Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 6

Pluralisme dan Toleransi


YUDHISTIRA HARYA BIMA
MUH. KHAIRIL RAUF
A. Pluralitas dan Pluralisme
1. Pengertian Pluralitas
Pluralitas, menurut Imarah (1999: 9) merupakan kemajemukan yang
didasari oleh keutamaan, keunikan, dan kekhasan. Konsep pluralitas
mengandalkan keragaman yang menunjukkan bahwa keberadaan yang
lebih dari satu itu berbeda- beda, heterogen, bahkan tak dapat disamakan.
Pluralitas agama (ta'addud al-diyänät; religious plurality) merupakan
sebuah fakta adanya heterogenisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam tataran sejarah, pluralitas agama merupakan sunnatulläh dan
sebuah kenyataan aksiomatis (yang tak bisa dibantah) dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pemahaman tentang pluralitas adalah saling menghargai dalam
memandang perbedaan. Dengan saling menghargai tersebut diharapkan
akan tercapainya toleransi yang mengantarkan kepada masyarakat yang
harmonis.

Misalnya orang muslim dan non-muslim yang mendiami suatu wilayah,


perbedaan diantara keduanya disikapi dengan saling menghargai. Saling
menghargai disini tentu berdasarkan ajaran masing-masing.
2. Pengertian Pluralisme
Menurut kamus Webster's Revised Unabridged Dictionary (1913)
Pluralisme adalah: a. Hasil atau keadaan menjadi plural. b. Keadaan
seorang pluralis; memiliki lebih dari satu tentang keyakinan gerejawi. c.
Berarti beragam pemahaman, atau bermacam-macam paham. Dari
berbagai kamus pluralism dapat disederhanakan ke dalam dua
pengertian: pertama, pengakuan terhadap keragaman kelompok, baik
yang bercorak agama, ras, suku, aliran, maupun partai dengan tetap
menjunjung tinggi aspek-aspek perbedaan yang sangat karakteristik di
antara kelompok-kelompok tersebut. Kedua, doktrin yang memandang
bahwa tidak ada pendapat yang benar atau semua pendapat adalah sama
benarnya.
Bagi MUI (2005), pluralisme agama adalah sebuah paham yang
mengajarkan bahwa semua agama sama. Oleh karena itu, kebenaran
setiap agama adalah relatif, sehingga setiap pemeluk agama tidak boleh
mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar. Sementara pluralitas
agama diartikan sebagai sebuah kenyataan bahwa di suatu negara atau
daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara
berdampingan.
3. Pandangan Al-Quran terhadap Pluralisme
Al-Qur'an menjelaskan bahwa sejak awal penciptaan manusia oleh Allah swt
telah dikarunia fitrah (instink) berketuhanan. Instink inidiartikan sebagai
potensi seseorang yang cenderung menerima ajaran Islam.
Dałam surah lain Allah swt menegaskan bahwa tugas ułama manusia ketika
terlahir di dunia adalah hanya untuk beribadah dan menyembah kepada-Nya,
sebagaimana firman-Nya: Q.S. Az Zariyat ayat 56
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
B. Konsep Toleransi (kerukunan)
dalam Islam
1. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari kata tolerare (latin) yang berarti memikul atau
bertahan. Toleran dalam pengertian ini dimaksudkan untuk saling tolong
menolong walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat
kepada orang Iain, sekalipun keduanya tidak sependapat Siagian (1993).
Karena itu, toleransi adalah sebuah sikap kerelaan untuk menerima
kenyataan bahwa ada perbedaan keyakinan di antara pemeluk agama di
dunia ini.
Kata toleransi memiliki padanan dalam bahasa Arab dengan kata tasamuh}
yang berarti kesiapan untuk saling memudahkan dan mengizinkan.
Tasamuh adalah toleransi antar dan inter umat beragama yang bertujuan
memelihara kerukunan hidup dan kerjasama yang baik dalam masyarakat.
Tasamuhberfungsi sebagai penertib, pendamai dan pemersatu dalam
interaksi dan komunikasi yang berkesinambungan agar terwujud hubungan
baik demi terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup antara sesama
anggota masyarakat dalam suatu negara.
2. Toleransi Beragama dalam Pandangan Al-Qur'an
Al-Qur'an tidak pernah menyinggung kata toleransi (tasamuh) secara tersurat
(eksplisit) sehingga tidak ditemukan kata tersebut termaktub di dalamnya.
Namun, secara tersirat (implisit) Al-Qur'an telah secara jelas dan gambling
telah menyinggung konsep toleransi dengan segala batasan-batasannya.
Oleh karenanya, ayat-ayat yang menjelaskan tentang konsep toleransi dapat
menjadi rujukan guna mengimplementasikan toleransi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dari pendalaman pengertian tersebut, toleransi adalah sikap terbuka dan
mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku
bangsa, warna kulit, budaya, adat-istiadat, bahasa dan agama. Ini semua
merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Allah swt.
3. Toleransi Intern Umat Islam
Agama Islam sebagai agama terakhir yang diturunkan ke muka bumi ini,
tidak hanya mengajarkan toleransi (tasamuh) antar umat beragama yang
berbeda keyakinan, tapi tak kalah pentingnya adalah agama yang membawa
ajaran persaudaran atau ukhuwwahdi kalangan sesama pemeluk agama
Islam. Persaudaraan atau ukhuwwah, merupakan salah satu ajaran yang
mendapat perhatian penting dalam Islam.
Ukhuwwah berarti persaudaraan, terambil dari akar kata yang bermakna
"memperhatikan atau peduli". Makna dari akar kata ukhuwn,vah ini memberi
pemahaman bahwa inti dari persaudaraan adalah mengaharuskan orang
yang bersaudara untuk memiliki sikap perhatian atau kepedulian di antara
mereka. Sedangkan ukhuwwah fillah atau persaudaraan karena Allah adalah
suatu model persaudaraan sesama agama yang diikat dalam satu keyakinan
agama dan menjadi suatu model pergaulan antar manusia yang prinsipnya
telah digariskan dalam al- Qur'an dan Hadis. Yaitu suatu wujud persaudaraan
karenaAllah.
C. Pengertian Kerukunan
Kata "Kerukunan" menurut Poerwadarminta, (1983: 836) berasal dari kata
"Rukun” yang berarti "perihal hidup muslim; keragaman; kesepakatan;
perasaan rukun (bersatu hati)”
Peter Salim dan Yenni Salim (1991) memberikan pengertian kerukunan yang
sama dengan redaksi yang berbeda di atas, yaitu:
hal hidup rukun. Semua orang mengidamkan hidup rukun. rasa rukun;
kesepakatan.
Jadi, kerukunan adalah kesepakatan hidup berdampingan dengan orang lain
yang berbeda agama untuk mewujudkan kedamaian.
D. Hubungan Intern Umat Islam
Agama Islam menekankan hubungan sesama muslim berdasarkan
kesamaan iman yang pada kenyataannya jauh lebih kuat daripada hubungan
darah dan etnik, karena bagaimanpun iman merupakan dasar keyakinan
yang berpengaruh terhadap seluruh perilaku seorang muslim.

