Anda di halaman 1dari 19

TUGAS AGAMA

HUSNUDZON, GIGIH, DAN BERINISIATIF

Kelompok :
Aji Purnomo /01 Amalia Riska Tifani /02 Annisa Azizatul Imani /03 Arie Varian Akbari /04 Ayu Budi Wardhani /05 Baniarga Prabowo /06 Damara Desiyanti /07 Dewira Barlian G /08

Kelas : X-8

Akhlakul Karimah segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari hari disebut akhlakul karimah atau akhlakul mahmudah.

1. Husnudzon
"Maafkan semua perkara yang menyakitimu. Bebaskan hatimu dari dendam. Apabila kamu masih menyimpan kemarahan, tak kira atas alasan apa pun, sebenarnya, kamu hanya menyakiti dirimu, bukan menyakiti orang yang kamu marahi. Dendam dan marah hanyalah membuatkan kita sentiasa hidup pada hari semalam, dimana hari kita telah disakiti, ini hanya akan menyulitkan kita untuk maju ke hadapan dan memiliki masa depan yang baik"

1.A. Pengertian Husnudzan Husnudzan artinya adalah berbaik sangka, berperasangka baik atau dikenal juga dengan istilah positiv thinking. Sedangkan Lawan katanya adalah su udzan yang memiliki pengertian buruk sangka, berperasangka buruk atau dikenal juga dengan istilah negative thinking.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari mempertegas hal ini: Artinya :Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : Allah Ta ala berfirman : Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orangorang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil . (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

2.A. Husnudzan Kepada Alloh SWT huznuzhan kepada Allah SWT mengandung arti selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepadanya, kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika baik prasangka hamba-Nya kepadaNya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut.

Orang yang berprasangka baik kepada Allah tentu memiliki akhlak yang baik. Akhlak yang baik merupakan modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta kekayaan. Selain itu akhlak mulia dapat meninggikan derajat dan martabat di hadapan manusia, sekaligus menyempurnakan iman dan mendekatkan hubungan kita kepada Allah. Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada kita: ( ) Artinya : Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (HR Tirmidzi)

Itulah pentingnya pembinaan akhlak yang baik. Sehingga ketika Rasulullah SAW menjawab pertanyaan dari seorang badui pada suatu hari tentang pekerjaan yang mulia, apakah pekerjaan yang terkait diberikan oleh seorang manusia? maka beliau menjawab, bahwa pekerjaan yang mulia dan terbaik diberikan oleh seorang manusia adalah akhak yang mulia .

Rasulullah sendiri bersikap dan berakhlakul mahmudah sepanjang hidupnya. Sehingga beliau pernah memberikan penghargaan tersendiri kepada pengikutnyta yang berakhlak baik. Misalnya, suatu ketika Rasulullah diberi tahu bahwa seorang perempuan bernama Fulanah rajin shalat, puasa, dan sedekah, tetapi suka menyakiti tetangga dengan mulutnya. Apa kata Rasulullah? ia akan masuk surga.

3.A. Hikmah Berbuat Husnudzan


a. Senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT. b. Bersikap Khaof (takut) dan Raja (berharap) kepada Allah. c. Optimis dan tidak berkeluh kesah serta berputus asa. d. Akal fikiran menjadi jernih dan terjauhkan dari akal pikiran kotor. e. Dicintai dan disayangi Allah SWT, Rasul dan orang lain. f. Terjauh dari permusuhan dan lebih dapat mempererat silaturahmi. g. Terjauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

2. Gigih
Gigih berarti berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Gigih sebagai salah satu dari akhlakul karimah sangat diperlukan dalam suatu usaha. Jika ingin mencapai suatu hasil yang maksimal, suatu usaha harus dilakukan dengan gigih, dan penuh kesungguhan hati. Seorang pelajar harus gigih dalam belajar guna mencapai prestasi yang optimal. Disamping gigih dalam belajar, pelajar hjuga harus gigih dalam berbagai kebaikan seperti membantu kedua orang tua menurut kadar kemampuannya. Islam mencela setiap muslim yang lemah semangat, merasa tidak berdaya seakan tidak memiliki gairah hidup. Tak satu usahapun yang tidak memerlukan kegigihan, walau kadarnya berbeda. Setiap muslim wajib memilki sifat dan sikap gigih. Gigih dalam beribadah, gigih dalam mencari rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Alloh SWT berfirman dalam QS Alam Nasrah : 7 Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Sementara itu Rasulullah SAW bersabda: ( ) Artinya :Mukmin yang kuat lebih bagus adn lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi kamu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa tak berdaya (HR Muslim)

Orang yang gigih tidak akan berpangku tangan dan tidak suka bermalas-malasan sehingga ia akan merasa keberkahan hidup. Apabila setiap orang Islam memiliki sifat gigih, niscaya hidayah dan karunia Allah akan menaungi kita. Gigihlah dalam berusaha, Allah dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kita, sehingga tidak akan ada usaha kita yang sia-sia.

3. Berinisiatif Berinisiatif artinya senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi.

Perhatikan firman Allah yang artinya berikut ini. Artinya: 39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, 40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. (QS An Najm : 39-41)

Kemudian surat Alam Nasrah ayat 1-8 yang artinya berikut ini. Artinya: 1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, 5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS Alam Nasrah : 1-8)

Renungkanlah ayat diatas. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat yang produktif. Artinya fokuskan pada satu pekerjaan, jika telah selesai kerjakan yang lain. Tentu tidak hanya kerja keras saja melainkan dengan ketekunan, ketelitian, penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, senantiasa mengefisienskan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan atau permasalahan. Cara dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut diatas disebut produktivitas kerja. Senantiasa menghasilkan etos kerjanya untuk menghasilkan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai