PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Toleransi dalam Islam adalah topik yang penting ketika dihadapkan pada
situasi saat ini ketika Islam dihadapkan pada banyaknya kritikan bahwa Islam
adalah agama intoleran, diskriminatif dan ekstrem. Islam dituduh tidak
memberikan ruang kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, sebaliknya
Islam sarat dengan kekerasan atas nama agama sehingga jauh dari perdamaian,
kasih sayang dan persatuan.
Padahal dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep
yang jelas. Tidak ada paksaan dalam agama , Bagi kalian agama kalian, dan
bagi kami agama kami adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain
ayat-ayat itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah
hadis dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu
menunjukkan bahwa masalah toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing.
Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya
kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka.
Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan
pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam
masyarakat Islam.
B.
Rumusan Masalah
2.
3.
4.
C.
Tujuan Penulisan
2.
3.
Agar mengetahui manfaat dari toleransi dan akibat bila tidak ada toleransi
4.
A. Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare yang berarti bertahan atau
memikul. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata
toleran, yang berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan
pendiriannya.
ibadat-ibadat
agama
lain.
Toleransi
harus
dibedakan
dari
komfromisme, yaitu menerima apa saja yang dikatakan orang lain asal bisa
menciptakan kedamaian dan kebersamaan.
Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai
berikut, yaitu antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
kelalaian
7.
8.
Terikat dan tunduk kepada agama Allah SWT tanpa rasa keberatan
Inti Islam
2.
Seutama iman,
3.
yang membenci dunia dan cinta akhirat. Ditanyakan : Siapa lagi setelah itu?.
Jawabnya: Seorang mukmin yang berbudi pekerti luhur."
Dasar-dasar al-Sunnah (Hadis Nabi) tersebut dikemukakan untuk menegaskan
bahwa toleransi dalam Islam itu sangat komprehensif dan serba-meliputi, baik
lahir maupun batin. Toleransi, karena itu, tak akan tegak jika tidak lahir dari hati,
dari dalam. Ini berarti toleransi bukan saja memerlukan kesediaan ruang untuk
menerima perbedaan, tetapi juga memerlukan pengorbanan material maupun
spiritual, lahir maupun batin. Di sinilah, konsep Islam tentang toleransi (assamahah) menjadi dasar bagi umat Islam untuk melakukan muamalah (hablum
minan nas) yang ditopang oleh kaitan spiritual kokoh (hablum minallh).
Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul haqbil bathil
(mencampuradukan antara hak dan bathil) yakni suatu sikap yang sangat dilarang
dilakukan oleh seorang muslim, seperti halnya menikah antar agama dengan
toleransi sebagai landasannya. Sebagaimana yang telah dijelaskan diayat AlQuran dibawah ini, Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya. (QS.Ali Imran: 19)
Secara umum, konsep tasamuh mengandung makna kasih sayang (arRahmah), keadilan (al-Adalah), keselamatan (al-salam), dan ketauhidan (alTauhid). Konsep-konsep dasar inilah yang mengikat makna tasamuh dalam Islam.
Dan masing-masing konsep tidak dapat dipisahkan karena semuanya memiliki
makna yang saling terkait. Konsep tersebut merupakan ciri khas Islam yang
mampu membedakan toleransi perspektif Islam dengan lainnya. Oleh karena itu,
hendaknya pendidikan toleransi beragama diarahkan kepada konsep-konsep dasar
(perspektif Islam) tersebut.
C. Macam-macam Toleransi/Tasamuh
Toleransi / tasamuh terdiri dari dua macam yaitu : toleransi terhadap sesama
muslim dan toleransi terhadap selain muslim.
a.
samping sebagai tuntutan sosial juga merupakan wujud persaudaraan yang terikat
oleh tali aqidah yang sama. Bahkan dalam hadits nabi dijelaskan bahwa seseorang
tidak sempurna imannya jika tidak memiliki rasa kasih sayang dan tenggang rasa
terhadap saudaranya yang lain.
Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya
sebagaimana mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sikap toleran dan baik hati terhadap sesama terlebih lagi dia seorang muslim pada
akhirnya akan membias kembali kepada kita yaitu banyak memperoleh
kemudahan dan peluang hidup karena adanya relasi, disamping itu Allah akan
membalas semua kebaikan kita di akhirat kelak.
b.
Adapun toleransi terhadap non muslim mempunyai batasan tertentu selama
mereka mau menghargai kita, dan tidak mengusir kita dari kampung halaman.
Mereka pun harus kita hargai karena pada dasarnya sama sebagai makhluk Allah
SWT.
Bersikap tasamuh bukan berarti kita toleran terhadap sesuatu secara membabi
buta tanpa memiliki pendirian, tetapi harus dibarengi dengan suatu prinsip yang
adil dan membela kebenaran. Kita tetap harus tegas dan adil jika dihadapkan pada
suatu masalah baik menyangkut diri sendiri, keluarga ataupun orang lain.
Walaupun keputusan tersebut akan berakibat pahit pada diri sendiri. Dalam ajaran
Islam keadilan ditegakkan tanpa memandang bulu baik rakyat jelata maupun raja
harus tunduk kepada hukum dan ajaran Allah SWT. Jika ia melanggar harus
menerima segala konsekwensinya.
Bentuk- bentuk tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain :
1. Tidak menggangu ketenangan tetangga
Rasulullah SAW bersabda :
Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman,.
Saat itu beliau ditanya Ya Rasullah siapakah yang tidak beriman itu Rasulullah
saw Bersabda (yakni) orang yang tetangganya tidak merasa nyaman karena
gangguannya. (H.R. Bukhori)
sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama
adanya konflik antar sesama manusia.
Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika
masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi
beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual
agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi
beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima
adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan
kesejahteraan.
3.
mestinya.
4.
relasi.
saling menghormati satu sama lain. Yang paling membahayakan dari konfllik
adalah menyebabkan lahirnya kekerasan dan adanya korban, dan hal ini dapat
berpengaruh pada keamanan dan stabilitas suatu negara.
2.