Hubungan antara sesama muslim digambarkan sebagai hubungan yang tak


terpisahkan seperti halnya anggota dalam satu tubuh yang saling
berhubungan dengan anggota tubuh lainnya, sebagaimana sabda Nabi yang
diriwayatkan Muslim dan Imam Ahmad: "Seorang muslim dengan muslim
Iainnya bagaikan satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh itu terluka,
maka seluruh tubuh akan merasakan sakit (demam)nya.
Syarat penilaian keimanan seseorang dapat dilihat dari persaudaraannya,
seperti yang dimaksud dalam hadis Nabi sebelumnya. Bila mereka tidak
peduli kepada saudaranya maka tidak dapat dinilai orang yang beriman.
Karena itu, landasan keimanan yang kuat serta ukhuwah islamiyah yang erat,
akan membentuk sikap adil dalam menyikapi perbedaan-perbedaan yang
ada pada pendapat dan perilaku orang tain, sebab berbeda pendapat dan
sikap adalah hak seseorang.
E. Hubungan antar Umat Beragama
Agama Islam untuk manusia dengan segala keberagamannya karena itu
ajaran Islam tidak melarang umatnya berhubungan dengan urnat agama Iain.
Bahkan lebih tegas lagi Islam mengajarkan umatnya senantiasa berpihak
kepada kebenaran dan keadilan termasuk dalamnya terhadap orang-orang
nm muslim. Sebagai contoh, Nabi bersabda 'Tuntutlah ilmu walaupun di
negeri Cina. Hadis tersebut memberikan petunjuk bahwa umat Islam yang
ingin belajar atau sekolah di negeri non muslim dbolehkan selama aqidahnya
dijaga dari kemusyrikan.
hubungan masyarakat dengan masyarakat Iain yang berbeda agama tidak
dapat dihindarkan, dalam bidang ekonomi, sosial budaya maupun pditik.
Bagi umat Islam hubungan ini tidak menjadi halangan, sepanjang dalam
kaitan sosial kemanusiaan. Bahkan dalam berhubungan dengan rnereka
umat Islam dituntut untuk menarrpikan perilaku yang baik, sehinna rnenarik
mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai