Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH QUR'AN HADIS MENGENAI SIKAP SEORANG MUSLIM

DALAM KEADAAN APAPUN

Disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran Qur'an Hadis


Guru Mata Pelajaran
Intan Nuraeni Tri Utami,S.Pd I

Oleh:
Kelompok 1
 Andini s.d M Isep Saefullah

KELAS XII IPA 1

Madrasah Aliyah AL-AMAN Tahun Ajaran 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Intan Nuraeni Tri Utami,S.PdI
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Cimanggu, 6 November 2023

Kelompok 1

PEMBAHASAN
A. Sikap Seorang Muslim dalam Keadaan Apapun

2
1. Hadis Rasulullah SAW dari Suhaib

‫ وليس ذلك‬،‫ «عَج ًبا َأِلمر الُم ؤِم ن ِإَّن أمَر ه ُك َّله له خير‬:‫عن ُصهيب بن ِس نان الرومي رضي هللا عنه مرفوعًا‬
‫ وِإْن َأَص ابته ّضَّراء َصَبر َفَك ان خيرا له‬،‫ ِإْن َأَص اَبته َس َّراء شكر فكان خيرا له‬:‫»َأِلَح د ِإاَّل ِللُم ؤِم ن‬.
[‫ ]صحيح‬- [‫]رواه مسلم‬

Dari Ṣuhaib bin Sinān Ar-Rūmi -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', "Sangat
mengagumkan sekali keadaan orang Mukmin itu. Semua keadaannya itu
merupakan kebaikan baginya, dan yang demikian itu berlaku hanya bagi orang
Mukmin. Apabila dia mendapatkan kelapangan hidup, ia pun bersyukur, maka hal
itu adalah kebaikan baginya. Apabila dia ditimpa oleh kesulitan (musibah), ia pun
bersabar dan hal ini pun merupakan kebaikan baginya."
2. Penjelasan Hadis
Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memperlihatkan ketakjuban dalam bentuk
anggapan baik terhadap keadaan orang Mukmin. Sebab, orang Mukmin itu dalam
segala keadaan dan berbagai perubahan duniawi tidak keluar dari kebaikan,
keberhasilan dan keberuntungan. Kebaikan ini tidak dimiliki oleh siapa pun selain
orang Mukmin. Kemudian Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan bahwa
orang Mukmin itu dalam setiap keadaan yang ditetapkan Allah ada dalam
kebaikan. Jika ia ditimpa kesulitan, ia pun bersabar terhadap takdir Allah, menanti
kelapangan dari Allah dan mengharapkan pahala dari Allah, maka hal itu adalah
kebaikan baginya. Jika dia ditimpa kelapangan hidup berupa kenikmatan agama
seperti ilmu dan amal shalih, dan kenikmatan duniawi seperti harta, anak-anak, dan
keluarga, dia pun bersyukur kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan kepada
Allah -'Azza wa Jalla- lalu bersyukur kepada-Nya maka hal itu menjadi kebaikan
baginya.
3. Kaidah Hadis
a. Semua perkara orang mukmin itu baik.

3
Kebaikan mempunyai banyak bentuk. Kadang ia tidak sesuai dengan keinginan
manusia. Beda halnya dengan orang beriman. Dengan iman sebagai fondasi,
seorang mukmin membuat segala hal yang terjadi padanya menjadi kebaikan, baik
berupa nikmat maupun cobaan.
b. Bersyukur saat mendapatkan hal-hal baik.
Nikmat dan kebahagiaan adalah karunia dari Allah. Saat kita mendapatkan hadiah
yang kita sukai dari orang lain, kita tentu merasa senang. Rasa bahagia itu
membuat kita merasa perlu berterimakasih kepada orang tersebut.
c. Manusia adalah perantara dari kebaikan-kebaikan yang kita terima.
Setiap kebaikan sejatinya datang dari Allah. Jika kepada manusia saja kita
berterima kasih, tentu Allah lebih berhak mendapatkan terimakasih kita.
d. Takdir baik yang disyukuri akan berbuah kebaikan lainnya.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa orang yang bersyukur akan
mendapatkan pahala dengan rasa syukurnya.
Imam Munawi menjelaskan, orang yang bersyukur akan mendapat kebaikan,
karena mereka akan tercatat sebagai golongan “syakirin” (orang-orang yang
senantiasa bersyukur). Golongan inilah yang Allah sebutkan dalam Firman-Nya:

‫َلِٕىْن َشَكْر ُتْم َاَلِزْيَد َّنُك ْم‬

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)


kepadamu (QS. Ibrahim [14]: 7).

e. Bersabar saat mendapat musibah


Manusia tanpa iman kepada Allah banyak mengeluh. Allah menegaskan hal ini
dalam Firman-Nya:

‫ِاَذ ا َم َّسُه الَّش ُّر َج ُز ْو ًع ۙا‬

4
Apabila ditimpa keburukan (kesusahan), ia berkeluh kesah (QS. Al-Ma’arij [70]:
20).
Sifat berkeluh kesah bukanlah sifat orang mukmin. Orang mukmin memahami
bahwa takdir baik maupun buruk sama-sama terjadi atas izin Allah. Oleh karena
itu, di balik peristiwa buruk pun ada peluang kebaikan bagi mereka.
Dalam menyikapi musibah, hendaknya seorang mukmin bersabar. Dengan
bersabar, kita akan beroleh pahala khusus. Saat cobaan datang dan kita mampu
bersabar menghadapinya, maka kita akan mendapatkan pahala orang yang sabar.
4. Kesimpulan Hadis
Setelah kita melihat penjelasan Hadis diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
suatu hal yang istimewa yang tidak dimiliki selain muslim, adalah setiap perkara
apapun yang menimpanya akan berubah pahala. Baik itu ujian, cobaan, bala,
bahkan azab.
Sabar dan syukur juga adalah dua hal yang saling berikatan dan tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Ketika kita selalu bersabar dalam menjalani hidup dan
cobaan, maka kita akan bisa merasakan betapa nikmatnya hidup dipenuhi rasa
syukur.

PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bila terdapat
kesalahan dalam ketikan maupun ejaan, kekurangan semata-mata berasal dari kami,
sedangkan kelebihan semata-mata dari Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai