Anda di halaman 1dari 3

assalamu’alaikum Wr.

Wb

Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya,
Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan
padanya penerang dan Bulan yang bercahaya.

Ya Allah, curahkan shalawat dan salam bagi Baginda Rasulullah SAW, Kepada Sahabat
dan Keluarga-Nya sekalian. Shalawat beriring salam juga dilimpahkan kepada Alim
Ulama yang mengemban misi rasulullah dalam menyambung pesan Islam.

Kata Ta’dhim dan Kemuliaan Untuk Waled dan Keluarga, senantiasa Allah panjangkan
umur dan diberikan kesehatan selalu, dan Kepada Guru yang saya hormati.

Hadirin Hadirat rahimakumullah.

Allah berfirman yang artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah
agama yang lurus. ( QS : AL – Bayyinah : 5 )

Di dalam ayat tadi mengandung beberapa syarat untuk beramal, yaitu; mengabdi kepada
Allah degan penuh keikhlasan dan cenderung kepada yang benar, ikhlas itu adalah
nyawa segala pekerjan. Kerja yang betapa besarnya bila mana tidak disertai dengan
ikhlas umumnya usaha itu seperti kayu besar yang makan bubuk.

Tetapi bila satu amal diangkat dengan keikhlasan walaupuan ia kecil maka keikhlasannya
tadi akan memperbesar dan mempersuburnya. Ia besar bukan karena tubuhnya tetapi
kebesarannya terletak pada jiwanya. Ikhlas dari segi bahasa artinya murni, sedangkan
menurut istilah agama ialah membersihkan amal semata-mata karena Allah SWT, jadi
maksud ikhlas ialah bersihnya suatu pekerjaan dari maksud-maksud selain dari pada
Allah, bukan ingin dipuji oleh orang, ingin dikenal, disanjung dsb.

Oleh karena itu, niat dan ikhlas haruslah mendasari setiap amal yang dilakukan
dengan pengertian setiap amal yang dilakukan harus dengan niat yang benar dan
sekaligus harus ikhlas karena Allah semata-mata. Diantara Hadis yang mengingatkan
kita agar bekerja dengan penuh keikhlasan ialah riwayat Al-Bazar dari Adahak Rasulullah
SAW bersabda yang artinya : Hai manusia bertulus ikhlaslah kamu akan segenap amal
yang dikerjakan karena sesungguhnya Allah tidak menerima sesuatu amalan, kecuali
dikerjakan karena Allah semata-mata.( Al –Bashrah ).

Hadirin Hadirat rahimakumullah.

Ikhlas yang merupakan pekerjaan hati itu adalah merupakan inti sarinya segala amal
perbuatan. Tidak sempurna amal ibadah kita, sia-sia pekerjan yang kita kerjakan, tak ada
nilainya disisi Allah SWT. Bila mana amal itu dikerjakan tanpa niat dan ikhlas.

Karenanya, haruslah selalu diingat bahwa setiap amal pekerjaan, yang kita
lakukan setiap usaha yang kita laksanakan, setiap sedekah yang kita keluarkan, setiap
ibadah yang kita amalkan, setiap gerak langkah dan tindakan kesemuanya itu dikerjakan
karena Allah samata-mata.

Tidak ada jalan yang dapat mendatangkan kepuasan dalam beramal kecuali dengan
keikhlasan.Karena kalau kita bekerja dengan keikhlasan tidaklah takut dicela orang.
Tidaklah pula menanti pujian, dada terasa lapang, hati terang senang suasana cerah
terpancar diwajah dari pancaran hati sanubari yang ikhlas. Sebagaimana Sabda
Rasulullah SAW yang artinya : Allah tdak menerima sesuatu amalan, melainkan yang
benar-benar murni baginya dan yang dituntut dengan itu adalah keridhaannya.

Hadirin Hadirat rahimakumullah.

Perintah Allah SWT agar manusia muslim selalu ikhlas dalam beribadah dan Allah
Berfirman yang artinya : Sesungguhnya telah kami turunkan kepada mu kitab Al-qur’an
dengan kebenaran oleh karena itu beribadahlah kamu kepada Allah dalam keadaan
ikhlas hanya baginya . ( AZ-ZUMAR : 2 )

Dari ayat tadi Allah menjelaskan bahwa cara beribadah yang benar itu hanyalah
menyembah Allah semata dengan penuh keikhlasan, bersih dan murni dari pengaruh
syirik dan ria. Oleh karena itu beribadah dan takyen itu hendaknya ditunjukkan kepada
Allah semata, bukan karena ingin dipuji oleh manusia.

Kata –kata Hukamah adalah Hidup dan bergeraknya jasad itu adalah dengan ruh,
maka ruh dari segala amal adalah ikhlas, tanpa keikhlasan amal kita akan menjadi
hampa, jangankan akan dapat memetik buahnya yang lezat manis kita cinta rasanya oleh
anak cucu kita bahkan ketika masih hidup amal itu telah menjadi bala kepada kita.

Al-khulayani berkata;Berapa banyak amal yang ditegakkan , berapa banyak panitia ini
dan panitia itu didirikan orang, berapa banyak Koprasi ini dan itu didirikan orang,
semuanya itu lengkap dengan anggaran dasar dan rumah tangga yang nuluk –muluk,
tapi hanya berumur setampuk jagung saja belum sempat mengecap untung malah belum
kering semula yang didirikannya tadi telah mati.

Apakah yang menjadi sebab musababnya, bukan kekurangan tenaga bukan kekurangan
usaha , bukan kekurangan modal, bukan kekurangan perhatian tetapi semuanya itu
terletak pada kekurangan ikhlas pendiri dan pendukungnya.Demikian ungkapan guru
besar Al-Khulayani.

Akan tetapi mulanya suatu pekerjaan usaha dicemoohkan, dicibir dan di ejek bukan
diminati bahkan di halangi dan di rintangi namun karena digerakkan dengan keikhlasan
akhirnya, yang jauh menjadi dekat yang tinggi menjadi rendah, cemooh menjadi pujaan,
cibir berubah menjadi pujian, amal usaha itu tadi menjadi tegak lurus dan kekal
abadi. Yang mendirikannya tadi telah hancur dikandung badan tetapi amal yang
digerakkan setiap masa dikenang.

Dalam al-qur’an surat Al-Hijr ayat 40 dengan tegas Allah menerangkan bahwa
segala amal usaha manusia tetap akan diganggu iblis hingga lahirnya dipandang baik
kecuali batinnya menyembunyikan kejahatan yang tak berbeda bila amal itu didorong
oleh rasa ikhlas.

Dari pembicaraan diatas dapat kita simpulkan sbb;

1. bila kita semua mempunyai perasan ikhlas, perasan yang menghidupkan


kepentingan bersama tentu nasib kelambagaan kita seperti mesjid –mesjid ,
madrasah, langgar dan mushalla, rumah-rumah penyantun kita tentu tidak
berkeadaan yang ada sekarang
2. Ketiadaan ikhlas atau salah pengertian tentang ikhlas itulah yang menjadi sebab
kucar kacir segala amal kita.
3. Maka disaat ini bukan hanya memperbanyak amal saja tetapi keikhlasan kita
dalam menghadapi amal-amal tersebut. Marilah pengertian ikhlas itu kita
tempatkan pada posisi yang sebenarnya, bukanlah arti ikhlas itu memberi yang
sekecil-kecilnya atau membari kepada orang yang tak berguna lagi kepada kita
atau sudi memberi kalau ada balasannya tetapi ikhlas itu mengerjakan suatu amal
bermanfaat kepada bersama dengan mengikuti titah / perintah Allah SWT

Mudah-mudahan kita menjadi Hamba Allah yang Mukhlisin, Aamin ya Rabbal ‘Alamin
Itulah dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua dan akhirnya “Tiada
gading yang tak retak” Tiada suatupun yang sempurna, walaupun kecil pasti ada cacat
dan celanya. Burung Irian burung Cenderawasih, cukup sekian dan terima kasih…..

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai