh-Nya.
Bagaimana perilaku umat muslim yang mencerminkan Iman Kepada Allah SWT?
Secara singkat dan sederhana diantaranya harus mengamalkan beberapa perintah ini yakni
1. Selalu menjaga sholat 5 waktu
2. Berkumpul dengan orang-orang sholeh
3. Menjauhi perbuatan maksiat
4. Memberikan rejeki kepada orang lain/ bersedekah
5. Mempercayai 6 rukun iman yaitu iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari
Kiamat, Qodo dan Qodar.

Allah SWT adalah tuhan kita adalah Maha Esa dalam Wujud-Nya dan dalam Sifat-sifat-Nya.
Tidak ada wujud lainnya yang bersifat abadi dan tegak dengan sendirinya seperti Wujud-Nya.
Begitu juga sifat-sifat dari wujud lain yang menyamai Sifat-sifat-Nya. Pengetahuan seseorang
membutuhkan seorang guru dan itu pun tetap terbatas. Pengetahuan Tuhan tidak memerlukan
guru dan tanpa batas. Kemampuan pendengaran seseorang tergantung kepada udara dan
bersifat terbatas, tetapi sifat mendengar yang dimiliki Allah Ta’ala bersifat tanpa batas.
Kemampuan penglihatan manusia tergantung kepada adanya sinar matahari atau sumber sinar
lainnya serta bersifat terbatas, sedangkan penglihatan Tuhan adalah berasal dari Nur yang
inheren dalam Wujud-Nya dan tanpa batasan. Kemampuan manusia untuk mencipta
tergantung pada sarana dan waktu serta bersifat terbatas. Kemampuan Allah mencipta tidak
bergantung pada apa pun, tidak juga pada waktu dan bersifat tanpa batas. Semua sifat-sifat-
Nya tanpa banding dan tidak ada apa pun yang sepadan dengan Wujud-Nya atau pun sifat-
sifat-Nya. Inilah Ketauhidan yang diajarkan Al-Qur’an dan menjadi dasar dari agama kita.

Anda mungkin juga menyukai