Anda di halaman 1dari 6

Akhlak Pribadi Islami Salah satu kunci sukses di dunia dan akhirat karena faktor akhlak.

Hambatan terbesar umat Islam di Indonesia untuk sukses adalah ragu-ragu untuk melangkah, yang disebabkan faktor dalam diri manusia itu sendiri berupa rasa takut, khawatir yang berlebihan, merasa tidak mampu, malu, gengsi, rendah diri yang merupakan penyakit dan kelemahan jiwa manusia. Jadi salah satu permasalahan kurang berkembangnya umat Islam di Indonesia sebagian disebabkan faktor perilaku atau akhlak pribadi yang lemah. Banyaknya pengangguran, korupsi, tindakan kriminal, kemiskinan dan kebodohan juga tidak terlepas dari lemahnya pemahaman akhlak pribadi sebagai umat Islam, dan bahkan belum ada konsistensi dalam melaksanakannya pada kehidupan sehari-hari. Untuk mengembangkan pribadi umat Islam agar sukses, mereka diharapkan dapat mempelajari dan melaksanakan atau menerapkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak Islami ini didasarkan pada alquran dan sunnah Rasul, sebagaimana diriwayatkan HR Ahmad, Hakim dan

Baihaqi yaitu :Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak yang baik. Membahas pengertian akhlak pribadi Islami dapat didefinisikan sebagai wujud budi pekerti yang melekat dan dilaksanakan oleh orang Islam dan berdasarkan sumber ajaran Islam. Dan ada Untuk mengembangkan pribadi umat Islam agar sukses, mereka diharapkan dapat mempelajari dan melaksanakan atau menerapkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak Islami ini didasarkan pada alquran dan sunnah Rasul, sebagaimana diriwayatkan HR Ahmad, Hakim dan Baihaqi yaitu :Sesungguhnya aku Rasulullah) diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak yang baik., yaitu : 1.Berbuat jujur atau amanah Jujur dapat diartikan adanya kesesuaian / keselarasan antara apa yang disampaikan / diucapkan dengan apa yang dilakukan / kenyataan yang ada. Kejujuran juga memiliki arti kecocokan dengan kenyataan atau fakta yang ada. Al-quran sangat menganjurkan untuk

berbuat jujur, dintara firman Allah tentang jujur : hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersamasama orang-orang yang benar (QS. AtTaubah:119). Maksud dari ayat ini adalah menjadikan semua orang untuk jujur dalam ucapan mereka (tidak berbohong dengan alasan apapun), dalam perbuatan dan segala keadaan (tidak berbohong dalam kondisi apapun). Dalam hadits Rasul pun berkata :Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha selalu jujur, akhirnya ditulis Allah sebagai seseorang yang jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta. Kejujuran itu diharapkan dilakukan oleh setiap orang; jujur kepada Allah, jujur kepada sesama manusia, jujur kepada diri sendiri. Jujur kepada Allah dapat diwujudkan dengan adanya rasa pengharapan, cinta dan tawakal pada setiap niat, ucapan dan perbuatan. Jujur kepada

sesama manusia dapat dimulai dengan menyampaikan dan berbuat sebagaimana mestinya, menyampaikan fakta dengan benar dan tidak berbohong. Jujur terhadap diri sendiri, dapat dimulai dengan jujur dalam niat dan kehendak. Jujur itu merupakan sifat terpuji, dan Allah menghormati orang-orang yang mempunyai kejujuran dan menjanjikan balasan yang berlimpah baik di dunia maupun di akhirat. 2.Percaya Diri Percaya diri atau tawadhu adalah merendahkan hati atau diri tanpa harus menghinakannya atau meremehkan harga diri sehingga orang lain berani menghinanya dan menganggap ringan. Pribadi yang percaya diri harus mampu menunjukkan sesuatu yang unggul berupa pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap atau perilaku (attitude), sehingga orang lain memberikan kepercayaan dan kehormatan yang sepatutnya, dan tidak bersikap sombong terhadap kemampuan yang dimilikinya. Sikap percaya diri atau tawadhu, sangat disukai Allah dan Rasul, karena sikap tersebut akan menimbulkan rasa persamaan, menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib dan cinta kepada keadilan. Rasa persamaan

adalah sikap pribadi yang menganggap bahwa orang lain sama dengan dirinya, tidak ada perbedaan kecuali dalam ketakwaan kepada Allah SWT. Jadi sekat-sekat perbedaan suku, kekayaan (kayamiskin), status sosial (bangsawan-rakyat), kepandaian (pandaibodoh), dan atau jabatan tidak perlu terjadi. Rasa persamaan akan mendorong rasa persatuan umat Islam menjadi kokoh dan tidak terpecah-pecah. 3.Bekerja Keras Dalam ketedanan akhlak Rasul dinyatakan bahwa :Islam membenci pengangguran, kemalasan, dan kebodohan karena hal itu merupakan maut yang lambat laun akan mematikan semua daya kekuatan dan menjadi sebab kerusakan dan keburukan di dunia dan akhirat. Pernyataan ini sangat relevan untuk terus dikumandangkan terutama di kalangan umat Islam di Indonesia, yang jumlah penganggurannya mencapai 36juta jiwa, rakyat miskin 70 juta lebih, dan juta pengangguran adalah sarjana. Agama Islam tidak menghendaki para pemeluknya menjadi orang yang malas dan memandang bahwa bekerja adalah perbuatan yang jelek dan hanya mendatangkan siksa. Islam menganjurkan bekerja karena bekerja merupakan

latihan kesabaran, ketekunan, keterampilan, kejujuran, dan pendayagunaan pikiran. Selain itu, bekerja keras dapat memperkuat tubuh mempertinggi derajat kemajuan dan kesejahteraan umat. Bekerja keras tidak hanya berari fisik. Akal dan pikiran harus terus digunakan untuk memikirkan sesuatu yang lebih baik. Kemalasan akal atau malas berpikir lebih jelek daripada malas badan. Orang yang cerdas tetapi malas berpikir akan merusak jiwa, karena pikiran-pikiran yang buruk serta rusak ada dalam tubuh manusia yang malas dan lemah. Orang yang malas akan menjadi gelisah hatinya, lemah badannya, dan membenci kehidupan walaupun memiliki harta yang cukup. Umat Islam diminta bekerja keras baik secara pikiran maupun fisik. Banyak tauladan Rasul tentang bekerja keras, diantaranya adalah : (a) Rasul mau menjadi penggembala kambing milik Bani Saad, (b) Rasul berdagang, menjualkan barang milik Siti Khadijah sampai ke negeri Syam, (c) Rasul ikut bekerja membuat parit dengan memecahkan batu dengan linggis serta menggali tanah, dan (d) Rasul melakukan pekerjaan rumah seperti memberi makan unta, menyapu rumah, memerah

susu, membetulkan sandal, memperbaiki baju, membantu pekerjaan pembantu, membuat tepung gandum, dan membawa sendiri barang yang dibeli dari pasar. 4.Menghargai Waktu Waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali. Oleh sebab itu setiap detik waktu harus dimanfaatkan untuk kebaikan dan keberhasilan. Untuk dapat memanfaatkan waktu secara optimal, maka perlu adanya manajemen waktu yaitu aktifitas untuk memanfaatkan waktu yang tersedia dan potensipotensi yang tertanam dalam diri guna mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan menyeimbangkan tuntutan kehidupan pribadi, masyarakat, serta kebutuhan jasmani, rohani dan akal. Oleh karena itu, umat Islam untuk mencapai kesuksesan, maka harus membuat manajemen waktu, dengan memanfaatkan waktu selama masih hidup, kemampuan fisik dan kesehatan, harta dan kekayaan, waktu yang longgar dan selama masih muda dan kuat. Untuk memulai menghargai waktu, buatlah dengan memulai membuat jadwal kegiatan mulai dari bangun pagi sampai akan tidur di malam hari, kemudian merancang kegiatan-kegiatan yang lebih bermutu dan bermanfaat, hindari

banyak tidur dan bermalas-malasan, pergunakan masa muda dengan kegiatan organisasi dan kemahasiswaan yang bermanfaat bagi diri sendiri untuk saat ini dan mendatang, dan hindari kegiatan yang tidak perlu. 5.Berpikir Positif Berpikir positif adalah pola pikir yang didasarkan pada penyusunan rencana yang matang dalam mencapai tujuan, selalu berusaha untuk mencapai tujuan dan mengambil hikmah setiap kejadian. Berpikir positif juga dapat diartikan mencari hal-hal positif dan baik dari berbagai hal tersebut. Berpikir positif sangat penting dalam kehidupan umat manusia terutama umat Islam, karena menjadikan hidupnya konstruktif dan produktif yang diliputi oleh kebahagiaan dan kesuksesan. Orang yang berpikir positif memiliki sikap yang penuh harapan, yakin dalam hidup, berperilaku baik, ramah, dan menyenangkan. Dengan berpikir positif dapat mengubah masalah yang sulit menjadi masalah yang bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam hidup. Sebaiknya berpikir negatif akan menggiring pada kesedihan, cemas, kacau, dan bahkan mungkin pada kegagalan mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Allah melarang umat Islam untuk berpikir negatif, berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain atau mengguncingkan orang lain. Sangat penting bagi umat Islam untuk berpikir positif dan berpengharapan baik, karena apabila umat Islam sudah merencanakan sesuatu dengan baik, menjalankan rencana dengan baik, serta niat yang baik, maka Allah akan memberikan karunianya. Ada beberapa kebiasaan yang harus dibangun umat Islam agar berpikir positif, diantaranya : a.Berpegang kepada agama Allah, memohon pertolongan dan bertawakal kepada-Nya. Mempunyai keyakinan penuh bahwa apa yang menimpa umatnya, semuanya adalah takdir dan kehendak Allah yang terbaik bagi umatnya. b.Selalu optimis dengan kebaikan dan menjauhkan diri dari pesimis dan merasa sial. c.Menyikapi hidup dengan tenang, yaitu setelah membuat perencanaan, memaksimalkan usaha dengan menempuh berbagai cara yang tepat, mengerahkan segenap kemampuan dan berhatihati, maka semua hasilnya ada ditangan Allah. Siap menanggung semua akibat dari usaha dengan lapang dada dan optimis.

d.Selalu ingat nikmat Allah e.Mencari sisi positif dari orang lain dan tidak berpikir negatif serta mencari kesalahan. f.Gunakan kalimat dan ungkapan-ungkapan yang lembut, juga tata pergaulan yang sesuai, sehingga dapat mempengaruhi orang lain secara postif. g.Fokus kepada unsurunsur positif dalam kehidupan h.Jangan jadikan problem menguasai diri i.Manfaatkan humor dan anekdot j.Berolah raga secara teratur, karena olah raga memberikan pengaruh yang baik dalam menghilangkan stress dan memperbaiki psikologis. 6.Memiliki Harga Diri Harga diri adalah penilaian menyeluruh mengenai diri sendiri, bagaimana menjaga kehormatan diri, sehingga orang lain tidak menghinakannya. Memiliki harga diri berarti seseorang mempunyai kemampuan untuk menjaga perilaku etis dan menjauhi perilaku nista. Harga diri perlu diperkuat agar orang merasa malu melakukan segala bentuk penyimpangan, kecurangan dan kenistaan. Malu terlambat, malu

korupsi, malu memintaminta, malu mengganggu atau merusak fasilitas umum, malu membela yang salah. Untuk meningkatkan harga diri, manusia tidak boleh sombong, atau riya, tetapi harga diri harus dibangun melalui berbagai usaha kepada kebaikan. Apabila manusia banyak berbuat baik, maka Allah akan memberikan pahala dan kehormatan sebagai manusia. 7.Mandiri Manusia harus mampu menggali dan mengembangkan diri dengan baik sehingga hidup di dunia ini tidak menjadi beban bagi orang lain, bahkan hidup akan terhormat jika dapat meringankan beban orang lain, seperti hadits Rasul :Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya. Menjadi manusia mandiri adalah menjadi manusia yang memiliki harga diri. Mandiri adalah sumber percaya diri. Tentang kemandirian, Allah berfirman : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka berusaha mengubahnya sendiri (QS. 13 : 11) Allah memberi kemampuan manusia untuk merubah nasibnya dan tidak bergantung pada oraang lain, ini berarti manusia harus mandiri

dalam mengarungi hidup ini. Mandiri adalah sikap mental. Orang yang mandiri cenderung lebih tenang dan hidup lebih tenteram dalam menghadapi hidup ini. Untuk mengawali kemandirian, ada beberapa langkah yang harus diterapkan, diantaranya: a.Tekad hidup mandiri, tekad menjaga kehormatan diri, pantang menjadi beban. b.Mempunyai keberanian; berani mencoba, berani memikul resiko. Dengan keberanian orang bisa bangkit untuk mandiri. Orang yang bermental mandiri tidak akan menganggap kesulitan sebagai hambatan, melainkan sebagai tantangan dan peluang. c.Menikmati proses. Proses adalah sunnatullah, sementara hasil belum tentu dinikmati, tetapi belajar menikmati proses perjuangan, menikmati tetesan keringat dan air mata, karena perjuanganlah nilai kehormatan yang sebenarnya bisa terwujud. Tugas manusia adalah berbuat yang terbaik, sebab Allah tidak memandang hasil, melainkan memandang kegigihannya dalam berproses. d.Yakin kepada Allah. Yakin Allah yang

menciptakan manusia dan Allah lah yang akan memberikan rejeki. Kehormatan dan kemuliaan yang sebenarnya adalah ketika kita bebas dari bergantung kepada selain Allah. Kunci menjaga hidup mandiri adalah menghindari merasa nikmat karena menerima sesuatu, tetapi seharusnya menikmati ketika memberi. 8.Hemat atau Hidup Sederhana Hidup hemat atau hidup sederhana adalah sikap hidup yang mengendalikan diri sendiri untuk mencukupkan kebutuhannya, sehingga tidak boros dan tidak kikir. Hemat adalah membelanjakan harta secara tidak berlebihlebihan, melakukan penghematan pengeluaran dan menabung untuk masa-masa sulit. Hemat adalah fondasi dari segala macam keberhasilan. Konsep hemat juga bisa diterapkan dalam penggunaan secara bijak terhadap segala hal lain di dalam hidup, termasuk waktu, kemampuan, energi dan uang. Penerapan penghematan menunjukkan kualitas individu umat Islam. Dalam beberapa hal, sifat hemat merupakan tanda keunggulan. Mengetahui orang yang hemat tentu memiliki kekuatan untuk mengendalikan diri sendiri, sebaliknya orang

yang tidak hemat (boros) akan menjadi budak dari hawa nafsunya dan bukan menjadi penguasa bagi dirinya serta keuangannya sendiri. Hemat dalam bidang keuangan, mulailah dengan merencanakan kebutuhan, perencanaan kebutuhan ini janganlah berlebihan atau di bawah batas kepantasan. Apabila dalam pembelanjaan ada kelebihan maka sebaiknya ditabbung untuk masamasa sulit. Hemat dalam konteks non-keuangan dapat dilakukan dengan manajemen waktu (tidak boros dengan waktu) dan bekerja keras dalam mencapai tujuan. 9.Memelihara Amanah Amanah per definisi adalah titipan berharga yang dipercayakan Allah kepada manusia atau aset penting yang dipasrahkan kepada umatnya. Konsekuensi sebagai penerima amanah adalah kita terikat secara moral untuk melaksanakan amanah itu dengan baik dan benar. Amanah menuntut kesejatian bukan hanya esensinya tetapi juga prosedurnya. Kesadaran mengemban amanah akan melahirkan kewajiban moral, yaitu bahwa nilai yang termuat dalam amanah itu dihargai dengan semangat tinggi sehingga tumbuhlah perasaan bahwa ia harus dijaga, dipelihara, dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Moral

obligation inilah yang disebut dengan tanggung jawab. Amanah lain yang diberikan kepada manusia adalah bakat, potensi biologis-psikologisspiritual insani. Kesadaran moral atas amanah potensi-potensi inilah yang melahirkan konsep tanggung jawab pribadi atas pengembangan diri secara optimal menuju batas / limit kesempurnaan yang mungkin. Semakin besar rasa tanggung jawab, semakin besar pula ukuran diri kita. Orang kerdil bukan karena takdirnya kerdil, melainkan karena yang bersangkutan tidak mau mengambil tanggung jawab mengembangkan dirinya dan hanya bersedia memikul tanggung jawab yang kerdil saja. Untuk memulai sikap amanah yaitu dengan cara menyampaikan pesan apabila kita menerima pesan. Amanah belajar, tidak curang seperti mencontek, dalam pemasaran tidak mencuri timbangan. 10.Bersyukur Syukur adalah menggunakan atau mengolah nikmat yang dilimpahkan Allah sesuai dengan tujuan dianugerahkannya. Artinya, jika berani bersyukur, berarti harus berani mengolah dan mengelola segala anugerah Allah yang berupa rahmat dengan baik dan benar. Rahmat adalah kebaikan

yang diterima tanpa kualifikasi, tanpa syarat. Artinya rahmat tidak terkait dengan prestasi, atau kebaikan kita. Rahmat dipahami sebagai bentuk kasih sayang Allah, ekspresi langsung cinta Allah kepada umatnya. Fenomena rahmat tidak bisa diterangkan oleh nalar dan logika semata, tetapi orang mendapatkannya dan mengalaminya (apakah dipahami sebagai tindakan langsung dari Allah atau sekedar kebetulan yang bermakna) selalu heran dan takjub ssehingga secara spontan bersyukur dan berterima kasih. Terkait dengan rahmat, ada dua (2) jenis rahmat, yaitu: a.Rahmat Umum Segala hal yang membuat manusia dapat hidup dan berkembang secara wajar dapat disebut sebagai rahmat. Dengan kata lain rahmat adalah fasilitas Ilahi bagi pertumbuhan dan kemajuan menuju pemenuhan potensi manusiawi sehingga dapat menjadi manusia seutuhnya. Rahmat umum mencakup semua kebaikan Allah sebagai infrastruktur dan fasilitas umum agar dapat mengalami regenerasi, pertumbuhan, dan kesempurnaan insaniah. b.Rahmat Khusus Rahmat khusus adalah rahmat yang secara istimewa diberikan kepada

seseorang sedangkan orang lain tidak. Rahmat khusus juga termasuk pertolongan yang muncul tanpa diduga, rahmat ini mendatangi orangnya dengan aktif. Pada tingkat emosional, paradigma rahmat membuat manusia berlimpah syukur. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa syukur memiliki tiga prasyarat utama; (1) secara batin mengakui nikmat-nikmat Allah, (2) secara lahir membicarakan nikmatnikmat Allah, (3) menjadika segala nikmat Allah untuk taat kepadaNya. Jika ketiga prasyarat utama itu terpenuhi, niscaya Allah akan semakin menambah nikmat dan karunianya kepada hambanya. Implementasi syukur dalam kehidupan seharihari, bahwa setiap orang harus mampu : a.Bersyukur atas apapaun yang diterima dan dialami. Tidak punya kebiasaan mengeluh, serta tidak mau menuntut apa yang tak patut. b.Bermental optimis, berpikir positif, terampil memotivasi diri sendiri. c.Memiliki mental berkelimpahan sehingga mampu memberi dengan murah hati, rela menolong sampai tuntas, dan menyumbang dengan sukacita.

d.Selalu berkata-kata baik, apresiatif dan konstruktif. e.Selalu berwatak baik, tidak pernah berniat jahat, dan tidak bersedia merencanakan niat jahat bagi orang lain. f.Tidak takut kekurangan, namun sebaliknya mampu bersikap sederhana.

Anda mungkin juga menyukai