Anda di halaman 1dari 17

ASBABUL WURUD HADIST

Pengertian asbabul wurud



 Secara etimologi
secara etimologis asbab al-wurud dapat di artikan dengan sabab-
sabab datangnya atau sampainya sesuatu. Pengertian etimoslogis
ini, dapat di katakan bahwa sesuatu datang atau sampai setelah di
dorong oleh sebab-sebab yang mendahuluinya.
 Secra terminologi
Dengan demikian, secara sederhana asbab al-wurud dapat di
artikan dengan sesbab-sebab atau latar belakang terjadinya hadis
Nabi SAW.
Macam – macam asbabul
wurud

 Dari hadis-hadis yang telah teridentifikasi sebab sebab turunnya,
asbab al-wurud dapat di bagi tiga macam. Pembagian ini seperti yang
di kemukakan oleh Yahya Ismail dalam kajiannya tentang asbab al-
wurud.
Ketiga macam tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sebab yang berupa ayat al-Quran, yaitu sebab ayat yang turun dalam
konteks umum tetapi mengandung pengertian khusus.
2. Sebab yang berupa hadis. Hal ini terjadi ketika sebagian sahabat
mereka kesulitan dalam memahami hadis yang di sampaikan nabi
Saw sehingg beliau menyampaikan hadis lain yang menjelaskan
maksud hadis sebelumnya.
3. Sebab yang berupa perkara yang berkaitan dengan para pendengar di
kalangan sahabat
Fungsi Asbab al-Wurud dalam Kajian Hadis


1. Menentukan Maksud yang Sebenarnya dari Teks Hadis.
2. Menjelaskan situasi dan kondisi historis diucapkannya
sebuah hadis
3. Menentukan Fungsi dan Kedudukan Nabi saw Ketika
Menyampaikan Hadis
Metode Pemahaman Hadist

 berbicara tentang metode pemahaman hadis Fiqh al – hadislah
yang harus dijadikan pedoman :
1. Pengertian Naqd al –hadis dan Fiqh al –hadis
 Pengertian Naqd al –hadis
Kata naqd berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti
meneliti dengan seksama. Selain itu kata kritik merupakan
alih bahasa dari kata ‫(نقد‬naqd) atau dari kata ‫(تمييد‬tamyiz).
Dalam terminologi ilmu Hadis, kritik Hadis atau Naqd Al-
Hadits atau penelitian Hadis nabi merupakan upaya untuk
menyeleksi Hadits agar dapat diketahui mana Hadits yang
shohih dan mana Hadits yang tidak shohih.
Fiqh al- hadits


Pengertian Fiqh al-Hadits

Fiqh al-Hadits terdiri dari dua kata yaitu fiqh dan al-Hadits. Fiqh
‫ ( العلم بالشيء و الفهم له‬mengetahui sesuatu dan memahaminya). Al-Fairuz
Abadiy mendefinisikan kata ini dengan
‫العلم بالشيء و الفهم له و الفطنة و غلب على الدين لشرفه‬
Artinya:Mengetahui sesuatu dan memahaminya, kecerdasan, dan
pengetahuan itu menguasai ilmu agama karena kemuliannya.
Berdasarkan penjelasan definisi terssebut baik secara bahasa
ataupun istilah, dapat dipahami kata fiqh al-Hadits berarti memahami
maksud dari perkataan Nabi SAW. Namun pengertian fiqh al-Hadits
secara bahasa ataupun istilah, maka dapat dipahami bahwa kata fiqh al-
Hadits berarti memahami maksud dari perkataan Nabi SAW.
Namun, pengertian fiqh al-Hadits secara bahasa menurut penulis
lebih mencapai target yang dituju dari pembahasan ini karena yang dituju
oleh pemahaman ini bukan hanya perkataan Nabi SAW saja, tetapi juga
perbuatan dan ketetapannya yang diungkapkan oleh sahabat
Pemahaman hadis ditinjau dari metode yang
digunakan

 Beberapa metode ini adalah yang digunakan para ulama’
dalam memahami hadis
a. Metode Tahlili (Analisis)
b. Metode Ijmali (Global)
c. Metode Muqaran (komparasi)
d. Metode Kompromi
3.Pemahaman hadis ditinjau dari analisis terhadap setruktur
hadis


a. Pemahaman Hadis secara Tekstual
tekstual adalah memahami hadis berdasarkan makna lahiriah,
asli, atau sesuai dengan arti secara bahasa. Hal ini berarti
bahwa segala sesuatu yang tersurat pada redaksi (matan)
hadis dipahami sesuai dengan makna lughawi-nya, sehingga
langsung dapat dipahami oleh pembaca
b. Pemahaman Hadis secara Kontekstual

Pemahaman hadis dengan menggunakan pendekatan



kontekstual yang dimaksud di sini adalah memahami hadis-

hadis Rasulullah Saw. dengan memperhatikan dan mengkaji

keterkaitannya dengan peristiwa atau situasi yang

melatarbelakangi munculnya hadis-hadis tersebut atau dengan

perkataan lain, dengan memperhatikan dan mengkaji

konteksnya.
Lanjutan

ada dua cara yang dapat digunakan dalam memahami hadis
dengan pendekatan kontekstual, yaitu:
1. Analisis terhadap kata-kata yang terdapat dalam teks.
2. Situasi yang ada hubungannya dengan kejadian
E. Contoh Hadis – Hadis dengan Asbab al – Wurud

1. Hadist tentang Lalat yang Hinggap pada Makanan atau Minuma

‫عبَيْد ُب ُْن ُحنَدي ٍْن قَدا َل‬ 


ُ ‫عتْبَةُث ب ُْن ُم ْسد ِل ِِ قَدا َل خ َ ْخبَ َننِدي‬ُ ‫ان ب ُْن بِال ِل قَا َل َح َّث َنِي‬ ُ ‫سلَ ْي َم‬
ُ ‫َح َّثَنَا خَا ِل ُب ُْن َم ْخلَ ٍ َح َّثَنَا‬
ِْ ‫ف خ َ َحد َ ُك‬
ِ ‫دي ا ََدنا‬ ُ َ‫سدلَ ِْ ِِ ََا َوقَد َ الدَُّب‬
ْ ِْ ‫اف‬ َ ‫ّللا علَ ْي ِه و‬
َّ ‫ص َّل‬
َ ‫ي‬ ُّ ِ‫عنه يَقُو ُل قَا َل انَّب‬
َ ُ‫ّللا‬ ‫ي ه‬َ ‫نض‬ ِ َ ‫هوي َْنة‬ َ ‫سم ْعتُ خبا‬ َ
ْ ‫َْ ْليَ ْغم ْسهُ ث ُ َِ ِليَن ِ ْعهُ َْإ ِ َّن ِْ ْي‬
.‫ِح َ ي َجنَا َح ْي ِه َ ا ًء َواالَ ْخ َني ِافَا ًء‬

Telah meriwayatkan kepada kami khalid bi makhlad dari Sulaiman bin


Bilal ia berkata: “Utbah bin muslim meriwayatkan kepadaku dari Ubaid bin
Hunain ia berkata: “Aku mendengar Abu Hurairah ra berkata:”Nabi saw
bersabda: “Apabila seekor lalat hinggap pada minuman salah seorang
diantara kamu sekalian, maka hendaklah ia menenggelamkan lalat itu
kemudian membuangnya. Sesungguhnya pada salah satu dari dua sayap lalat
itu terdapat penyakit dan pada yang lainnya terdapat obat.”
 Secara tekstual, hadist ini dapat dipahami sebagai petunjuk Nabi
saw untuk tidak membuang minuman atau makanan yang
dihinggapi lalat, melainkan memasukkan atau nenenggelamkan lalat
tersebut ke dalam makanan atau minuman tersebut. Hal ini karena

dua sayap pada lalat masing-masing mengandung penyakit dan obat.
 secara kontekstual jelaslah bahwa hadist diatas lahir dipengaruhi
oleh situasi dan kondisi masyarakat Arab saat itu.
 Hadist ini, secara esensial mengajarkan kepada umat manusia
untuk tidak berperilaku boros dan menghambur-hamburkan
makanan atau minuman. Hadist ini juga mengajarkan kepada
manusia untuk tidak meninggalkan sisa makanan atau
minuman karena akan membudayakan perilaku mubadzir
2.Hadist tentang Mencukur Kumis dan Memanjangkan Jenggot


 ‫ع َم َن‬ ُ ‫ع ِن ا ْب ِن‬َ ِ ِْ‫ع ْن نَا‬ َ ‫ع َم َن‬ُ ‫ُّللا ب ِْن‬ ُ ‫ع ْب َ ة ُ خَ ْخبَ َننَا‬
ِ ‫عبَ ْي ه‬ َ ‫َح َّدثَنِيْ ُم َح َّم ٌ خ َ ْخبَ َننَا‬
‫ف َوخَ ْعفُ ْوا‬ َّ ‫سلَِّ ا ْن َه ُك ْوا ال‬
َ ‫ا َو ِان‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِ َّ ‫صلهي‬
َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫س ْو ُل‬
َ ‫ّللا‬ ُ ‫ع ْنه َما قَا َل َن‬ َ ‫ّللا‬ ِ ‫َنضي ه‬
.‫اللحي‬
َ
 Telah meriwayatkan kepadaku Muhammad dari Abdah
dari Ubaidillah bin Umar dari Nafi dari ibn Umar ra ia
berkata:”Rasulullah saw bersabda: “Cukurlah kumis dan
biarkanlah (memanjang) jenggot.
 Secara tekstual, hadist ini dipahami sebagai perintah Nabi saw
kepada kaum muslimin untuk mencukur kumis dan
memanjangkan jenggot. Perintah ini berlaku bagi setiap laki-
laki muslim dan pada semua tempat, situasi dan kondisi, tanpa
terkecuali. 
 secara kontekstual dapat dipahami bahwa perintah Nabi saw
dalam hadist di atas, dipengaruhi oleh kondisi saat itu.
Perintah itu dimaksudkan oleh Nabi saw untuk memberikan
identitas kepada umat islam.
 Sehingga dapat membedakan mereka dari umat majusi. Dalam
riwayat lain, disebutkan bahwa perintah Nabi saw ini untuk
membedakan umat islam dari umat Yahudi dan Nasrani serta
orang-orang musyrik

 secara kontekstual tujuan utama dari hadist di atas adalah
memerintahkan kepada umat islam untuk tidak mengikuti
kebiasaan umut yahudi, Nasrani atau pemeluk agama
lainnya yang dapat mengakibatkan hilangnya identitas dan
loyalitas umat islam kepada agama islam

Anda mungkin juga menyukai