YUDHISTIRA HARYA BIMA MUH. KHAIRIL RAUF A. Pluralitas dan Pluralisme 1. Pengertian Pluralitas Pluralitas, menurut Imarah (1999: 9) merupakan kemajemukan yang didasari oleh keutamaan, keunikan, dan kekhasan. Konsep pluralitas mengandalkan keragaman yang menunjukkan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda- beda, heterogen, bahkan tak dapat disamakan. Pluralitas agama (ta'addud al-diyänät; religious plurality) merupakan sebuah fakta adanya heterogenisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam tataran sejarah, pluralitas agama merupakan sunnatulläh dan sebuah kenyataan aksiomatis (yang tak bisa dibantah) dalam kehidupan bermasyarakat. Pemahaman tentang pluralitas adalah saling menghargai dalam memandang perbedaan. Dengan saling menghargai tersebut diharapkan akan tercapainya toleransi yang mengantarkan kepada masyarakat yang harmonis.
Misalnya orang muslim dan non-muslim yang mendiami suatu wilayah,
perbedaan diantara keduanya disikapi dengan saling menghargai. Saling menghargai disini tentu berdasarkan ajaran masing-masing. 2. Pengertian Pluralisme Menurut kamus Webster's Revised Unabridged Dictionary (1913) Pluralisme adalah: a. Hasil atau keadaan menjadi plural. b. Keadaan seorang pluralis; memiliki lebih dari satu tentang keyakinan gerejawi. c. Berarti beragam pemahaman, atau bermacam-macam paham. Dari berbagai kamus pluralism dapat disederhanakan ke dalam dua pengertian: pertama, pengakuan terhadap keragaman kelompok, baik yang bercorak agama, ras, suku, aliran, maupun partai dengan tetap menjunjung tinggi aspek-aspek perbedaan yang sangat karakteristik di antara kelompok-kelompok tersebut. Kedua, doktrin yang memandang bahwa tidak ada pendapat yang benar atau semua pendapat adalah sama benarnya. Bagi MUI (2005), pluralisme agama adalah sebuah paham yang mengajarkan bahwa semua agama sama. Oleh karena itu, kebenaran setiap agama adalah relatif, sehingga setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar. Sementara pluralitas agama diartikan sebagai sebuah kenyataan bahwa di suatu negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan. 3. Pandangan Al-Quran terhadap Pluralisme Al-Qur'an menjelaskan bahwa sejak awal penciptaan manusia oleh Allah swt telah dikarunia fitrah (instink) berketuhanan. Instink inidiartikan sebagai potensi seseorang yang cenderung menerima ajaran Islam. Dałam surah lain Allah swt menegaskan bahwa tugas ułama manusia ketika terlahir di dunia adalah hanya untuk beribadah dan menyembah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya: Q.S. Az Zariyat ayat 56 Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. B. Konsep Toleransi (kerukunan) dalam Islam 1. Pengertian Toleransi Toleransi berasal dari kata tolerare (latin) yang berarti memikul atau bertahan. Toleran dalam pengertian ini dimaksudkan untuk saling tolong menolong walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang Iain, sekalipun keduanya tidak sependapat Siagian (1993). Karena itu, toleransi adalah sebuah sikap kerelaan untuk menerima kenyataan bahwa ada perbedaan keyakinan di antara pemeluk agama di dunia ini. Kata toleransi memiliki padanan dalam bahasa Arab dengan kata tasamuh} yang berarti kesiapan untuk saling memudahkan dan mengizinkan. Tasamuh adalah toleransi antar dan inter umat beragama yang bertujuan memelihara kerukunan hidup dan kerjasama yang baik dalam masyarakat. Tasamuhberfungsi sebagai penertib, pendamai dan pemersatu dalam interaksi dan komunikasi yang berkesinambungan agar terwujud hubungan baik demi terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup antara sesama anggota masyarakat dalam suatu negara. 2. Toleransi Beragama dalam Pandangan Al-Qur'an Al-Qur'an tidak pernah menyinggung kata toleransi (tasamuh) secara tersurat (eksplisit) sehingga tidak ditemukan kata tersebut termaktub di dalamnya. Namun, secara tersirat (implisit) Al-Qur'an telah secara jelas dan gambling telah menyinggung konsep toleransi dengan segala batasan-batasannya. Oleh karenanya, ayat-ayat yang menjelaskan tentang konsep toleransi dapat menjadi rujukan guna mengimplementasikan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Dari pendalaman pengertian tersebut, toleransi adalah sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, budaya, adat-istiadat, bahasa dan agama. Ini semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Allah swt. 3. Toleransi Intern Umat Islam Agama Islam sebagai agama terakhir yang diturunkan ke muka bumi ini, tidak hanya mengajarkan toleransi (tasamuh) antar umat beragama yang berbeda keyakinan, tapi tak kalah pentingnya adalah agama yang membawa ajaran persaudaran atau ukhuwwahdi kalangan sesama pemeluk agama Islam. Persaudaraan atau ukhuwwah, merupakan salah satu ajaran yang mendapat perhatian penting dalam Islam. Ukhuwwah berarti persaudaraan, terambil dari akar kata yang bermakna "memperhatikan atau peduli". Makna dari akar kata ukhuwn,vah ini memberi pemahaman bahwa inti dari persaudaraan adalah mengaharuskan orang yang bersaudara untuk memiliki sikap perhatian atau kepedulian di antara mereka. Sedangkan ukhuwwah fillah atau persaudaraan karena Allah adalah suatu model persaudaraan sesama agama yang diikat dalam satu keyakinan agama dan menjadi suatu model pergaulan antar manusia yang prinsipnya telah digariskan dalam al- Qur'an dan Hadis. Yaitu suatu wujud persaudaraan karenaAllah. C. Pengertian Kerukunan Kata "Kerukunan" menurut Poerwadarminta, (1983: 836) berasal dari kata "Rukun” yang berarti "perihal hidup muslim; keragaman; kesepakatan; perasaan rukun (bersatu hati)” Peter Salim dan Yenni Salim (1991) memberikan pengertian kerukunan yang sama dengan redaksi yang berbeda di atas, yaitu: hal hidup rukun. Semua orang mengidamkan hidup rukun. rasa rukun; kesepakatan. Jadi, kerukunan adalah kesepakatan hidup berdampingan dengan orang lain yang berbeda agama untuk mewujudkan kedamaian. D. Hubungan Intern Umat Islam Agama Islam menekankan hubungan sesama muslim berdasarkan kesamaan iman yang pada kenyataannya jauh lebih kuat daripada hubungan darah dan etnik, karena bagaimanpun iman merupakan dasar keyakinan yang berpengaruh terhadap seluruh perilaku seorang muslim.
Hubungan antara sesama muslim digambarkan sebagai hubungan yang tak
terpisahkan seperti halnya anggota dalam satu tubuh yang saling berhubungan dengan anggota tubuh lainnya, sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Muslim dan Imam Ahmad: "Seorang muslim dengan muslim Iainnya bagaikan satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh itu terluka, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit (demam)nya. Syarat penilaian keimanan seseorang dapat dilihat dari persaudaraannya, seperti yang dimaksud dalam hadis Nabi sebelumnya. Bila mereka tidak peduli kepada saudaranya maka tidak dapat dinilai orang yang beriman. Karena itu, landasan keimanan yang kuat serta ukhuwah islamiyah yang erat, akan membentuk sikap adil dalam menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada pada pendapat dan perilaku orang tain, sebab berbeda pendapat dan sikap adalah hak seseorang. E. Hubungan antar Umat Beragama Agama Islam untuk manusia dengan segala keberagamannya karena itu ajaran Islam tidak melarang umatnya berhubungan dengan urnat agama Iain. Bahkan lebih tegas lagi Islam mengajarkan umatnya senantiasa berpihak kepada kebenaran dan keadilan termasuk dalamnya terhadap orang-orang nm muslim. Sebagai contoh, Nabi bersabda 'Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina. Hadis tersebut memberikan petunjuk bahwa umat Islam yang ingin belajar atau sekolah di negeri non muslim dbolehkan selama aqidahnya dijaga dari kemusyrikan. hubungan masyarakat dengan masyarakat Iain yang berbeda agama tidak dapat dihindarkan, dalam bidang ekonomi, sosial budaya maupun pditik. Bagi umat Islam hubungan ini tidak menjadi halangan, sepanjang dalam kaitan sosial kemanusiaan. Bahkan dalam berhubungan dengan rnereka umat Islam dituntut untuk menarrpikan perilaku yang baik, sehinna rnenarik mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang ajaran Islam.