Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang dirahmati Allah …


            Pada hari dan tempat yang mulia ini, marilah kita bersama-
sama meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah Subhanahu
Wata’ala dengan selalu berusaha menjalankan segala perintah-Nya
dan sekuat tenaga menjauhi segala larangan-Nya.

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang berbahagia …

Dinamika kehidupan yang terus bergantian, kemajuan teknologi yang


tak terbendungkan, terkadang membuat kita berada dalam kondisi
keterpurukan. Usia yang terus bertambah suatu saat bisa membuat
fisik kita menjadi lebih lemah.

Hadirin Jama’ah Sholat Jumat yang bersahaja …


Dalam menghadapi hukum adat yang demikian itu dibutuhkan
kemapanan rohani dan kecerdasan berfikir. Mari kita tumbuh
kembangkan sikap optimis. Optimisme adalah paham keyakinan atas
segala sesuatu dari arah yang baik dan menyenangkan, serta sikap
selalu memberi harapan baik dalam segala hal. Orang menjadi kuat
pada dasarnya karena mentalnya kuat, dan orang menjadi lemah
karena mentalnya lemah, begitu juga orang yang sukses karena
lanataran ia memiliki keinginan kuat untuk sukses dan orang yang
gagal karena ia telah berbuat gagal dan merasa tidak mampu. Hal ini
sejalan dengan pesan suci Baginda Nabi Muhammad Saw. :
Artinya : “Dari Abu Hurairah Radiyallahu anhu ia berkata:
Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Orang mukmin
yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada
orang mukmin yang lemah. “ ( H. R. Muslim ).

Dalam kitab Kasyful musykil, makna kuat pada hadis ini diarahkan
pada kekuatan tekad, keteguhan hati dan kewaspadaan. Lebih detail
lagi Syaikh Muhammad bin Sholih dalam Syarh Riyadl As-Sholihin
mengatakan bahwa makna kuat dalam hadis tersebut diarahkan pada
kekuatan iman, bukan kekuatan fisik. Jadi apapun kondisi kita pada
saat ini, asalkan imannya kuat, tekadnya kuat, maka itu lebih dicintai
oleh Allah Swt dari pada sebaliknya.

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang dirahmati di sisi Allah …


            Orang yang berakal sehat dan cerdas selalu menggunakan
setiap detik waktu yang dimiliki untuk kebaikan sehingga tidak ada
waktu yang tersisa kecuali diisi dengan amal saleh. Waktu menjadi
bermakna bila didasari iman yang kokoh, ditindak lanjuti dengan
aneka kesalehan, diperindah dan dikembangkan dengan nasihat dan
menasihati tentang kebenaran dan kesabaran. Sebab Allah tidak akan
menjadikan kemudahan setelah kesulitan, tetapi Allah telah
menyiapkan kemudahan bersama datangnya kesulitan.

Hal ini bisa kita temukan dalam al-Qur’anul Karim :


Artinya : “ Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
“. ( Q.S. al-insyirah : 5-6 ).

Maha benar Allah  denga segala firman-Nya

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang berbahagia …


Dalam ayat ini terkandung dua hal :

Pertama, kemudahan dan kesulitan itu sangat dekat jaraknya, sampai


al-Qur’an menyebutkan secara bersamaan. Keduanya saling terpaut
satu sama lain. Maka sangatlah cerdas sebagian ‘Ulama berkata : “
Jika kesulitan itu datang maka kemudahan itu akan datang
mengikutinya”.
Kedua,  kemudahan datang bersama datangnya kesulitan. Saat ada
sesuatu yang Allah ambil dari diri kita pada yang sama Allah juga
memberikan sesuatu. Ketika kita kekurangan akan sesuatu kita juga
diberikan kelebihan pada hal yang lain. Semuanya hadir begitu
lembutnya dalam hidup kita bahkan begitu lembutnya sampai kita
tidak menyadarinya. Masih ragukah kita kepada Allah yang Maha
Lembut. Yakinlah bahwa ada kenikmatan setelah musibah. Hal ini
sejalan dengan pesan suci al-Qur’anul- Karim :

Artinya : “Sesungguhnya Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang


Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi
Maha bijaksana.”( Q. S. Yusuf : 100 ).

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang berbahagia …


            Mari kita sinari hati kita, mari kita terangi rumah kita dengan
memperbanyak membaca al-Qur’an dan mendirikan sholat malam.
Semoga Khutbah yang singkat ini bisa memberikan nilai tambah
dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan takwa kita, serta kita
bisa menyongsong di tahun yang baru ini dengan berfikir positif dan
selalu ternanam sikap optimis dalam mengarungi hidup untuk meraih
masa depan yang lebih cerah. Amin.
Khutbah II

Anda mungkin juga menyukai