Di rangkum oleh :
Drs. Poerwono Sigit
Kombes Pol (Purn)
SISTIMATIKA
BAB I. PENDAHULUAN
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Peran dan Permasalahan Analisa
Intelijen
Keduanya:
- Komplementatif
- Sama penting (tidak satu lebih penting dari yang lain)
(Bertumpuk info tanpa dianalisa,kurang bermakna,dan tidak akan ada analisa
yg baik tanpa tersedianya info yang cukup)
- Kedua kemampuan tugas tsb masing2 memerlukan sistim dan metoda
penyaringan, recruitment, dan pembinaan personil secara khusus/ berbeda
dan persyaratannya.
- Dalam mengantisipasi lahirnya UU intelijen kemampuan2 tsb perlu
diorientasikan kpd kesiapan menghadapi resiko tugas akibat dari diperolehnya
kewenangan-kewenangan tertentu bagi petugas intelijen (agen maupun
analis).
VELOX ET EXATUS
CEPAT DAN TEPAT
DETEKSI DINI DILAPRKAN KE USER (CIGRA)
DORONGAN
PERINGATAN KESIAPAN
DINI ANTISIPASI
- OPTIMALISASI
KOORDINASI - KESETARAAN
- NORMATIF
DINI - MINIMALISASI RESIKO
● Anonim, tdk
mementingkan
formalitas & keakuan
● Tanpa batasan
pengakuan (does not
recognize
bounderies)
“Analysis is that get from the fact. A fact means surprisingly litte unless it
is related to some other facts, or its significance is pointer out (fact
means nothing)”
Memperhatikan pemahaman2 diatas, dpt di rangkum suatu konsep “Analisa Intelijen” sbb :
• “Suatu proses berfikir kreatif dan terstruktur (sistimatis), thd input permasalahan yg ada
(fakta/data, situasi, kondisi, fenomena, peristiwa) dlm suatu lingkungan yg saling berpengaruh
dan selalu dlm perubahan utk mperoleh output berupa (produk) intelijen, yg akan
bermanfaat,membantu client/user dlm menentukan kebijakan dan atau mengambil keputusan”.
• Proses berfikir kreatif terstruktur adl dialog (proses dialektika) antara nalar dan hati nurani
dihadapkan kepada fakta2, dgn dorongan mencari jawaban ataupun penjelasan kritis dan
obyektif ttg obyek/permasalahan.
• Proses tsb bisa bersifat hubungan sebab akibat (causative) yang hakekatnya adalah syillogistic
(deduktif-induktif), perbandingan (comparative), maupun hubungan pengaruh timbal balik
(korelatif), antar fakta unsur-unsurnya. Output-nya dpt bersifat gambaran (discription) kualitas
masalah, kecenderungan2 bersifat warning, ataupun adanya simpul-simpul makna sbg
kemungkinan2 pemecahan masalah yg terbaik (best answer atau best solution)
• Berfikir kreatif adlh “berfikir mengikuti penjelajahan logika nalar (imajinasi) dan campur tangan
hati nurani dengan memadukan kehendak menciptakan sesuatu atau sebagai usaha secara
sadar utk itu”. Dlm proses analisa merupakan upaya mencari dan menemukan hakekat
permasalahan sebagai suatu kebenaran atau mungkin justru membantah atau meluruskan pra
anggapan (hypothesa) tentang permasalahan tsb, lebih jauh dpt merupakan sinthesa
(konstruksi kesimpulan) menuju pemecahan permasalahan.
• Terstruktur (sistimatis) dlm arti secara tertib mengikuti suatu tahapan/bangunan langkah2 yg
digunakan dalam proses bernalar/berlogika secara benar.
BAB III
Sistim dan
Methodologi
ANALISA INTELIJEN SEBAGAI SISTIM
● “Analisa Intelijen” pd hakekatnya adl suatu sistim didalam proses berfikir intelijen sbgmn
pengertian
pada kutipan berikut :
Sistim Analisa adalah suatu cara pendekatan (approach analyisis) terhadap masalah
pemilihan yang kompleks dan biasanya dalam situasi ketidakpastian (uncertainties),
untuk membantu dalam pengambilan keputusan, dengan melaksanakan :
- Pemeriksaan secara sistimatis dan berulang baik terhadap sasaran, ataupun berbagai
alternatif yang visible untuk mencapai sasaran tersebut.
- Pembobotan, sedapat mungkin secara kuantitatif, baik mengenai nilai
resiko/ancaman, manfaat maupun akibat-akibat pemakaian alternatif tersebut.
- Dalam konteks tersebut, analisa adalah suatu proses sistimatis, yaitu suatu siklus
yang kontinyu, yang terdiri dari langkah-langkah :
► Formulasi (tahap konsepsi)
► Riset (tahap pulbaket)
► Evaluasi (tahap penilaian)
► Interpretasi (tahap judgement)
► Verifikasi (tahap pengujian)
(Ir. Pranowo, Dosen SESKOGAB“Analisa System”).
Analisa sistim adalah suatu pendekatan sistimatis untuk membantu
para pengambil keputusan dalam memilih suatu tindakan, dengan cara
mempelajari persoalannya dengan seksama, mengenali tujuan dan
alternatif2 pemecahannya, membandingkan alternatif2 tersebut menurut
konsekwensi2 yg mungkin ditimbulkannya, dengan menggunakan
kerangka pemikiran analitis (model) yang tepat, untuk dipertimbangkan
dan diputuskan oleh pengambil keputusan”
Catatan :
- Analisa sistim adalah berfikir sistim atau berpikir dengan pendekatan sistim.
- Pada aplikasinya banyak menggunakan model-model dan atau teknik-teknik tertentu.
STRUKTUR ANALISYIS
(Sistim dalam proses analisa)
STRUKTUR
DLM PROSES PROSES - DIHUBUNG2KAN (matching), dibanding2kan(comporatif),
DITIMBANG: DLM LOGIKA NALAR/MENTAL.
BERFIKIR PENGINTEGRASIAN - Dimunculkan pertanyaan, dicari jawaban,.
KREATIF - Dimunculkan akibat, dicari sebab2, dan fakta2nya (causatif)
(proses dialog dg fakta-fakta)
- DIFORMULASIKAN ASUMSI-ASUMSI (ditentukan
kecenderungan).
- Bentuk gambaran utuh ttg suatu yg ditemukan (mozaik yg
trbentuk dr asumsi2), mngarah kpd pembuktian (bantahan,
koreksi) hipotesa melalui langkah uji teori dan konfirmasi
pakar.
- Menemukan penyimpulan yg bersifat : penjelasan yg
lengkap (hypotesa yg telah diteliti kebenarannya) dan
PROSES PENYIMPULAN menunjuk kpd suatu dominasi kecenderungan dan skala
prioritas kemungkinan utk suatu :
PENULISAN
• Perencanaan penulisan
• Prinsip-prinsippenulisan Aplikasi
• Susunan penulisan (model) Produk Intelijen
PENGOLAHAN INTELIJEN
(SUB SYSTEM Proses PRODUKSI INTELIJEN)
PUL
(LID, PAM, GAL)
Catat
Proses
(siklus) Nilai Proses
Ilmiah
REN Analisa
(GIAT/OPS) produksi OLAH Analisa Logika
Terstruktur
intelijen Integrasi Intuisi
(sistimatik)
Konklusi
SAJI
(dlm format baku)
Arahan pimp :
(UUK-TO)
(jaringan/sarang laba2)
Landasan Bin Profesi
• Doktrin/Sis. Intel.
• Org & Jemen Dinas Rhs
• Etika profesi
• Tekno. Informasi intelijen
PRODUKSI • Operasi
AKTIVITAS
(INTELIJEN) • Giat Rutin
Bagan/tabel statistik
PENDEKATAN KUANTITATIF A.L : Time line, (jurnal)
Lebih merupakan alat bantu, Matrik
sesuai kebutuhan Chart
Diagram
keterpengaruhan
UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN KREATIF
(POWERS OF CREATIVE ANALYSIS)
Atau suatu peristiwa / fenomena adalah juga merupakan suatu sebab timbulnya
akibat (berupa situasi/kondisi atau perkembangan tertentu) – basicnya : deduktif –
induktif (sylogisme-argumentasi)
OUTPUT
THE FUTURE
BASIC DISCRIPTIVE INTELLIGENCE (BDI)
• Suatu produk intelijen tentang kondisi mendasar dari :
- Wilayah, Gol/Kelompok, Organisasi massa, Parpol, dan tokoh prominen.
• BDI menjadi landasan pokok kirka maupun produk intelijen lainnya dalam rangka
mengantisipasi ancaman/permasalahan secara tepat,atau menjadi bahan penyusunan
renstra/renops/rengiat intel.
• Up dating BDI secara berkala (konsisten) dan terpeliharanya validitas dan akurasi data
merupakan keharusan untuk kebutuhan perkiraan jangka panjang, (speculative
evaluatif) karena dapat menunjukkan trend yang sulit dibantah kebenarannya.
Produk BDI (IDD) adalah “the past” yang melalui “powers of creative analysis” akan
menghubungkan “the know” yaitu current inteligent (the pressent), kepada the un known,
(yaitu the future, berupa ATHG, dengan bentuk dan bobotnya masing-masing)
MODEL DAN TEHNIK ANALISA
Contoh :
INPUT
Ling-Stra berpengaruh
Suatu model aplikasi
analisis
Bersifat matching (proses
OUTPUT
keterpengaruhan adu
RAW INPUT Proses (warning, fore casting, langsung antara raw input
(data acktual, Terstruktur problem solving) dan ekternal input dlm
factual intelijen) suatu kendali berfikir
analitis)
INPUT
(Ketentuan perundang-
undangan/kebijakan
berpengaruh)
Catatan :
- Dalam “kotak hitam” tersebut terjadi proses berfikir kreatif yg sistimatis thd berbagai input dlm kondisi lingstra yang saling
keterpengaruhan. Berbagai faktor input tak ubahnya diadu langsung (matching) dlm pengawasan (drive control) power of
creative analysis.
- Kebijakan/ketentuan per-UU-an adll aturan main mematuhinya sebagai landasan normatif adalah bentuk integritas analis
kepada negara
Comparative SWOT analysis
Adalah suatu teknik analisis yang memperbandingkan faktor-faktor atau unsur-unsur
SWOT (strength,weakness, opportunity, threat) dua pihak, dengan membandingkan secara
langsung, dengan penggelaran/penyandingannya sebanyak mungkin detail data unsur-unsur
kedua pihak secara komparatif tersebut.
● Teknik ini menghimpun (secara kuantitatif) data plus dan minus unsur-unsur dua
pihak dan memaknai dengan tafsiran kelebihan dan kekurangan tersebut, dengan
resiko/dampak yang bisa timbul dari hal-hal tersebut, setelah memperhatikan faktor-
faktor yang berpengaruh lainnya terhadap kedua pihak.
● Bagaimana kelebihan dapat meminimalkan kelemahan, bagaimana kelemahan
diganti/dimaknai sebagai peluang yang ada, bagaimana ancaman dijadikan peluang,
bagaimanan peluang dimanfaatkan maksimal oleh kelebihan yang ada. Kesemuanya
terarah untuk tercapainya kepentingan pihak sendiri (national interest).
● Analisa komparatif SWOT diarahkan sesuai kepentingan analisis
(deskriptif/identifikasi, mendeteksi kecenderungan (fore casting), problem
solving, dan seterusnya.
● Persandingan dibuat antara 2(dua) negara, 2(dua) parpol/ormas, 2(dua) tokoh
nasional, atau antara Pemerintah dengan kelompok radikal, dan seterusnya.
Catatan :
Analogi bukan sarana pembuktian yang akurat dalam analisa
Keuntungan dan Kerugian Analogi
Catatan : Tehnik analogi tidak dianjurkan dalam analisis intelijen, meskipun secara
PROBABILITY TREE
(POHON KEMUNGKINAN)
Terorisme
di DN
Expansi Transisi/
Paham/aliran reformasi
radikal di DN
Catatan : Dasar skala probability :- Frekwensi peristiwa pd masa lampau yg saling berhubungan
- Perkiraan berdasarkan teori
- Perkiraan yg subyektif
LOGIKA DEDUKTIF
● Data / fakta yang ada dideduksi atau disimpulkan
kepada satu sebab yang paling umum.
KS.
KASUS. KASUS. KASUS. KASUS. KASUS.
BOM BOM BOM AMBON BOM JW.
BALI GEREJA KEDUBE POSO ATRIUM MARIOT
2 S PHIL
Catatan :
• Konklusi induktif lain adalah
- terorisme di DN disebabkan oleh berkembangnya paham radikal – aspek keyakinan (alternatif-2)
- terorisme di DN disebabkan oleh banyaknya orang2 frustasi terhadap sulit/tidak adilnya kehidupan aspek ekonomi (alt-
3)
- Kebenaran utama tergantung kepada ungkapan motif dan latar belakang pelaku teror.
DEDUKTIVE AND INDUKTIVE THINGKING
(SYILOGISME)
Deduktif
Induktif
9 KESALAHAN DALAM BERLOGIKA
• PRASANGKA (PREJUDISE)
- hanya kesan pertama
- terpengaruh kondisi/suasana sekitar
- tak berniat adil / obyektif.
• SIMPLISTIK (SIKAP MENYEDERHANAKAN)
- tidak perpect/tidak cermat
• PEMBELAAN KHUSUS/KEBERPIHAKAN
- fanatisme
- jatuh cinta
• GENERALISASI NEGATIF
- prasangka/simplisitik/emosional
• KEKELIRUAN, KEBOHONGAN, KEPALSUAN (FALLACY)
- pikiran yang menyesatkan
- kebenaran palsu
- analogi palsu
- ketidak cermatan (mengenyampingkan/menghilangkan pendapat yang penting : contoh tidak
tepat, alasan keliru, dilema yang salah.
• SALAH MEMILIH KATA/ISTILAH
- tidak obyekti
- tidak adil
- tidak cermat
• ARGUMEN TIDAK SYAH(tidak valid)/SALAH
- kesimpulan yang tidak berpangkal pada premis
Argumen suatu logika tidak dipermasalahkan benar maupun salahnya. Premis yang penting syah/valid sehingga
suatu konklusi bisa benar/sah, meskipun promisnya salah.
• SALAH MENYIKAPI KONDISI DILLEMATIS
- tidak tegas memilih
- yang rasional formal (bukan kepatutan)
• DIVERSI
- mengalihkan persoalan } dalam proses logika lisan
- memanfaatkan kelalian }
BERFIKIR DGN SEBENAR-BENARNYA BERFIKIR
(DENKEN DES SEIN)
Orang mati pasti tidak bernafas lagi, tentu! Tetapi apakah tak bernafas lagi itu
sudah pasti berarti mati? Tergantung berapa ia tidak bernafas lagi
Setelah adanya tindakkan medis, namun tidak berhasil.
BRAINSTORMING :
Menggali/mencari tambahan ide-ide/gagasan-gagasan/konsep-
konsep pemikiran dari banyak orang atau ahli yang berbeda-beda
(divergent), dan mencari simpul-simpul/titik temu untuk memperoleh
sekian alternatif prediksi, pemecahan masalah yang baik. Empunya
ide/penggagas didorong untuk mengapresiasi (memberikan nilai-
nilai) terhadap masing-masing alternatif tersebut. Analis dapat
memperoleh/menarik kesimpulan yang paling bermanfaat dari
penilaian-penilaian atau pendapat-pendapat tersebut.
Catatan :
Efektif tidaknya brainstorming tergantung pada kapasitas para
peserta (forum) tentang materi yang dibahas dan kendali dalam
memacu gagasan/ide.
ALAT BANTU (TEKNIK) ANALISIS KUANTITATIF
Derajat Kemungkinan
Penyalahgu
(+) naan (+)
Senpi /
Handak
Sindikat /
Negara _ _ lundup /
yang ( ) ( ) perdagangan
dilanda gelap senpi /
separatisme handak
/teror
_ _
( ) ( )
Penertiban Penegakkan
kepemilikan/ hukum
tingkatkan (+) kepemilikkan /
disiplin penyalahguna
penggunaan an
senpi/handa (+) senpi/handak
k
Keterangan :
( + ) = mendorong / menyebabkan
( _ ) = meminimalisir / menanggulangi
Contoh Klasifikasi Ancaman yang Eskalatif
Situasi Aman
Interaksi masyarakat masih asosiatif
Ancaman masih latent ( belum tampak)
Belum mengancam rasa aman, baru kepada tertib umum
(penyimpangan tertib sosial)
Situasi Rawan
Interaksi Masyarakat dissosiatif
Ketegangan sosial
Bentuk gangguan meningkat / kekerasan (kuantitas , kualitas)
Intensitas tindak pidana terasa pengaruhnya
Ketertiban jauh berkurang / rasa kurang aman
Ancaman terhadap kamdagri / pemerintah masih bersifat laten,
diduga sudah manfaatkan keadaan yang kurang stabil
Lanjutan :
Situasi Gawat
Ketegangan sosial----Konflik sosial
Ancaman KAMNEG/Pemerintahan mulai terasa
Berkembang konflik sosial, aksi saling menyerang
Ancaman KAMNEG / Pemerintahan semakin nyata
Situasi Bahaya
Ancaman KAMNEG / Pemerintahan terjadi di berbagai
aspek kehidupan
Gejala pertikaian bersenjata terlihat nyata
Terbentuk kekuatan yang besar untuk mengambil alih
kekuasaan.
CONTOH : PEMBOBOTAN BENTUK-BENTUK
ANCAMAN
Berdasarkan seberapa besar / serius bahaya yang
ditimbulkan dan berpengaruh terhadap :
Eksistensi Negara - 10
Keterangan :
Analis akan dapat dibantu oleh urut – urutan kejadian
yang direkam / dilaporkan dengan baik karena akan
memperoleh gambaran jelas tentang motivasi, strategi
pelaku / penanggung jawab kegiatan / kejadian tersebut.
Contoh. Jurnal Memilih Aktifis Unjuk Rasa Diantara 3
Tokoh Buruh yang dicurigai ?
W
ak
NO tu 1 Maret 1 Maret 1 Maret 1 Maret
Na gia Kesimpulan
m
a
t 08.00 09.30 13.00 15.00
1. Rizal Kerja Kerja Makan Di Rumah
Catatan :
Berbagai bentuk bagan seperti distribusi frekuensi;mengukur
tendensi sentral ( mean, median, mode ); mengukur disversi
(sebaran), presentase, range, varian, dan standard
deviasi/perubahan; fluktuasi, bisa menunjukkan kegunaan secara
significant mengatasi single number statistic hilangnya informasi
di samping adanya kelemahan – kelemahan manipulatif
(membantu analis lebih mengerti/memperhatikan hal2 yang lebih
mendasar dan penting).
Contoh Tabel (diagram) Statistik Penyalahgunaan
Senpi / Handak
1400
1200
1000
800
Lapor
600 Selesai
400
200
0
1995 1996 1997 1998 1999
Sumber : PIKN Koserse MABES POLRI
Kecendrungan yang teramati dalam tabel statistik tersebut di atas ( jumlah per tahun ) dapat di
kembangkan pengamatannya dalam berbagai aspek yang diperlukan untuk suatu kedalaman
dan ketajaman analisa seperti : asal – usul senpi / bahan, jenis senpi / bahan, pekerjaan pelaku,
modus operandi, kebenaran dokumen, latar belakang, motifasi.
Matriks
Catatan :
Bentuk – bentuk matriks dapat secara bervariasi
diciptakan model-model, sesuai kebutuhan /
sasaran yang diamati.
CONTOH :
1
2
3
7
7
14
21
DA
1
2
2
M
PA
6
6
12
18
K
BERLATAR BELAKANG SARA
PE TH
1
3
2
NG D
AR KA
4
8
M
12
4
PE U
EF M H
TERHADAP GANGGUAN KEAMANAN
EK E TH
1
3
2
PS RIN D
IK TA CIT
3
9
6
O
3
TE LO H RA
EF RT G
3
1
2
EK
EN I S T
TU HD
5
ME
15
10
5
ND GO
JA IDI L.
K
3
1
2
M KP
KE IN
3
1
2
D.
1
GI AN M
AT K AS
A N
ER
Y
EF A
3
1
2
IS IN H A
TE S
IE
2
6
2
4
NS LE IAA
IA JE N
TE N N
RS GG
ED
69
54
55
IA
AR
NY AN
A
J AL
U UT
M /A
L LS
A
H US
MATRIK MEMILIH CARA BERTINDAK YANG COCOK
Contoh :
MATRIK IDENTIFIKASI ANCAMAN PEMILU
(Analisa Mikro)
BE Fungsi
A N NT U K yang
Tahapan CA
MA
N FKA SH AF CB
menang-
Pemilu
ani
1. Kampanye FKA :
- SH :
- AF :
2. Pemungutan
suara
-
-
3. Pengumuman
pemenang
-
-
CHART
O N
R
IM AN
L M
SA ZAL R
RI IKA
X F
UL N I
X 0 Z JA AN
AM
0 X X
0 X 0 0 M
X 0 X 0 X
= HUBUNGAN ERAT
X = HUBUNGAN ERAT
= KURANG ERAT
0 = HUB. KURANG ERAT
Susunan logis :
- Kepentingan meningkat (diawali dg hal2/situasi normal, diakhiri dg kndisi
klimaknya).
- Kepentingan menurun (diawali dg klimaks permasalahan dikuti dg hal2/situasi yang
normal).
- Perbandingan (analogi, comparative SWOT)
- Mengikuti komponen2 permasalahan.
- Logika induktif, deduktif, (syllogisme)
- Logika sebab akibat (causative)
- Bertolak dari kalimat topik (tajuk) atau paragraf utama yg dijadikan heading tulisan.
(Pilihan disesuaikan dgn karakter permasalahan dan dituangkan ke dlm format yang ditetapkan dlm
ketentuan tulisan dinas)
CONTOH : SUSUNAN KERANGKA PENULISAN ANALISA INTELIJEN (MAKRO)
Contoh :
1. Menetapkan faktor lingkungan strategis yang berpengaruh, yaitu :
a – b – c – d – e – f (6 faktor berpengaruh) dan
2. Mempengarui bidang-bidang didalam negeri yaitu :
x – y – z (3 faktor yang terpengaruh)
3. Menemukan proses saling keterpengaruhan (matching) dan
kecenderungannya / dampak yg timbul (melalui proses analisa, aplikasi tehnik
analisa yg dipilih) : Matching variable keterpengaruhan
* a – b – c – d – e – f terhadap bidang x lingkungan secara simultan terhadap
masing2 fakta/data bidang2 DN
* a – b – c – d – e – f terhadap bidang y
* a – b – c – d – e – f terhadap bidang z
Catatan :
a,b,c,d,e dan f ataupun x,y dan z pd wujudnya adalah current intelijen,
controllers factors dan BDI
PEMECAHAN MASALAH
(Kesimpulan dan Rekomendasi kebijakan)
/Staf Ahli.
- Konfirmasi dengan ahli dan atau rujukan/refrensi.
4. Menetapkan kerangka strategi kerja, agar tidak terpaku hanya kepada
penguraian komponen-komponen suatu masalah :
- membuat pola/alur pikir
- memilih jenis baket yang diperlukan
- memilih bentuk dan sumber baket yang relevan/terpercaya.
- membuat penyesuaian yang diperlukan.
- menyaring baket yang relevan/ memilah-milah melalui arah data collecting yg
tepat (konsisten pd topik, tema, pendekatan dan ruang lingkup yg ditetapkan).
Tetap pada kerangka produk intel yang logis, benar dan dapat diterima.
5. Pada era global saat ini, diyakini bahwa sebagian besar informasi tentang pengetahuan
yg dibutuhkan beredar dimedia massa (cetak dan elektronik), dan hal tersebut dapat
diperoleh dengan kegiatan terbuka. Hanya sebagian kecil berada dibalik layar dan harus
diselidiki dan ditemukan secara tertutup. Oleh karenanya sdh seharusnya sumber terbuka
digarap/dikelola sebaik-baiknya oleh Badan Pengumpul Informasi, utk memperoleh input
yg selengkap-lengkapnya harus diyakini bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan”
(knowledge is power, Froncis Bacon).
Jaga Rahasia NegaraSekeras-kerasnya…..!!!!