Disusun Oleh :
A. LATAR BELAKANG
Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar
kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak
yang hidup didunia ini. Anak adalah amanat Allah SWT kepada kita, masing-masing dari kita
berharap anaknya menjadi anak yang baik, maka dari itu dibutuhkan optimalisasi tanggung
jawab dan peran dari orang tua. Meskipun pada dasarnya seorang anak lahir di atas fitrah,
akan tetapi ini tidak berarti kita membiarkannya tanpa pengarahan dan bimbingan yang baik
dan terarah, karena sesuatu yang baik jika tidak dijaga dan dirawat, ia akan menjadi tidak
baik akibat pengaruh faktor-faktor eksternal. Pendidikan dan pengarahan yang baik terhadap
anak sebenarnya sudah harus dimulai sejak anak tersebut belum lahir bahkan sebelum anak
tersebut ada di dalam kandungan.
Anak pada perkembangannya sering terjadi gangguan oleh beberapa faktor diantranya
faktor internal pada diri anak atau faktor lingkungan dimana ia berada. Anak dari hari ke hari
berinteraksi dengan lingkungannya baik orang tua, keluarga maupun masyarakat. Nilai-nilai
hakiki, sentuhan kasih sayang, dan semua perlakuan yang menyenangkan akan membentuk
keperibadiannya yang positif bagi anak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tentang Hadits yang menerangkan bahwa anak itu terlahir dalam keadaan suci (fitrah)
2. Tahrij hadits
3. Makna matan hadits
BAB II
PEMBAHASAN
ض; َي هَّللا ُ َع ْن;هُ قَ;ا َل قَ;ا َل النَّبِ ُّي ِ سلَ َمةَ ْب ِن َع ْب; ِد ال; َّر ْح َم ِن عَنْ َأبِي ه َُر ْي; َرةَ َر َ ي عَنْ َأبِي ُّ ْب عَن
ِّ الز ْه ِر ٍ َح َّدثَنَا آ َد ُم َح َّدثَنَا ابْنُ َأبِي ِذْئ
َ ص َرانِ ِه َأ ْو يُ َم ِّج
سانِ ِه َك َمثَ ِل ا ْلبَ ِهي َم; ِة تُ ْنت َُج ا ْلبَ ِهي َم; ةَ َه; ْل ِّ َسلَّ َم ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَ ُد َعلَى ا ْلفِ ْط َر ِة فََأبَ َواهُ يُ َه ِّودَانِ ِه َأ ْو يُن
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ
ت ََرى فِي َها َج ْدعَا َء
Artinya: Telah menceritakan kepada Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu
Dza’bin dari Az-zuhriyyi dari Abu Salamah bin Abdur rahman dari Abu Hurairah berkata:
Nabi SAW bersabda: setiap anak dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang
tuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana
binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat
ada cacat padanya?
2. Takhrij al-Hadits
Penelitian hadis dilakukan pada al-Mausu’ah al-Syarif al-Kutub al-Tis’ah yang di
dalamnya mencakup Kutub al-Tis’ah ( Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan al-Tirmizi,
Sunan al-Nasa’i, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibn Majah, Musnad Ahmad Ibn Hanbal,
Muwatta’ Malik, dan Sunan al-Darimi). Pencarian dilakukan melalui nomer hadis yang
sudah diketahui sebelumnya pada Shakhih al-Bukhari. Hasil pencarian diperoleh hadis
pada Shahih al-Bukhari, kitab al-Jana’iz, bab Ma Qila fi Aulad al- Musyrikin.
Hadits ini selain diriwayatkan oleh Bukhari juga terdapat pada:
a) Al- Bukhari, kitab al-Janaiz
b) Al-Bukhari, kitab Tafsir Qur’an
c) Al-Bukhari, kitab al- Qadar
d) Imam Muslim, kitab Al- Qadar
e) At-Turmudzi, kitab al- Qadar anir Rasulillah
f) An-Nasai, kitab, al- Janaiz
g) Abu Daud, kitab As-sunah
h) Ahmad, kitab Baqi Musnadun al- Mukashirin
i) Malik, kitab al- Janaiz
3. I’tibar Sanad Dan Skema Sanad
Setelah melakukan Takhrij al-Hadis, selanjutnya dilakukan i’tibar sanad. I’tibar
sanad adalah proses menyertakan dan merangkaikan sanad-sanad untuk hadis yang matannya
memiliki hubungan supaya dapat diketahui ada tidaknya periwayat yang lain untuk sanad
hadis yang diteliti. Oleh karena itu, untuk memperjelas dan mempermudah prose kegiatan
i’tibar, diperlukan pembuatan skema sanad. Berikut adalah skema sanad dari hadis yang
sedang diteliti.
Urutan Urutan
No. Nama Periwayat
Periwayat dalam Sanad
1. Abu Hurairah Periwayat I Sanad V
2. Abu Salamah bin Abdi al-Rahman Periwayat II Sanad IV
3. Az- zuhriyyi Periwayat Sanad III
III
4. Ibnu Abi Dzi’bin Periwayat Sanad II
IV
5. Adam bin Abi Isa Periwayat V Sanad I
6. Imam al- Bukhari Periwayat Mukharij al-
VI Hadis
2. Adam
Nama lengkapnya adalah Adam bin Abi Isa pangilannya Abu al-Hasan, lahir di Bagdad
dan wafat pada tahun 220 H. Guru-gurunya: Israil bin Yunus bin abi Ishak, Salam bin
Musykin bin Hafsh bin Maisaroh, Sulaiman bin al- Mughiroh, Syaiban bin Abdurrahman, Isa
bin Maimun, Waroqoh bin Umar bin Kilab, Muhammad bin Abdurrahman bin al- Mughiroh
bin al- Harits bin Dzi’bin, Laits bin Said bin Abdurrahman, sa’bah bin al-Hajaj al-wurud.
Muridnya : Ahmad bin al-Azhar bin Muni’, Amru bin Mansur, Muhammad bin Ismail bin
Ibrahim (Bukhari), Abdullah bin Abdurrahman bin al-Fadil bin Biharm, Umar bin Mansur,
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Muhammad bin Khalaf bin Umar.
Penilaian kritikus hadits terhadap Adam bin Abi Isa
a. Yahya bin Muin mengatakan tsiqoh ( terpercaya)
b. Abu Hatim Ar-rozi mengatakan tsiqotun ma’mun (orang yang dapat dipercaya)
c. An-Nasai mengatakan la ba’sa bihi ( tidak ada cacat di dalamnya)
d. Al- Ajali mengatakan tsiqoh ( terpercaya)
e. Abu Daud al-Sajastani mengatakan tsiqoh ( terpercaya)
f. Ibnu Hiban mengatakan dzikruhu fi al-tsiqot (ucapannya dapat dipercaya).
Beberapa penilaian para ulama di atas maka dapat diketahui bahwa Adam bin Abi Isa
adalah seorang perawi yang tsiqah (orang yang tsiqah, yang dapat dipercaya)
4. Az- Zuhriyyi
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin
Shihab, panggilannya adalah Abu Bakar. Lahir di Madinah dan wafat pada tahun 124 H.
Guru-gurunya: Ibnu Abi Khuzaimah, Abu al- Khowas, Ibrahim bin Abdurrahman bin Abi
Rabiah, Ibrahim bin Abdurrahman bin Khunain, Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, Abu
Bakar bin Abdurrahman bin al- Harits bin Hasim bin al- Mughiroh, Abu Bakar bin
Muhammad bin Umar bin Khazam. Muridnya: Muhammad bin Abdurrahman bin al-
Mughiroh bin al- Harits bin Abi Dzi’bin, Ibrahim bin Ismail bin Mujma’ bin Yazid, Ibrahim
bin Umar bin Mas’ud, Abu Ayub, Ishak bin Rasyid, Ismail bin Muslim, Abu Ali bin Yazid,
Usamah bin Zaid, dll.
Penilaian kritikus hadits terhadap Az- Zuhriyyi
1. Musa bin Ismail mengatakan aku belum pernah melihat orang yang alim yang lebih dari
beliau.
2. Amru bin Dinar mengatakan aku tidak pernah melihat ada orang yang pengetahuannya
terhadap hadits melebihi Az- zuhriyyi
3. Laits bin Said mengatakan tsiqoh (dapat dipercaya) keilmuannya
4. Umar bin Abdul Aziz mengatakan kami mendatanginya dan kami tidak meninggalkannya
sebelum belajar daripadanya.
5. Ayub as-shakhotaini mengatakan aku tidak pernah melihat ada orang yang
pengetahuannya melebihi yang lain.
Beberapa penilaian para ulama di atas maka dapat diketahui bahwa Az-Zuhriyyi adalah
seorang perawi yang mutafaqun (yang telah disepakati tentang keshahihan haditsnya).
6. Abu Hurairah
Nama lengkapnya Abdi al-Rahman bin Sakher, lahir di Madinah, wafat pada tahun 57
H. Guru-gurunya: Rasululloh Saw, Abi bin Ka’ab bin Qois, Basroh bin Abi Basroh, Usman
bin Affan bin Abi al- Ash bin Umayyah, Ali bin Abi Thalib bin Abdullah bin Hasyim bin
Abdi Manaf, Abu Shifin binSaid bin al-Mughiroh.
Muridnya: Atho’ bin Abi Raba’ah bin Aslam, Abdul Malik an Abi Hurairah, Abdullah
bin Abdi al-Rahman bin Auf, al-Harits bin abdurrahman, Hamid bin Zaid, Sholeh bin Abi
Hasan, Hasan bin Abdurrahman, Said bin Said, Sulaiman bin Abi Muslim, Sulaiman bin
Yasir.
Penilaian kritikus hadits terhadap Abu Hurairah Penilaian terhadap Abu Hurairah
adalah tidak ada yang meragukan kualitasnya lagi karena keadilan, kejujuran,
kepercayaannya, dan keontektikannya yang lebih tinggi dari sahabat lainnya.[2]
5. Kesimpulan Penelitian Sanad
Setelah menganalis sanad hadits, penulis memberikan kesimpulan bahwa hadits di
atas berkualitas shahih dikarenakan telah memenuhi syarat-syarat hadits shahih yaitu:
a. Mempunyai sanad yang bersambung (muttasil)
b. Para perawinya ‘adil
c. Para perawinya dhabith (kuat hafalannya)
d. Tidak mengandung unsur-unsur syadz
e. Tidak mengandung kecacatan (‘illat) yang dapat merusak keabsahan sebuah hadits[3]
ُ ض; َي هَّللا ِ ;رةَ َر َ ;س;لَ َمةَ بْنُ َع ْب; ِد ال; َّر ْح َم ِن َأنَّ َأبَ;;ا ه َُر ْي َ ي قَا َل َأ ْخبَ َرنِي َأبُ;;و ُّ ْس عَن
ِّ الز ْه ِر ُ َُح َّدثَنَا َع ْبدَانُ َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد هَّللا ِ َأ ْخبَ َرنَا يُون
س ;انِ ِهَ ص ; َرانِ ِه َأ ْو يُ َم ِّج
ِّ َسلَّ َم َما ِمنْ َم ْولُو ٍد ِإاَّل يُولَ ُد َعلَى ا ْلفِ ْط َر ِة فَ ;َأبَ َواهُ يُ َه ِّودَانِ ; ِه َأ ْو يُن
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ ِ سو ُل هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل قَا َل َر
َ ََّك َما تُ ْنت َُج ا ْلبَ ِهي َمةُ بَ ِهي َمةً َج ْم َعا َء َه ْل تُ ِحسُّونَ فِي َها ِمنْ َج ْدعَا َء ثُ َّم َيقُو ُل{ ِف ْط َرةَ هَّللا ِ الَّتِي فَطَ َر الن
ِ ;اس َعلَ ْي َها اَل تَ ْب ; ِدي َل لِ َخ ْل
ِ ;ق هَّللا
} َذلِكَ الدِّينُ ا ْلقَيِّ ُم
Artinya:“Tiada seorang bayi pun melainkan dilahirkan dalam fitrah yang bersih. Maka
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi, sebagaimana binatang
melahirkan binatang keseluruhanya. Apakah kalian mengetahui di dalamnya ada binatang
yang rumpung hidungnya? Kemudian Abu Hurairah membaca ayat dari surat ar-Rum : 30
ini (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus.” (HR: Bukhari).
Hadits diatas berfungsi sebagai pembanding, juga memberikan pengertian bahwa begitu
besarnya pengaruh orang tua terhadap pendidikan anak, karena orang tuanyalah yang
menjadikan anaknya Yahudi, Nashrani dan Majusi, oleh sebab itu, orang tualah yang
berperan penting dalam pendidikan anaknya. Makna hadis ini sejalan dan menguatkan hadis
yang sedang penulis teliti. Kedua hadis tersebut menunjukkan pentingnya pendidikan anak.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pres, 2002.
ausu’ah al-Hadis al-Syarif al-Kutub al-Tis’ah. Global Islamic Software, 1997.
Muhammad Shalahudin al-Aadlabi, Manhaj Naqd al- Matn, Beirut: Dar al- Afaq al- Jadidah, 1983.
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al- Lu’lu’ Wal Marjan: Mutiara Hadits Shahih Bukhari dan
Muslim, Jakarta: Umul Qura, 2011.
Munzier suparta, Ilmu Hadits, Jakarta: Rajawali Pres, 2010.
Majid Khan, dkk, Ulumul Hadits, Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2005.
Suryadi, Metodologi Ilmu Rijalil Hadis, Yogyakarta: Madani Pustaka Hikmah, 2003.
______, Metodologi Penelitian Hadis, Yogyakarta: Sukses Offset, 2009.