Anda di halaman 1dari 4

URGENSINYA SIKAP TOLERAN DALAM BERAGAMA

Toleransi atau Toleran secara bahasa kata ini berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti
dengan sabar membiarkan sesuatu yang dianggap menyimpang atau salah dengan batasan
tertentu. Pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang "tidak
menyimpang dari hukum berlaku" disuatu negara, dimana seseorang menghormati atau
menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain selama masih dalam batasan tertentu.

Islam adalah agama rahmatmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta) yang
tidak terkecuali, maka sikap menyerahkan diri atau pasrah dihadapan Tuhan bukanlah semata
untuk menggugurkan kewajiban melainkan memberikan keselamatan bagi masyarakat lain atau
umat agama lain disekitarnya. Sebagaimana definisi kata Islam yang berakar dari bahasa Arab,
yaitu kata kerja salama yang secara umum mendung arti penyerahan. Jadi seorang muslim adalah
seseorang yang telah melakukan perintah Allah yaitu patuh dan berserah diri secara totalitas
dihadapan Tuhannya.

Dalam agama Islam, toleransi dianalogikan sebagai baju yang dapat dilipat dan dibawa
kemana-mana, sedangkan agama Islam dianalogikan sebagai lemari yang tidak dapat dilipat dan
dibawa kemana-mana secara sembarangan.

Maknanya ialah toleransi bukan berarti pemeluk agama Budha mengikuti sholat wajib di
masjid dan umat Islam beribadah di kuil-kuil. Akan tetapi setiap umat beragama silakan
beribadah sesuai keyakinan dan tempat ibadahnya karena toleransi bukan mencampurkan
adukkan keyakinan.

Betapa pentingnya sikap kita toleran dalam beragama sikap baik dalam ranah memahami
agama, berpikir, dan bertindak. Dikarenakan sikap toleran dalam beragama adalah sebuah sikap
menghargai pendapat atau ajaran-ajarannya, serta tidak mencela ajarannya.

Terdapat banyak sekali hadits Nabi terkait sikap toleran, diantaranya hadits riwayat
Bukhari,yangberbunyi:

Dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, ditanyakan kepada Rasulullah ‫لم‬55‫ه وس‬55‫لى هللا علي‬55‫ ”ص‬: “Agama
manakah yang paling dicintai oleh Allah?, maka beliau bersabda: ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah
(yang lurus lagi toleran).
Adapun dalam hadits tersebut Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab pertanyaan dari Ibnu
‘Abbas bahwa agama yang dicintai Allah ‫ جل جالله‬ialah agama yang lurus lagi toleran, bukan
agama yang mengajarkan kepada sikap yang tidak menghargai dan mencela perbedaan.

Sikap toleransi juga dicontohkan oleh Rasulullah Saw, bagaimana beliau mengajarkan
kepada umatnya tentang sebuah sikap toleransi. Banyak hadist yang menceritakan tentang
kunjungan Nabi Saw kepada orang Yahudi ketika ia sakit, bersedekah Nabi kepada tetangganya
yang kafir bahkan bersedianya Nabi untuk makan di rumah orang kafir dan masih banyak lagi
lainnya yang mengungkapkan bagaimana seorang Rasulullah mengajarkan sikap toleransi.

Dalam sejarah Islam, sikap Toleransi (tasamuh) juga telah di gambarkan, termasuk dalam
Perang Salib yang ditulis oleh seorang sejarawan Inggris Karen Armstrong, bahkan Armstrong
menuliskan bagaimana akhlak seorang Khalifah ketiga Umar bin Khattab dalam penaklukkan
Jerussalem:

“Umar mengekspresikan sikap ideal kasih sayang dibandingkan dengan semua penakluk
Jerussalem lainnya, ia memimpin satu penaklukan yang sangat damai dan tanpa tetesan darah.
Saat ketika kaum Kristen menyerah, tidak ada pembunuhan di sana, tidak ada penghancuran
properti, tidak ada pembakaran simbol-simbol agama lain, tidak ada pengusiran atau
mengambil alihan dan tidak ada usaha untuk memaksa penduduk Jerussalem memeluk Islam”.

Ajaran toleransi dalam Islam bukan hanya sebatas dalam konteks atau sebatas teori
semata, melainkan juga penerapan kehidupan umat Islam sehari-hari. Karena Islam adalah
agama universal dan rahmat bagi seluruh umat manusia yang mengajarkan tentang ajaran-ajaran
yang sesuai dengan fitrah manusia serta memberikan sebuah konsep pandangan hidup, dimana di
dalamnya terdapat ilmu pengetahuan, etika, estetika, logika, metafisika, sains, teknologi, bahkan
teologi.

Bahkan Islam mampu membumikan kesempurnaan dari universalitas ajaran agama dalam
tataran kehidupan, bukan hanya sekedar jargon, dimana kearifan Islam telah mampu
membumikan pada taraf aspek yang dinamis, humanis dan kosmopolit dari setiap ajaran Islam
untuk sebuah kebaikan umat manusia.
Bagaimana tata cara untuk menjadi Muslim yang menjunjung tinggi nilai toleransi.?
Pertama, saling menghormati antaragama dengan tidak mengganggu orang lain yang sedang
beribadah sesuai agama dan keyakinannya. Kedua, tidak berkata buruk, mengejek, dan menghina
orang lain baik yang sama suku dan agamanya ataupun berbeda. Ketiga, saling menghargai
antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin dengan tidak sewenang-wenang
memperlakukan orang lain.

Ajaran Islam mengajarkan kepada manusia untuk saling bekerja sama dan saling tolong
menolong antar sesama manusia dalam hal kebaikan. Tidak hanya itu, ajaran tentang toleransi
juga telah Rasulullah contohkan semasa hidupnya, bagaimana Nabi bersikap kepada orang kafir.
Bahkan karena sikap inilah tidak sedikit dari kaum non muslim berbondong-bondong untuk
masuk ke dalam Islam, sehingga Islam tersebarkan kepada seluruh penjuru dunia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai