Dosen Pembimbing :
RAHMAN YASIN, S. PD.I.M.I.K
Disusun Oleh :
MUHAMMAD JAWAHIR : 1120170030
Bekasi
HAM Dalam Piagam Madinah
KATA PENGANTAR
A. IDENTITAS BUKU
B. SINOPSIS
BAB I
PENDAHULUAN
bentuk tindakan yang tidak sesuai dengan harkat martabat manusia dalam
menjalankan hidupnya di masyarakat.
HAM diawali Sejak awal abad ke-20, dimana muncul aspirasi kearah
kebebasan dan kemerdekaan manusia dari jajahan, kemudian dilanjutkan
dengan Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) tahun 1948,
Deklarasi Kuala Lumpur (1993), Deklarasi Bangkok (1993), Deklarasi
Wina dan Program Aksi (1993), Pembentukan MPI (Mahkamah Pidana
Internasional di Italia (1998)
Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian dibuku tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak manusia yang paling
mendasar dan melekat padanya dimanapun ia berada. Tanpa adanya
hak ini berarti berkuranglah harkatnya sebagai manusia.
2. Hak Asasi Manusia Dalam Islam
Hak Asasi Manusia dalam Islam tertuang secara transenden untuk
keopentingan manusia, lewat Syariah Islam yang diturunkan melalui
wahyu, menurut Syariah manusia adalah mahkluk bebas yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab.
3. Hak Asasi Manusia Dalam Piagam Madinah
Pada Piagam Madinah telah disebutkan bahwa semua manusia
adalah umat yang satu, tidak ada perbedaan, yang membedakanya
hanyalah kadar ketaqwaanya kepada Allah SWT.
BAB II
HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM DAN DEKLARASI
UNIVERSAL HAM (DUHAM)
Islam. Dalam bahasa Arab, Hak Asasi Manusia dikenal dengan Haq al-
Insani al-Asasi atau disebut juga Haq al-Insani al-Dlaruri. Kata Haq
artinya milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu
yang harus diperoleh. Adapun kata al-Insan artinya makhluk yang berakal
budi, dan berfungsi sebagai subyek hokum. Sedangkan asasi artinya
bersifat dasar atau pokok. Secara termonologis, Hak asasi Manusia dalam
persepsi islam merupakan hak yang melekat dalam diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu amanah dan anugerah Allah
SWT yang harus di jaga, dihormati dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat dan negara.
Maka islam memandang manusia sebagai makhluk yang mempunyai
kemuliaan dan derajat yang tinggi, sebagaimana dinyatkan dalam Al-
Quran
ٰ َّ َت َوف
ِ َ ِر َو َر َز ْق ٰنَهُم ِّمنَ ٱلطَّيِّ ٰبF ْ ِّر َو ْٱلبَحF َا بَنِ ٓى َءا َد َم َو َح َم ْل ٰنَهُ ْم فِى ْٱلبFFَ ْد َك َّر ْمنF َ۞ َولَق
ٍ Fِ ْلنَهُ ْم َعلَ ٰى َكثF ض
اFFَير ِّم َّم ْن َخلَ ْقنF
ِ تَ ْف
ضياًل
Terjemah Arti: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Mengenai penerapan HAM dalam pluralisme agama, Alquran dan
sunnah nabi shallallahu alaihi wasallam, memberikan bimbingan dan
teladan implementasinya kepada para pengikutnya, mulai dari kehidupan
berkeluarga hingga kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan
pemerintahan atau negara yang pertama kali didirikan oleh nabi SAW dan
pengikutnya di Madinah adalah sebuah negara dengan keragaman agama
dan suku. Islam memandangmanusia itu mulia, kemuliaan itu dikaitkan
dengan penyembahan manusia kepada rabbnya.manusia secara individual
dituntut untuk menjadi makhluk bermoral yang bertanggungjawab, yang
akan memikul segala amal perbuatannya tanpa kemungkinan
mendelegasikan Nya kepada pribadi yang lain.
ل لتَعارفُوْ ا ۚ ا َّن اَ ْكرم ُكم ع ْن َد هّٰللا اَ ْت ٰقى ُكم ۗا َّن هّٰللاFٰيٓاَيُّها النَّاسُ انَّا خَ لَ ْق ٰن ُكم م ْن َذكَر َّواُ ْن ٰثى وجع ْل ٰن ُكم ُشعُوْ بًا َّوقَب ۤإى
َ ِ ْ ِ ِ ْ َ َ ِ َ َ ِ َ ِِٕ َ ْ َ َ َ ٍ ِّ ْ ِ َ
َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
ٓ ٰ
َ َّل ٱلنF
اس َ Fَ قَتF اFض فَكَأَنَّ َم
ِ ْا ٍد فِى ٱأْل َرFس أَوْ فَ َس ِ Fِم ْن أَجْ ِل َذلِكَ َكتَ ْبنَا َعلَ ٰى بَنِ ٓى إِ ْس ٰ َر ِءي َل أَنَّهۥُ َمن قَت ََل نَ ْف ۢ ًسا ِب َغ ْي
ٍ ر نَ ْفF
ك فِىَ Fِ َد ٰ َذلFيرًا ِّم ْنهُم بَ ْعFFِت ثُ َّم إِ َّن َكث
ِ َٱلبَيِّ ٰنF
ْ Fِلُنَا بFُس
ُ اس َج ِميعًا ۚ َولَقَ ْد َجٓا َء ْتهُ ْم ر َ ََّج ِميعًا َو َم ْن أَحْ يَاهَا فَكَأَنَّ َمٓا أَحْ يَا ٱلن
َْرفُون ِ ْٱأْل َر
ِ ض لَ ُمس
Artinya: "Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang
itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah
dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah
datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-
keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi."
ٰ دنَا لFۡ Fَرۙانَّ ۤا اَ ۡعتFۡ Fُٓاء فَ ۡلي ۡكفFؤم ۡن َّوم ۡن َشFۡ Fُٓاء فَ ۡليFق م ۡن َّربِّ ُكمۡ ۖ فَم ۡن َش
ۡ اطَ بِ ِهمFارًا ۙ اَ َحFFَلظّلِ ِم ۡينَ نِ ِ َ َ َ ِ َ َ ِ ُّ ِل ۡال َحـFَُوق
س ال َّش َرابُ َو َسٓا َء ۡت ُم ۡرتَفَقًا َ ُس َرا ِدقُهَا ؕ َواِ ۡن ي َّۡستَ ِغ ۡيثُ ۡوا يُغَاثُ ۡوا بِ َمٓا ٍء َك ۡال ُم ۡه ِل يَ ۡش ِوى ۡال ُوج ُۡوهَؕ بِ ۡئ
C. KELEBIHAN BUKU
Pembahasanya sangat mendalam dan terperinci, sehingga sangat bagus
untuk dijadikan referensi keilmuan Agama Islam
D. KEKURANGAN BUKU
Ada beberapa kutipan bertuliskan Huruf Arab tanpa Harokat, Sehingga
akan menyulitkan bagi pembaca yang tidak menguasai ilmu gramatika
Bahasa Arab (Nahwu Shorof)
-