Anda di halaman 1dari 33

STRATEGI

PENGUATAN MODERASI BERAGAMA

M. ALIMASHARIYANTO
M. Alimashariyanto
W ID YAISW ARA AH L I M AD YA
BD K M AN AD O

Rahsam Ali

rahsamali68@gmail.com

081315153064

081218114445

Rahsam Ali
Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep moderasi beragama
sebagai cara pandang baru dalam
kehidupan Bersama;
2. Mampu Menyusun rencana aksi
moderasi beragama di lingkungan kerja
dan masyarakat
3. Memiliki kapasitas kepemimpinan dan
kepeloporan
Materi Pembelajaran
1. Strategi Penguatan Moderasi Beragama : Proses U
(Rethinking, Redesigning, Reframing, Reacting)

2. Membangun Gerakan : Kepemimpinan dan Kepeloporan

3. Refleksi, Evaluasi, dan Rencana Aksi


• EKSKLUSIVISME BERAGAMA : Pandangan dan sikap keagamaan
yang menonjolkan superioritas kelompok, menutup diri, dan tidak
mengakui pandangan dan keberadaan kelompok lain yang berbeda
keyakinan.
• INTOLERANSI : Pandangan dan sikap yang tidak menyukai,
memusuhi, dan secara sengaja mengganggu kelompok lain yang
berbeda suku, agama, aliran keagamaan, keyakinan atau
kepercayaan, ras, antargolongan, warna kulit, etnis, gender, jenis
kelamin, dan disabilitas.
• EKSTREMISME BERAGAMA: Keyakinan dan/atau praktik beragama
ultra konservatif yang bertujuan meniadakan kehadiran pandangan
dan keyakinan kelompok lain yang berbeda keyakinan dengan atau
tanpa kekerasan.
• EKSTREMISME KEKERASAN: Keyakinan dan/atau tindakan yang
menggunakan cara-cara kekerasan atau ancaman kekerasan ekstrem
dengan tujuan politik, agama, social, maupun ekonomi.
RADIKALISME: Pandangan dan/atau tindakan yang berupaya membongkar
system yang sudah mapan dan dalam kehidupan bernegara dengan cara
kekerasan dan/atau melawan hukum.

Radikalisme Beragama:
Keyakinan dan/atau praktik beragama yang berupaya membongkat system
yang sudah mapan dan ada dalam kehidupan bernegara dengan cara
kekerasan dan/atau melawan hukum

TERORISME : Perbuatan yang menggunkan kekerasan atau ancaman


kekerasan yang menimbulkan suasana terror atau rasa takut secara meluas,
yang dapat menimbulkan korban bersifat massal, dan/atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap obyek vital strategis, lingkungan hidup,
fasilitas publik dengan motif ideologi politik atau gangguan keamanan.
MENTAL MODEL ASN KEMENTERIAN AGAMA
1. Komitmen kebangsaan RENDAH dg tidak mau menghormat
BENDERA
2. Moderasi beragama TIDAK PENTING
3. Penguasaan terhadap kitab sucinya RENDAH
4. Bukan tugasnya
5. Tidak ada Tindakan dari Kemenag dalam memberikan pemahaman
agama terhadap masyarakat
6. Muncunculnya sekte-sekte baru tanpa pengawasan Kemenag
MENTAL MODEL ASN KEMENTERIAN AGAMA
1. Membangiktkan komitmen kebangsaan sehingga bersedia
menghormat BENDERA
2. Moderasi beragama SANGAT URGEN
3. Meningkatkan penguasaan umat terhadap kitab sucinya
4. Membangun kepedulian dan tanggung jawab untuk MEMBINA
5. Pembinaan umat beragama terhadap masyarakat oleh Kemenag
6. Pendataan dan pengawasan Kemenag terhadap muncunculnya
sekte-sekte baru
Berkembangnya kelompok masyarakat yang beragama
secara ekstrim dalam berbagai bentuk dan respon
kemenag belum optimal
POLA DI ASN:
• Kurang maksimalisasi deteksi dini
• Belum adanya pemahaman
Komprehensif ASN Kemenag tentang
Ekstremisme
STRUKTUR ASN • Belum adanya kemauan yang kuat dari
• Masih terlalu nyaman dengan Tupoksi Kemenag
• Belum ada regulasi yang memayungi • Bussines as usual, merasa bukan
• Belum ada pelatihan khusus deteksi dini urusannya
• Kemenag tidak di wilayah penindakan
• Penentu keputusan ada di pimpinan, POLA DI MASYARAKAT
sehingga bawahan lambat menangani • Arus Media Sosial yang tidak terkontrol
• Tupoksi yang belum jelas untuk • Tidak ada control dari masyarakat
menangani terkait dengan Ekstremisme
• Masyarakat sedang belajar demokrasi
STRUKTURS MASYARAKAT • Kurang selektifnya masyrakat dalam
• Budaya masyrakarat yang apatis terima berita
• Penegagakan hokum yang tidak tegas • Pelarian dari frutasi
• Filter informasi ekstremisme yang • Pemahaman agama yang sempit
lemah di masyrakat • Merasa ada Backing (yang melindungi)
• Terbukanya akses media sosial yang • Mengikuti Ustad Populer di Medsos
luar biasa • Maraknya pengajian eksklusif
• Birokrasi yang panjang dalam • Perasaan ketidak adilan
mengangani masalah ekstremisme di
masyaakat
MENTAL MODEL ASN KEMENAG:
• Ekstremisme bukan urusan saya
• Yang penting menggugurkan kewajiban MENTAL MODEL EKSTRIMIS:
• Ekstremisme bukan Prioritas • Pancasila itu toghut
• Ekstremisme dalam agama tidak bahaya • Jihad jalan surgaku
• Taat pada agama bukan negara
• Taat pada murobbi adalah paling utama
• Demokrasi bertentangan dengan agama
• Pemahamanku benar yang lain salah
MENTAL MODEL PENEGAK HUKUM:
• Suara mayoritas lebih penting dari pada
ketentuan hukum
• Membela minoritas tidak menambah
popularitas
• Membela minoritas = cari masalah MENTAL MODEL TOKOH AGAMA:
• Belum ada kejadian tidak bisa dihukum • Ekstremisme bukan urusan saya
• MB bukan prioritas • Yang penting menggugurkan kewajiban
• Ekstremisme sulit di berantas • Ekstremisme bukan Prioritas
• Waah nambah-nambahi urusan aja • Ekstremisme dalam agama tidak bahaya

MENTAL MODEL MASYARAKAT:


• Yang penting tidak terganggu
• Ekstrem bukan urusanku
• Yang penting aman dari esktremisme MENTAL MODEL PENGELOLA MEDSOS
• Bom Jihad itu cita2 mulia • Yang penting viral, untung, rating
• Taat negara dapat ingkari tuhan • Bad News is good news
• Yang penting kami tidak terganggu • Yang penting viral dan proyek
• Masa bodoh ekstremisme • Provokasi laku daripada edukasi
RETHINKING MASYARAKAT
Berkembangnya kelompok masyarakat yang beragama • Ekstremisme sangat membahayakan oleh
secara ekstrim dalam berbagai bentuk dan respon karena itu kami peduli dan waspada terhadap
kemenag belum optimal isu ekstremisme
• Damai itu indah, maka yang berakibat kepada
kami nantinya adalah urusan kami
• Kemulian banyak caranya, menyakiti sesame
bukan jalan mulia
• Hubbul Wathon minal Iman, Cinta NKRI
bagian dari keimanan

RETHINKING ASN RETHINKING TOKOH AGAMA


• Masih terlalu nyaman dengan Tupoksi • Toga pemersatu bangsa dan umat beragama
• Belum ada regulasi yang memayungi • Ekstremisme menghancurkan NKRI
• Belum ada pelatihan khusus deteksi dini • Tokoh agama kunci pemnyelesaian masalah
• Kemenag tidak di wilayah penindakan ekstremisme.
• Toga merupakan role model.
• Penentu keputusan ada di pimpinan,
sehingga bawahan lambat menangani RETHINKING EKSTREMIS
• Tupoksi yang belum jelas untuk • Prilaku kemanusiaan adalaha jalan surgaku
menangani • Pancasila pemersatu bangsa
• Perbedaan itu indah
RETHINKING PENEGAK HUKUM • Taat pada negara cerminan prilaku beragama
• Setiap warga negara setara di mata
RETHINKING PENGELOLA MEDSOS
hukum • Menjadi pengelola Medsos harus kredibel dan
• Antisipasi lebih baik daripada moderat
mengatasi • Media edukasi yang strategis untuk
• keberhasilan MB meringankan tugas menyuampaikan yang baik
penegak hukum • Mengikuti tren tanpa politisasi agama
• Berorientasi profit tanpa mengabaikan
• Semua masalah bisa diatasI
kemaslahatan umat
• Semua urusan hukum harus dilayani.
REDESIGNING MASYARAKAT
Berkembangnya kelompok masyarakat yang beragama Goalnya: Menjadi masyarakat yang
secara ekstrim dalam berbagai bentuk dan respon moderat
kemenag belum optimal Program dan Strategi :
• Membangun Komunikasi berbagai
lapisan masyarakat
REDESIGNING ASN • Membangun Kampung Moderasi
Goalnya: ASN Moderat • Membangun potensi ekonomi
Program dan Strategi : masyarakat lintas agama dan lintas
• Pelatihan MB budaya (UKM)
• Jejaring Moderasi • Dialog Lintas Agama
• Duta Moderasi Yang perlu dipertimbangkan :
• Kampung Moderasi • Teritorial Geografi
• Pelatihan dan Sosialisasi • Angggaran
Yang Perlu dipertimbangkan : • Lingkungan Budaya
• Regulasi • SDM Profesional
• Anggaran
• SDM REDESIGNING EKSTREMIS
Goalnya: Indonesia Damai
REDESIGNING STAKEHOLDERS Program dan Strategi :
• Deradikalisa
Goalnya: WoG (Whole of Government) • Pendekatan komunikasi sosbud dan
Program dan Strategi : keagamaan
• Koordinasi, kolaborasi, jejaring • Pembinaan
(Polres, Kodim corporate, Pemda, • Pendampingan
Universitas/PT) • Pemberdayaan Ekonomi
• Sosialisasi ikatan profesi, ormas
Yang perlu dipertimbangkan :
Yang Perlu dipertimbangkan : • Penolakan
• Regulasi • kecurigaan
• Anggaran
2
MEMBANGUN GERAKAN :
KEPEMIMPINAN DAN KEPELOPORAN
MENDESAIN SISTEM BARU YANG MEMBAWA PERUBAHAN MENUJU HARAPAN
clear capacity
actionable “BOTTOM
shared for first step OF THE BOX”
vision change

pressure capacity FAST START


actionable
for for first step
THAT
FIZZLES
change change

pressure clear ANXIETY &


actionable
for shared first step
FRUSTRATIO
N
change vision

pressure clear capacity HAPHAZARD


EFFORTS &
for shared for FALSE
change vision change STARTS
VISI YANG LANGKAH
DORONGAN KAPASITAS PERTAMA YANG
JELAS &
PERUBAHAN PERUBAHAN DAPAT
DISEPAKATI DITERAPKAN
RIGHTS BASE
Public Policies

FAITH BASE
RESPECTS BASE
Theological
Framework Power of CSOs, FBOs

RESILIENCE BASE
Grass-Roots, People level

INTEGRATED STRATEGIC APPROACH FOR SUSTAINABLE CHANGE


-ADAPTED FROM 3R STRATEGY BY SUSAN WALSH-
SUBYEKTIVITAS
PERANCANG
PROGRAM
JEBAKAN
PERANCANG
PROGRAM
solusi
berupa
PROGRAM TIDAK
desain
program
TEPAT SASARAN,
FOKUS PADA TIDAK TEPAT
BUTUH dengan
GEJALA GUNA, DAN TIDAK
MENGATASI
PERSOALAN
metode
y a n g
TIDAK
BERORIENTASI
HASIL tepat
5 gelombang Kepercayaan

PRINSIP KREDIBILITAS

PRINSIP PERILAKU
(KONSISTENSI)

PRINSIP KESELARASAN

PRINSIP REPUTASI

PRINSIP KONTRIBUSI
John C. Maxwell
5. Personhood
4. People
Development Respect
3. Production Reproduction orang mengikuti
pemimpin
2. Permission orang mengikuti karena karisma
Result pemimpin untuk & visi perjuangan
orang mengikuti tumbuh bersama
1. Position Relationship karena kinerja pemimpin
orang mau tim di tangan
Rights dipimpin karena pemimpin
orang menurut menyukai pribadi
pemimpin Reserved for
karena posisi
long-time serving
sebagai atasan Pertumbuhan jangka
Leaders. Few make it.
panjang: mencetak
Those who do, are
Momentum pemimpin-pemimpin
didapatkan dari larger than life
baru
Dipercaya produktivitas.
Power Sukses tampak
didapatkan dari sebagai pribadi
nyata.
jabatan
KEPEMIMPINAN = PENGARUH = KEPERCAYAAN

KARAKTER

KREDIBILITAS PENILAIAN PENGARUH

KOMPETENSI
KARAKTER KOMPETENSI
integritas Itikad Kapabilitas Kinerja (Hasil)

• Kejujuran, • Motif, • Bakat • rekam jejak


• Kongruen, • Agenda, • Skill • capaian kerja
• Kerendahan • Perilaku • Pengetahuan • keterandalan
hati, • Network • akuntabilitas
• Keberanian • Attitude
• Style
produksi integrasi ketidakpuasan orientasi

SEMANGAT

PRODUKTIVITAS

Tahap 4 Tahap 3 Tahap 2 Tahap 1

TAHAP PERKEMBANGAN TIM & JARINGAN


REFLEKSI, EVALUASI DAN
RENCANA AKSI
Terima KASIH

Anda mungkin juga menyukai