Anda di halaman 1dari 7

IKHLAS

‫َو َم ٓا ُاِم ُر ْٓو ا ِااَّل ِلَيْعُبُدوا َهّٰللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن ۙە ُحَنَفۤا َء َو ُيِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُتوا الَّز ٰك وَة َو ٰذ ِلَك ِد ْيُن اْلَقِّيَم ِۗة‬

(5 : ‫) البينة‬

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya


semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).

(Al-Bayyinah : 5)

Ayat di atas menjelaskan bahwa keikhlasan merupakan factor yang sangat crusial
dalam menentukan keberhasilan dalam setiap usaha, upaya atau perjuangan khususnya
ibadah. Keikhlasan merupakan prasyarat diterima atau tidaknya segala sesuatu amal
perbuatan manusia, tapi ia juga menjadisyarat mutlak bagi kemajuan dan perkembangan
usaha apapun, terlebih dalam proses Pendidikan kaderisasi pemimpin umat seperti di Gontor
ini. Sebagai Lembaga Pendidikan yang menyungsung kaderisasi yang di balut dengan proses
Pendidikan tersebut, mengacu kepada upaya merubah pola piker, sikap dan perilaku anak
didik yang negative menjadi positif, mengarahkan mereka agar memiliki cita-cita atau
idealism yang tinggi sebagai pemimpin yang berjiwa kesatria li’ilaai kalimatillah.

Pemimpin yang berjiwa kesatria ini, akan bisa terbentuk bila mereka
memahami hakekat makna dari keikhlasan, yang tidak saja difahami melalui tata – cara,
pengarahan-pengarahan tetapi juga melalui berbagai training, pelatihan, penguasaan
pembiasaan, ppenugasan, pengawalan, suritauladan, dan pendekatan. Pola Pendidikan
semacam inilah yang cukup efektif dan ideal untuk membentuk jiwa dan karakter pemimpin,
apalagi didukung oleh habit, iklim atau miliu keikhlasan dalam pondok ini.

Dalam kaitan ini, seorang pendidik atau pemimpin hendaknya memahami


betul hakekat makna keikhlasan secara mendalam serta bagaimana cara menanamkan
keikhlasan dalam diri sendiri maupun santri serta bagaimana cara menciptakan habit, atau
miliu keikhlasan dalam pondok ini.
1. Makna Ikhlas

Makna Ikhlas bila dicari akar katanya, berasal dari ahklasa - yukhlishu – Ikhlaashan
yang berarti bersih,suci,murni, taka da campurannya, atau cocok dan pantas. Menurut
istilahnya, Ikhlas berarti menghadirkan niat hanya karena Allah dengan upaya kuat dan
sungguh-sungguh dalam berpikir, bekerja dan berbuat untuk kemajuan usahanya dengan
selalu mengharap ridloNya. Sebagai contoh ungkapan dalam kehidupan sehari-hari; “saya
berbuat bekerja keras untuk kemajuan pondok ini karena Allah semata”. Atau dalam
Bahasa lain, “saya membantu pondok ini sekuat tenaga, untuk saya jadikan wasilah
berdo’a “, atau “saya akan tetap membantu orang lain, karena saya yakin Allah pasti
akan membantu saya , walaupun orang yang saya bantu belum tentu balik membantu
saya.”

Ikhlas yang dimaksud di sini adalah Ikhlas aktif yang diwujudkan dengan berbagai
gerakan dan kegiatan dalam kehidupan kita, yang dimotivasi dengan penuh kesungguhun;
kerja keras, berpikir keras, bersabar keras dan berdo’a keras. Dan inilah Ikhlas yang
sesungguhnya. Ihklas yang dinamis dan produktif. Ikhlas yang melahirkan cita-cita besar dan
karya-karya yang bermanfaat untuk masyarakat, agama dan umat

2.Pantulan Energi Ikhlas

Seorang muslim yang benar-benar Ikhlas dalm beramal dan berjuang, maka
keikhlasan tersebut akan memantulkan energi kedalam jiwanya, mewarnai seluruh aktivitas
kehidupannya. Untuk itulah maka orang yang Ikhlas, tidak akan bisa melepaskan diri dari
ikatan Allah. Demikian juga , dia akan mimiliki kesemangatan yang tinggi, tidak mudah
tergoyahkan, apalagi hanya dikritisi oleh orang lain.

Dalam menghadapi cobaan, orang yang Ikhlas akan selalu memiliki kesabaran dan
optimism yang tinggi.
3.Terikat dengan Allah

bila keikhlasan telah menjadi bagian hidup santri dan guru-guru, maka akan
terpantunllah jiwa Ikhlas, tersebut dalam seluruh aaktivitas hidupnya. Di dalam jiwanya,
seorang yang Ikhlas aktif akan selalu mempertautkan seluruh aktivitas kehidupan dengan
ikatan Allah. Di setiap saat, baik saat berada dalam kesendirian maupun keramaian, di mobil,
pesawat, atau di perjalanan, lisan dan hatinya selalu berdzikir, melafalkan wirid dan do’a,
minimal 100 kali, membaca sholawat dan fatihah 100 kali sehari bahkan bisa lebih. Selalu
berdo’a dan menambah munajatnya dalam sholat sunnahnya, tahajud dan dhuhanya.

Inilah salah satu cara untuk menguatkan jiwa, membersihkan hati dan mengkokohkan
keyakinan kepada Allah. Dalam kaftan ini, Allah akan selalu dekat dengan hamba bila
hambaNya mendekatinya. Orang yang memiliki Allah sebagai backing dan penolongnya,
maka dia akan memiliki kekuatan yang dahsyat. Seoarang alim pernah berkata :

“Merupakan hal yang biasa, orang bisa sukses, dengan memiliki ilmu, harta dan
Allah. Demikian juga, menjadi hal biasa, bila orang bisa sukses dengan mimiliki harta dan
Allah. Akan tetapi, bila seseorang tidak memiliki ilmu dan harta, sementara yamg dimiliki
hanyalah Allah, maka itu akan menjadi luar biasa dan b isa melampaui kesuksesannya di
atas kedua orang tersebut. “

4.Memiliki Kesemangatan Tinggi

Di samping itu, seseorang yang Ikhlas aktif akan selalu berpikir dan bekerja keras
dengan selalu berkembang strategis dan produktif agar pondoknya selalu berkembang dan
berhasil. Begitu juga, dia akan bekerja keras mengeluarkan seluruh puncak kemampuannya
untuk melahirkan karya-karya besar yang bermafaat dalam hidupnya. Mengapa demikian?,
karena yang dituju hanyalah Allah. Allah maka segala-galanya, mengetahui dan melihat
setiap apa yang dikerjakan hambaNya. Untuk itulah, orang yang Ikhlas akan termotivasi
untuk mempersembahkan seluruh karya yang paling berkualitas. Allah berfirman :
“Dialah yang menciptakan hidup dan mati untuk menguji kamu sekalian, siapakah
yang paling baik amalnya”(QS al-mulk:2)

5.Tidak takut dikritik

Selain itu, orang yang Ikhlas, tidak akan takut dikritik, dicaci, apalagi dicemoohkan.
Ikhlas tidak memperdulikan itu semua. Ikhlas mebuat kita mampu, adalah milik Allah
semata. Untuk itulah maka ciri khusus orang yang Ikhlas adalah istiqamah dalam bertindak,
stabil dalm menjalankan tugas, dan jelas yang dicapainya, yaitu “ridlo Allah”. Backing orang
yang Ikhlas adlah Allah. Selain itu, cobaa, tantangan dan kritikan merupakan pupuk yang
menyuburkan sikap mental kita.

6.Memiliki Kesabaran Tinggi

Di sinilah perlunya penguatan diri berupa kesabaran yang tinggi. Dan kesabaran inilah
yang bis akita jadikan wasilah untuk memohon pertolongan, dan mengabulkan do’a-do’a kita.
Pengalaman hidup mengajarkan, betapa dahsyatnya cobaan, cobaan tersebut, Allah justru
senang kepada hambaNya karena ingin mendengar rintihan yang ditujukan kepadaNya. Li
yama’a Allah tadhorru’ahu.

7.Selalu Optimis

Orang yang Ikhlas, akan selalu semangat, optimis, berjiwa besar, percaya diri, bahkan
memiliki keberanian yang dikerjakan, semuanya dipersembahkan hanya untuk Allah semata,
untuk itu dia harus memiliki kualitas amal yang terbaik. Karena Allah mencintai, apabila
hambaNya melakukan pekerjaan dengan penuh kesungguhan dan berkualitas terbaik.
“Ayyukum ahsanu ‘amala”, yaitu yang paling berkualitas karyanya.

Tidakkah kita rasakan, bahwa sampai saat ini, energi Ikhlas para pendiri dan pimpinan
menyelimuti seluruh atmosfir pondok ini, dan menyetrum ke dalam jiwa-jiwa kita dan para
santri.

Apalgi, kita sebagai khalifah, pemimpin di muka bumi ini, keikhlasan adalah mutlak,
karena keikhlasan kita akan memantulkan kepada seluruh lini atmosfer di lingkungan kita,
keikhlasan akan sangat mempengaruhi lingkungan yang kita pimpin, ia akan memberikan
energi dan aura yang baik, akan terasa dan dirasakan oleh anak-anak dan santri kita. Apa
yang ada pada diri kita akan memantulkan kepada orang lain, lingkungan kita sendiri, dan itu
bisa dirasakan oleh orang disekitar kita.
Sebagai contoh, air yang kita minum, apabila kita beri do’a-do’a yang baik, makai ia
akan bisa merubah molekul-molekul air menjadi krista-kristal yang indah, dan ia juga bisa
menjadi obat bagi kita, sebaliknya, bila kita umpat-umpat, kita kata-katain dengan kata-kata
kotor, maka iapun berubah molekul-molekul menjadi sampah dan air yang kotor, sehingga ia
bila minum menjadi minuman yang tidak baik, tidak berberkah dan tidak menyehatkan.
Bahkan tempat duduk, apalagi tempat tinggal kita, bila terus menerus diberi do’a, maka dia
memberikan keberkahan yang dahsyat, dan tentunya akan memberikan ketenangan dan
ketentraman bagi penghuninya. Begitu juga, pondok kita, udara, sarana-prasarana yang terus
kita berikan do’a-do’a yang baik, makai a akan memantulkan energi kebaikan kepada kita
semua.

Tidakkah kita rasakan,sampai saat ini, energi Ikhlas para pendiri dan pimpinan
menyelimuti seluruh atmosfir pondok ini, sehingga kitapun akan tersetrum oleh energi Ikhlas
itu, sehingga kita benar-benar menjadi orang yang Mukhlis. Kita perlu membuat darah biru
dalam diri kita sendiri dengan kesungguhan, kerja keras, wirid, do’a, tahjud, bacaan al-
Qur’an. Bisa diciptakan, dibuat dalam diri kita dengan berbagai macam mujahad dan
perjuangan.

8. Buah Keikhlasan
Ikhlas sangatlah penting bagi guru dalam mengajar. Seperti yang di gambarkan oleh
Ibnu Al-Qayyim bahwa ikhlas sebagai ruh dalam suatu perbuatan, pemandu bagi suatu
perbuatan, menjadi pondasi atau dasar, dan karena ikhlas dapat memperkuat maupun
menghancurkan perbuatan yang sudah dilakukan, karena orang yang melakukan suatu
perbuatan tanpa didasarkan dengan niat yang ikhlas, maka akan mendapat kehinaan.1
Berdasarkan hal tersebut buah dari keikhlasan yang disebutkan oleh Audah al-
Awasyiah diantaranya sebagai berikut2:
1. Mendapat pertolongan dan dibela oleh Allah swt
2. Selamat dari siksa neraka
3. Mendapat kedudukan yang tinggi di akhirat
4. Allah akan menyelamatkan dari kesesatan di dunia
5. Sebab bertambahnya petunjuk
6. Dicintai penduduk langit

1
Ibnu Al-Qayyim Al-jauziyyah, I’lâmu Al-Mauqi’in ‘an Rabbi Al-‘Âlamin, Terj.Tahqiq Thaha Abdurrauf
Sa’ad, Jilid IV (Baerut : Dar Al-Jail, 1973), 199.
2
Miss Rosidah Haji Daud, Ikhlas dalam Perspektif Al-Qur‘An, (Banda Aceh: Skripi, Universitas Islam
Negeri Ar-Ranirydarussalam, 2017), 38.
7. Diterima dengan baik di muka bumi
8. Akan mendapatkan reputasi (nama baik)di kalangan manusia
9. Dihandarkan dari kesulitan duniawi
10. Menjadikan hati tentram dan bahagin
11. Menambahkan keimanan di dalam hati sehingga membenci kefasikan dan
kemaksiatan.
12. Allah akan memberikan taufik
13. Meninggal dengan husnul khatimah
14. Doanya mudah dikabulkan
15. Merasakan kenikmatan
16. Mendapatkan kesenangan di dalam kubur

9. Macam-macam Ikhlas Menurut ulama


ikhlas dibagi mejadi dua yaitu3:
1. Keikhlasan dalam beramal Keikhlasan beramal adalah pekerjaan yang dilakukan
dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT, menggunakan ihwal-Nya dan
menyambut seruan-Nya. Keikhlasan ini ada ketika seseorang hanya murni
mempunyai niat untuk mencari ridho Allah. Jika diimplementasikan kepada pendidik
atau guru maka pendidik harus mempunyai niat awal untuk mencari ridho kepada
Allah. Sehingga sifat ikhlas akan sendirinya melekat pada hatinya.
2. Keikhlasan mencari pahala. Keikhlasan mencari pahala adalah keinginan memperoleh
manfaat akhirat dengan amal kebajikan. Sehingga seseorang yang melakukan sesuatu
berniat untuk mendapatkan pahala di sebut keikhlasan mencari pahala. Lawan dari
keikhlasan ini adalah riya’
Berdasarkan kedua macam ikhlas tersebut dapat di simpulkan bahwa keikhlasan yang
paling tinggi tingkatannya yakni keikhlasan dalam beramal, karena keikhlasan tersebut
dilakukan ketika seseorang melakukakan pekerjaan berniat murni karena mencari ridhlo
Allah. Keikhlasan hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah dekat dan mencintai Allah
SWT. Sedangkan keikhlasan mencari pahala merupakan keikhlasan tingkatannya di bawah
keikhlasan dalam beramal. Hal ini karena di dalam tasawuf mencari pahala termasuk salah
satu niat yang tidak murni karena Allah SWT, dia masih menginginkan sesuatu dari

3
Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf, (Jakarta:AMZAH, 2012), 85-86.
pekerjaan yang dikerjakannya yaitu pahala meskipun pahala tersebut datangnya dari Allah
SWT.

Anda mungkin juga menyukai