Anda di halaman 1dari 12

• SUSANTI (45222117)

• KHAIRIL RAUF (45222118)


• NURFITRAH TULLAH (45222119)
• ADIKA ANANDA AULIA (45222120)
1 PPERENCANAAN 2 PENGORGANISASIAN

• Pengertian Perencanaan • Konsep dasar Pengorganisasian


• Fungsi dari Perencanaan • Pilar dalam Pengorganisasian
• Persyaratan Perencanaan • Pendekatan-pendekatan dalam
• Jenis-jenis Rencana (Types of Plan) proses Departementalisasi
1 2 3
Perencanaan adalah suatu Menurut Kamus Besar Bahasa
Fungsi adalah suatu proses menentukan apa yang Indonesia, konsep berarti;
kegunaan yang ingin dicapai pada masa yang pengertian, gambaran mental
dimiliki oleh benda akan datang serta menetapkan dari objek, proses, pendapat
tahapan- tahapan yang (paham), rancangan (cita-cita)
atau sesuatu sistem
dibutuhkan untuk mencapainya. yang telah dipikirkan

4 5

Pilar adalah tiang Proses adalah jalannya suatu


penyangga suatu peristiwa dari awal sampai
akhir atau masih berjalan
bangunan agar bisa
tentang suatu perbuatan,
berdiri secara kokoh. pekerjaan dan tindakan
PENGERTIAN PERENCANAAN FUNGSI-FUNGSI PERENCANAAN

Menurut para ahli : Menurut para ahli :

• Menurut George Pickett & John J. Hanlon, Perencanaan Menurut Handoko, ( 2003: 23 ) ada dua fungsi perencanaan :
adalah suatu proses dalam menentukan bagaimana • Penetapan atau pemilihan tujuan-tujuan organisasi
dapat mecapai suatu tujuan begitu tujuan tersebut di • Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program
tetapkan. prosedur, metode, sistem anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
• Menurut Melville Brance (1980), Perencanaan adalah
suatu proses aktifitas dimana berkelanjutan dan
memutuskan tentang apa yang dapat di lakukan dan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata fungsi adalah kegunaan
yang di inginkan untuk mencapai masa dengan dan
suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan.
bagaimana cara mencapainya.

Berdasarkan defenisi-defenisi yang ada diatas dapat


disimpulkan bahwa Perencanaan adalah suatu rangkaian Fungsi Perencanaan itu adalah sebagai
keputusan yang dibuat sebagai pedoman yang menjadi usaha persiapan yang sistematik tentang
patokan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai suatu berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan
tujuan dengan sumberdaya yang tersedia. dalam rangka mencapa tujuan.
PERSYARATAN PERENCANAAN

Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang memenuhi beberapa persyaratan seperti faktual atau
realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif.
• Faktual Atau Realistis.Perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan faktual atau realistis. Artinya, apa yang
dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi
perusahaan.

• Logis Dan Rasional. Perencanaan yang baik juga perlu untuk memenuhi syarat logis dan rasional. Artinya, apa yang
dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan.

• Fleksibel. Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang fleksibel.

• Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh
anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi.

• Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif artinya menyeluruh dan
mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tak langsung terhadap perusahaan.
JENIS-JENIS RENCANA

Pada umumnya perencanaan ini dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut;
• Perencanaan berdasarkan waktu
• Perencanaan jangka pendek
• Perencanaan jangka menengah
• Perencanaan jangka panjang

2. Perencanaan berdasarkan ruang lingkup


• Perencanaan strategis
• Perencanaan taktis
• Perencanaan terintegrasi

2. Perencanaan berdasarkan Tingkatan

• Perencanaan harian
• Perencanaan operasional
• Perencanaan induk
KONSEP DASAR PENGORGANISASIAN

Konsep dasar pengorganisasian ada dua, yaitu;


• Mengorganisir sebagai Proses. Menurut konsep pengorganisasian yang pertama,
pengorganisasian dianggap sebagai suatu proses. Dengan kata lain, pengorganisasian bukanlah
fungsi yang dapat dilakukan dengan satu pukulan, tetapi merupakan rangkaian dari berbagai
fungsi. Ini termasuk mendapatkan informasi tentang tujuan, memutuskan berbagai kegiatan dan
mengelompokkannya, menentukan kegiatan penting, memberikan wewenang dan tanggung
jawab, dll.

• Pengorganisasian sebagai Struktur Hubungan. Menurut konsep ini, pengorganisasian


diperlakukan sebagai struktur hubungan. Di bawah berbagai pos ini dibuat atau ditetapkan dan
hubungan timbal balik karyawan yang bekerja di berbagai pos, wewenang dan tanggung jawab
mereka ditentukan. Hubungan menentukan siapa yang lebih tinggi dan siapa yang menjadi
bawahan. Berbagai jabatan di berbagai departemen organisasi sebagian besar bersifat
permanen. Oleh karena itu, organisasi sebagai struktur hubungan disebut elemen statis.
PILAR DALAM PENGORGANISASIAN

Pilar pertama : Pembagian kerja (Division Of Work) Pembagian Kerja adalah upaya untuk
menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan (yang telah disusun dalam
proses perencanaan) yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan
spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang
sederhana dan spesifik tersebut

Pilar Kedua : Pengelompokkan Pekerjaan (Departmentalization) Setelah pekerjaan


dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan
berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis . Pengelompokan Pekerjaan atau
Departementalisasi pada dasarnya adalah proses pengelompokkan dan penamaan
bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu
PILAR DALAM PENGORGANISASIAN

Pilar Ketiga : Penentuan relasi antar bagian (Hierarcy) Hierarcy adalah Proses penentuan relasi
antar bagian dalam organisasi, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Hierarki berarti
menetapkan siapa yang memberi laporan kepada siapa dalam organisasi. Setelah pekerjaan
dibagi-bagi, departemen dibentuk dan rentan kembali dipilih manajer dapat memutuskan rantai
komando

Pilar Keempat : Koordinasi (Coordination) Koordinasi adalah menetapkan mekanisme yang


menyatukan aktifitas departemental menjadi suatu kesatuan dan memonitor keefektivan integrasi
tersebut. Tanpa koordinasi, orang akan kehilangan pandangan terhadap perannya dalam
organisasi secara total yang pada akhirnya dapat mengorbankan sasaran organisasi.
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROSES
DEPARTEMENTALISASI

• Pendekatan Fungsional
Penentuan sub-subbagian dari organisasi atau proses departementalisasi yang pertama adalah
berdasarkan fungsi (functional departmentalization). Berdasarkan pendekatan ini, proses
departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti dijalankan dalam
sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi bisnis misalnya, ada pekerjaan-pekerjaan yang terkait
dengan fungsi produksi, ada peketjaan-pekerjaan yang terkait dengan pelanggan atau pasar,
sehingga dinamakan dengan fungsi pemasaran, dan lain sebagainya.
• Pendekatan Divisional
Pendekatan Departementalisasi Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian
divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau
peralatan.

Anda mungkin juga menyukai