Anda di halaman 1dari 16

toleransi beragama

Pengertian toleransi
Istilah toleransi merupakan kata serapan dari bahasa inggris, yaitu tolerance dan
diindonesiakan menjadi toleransi. Dalam bahasa arab disebut tasamuh yang berarti antara
lain sikap tenggang rasa, mudah dalam berinteraksi, fleksibel dan bersikap tidak
mempersulit orang lain.

Bila disebut toleransi antarumat beragama, maka memiliki makna bahwa masing- masing
umat beragama membiarkan dan menjaga suasana kondusif bagi umat agama lain untuk
melaksanakan ibadah dan ajaran agamanya tanpa dihalangi, dapat juga dimaknai dengan
sikap atau perbuatan yang tidak membedakan kelompok atau golongan tertentu, dalam hal
ini adalah penganut agama lain.
Toleransi dalam islam

Islam mengajarkan toleransi tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga alam semesta, binatang,
serta lingkungan hidup. Cakupan toleransi yang luas tersebut meliputi juga toleransi antar umat
beragama. Salah satu dari tujuan pokok ajaran agama adalah pemeliharaan terhadap agama itu sendiri,
yang antara lain menuntut peningkatan pemahaman umat terhadap ajaran agamanya serta membentengi
mereka dari setiap upaya pencemaran ajaran agamanya.

Allah SWT menegaskan di dalam al-Qur`an surat al-Baqarah ayat 256

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:256)
Landasan Teologis Toleransi Islam

Pengakuan Pluralisme
Pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk. Menurut Muhammad Imarah, pluralisme adalah
keragaman yang didasarkan atas karakteristik dan kekhususan (Toha, 2005: 129). Masyarakat pluralisme
adalah suatu masyarakat yang terdapat keoksistensi lebih dari satu agama, pandangan hidup yang berada
dalam hubungan konflik dan mendapat pengakuan oleh semua pihak terkait keberadaan inkompatibilitas
fundamental di antara mereka. Namun, tetap ada kesadaran bahwa keosistensi inkompatibilitas-
inkompatibilitas ini bernilai positif, baik untuk komunitas secara umum maupun untuk setiap kelompok
yang tercakup di dalamnya itu sendiri.
Kita perlu meyakinkan kepada segenap umat beragama bahwa perbedaan itu adalah
sunnatullah (divine order), sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur`an:

Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah ka(hendak) memaksa manusia supaya mereka
menjadi orang-orang yang beriman semuanya (QS. 10:99)
Kesatuan dan persaudaraan universal
Islam mengandung ajaran-ajaran dasar yang berlaku untuk semua tempat dan zaman. Islam
berinteraksi dengan alam kemanusiaan. Islam ada bersama manusia tanpa pembatas ruang dan
waktu. Karena itu pula nash-nash ajarannya berbicara kepada hati dan akal manusia. Ia lahir
untuk memenuhi spritiualis dan rasionalis manusia. Semua manusia adalah makhluk atau
ciptaan Allah, berkembang dari satu keturunan nabi Adam as. Islam tidak hanya mengenal
adanya konsep persaudaraan sesama muslim atau al-ukhuwah al-islamiyah, tetapi juga
mengenal persaudaraan kemanusiaan yang dikenal dengan ukhuwah fi insaniyyah. Seluruh umat
manusia adalah bersaudara, karena mereka semua bersumber dari ayah dan ibu yang satu
Islam tidak pernah membatasi hubungan
silaturrahim pada saudara sesama seiman
saja, tetapi juga silaturrahim kepada saudara
sesama manusia lintas agama bahkan
terhadap manusia yang tidak beragama.
Begitu pula keadilan dan kebaikan Islam
adalah sama dan merata untuk semua
manusia. Kita wajib memuliakan manusia dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
sebagaimana sang pencipta memuliakannya.
Bukan hanya kepada orang lain, tetapi
ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
terhadap diri sendiri pun Allah swt melarang karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
untuk mencelakakan diri, sebagaimana
ditegaskan: dalam QS. al-Baqarah ayat 195. orang yang berbuat baik. (QS. 2:195)
Etika dakwah persuasif
Dakwah merupakan seruan kepada Islam. Secara rinci prinip dakwah Islam harus mencakup
beberapa hal. Pertama, dakwah islsam adalah ajakan yang tujuannya dapat tercapai tanpa
paksaan (kebebasan). Karena tujuannya adalah meyakinkan objek dakwah bahwa Allah itu
pencipta, tuhan dan hakimnya, maka penilaian yang dipaksakan adalah pelanggaran berat
terhadap diri manusia. Kedua, dakwah Islam adalah ajakan untuk berpikir, berdebat, berargunen
(rasionalitas). Dakwah harus merupakan penjelasan tenang kepada kesadaran, di mana akal
maupun hati tidak saling mengabaikan. Karena itu, dakwah Islam merupakan proses kritis
penalaran dan ia tidak bersifat dogmatis. Ketiga, objek dakwah Islam adalah semua manusia dan
tanpa mengenal batasan (universal).
Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya
Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. 16:125)
Sikap Islam terhadap agama wahyu

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. 30:30)
Agama Islam adalah agama yang
sesuai dengan fitrah manusia. Dalam hubungan dengan umat agama
Allah menciptakan manusia sebelumnya, yahudi dan nasrani, Islam
mempunyai naluri beragama, yaitu mempunyai dasar dan pandangan teologis
agama tauhid (monotheisme). tersendiri. Teologi Islam menegaskan bahwa
Islam adalah agama tauhid yang
semua nabi dan rasul Allah membawa akidah
amat kuat dijadikan pedoman. Ini
berarti al-Qur`an mengklaim, tauhidiyah, monotheisme. Akidah tauhid ini
bahwa ajaran agama yang seumur dengan awal keberadaan manusia di
diperkenalkannya sesuai dengan muka bumi. Dengan demikian, tauhid tidak
seluruh manusia. mengenal proses evolusi.
Prinsip Toleransi Islam

Islam memiliki prinsip dalam bertoleransi. Pertama, toleransi Islam tersebut terbatas dan fokus pada
masalah hubungan sosial kemasyarakatan yang dibangun atas dasar kasih sayang dan persaudaraan
kemanusiaan, sejauh tidak melanggar atau bertentangan dengan ketentuan telogis Islami. Kedua,
toleransi Islam di wilayah agama hanya sebatas membiarkan dan memberikan suasana kondusif bagi
umat lain untuk menjalankan ajaran agamanya. Ketiga, di dalam bertoleransi kemurnian akidah dan
syariah wajib dipelihara. Maka Islam sangat melarang toleransi yang kebablasan, yakni perilaku toleransi
yang bersifat kompromistis dan nuansa sinkretis
Isu Konflik dalam Islam
Pertama, isu moral, seperti isu-isu perjudian, minuman keras (miras), narkoba, perbuatan
asusila, prostitusi, pormografi/pornoaksi.
Kedua, isu sektarian, yaitu isu-isu yang melibatkan perseteruan terkait interpertasi atau
pemahaman ajaran dalam suatu komunitas agama maupun status kepemimpinan dalam
suatu kelompok keagamaan.
Ketiga, isu komunal, yaitu isu-isu yang melibatkan perseteruan antarkomunitas agama,
seperti konflik muslim-kristen, maupun perseteruan antara kelompok agama dengan
kelompok masyarakat lainnya yang tidak selalu bisa diidentifikasi berasal dari kelompok
agama tertentu
Keempat, isu terorisme, yaitu isu yang terkait dengan aksi-aksi serangan teror dengan
sasaran kelompok keamanan atau hak milik kelompok keagamaan tertentu, maupun
serangan teror yang ditujukan terhadap warga asing maupun hak milik pemerintah asing,
dsb.
Penyebab Intoleransi Beragama

Pertama, paham keagamaan yang bersifat eksklusif dan munculnya fundamentalisme dalam
agama.

Kedua, kesenjangan sosial yang semakin terbuka lebar dan adanya ketidakadilan ekonomi.

Ketiga, rekayasa kepentingan yang biasanya berkaitan dengan politik.

Keempat, hegemoni mayoritas dan kekuasaan.


Toleransi dan Pluralitas di Indonesia
Di Indonesia, keberadaan agama diakui dan sangat dijunjung tinggi secara konstitusional, sehingga
pemerintah memiliki perhatian khusus dan mempunyai wewenang mengatur kepentingan umat
beragama serta mengawasi aktifitas keagamaan di negeri ini, agar tetap dalam bingkai pancasila
demi tetap terjaganya kerukunan dan kesatuan bangsa. Pancasila mengakui dan menjunjung tinggi
keberadaan agama serta mengapresisi nilai-nilai agama.
Hingga saat ini, toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia telah tercipta
sedemikian rupa dan tanpa mengesampingkan masih adanya konflik yang berisfat kasuistik, namun
cukup terbina. Beberapa konflik yang masih timbul yaitu adanya klaim kebenaran, wilayah agama
dan suku semakin bias, doktrin jihad yang dipahami secara sempit, urangnya sikap toleransi dalam
beragama, dan kurangnya pemahaman mengenai ideologi pluralisme
Terima Kasih
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai